BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, yang secara geografis terletak di 106 36 48 BT dan 05 44 45 LS (Gambar 4). Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada bulan Juni Juli 2013. Pemantauan kondisi awal, pengambilan data, dan identifikasi dilakukan langsung di lapangan. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat yang digunakan untuk pengambilan data bulu babi, makroalga dan alat pengukur kualitas air, yaitu: 1. GPS sebagai alat penentuan lokasi pengambilan data 2. Termometer sebagai alat pengukur suhu permukaan perairan. 3. Secchi disk untuk mengukur pengukur kecerahan perairan. 4. Refraktometer (1 ppm) sebagai alat pengukur salinitas perairan. 5. ph meter sebagai alat pengukur ph. 6. Scuba Set : Masker, Snorkel, Fin, BCD, regulator, Tanki, dan weight belt sebagai alat bantu penyelaman. 7. Roll meter untuk membuat garis transek. 8. Sabak dan pensil sebagai alat tulis dalam air 9. Lifeform Identifikasi makroalga berdasarkan buku dari segawa (1959) sebagai panduan identifikasi dan referensi. 10. Kamera Under Water sebagai alat dokumentasi pengambilan data. 11. Tali penduga untuk mengukur kedalaman perairan. 20
21 3.2.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan dan kemudian dianalisis untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara kepadatan bulu babi dengan komunitas makroalga, antara lain: 1. Data komunitas makroalga 2. Data kepadatan bulu babi 3. Data Kualitas air Pulau Pramuka 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei dengan cara pengambilan data secara insitu. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode transek sabuk (belt transect). Metode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi dari suatu populasi yang mempunyai ukuran relatif beragam atau mempunyai ukuran maksimum tertentu, misalnya karang dari genus Fungia. Transek sabuk dilakukan dengan menarik tali transek, kemudian pada sepanjang garis dilakukan pengamatan dengan mengacu pada lebar dari garis transek. Pada metode ini, panjang tali transek yang digunakan 30 m, dengan lebar yang ditentukan 2 m (satu meter sisi kiri dan kanan meteran transek) (Fachrul 2007). 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Penentuan Stasiun penelititan Penelitian dilakukan pada 4 stasiun yang telah ditentukan berdasarkan karakteristik dari wilayah yang berbeda dan mewakili seluruh bagian pulau pramuka, maka pemilihan lokasi pengambilan data dilakukan pada 4 stasiun yang mewakili perairan Pulau Pramuka (Gambar 4), antara lain: Stasiun 1 merupakan wilayah barat yang terletak pada 106 36'54" BT dan 5 44'31.2" LS yang merupakan wilayah tempat pelelangan ikan. Stasiun 2 merupakan wilayah timur yang terletak pada 106 36'46.8 BT dan 5 44'38.4" LS yang merupakan wilayah Dermaga. Stasiun 3 merupakan wilayah selatan yang terletak pada 106 36'39.6"BT dan 5 44'56.4" LS yang merupakan wilayah transplantasi karang. Stasiun 4 merupakan wilayah utara yang terletak pada 106 36'54"BT dan 5 44'52.8" LS yang merupakan wilayah pemukiman.
22 Gambar 4. Peta lokasi stasiun pengambilan data 3.4.2 Pengambilan Data Kepadatan Bulu Babi dan Makroalga Pengambilan data bulu babi dan makroalga dilakukan secara sejalan dengan menggunakan metode transek sabuk yang dilakukan pada keempat stasiun pengamatan. Tali transek ditarik sejajar dengan garis pantai sepanjang 30 m pada tiga kedalaman, yaitu 1, 3 dan 5 m, pada daerah dimana terdapat bulu babi dan makroalga. Setiap bulu babi dan makroalga yang terdapat dalam garis transek dicatat jumlah individunya dan dilakukan dokumentasi dengan menggunakan kamera bawah air sebagi data tambahan. Organisme bulu babi yang terdapat pada luasan transek (2 x 30m) dicatat jumlahnya dan untuk organisme dari makroalga yang terdapat pada transek hanya dicatat luas tutupan yang terdapat pada garis transek saja.
23 3.4.3 Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Perairan Pada pengamatan dilakukan juga pengambilan data fisik kualitas perairan yang dilakukan secara insitu yaitu: - Suhu permukaan perairan dengan menggunakan termometer ( C) - Kecerahan perairan dengan menggunakan Secchi disk (m) - Kedalaman perairan dengan menggunakan tali penduga(m) - Kecepatan arus permukaan dengan menggunakan flouting droudge ((m)detik -1 ) - Salinitas perairan dengan menggunakan refraktometer ( ) 3.4.5 Kepadatan Bulu Babi Untuk menghitung Kepadatan dari bulu babi Diadema Setosum digunakan rumus yang berdasarkan krebs (1989), yaitu: Keterangan : D = Kepadatan Spesies (Ind(m 2 ) -1 ) n = Jumlah total Individu (individu) A = Luas total transek (m 2 ) 3.4.6 Persentase Tutupan Makroalga Pada organisme makroalga, dihitung persentase tutupan keseluruhan pada tiap transek yang dibentangkan. Untuk menghitung persentase tutupan makroalga, digunakan rumus yang sama dengan menghitung persentase tutupan karang, yaitu (English et al, 1994): Keterangan: C = Persentase tutupan makroalga (%) Li = panjang lifeform N = Panjang total transek
24 3.5 Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis secara korelasi dengan membandingkan jumlah kepadatan dari bulu babi dengan persentase luas tutupan dari makroalga secara keseluruhan. Analisis tersebut digunakan untuk mendapatkan gambaran hubungan kepadatan bulu babi dengan persentase tutupan makroalga pada tiap stasiun. Untuk membantu pengolahan data dibantu juga dengan menggunakan software StatPlus ver.10. 3.5.1 Korelasi antara Kepadatan Bulu Babi dengan Komunitas Makroalga Analisis korelasi meneliti hubungan dan bagaimana eratnya hubungan antara kepadatan bulu babi dengan komunitas makroalga, tanpa melihat bentuk hubungan. Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan variabel yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti penurunan variabel yang lain maka kedua variabel tersebut mempunyai korelasi negatif. Jika tidak ada perubahan pada suatu variabel,meskipun variabel yang lain mengalami perubahan, maka kedua variable tersebut,tidak mempunyai hubungan uncorrelated (Munir 2008). Ukuran yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan (korelasi) linier disebut koefisien korelasi (correlation coefissient) yang dinyatakan dengan notasi r yang sering dikenal dengan nama Koefisien Korelasi Pearson atau Product Moment Coefficient of Correlation, dan secara sederhana dapat ditulis seperti: Dimana: r XY x y = korelasi antara variabel x dan y = (Xi-X) = (Yi-Y)
25 Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel, dapat digunakan kriteria sebagai berikut (Sarwono 2006): 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel >0 0,25 : Korelasi sangat lemah >0,25 0,5 : Korelasi cukup >0,5 0,75 : Korelasi kuat >0,75 0,99 : Korelasi sangat kuat 1 : Korelasi sempurna 3.5.2 Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan dengan data sampel. Koefisien determinasi didefinisikan sebagai berikut. Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel tak bebas Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang mempengaruhi, independent). Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X mempengaruhi variabel Y. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X mempengaruhi Y. Apabila nilai koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk mendapatkan koefisien determinasi dapat diperoleh dengan mengkuadratkannya (Sarwono 2006). 3.5.3 Analisis Regresi Linier Hubungan atau korelasi antara kepadatan bulu babi dengan makroalga dianalisis dengan analisis regresi linier dengan formula (Sarwono 2006). y = a + bx Dimana : y = Luas tutupan makroalga a = Intercept b = Slope x = Kepadatan bulu babi
26 3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda Setelah diketahui korelasi antara kepadatan bulu babi dan luas tutupan makroalga, maka perlu dilakukan analisi regresi linier berganda dengan mengaitkan pengambilan data yang berdasarkan kedalaman. Tujuan dari analisi ini untuk melihat adakah perubahan yang terlihat, bila dihubungkan kepada pengambilan data yang dilakukan pada 3 kedalaman, yaitu 1 m, 3 m dan 5 m. Adapun formula dari regresi berganda (Sarwono 2006). Dimana : y a,b b x 1 x 2 y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 +...b p x p = Luas tutupan makroalga = Intercept = Slope = Kedalaman = Kepadatan bulu babi