MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Agustus 2014 di. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Bahan-bahan yang

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT KANTONG PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) PADA USIA BERBEDA DI KEBUN YAYASAN DARUL JAMIL

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada pada bulan April sampai Mei Lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

Nugraha Sembiring 1*, Mena Uly Tarigan 2, Lisnawita 2 ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

KERAGAMANTANAMAN DANPRODUKSI KELAPASAWIT PTPERKEBUNANNUSANTARAV

PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacg) berasal dari Nigeria, Afrika

TINGKAT SERANGAN ULAT KANTONG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) merupakan tanaman yang

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT API (Setothosea asigna) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis. JACQ) DI KECAMATAN TEBO TENGAH KABUPATEN TEBO

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.

III. METODOLOGI. 3.1 Tempat dan Waktu. Penelitian ini akan dilaksanakan di areal perkebunan kelapa sawit PT Salim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SENSUS TANAMAN

DAFTAR ISIAN KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN JASAD PENGGANGGU TANAMAN TAHUN 2009

III.TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan pertanaman tebu PT Gunung Madu

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penentuan Titik sampel. Mengukur Sudut Duduk Daun Pemeliharaan Setiap Klon

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada pemanenan kelapa sawit umur dibawah 8 tahun dengan bentuk pisau. berbentuk kapak dengan tinggi pohon maksimal 3 meter.

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB 3 METODE PENELITIAN

Analisis Kuantitatif Unsur Hara Daun Kelapa Sawit Pada Pelepah Ke-17 Sebagai Langkah Optimasi Hasil Panen Kelapa Sawit

TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV

BAHAN DAN METODA. Penelitian Kelapa Sawit, Pematang Siantar dengan ketinggian tempat ± 369 m di

PENGENDALIAN HAMA TIKUS DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN BURUNG HANTU (Tyto alba) Sylvia Madusari. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITAN

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada bulan April 2016 hingga

Oleh Syahnen dan Ida Roma Tio Uli Siahaan. Gambar 1. Ulat api Setothosea asigna Sumber : Purba, dkk. (2005)

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

ANALISIS KEADAAN SERANGAN OPT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI WILAYAH KERJA SUMATERA TAHUN Oleh: Muklasin dan Syahnen

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

I. TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

KATA PENGANTAR. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Lembar Isian Kerja ini baik langsung maupun tidak langsung.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

OLEH : ALEXANDER MAHA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA - III

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.4, Oktober 2017 (118):

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Citra Quickbird untuk menperoleh data variabel penelitian. Digunakan teknik

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ulat kantong Mahasena Corbetti :

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai September 2013 di Desa

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

Laporan Singkat Kejadian Serangan Tikus di Desa Mallongilongi, Kec.Lanrisang, Kab.Pinrang

Ambang Ekonomi. Dr. Akhmad Rizali. Strategi pengendalian hama: keuntungan dan resiko Resiko aplikasi pestisida

KATA PENGANTAR. rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengalaman

III. MATERI DAN METODE. Soebrantas KM 15,5 Pekenbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai September 2014 di kebun

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

BAHAN DAN METODE. ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat LU

III. BAHAN DAN METODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Agustus 2014 di Perkebunan kelapa sawit Yayasan Darul Jamil, Desa pantai Raja Kec. Perhentian Raja, Kabupaten Kampar. 3.2. Bahan dan Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : kamera, senter, kantong plastik, pictorial key book, tangga, pisau, alcohol, dan alat tulis. 3.3. Metode Penelitian Metode penelitian ini meliputi dua kegiatan selain melakukan survey lokasi ataupun tempat, juga mengumpulkan data hama mengidentifikasi hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman kelapa sawit yang terserang ulat api pada tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan 3.4. Jenis dan Sumber Data Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari melalui observasi langsung dilapangan terhadap serangan hama dengan melakukan pengamatan langsung di titik yang sudah ditentukan,sedangkan data sekunder diperoleh melalui wawancara dengan pihak pengelola perkebunan. Wawancara meliputi kondisi 14

umum perkebunan, cara budidaya, keberadaan hama dan penyakit tanaman di lahan, serta pengolaan hama dan penyakit tanaman yang telah dilakukan. 3.5. Periode Pengamatan Periode pengamatan dilakukan selama 24 jam untuk melihat muncul atau tidaknya serangan hama ulat api di waktu berbeda. Pengamatan di lakukan pada bulan yang sama agar hama ulat api dapat diamati dalam periode yang sama. 3.6. Rancangan Penelitian Luas kebun seluruhnya adalah 10 Ha, yang terdiri dari 5 Ha tanaman belum menghasilkan (TBM) dan 5 Ha tanaman menghasilkan (TM). Untuk lokasi pengamatan pada tiap kebun TM diambil secara acak sebanyak 2 ha. Sehingga terdapat 2 ha lokasi TM dan 2 ha lokasi TBM. Pada setiap hektar terdapat kirakira 136 tanaman kelapa sawit dengan pola tanam mata lima (8 m x 9 m). Plot pengamatan untuk masing-masing lokasi ditentukan dengan metode systematic sampling sesuai yang dilakukan oleh Cendramadi (2011) yaitu pada parameter tingkat serangan /pelepah dengan menggunakan metode 5 titik untuk mewakili 41 tanaman, sedangkan untuk parameter persentasi serangan ulat api hanya dilihat apakah terjadi serangan atau secara visual pada setiap tanaman kelapa sawit disetiap lokasi. Berikut merupakan metode cara pengambilan lokasi dan cara pengambilan sampel tanaman yang telah di observasi seperti yang tertera pada Gambar 3.1 15

Luas kebun 10 Ha Diambil 2 Ha untuk pengamatan 1 ha = ± 138 TM 5 Ha TBM 5 Ha Diambil 2 Ha untuk pengamatan 1 ha = ± 138 Dibagi menjadi 4 lokasi penelitian (A, B, C dan D) dimana tiap lokasi terdapat lebih 41 tanaman Dibagi menjadi 4 lokasi penelitian (A, B, C dan D) dimana tiap lokasi terdapat lebih 41 tanaman Tanaman contoh dalam satu baris berjarak tiga pohon dan antar baris berjarak tiga pohon Sehingga dalam satu lokasi terdapat 5 tanaman sampel (Gambar 3.2.) Sehingga dalam dalam penelitian ini terdapat: TM : 4 lokasi penelitian dengan jumlah tanaman sampel 20/lokasi Gambar 3.1. Bagan Alur Pengambilan Sampel Pada Kebun. 16

Sedangkan penentuan titik sampel tanaman menggunkan metode plot lima titik, dimana metode ini telah digunakan oleh Cendramadi (2011) dan Pamuji (2013). Penentuan titik sampel mewakili 41 tanaman pada setiap lokasinya. Selanjutnya ditentukan interval dari baris contoh dan interval dari titik contoh dengan rumus jarak antar baris 3 tanaman. Ditarik kesamping kebawah dan diagonals sehingga terdapat lima titik seperti pada gambar 3.2. Gambar 3.2. Penentuan Titik Tanaman Sampel Pada Setiap Lokasi Pengamatan Ket: Kuning: sampel pohon yang di amati dalam plot Hijau : tanaman dalam plot Pengamatan populasi ulat api pada tanaman kelapa sawit dilakukan secara kasat mata pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) yang berumur dua tahun dan tanaman menghasilkan (TM). Tingkat kepadatan populasi 17

dinyatakan berdasarkan jumlah ulat api dan ulat kantung yang ditemukan pada pelepah daun yang terserang kemudian dihitung secara manual. Pengambilan pelepah daun dilakukan pada tanaman contoh dengan kriteria pelepah daun yang masih baru mengalami serangan dan tingkat gejala serangan ulat api. Pengambilan pelepah daun dilakukan dengan menggunakan egrek, pelepah daun diturunkan, kemudian seluruh hama ulat kantung (larva dan pupa) pada pelepah dimasukkan dalam kantung plastik berlabel. a. Tingkat Serangan Tingkat serangan yang dimaksud disini merupakan tingkat serangan berdasarkan jumlah hama yang terdapat pada pelepah tanaman sawit yang diamati pada siang dan malam. Ambang kritis untuk hama ulat api ini adalah 5 ekor per tanaman. Adapun tingkat serangan hama ulat api ini adalah sebagai berikut : < 2 ekor/pelepah : Ringan 2-4 ekor/pelepah : Sedang >5 ekor/pelepah : Berat (butuh penanganan) (Kok et al., 2000 cit Pribadi 2010 ) b. Penentuan Kejadian Serangan Hama Penentuan kejadian serangan hama di hitung berdasarkan jumlah tanaman yang terserang dalam setiap lokasi penelitian, dalam penentuan kejadian serangan hama ini tidak di amati setiap pelepahnya namun hanya diamati ada tidaknya hama ulat api pada setiap pohon dalam setiap lokasi. Penghitungan kejadian serangan hama dilakukan dengan menggunakan rumus oleh Tulung (2000): K = n N 100 % 18

Keterangan: K = Kejadian serangan oleh hama ulat api n = Jumlah tanaman yang terserang oleh ulat api N = Jumlah tanaman dalam satu lokasi (41 tanaman) c. Penentuan Tingkat Kerusakan Tanaman Tingkat kerusakan akibat serangan hama ulat api dihitung untuk mengetahui tingkat kerusakan pada tanman dengan agar dapat digolongkan dengan kategori yang berbeda. Penentuan tingkat kerusakan ditentukan dengan rumus Kilmaskossu & Nerokouw (1993): I = ni. Vi N. V 100 % Keterangan: I : Tingkat kerusakan per tanaman ni : Jumlah tanaman dengan skor ke-i N : Jumlah tanaman yang diamati Vi : nilai skor serangan V : Skor tertinggi Tingkat skor yang digunakan adalah: 0 : sehat 1 : Sangat ringan (1-20%) 2 : Ringan (21-40) 19

3 : Sedang (41-60%) 4 : Berat (61-80%) 5 : Sangat berat (81-100%). 3.7. Analisis Data Analisa data dilakukan secara deskriptif kuantitatif terhadap kejadian serangan dan tingkat kerusakan akibat serangan ulat api serta antara lokasi penelitian (A, B, C dan D). 20