BAB 1 PENDAHULUAN. dan pencegahan (Lastriyah, 2011). Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB III ANALISIS.

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.


DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kerjanya. Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

BAB. Kesehatan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

sistem pengelolaan lingkungan yang baik dan terukur

ditemukan bahwa konsentrasi PM 2.5 tertinggi di Jepang terjadi di kota Ichihara yang telah mencapai jumlah konsentrasi 127 mikrogram permeter kubik. P

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sustainable Development Lingkungan Hidup dan Pembangunan. SEPNB Hubungan Internasional Universitas Komputer Indonesia 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

Tabel III.1 Penyebaran Media...37 BAB 1 T PENDAHULUAN T 14

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Wujud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

I. PENDAHULUAN. berdampingan dengan alam. Lingkungan hidup menyediakan kebutuhankebutuhan. Menurut Khaldun dalam Rahmad K.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggurunan, serta kematian bentuk-bentuk kehidupan.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

BAB I PENDAHULUAN. Benua Australia dan Benua Asia serta terletak diantara dua Samudra yaitu

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

SOAL KONSEP LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas lingkungan itu sendiri tapi lebih kesehatan masyarakat yang terpapar dengan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan (Lastriyah, 2011). Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti diare, demam berdarah, muntaber dan lainnya. Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman (Buhungo, 2012). Kebersihan merupakan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebersihan lingkungan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran dan penyakit, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat, dimana kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial (Buhungo, 2012). Tingkat pencemaran udara di Indonesia sangat mengkhawatirkan, bahkan Indonesia menjadi Negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ke tiga di dunia. Berdasarkan data dari World Bank, kota Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan tertinggi setelah Beijing, New Delhi, Mexico City. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Pengkajian Ozon dan Polusi Udara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasioanal (LAPAN), Jakarta menduduki peringkat polusi udara tertinggi di Indonesia. Semua itu disebabkan oleh polusi udara yang 1

2 berasal dari emisi transportasi, kebakaran hutan dan industry (Kompas, 2009). Lebih lanjut, Jakarta merupakan kota dengan tingkat polusi terburuk nomor 3 di dunia (setelah kota di Meksiko dan Thailand). Kadar partikel debu (Particulate Matter) yang terkandung dalam udara Jakarta adalah yang tertinggi nomor 9 (yaitu 104 mikrogram per meter kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei oleh Bank Dunia pada tahun 2004. Dengan kondisi seperti itu, tidak berlebihan jika Jakarta dijuluki "kota polusi" karena begitu keluar dari rumah, penduduk Jakarta akan langsung berhadapan dengan polusi (Marayoga, 2010). Data profil Dinas Kesehatan Ponorogo Tahun 2011-2012 menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit diare yang di akibat kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan masih cukup tinggi, khususnya di cakupan Puskesmas Jambon pada tahun 2011 sebesar 1600 dan pada tahun 2012 sebesar 1603 (Dinas Kesehatan Ponorogo, 2012). Masalah tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat tidak sadar akan menjaga kebersihan lingkungan, misalnya lingkungan yang kotor karena membuang sampah sembarangan hingga mengakibatkan bencana banjir saat musim penghujan tiba, ataupun masalah limbah yang dibuang secara sembarangan sehingga membuat air bersih menjadi tercemar. Hal Ini terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan, dan belum adanya tindakan yang serius dalam mengupayakan kebersihan dan kelestarian lingkungan. Ini adalah salah satu contoh nyata bahwa masyarakat belum benar-benar menyadari tentang arti pentingnya kebersihan dan kelestarian lingkungan (Dayatri, 2012). Lingkungan yang bersih sangat penting diwujudkan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit, seperti diare, penyakit

3 kulit, penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Selain hal tersebut, Lingkungan yang bersih dapat mencegah terjadinya bencana banjir maupun tanah longsor (Lastriyah, 2011). Manusia berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam rangka menghadapi berbagai tantangan dalam lingkungannya. Lingkungan akan lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggungjawab akan kebersihan lingkungan, karena hal itu harus ditanamkan sejak dini, mulai dari sekolah dasar pun sudah diajarkan untuk selalu hidup bersih dan sehat (Juju, 2013). Manusia dan lingkungannya merupakan dua faktor yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, pengenalan terhadap lingkungan beserta segala masalahnya merupakan suatu cara untuk dapat lebih menentukan fungsi dan peranan manusia dalam lingkungan hidupnya (Lastriyah, 2011). Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan dan perbaikan lingkungan adalah bahwa lingkungan tempat manusia hidup, khususnya tempat manusia bekerja, bergerak, dan belajar harus memenuhi syarat kesehatan. Artinya lingkungan tersebut tidak mudah menimbulkan hal yang dapat membahayakan keselamatan jiwanya (Juju, 2013). Pengaruh buruk dari lingkungan sebenarnya dapat dicegah dengan mengembangkan kebiasaan perilaku hidup sehat dan bersih serta menciptakan lingkungan yang baik. Kebiasan hidup sehat dilakukan dalam berbagai cara seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah dan halaman secara rutin, membersihkan kamar mandi dan bak mandi secara rutin. Gambaran tentang aktivitas-aktivitas untuk

4 menciptakan lingkungan yang baik adalah mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat, membersihkan ruangan dan halaman rumah secara rutin, membersihkan kamar mandi dan toilet, menguras, menutup dan menimbun (3M), tidak membiarkan adanya air yang tergenang, membersihkan saluran pembuangan air, dan menggunakan air yang bersih (Dinkes, 2008). Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut agar mendapatkan gambaran nyata tentang Kebersihan Lingkungan Masyarakat di Dusun kunden Desa Pulosari Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Tahun 2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan data yang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul Bagaimana Kebersihan Lingkungan Masyarakat Di Dusun kunden Desa Pulosari Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Tahun 2014? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui Kebersihan Lingkungan Masyarakat Di Dusun kunden Desa Pulosari Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Tahun 2014. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan bahan bacaan di perpustakaan serta memperkuat ilmu pengetahuan.

5 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Masyarakat Memberikan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan, sehingga masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan terhadap berbagai macam penyakit dan bencana alam. 2. Bagi Intansi Terkait Memberikan informasi bagi instansi terkait tentang pentingnya menjaga kesehatan lingkungan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan penanggulangan penyakit dan bencana alam. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain. 1.5 Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang di lakukan oleh Teguh Murjani tahun 2010 dengan judul Prilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat di desa Ronowijayan RT 03 RW 01 kecamatan siman kabupaten Ponorogo pada penelitian ini, peneliti menggambarkan hidup bersih dan sehat yang berupa prilaku cuci tangan aktivitas fisik dan prilaku tidak merokok di desa Ronowijayan 2. Penilitian yang di lakukan oleh Amanda Amalia tahun 2009 dengan judul hubungan antar pendidikan, pendapatkan dan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pedagang hidangan istimewa kampung (HIK) di pasar kliwon jebres kota Surakarta pada penelitian ini. Peneliti menghubungkan antara pendidikan, pendapatan dengan prilaku dengan prilaku hidup bersih

6 dan sehat (PHBS). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan PHBS dan ada hubungan antara pendapatan dengan PHBS. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nur Lafi Naim tahun 2012 dengan judul Hubungan tingkat pengetahuan dengan prilaku hidup bersih dan sehat dalam penyajian makana pada pedagang angkringan pada penelitian ini peneliti menghubungkan antra tingkat pengetahuan dalam penyajian makanan oleh pedangang angkringan.