BABY PENUTUP. antara persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan dengan kepuasan kerja pada

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk

DAFTAR PUSTAKA. Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US:

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SKRIPSI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB V PENUTUP. bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan uji Anti-image Matrices

PSIKOLOGI INDUSTRI ORGANISASI

PERBEDAAN KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI DITINJAU DARI GAYA PENGELOLAAN SUPERVISOR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 20 karyawan divisi HC (Human Capital) yang mempersepsi budaya perusahaan di

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

BABV PENUTUP. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA

VIGILANCE DITINJAU DARI PERBEDAAN SHIFT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sangat ketat dalam semua bidang usaha. Bidang usaha tersebut

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran. Minggu ke. Media Tugas Referensi. Tatap muka OHP Munandar, Miner

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN SKRIPSI

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTAR DIVISI PADA PT. SBT

EVALUASI DOSEN SEBAGAI BENTUK PENILAIAN KINERJA. Liche Seniati Chairy

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

TIU : Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip psikologi dalam industri dan organisasi, sebagai dasar penanganan masalahmasalah

BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Mulyasa, E, Dr Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT.

4. Mahasiswa bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius (S1, S2, S3, S7, S8);.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO

BAB V PENUTUP. karyawan PT. Asuransi Kesehatan (Persero) Cabang Utama Jakarta Pusat maka dapat. besar responden adalah wanita.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI PSIKOLOGI. Issue/Revisi : A0 Tanggal : 27 November 2017

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Atkinson, R. L Pengantar Psikologi 11th ed. Diterjamahkan: Puspita. Jakarta: Interaksara.

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

PELIBATAN KARYAWAN DALAM PROSES PENYUSUNAN DAN PENERAPAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN PENINGKATAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONDISI KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) KABUPATEN CIREBON

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar,

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya)

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, S Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha.

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. USAHA LOKA DI MALANG SKRIPSI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAAN KERJA KARYAWAN PT KRAKATAU DAYA LISTRIK CILEGON

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

MODUL KELIMA KEPEMIMPINAN. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN STRES INDIVIDU TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA DIVISI KEUANGAN PT XYZ) Sir Kalifatullah Husnah Nur Laela

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

DAFTAR PUSTAKA. Ajzen. L & Fishbein. M Belief, Attitude, Intention and Behaviour: An

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

asertifnya. Sebaliknya, jika semakin rendah tingkat religiositas seseorang, maka semakin rendah juga tingkat perilaku asertifnya.

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

INSTRUMEN PENELITIAN Variabel Dimensi Indikator Instrumen Kompensasi (Variabel X)

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

PENCAPAIAN STATUS IDENTITAS DIRI PADA REMAJA DI PONDOK PESANTREN SKRIPSI

Perkembangan Kecerdasan Emosi Dan Iklim Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja (Studi Pada Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis)

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

II. SILABUS MATA KULIAH (SMK)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Psikologi Sosial II

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan : Jurusan : Teknik Industri Modul : 3 Praktikum : Kecepatan Reaksi Tanggal : Juni 2015 KECEPATAN REAKSI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN BERORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA ANGGOTA UNIT BOLA BASKET UMS NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK

Oleh : Ugung Dwi Ario Wibowo*) Budi Raharjo**) ABSTRAK

BAB IV PENUTUP. responden. Dalam penelitian ini telah dilakukan pengkajian yang lebih dalam

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

MOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

DAFTAR PUSTAKA. Abiatin, T.,Martaniah, S. M Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Psikologika No. 6 Tahun III.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dengan seiringnya perkembangan teknologi yang cukup pesat, banyak dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan,

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PERSEPSI PENGEMBANGAN KARIR DENGAN KEPUASAN KERJA

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : Hasil analisis Kepuasan kerja pada PT.Telkom Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah human capital yang memandang sumber daya manusia atau

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

JURNAL ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL FACTORS, SOSIAL AND WORK TOWARD A MAJOR FACTOR IN JOB SATICFACTION OF EMPLOYEES AT PT TELKOM KEDIRI

LAMPIRAN. Lampiran 3 : HASIL DATA MENTAH KUESIONER (TABEL), perhitungan apakah. tergolong kepuasan tinggi atau rendah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Literatur)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PERANAN MOTIVASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT.BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)Tbk

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

DAFTAR PUSTAKA. Anoraga, P. dan Widiyanti, N Psikologi Dalam Perusahaan. Jakarta : Rineka Cipta.

Transkripsi:

BABV PENUTUP

BABY PENUTUP 5.1 Bahasan Berdasarkan hasil analisis data telah diperoleh hasil fxy = 0,404 dengan p = 0,004 (p< 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan dengan kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi pada PT. Garam Persero di Madura. Dengan demikian hasil penelitian mendukung hipotesis penelitian yang diajukan. Ada hubungan antara persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan dengan kepuasan kerja pada karyawan di PT. Garam Persero adalah sesuai dengan teori model A yang dikemukakan oleh Howe! dan Dipboye (dalam Munandar. A. S. 2001: 350-351) yang dapat diartikan bahwa kondisi kerja yang dipersepsikan oleh karyawan dapat mempengaruhi kepuasan kerjanya. Berdasarkan data penelitian yang ditunjukkan pada tabel 4.7 diketahui bahwa dimensi kondisi pekerjaan yang dipersepsikan oleh sebagian besar karyawan tergolong tinggi (50 %) dan sangat tinggi (45,83 %) yang menyebabkan mereka merasa puas bekerja di perusahaan yang ditunjukkan pada tabel 4.8 yaitu bahwa kepuasan kerja karyawan tergolong tinggi (52,08 %) dan sangat tinggi (47,92 %) tersebut juga sesuai dengan teori model karakteristik pekerjaan yang dikemukakan oleh Hackman dan Oldham (dalam Berry. L. M, 1998: 281), bahwa dimensi kondisi pekerjaan yang dipersepsikan, secara tidak langsung dapat mempengaruhi kepuasan kerja. 59

60 Dimensi kondisi pekerjaan yang dipersepsikan baik oleh karyawan dimana kondisi pekerjaan tersebut sangat berarti bagi masing-masing karyawan menyebabkan mereka merasa puas bekerja di perusahaan tersebut. llasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Riggio (2000: 470-482) bahwa kondisi fisik lingkungan kerja yang baik akan ditangkap oleh panca indera karyawan sehingga dapat dipersepsikan oleh mereka bahwa tern pat kerja tersebut layak untuk mereka bekerja yang akhirnya menimbulkan kepuasan kerja. Hal tersebutjuga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Katzell (dalam Muchinsky. P. M, 2000: 497) yaitu apabila para karyawan perusahaan ditempatkan dalam suatu kelornpok atau unit tertentu dimana interaksi karyawan satu dengan karyawan lain terjalin dengan baik akan dapat rnenimbulkan kondisi kerja yang kondusif dan secara tidak langsung dapat rneningkatkan kernampuan, pengetahuan dan ketrarnpilan masing-masing karyawan terhadap pekerjaannya. Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa karyawan PT. Garam Persero yang berada dalarn satu divisi (bagian) produksi, dapat sating berinteraksi satu sarna lain dengan baik sehingga mereka merasa nyaman dengan suasana kerja yang ada, sehingga rnereka semangat dalam bekerja yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil kerja mereka. Sehubungan dengan teori yang telah dikemukakan oleh Locke (dalam Munandar. A. S, 2001: 354), PT. Garam Persero merupakan perusahaan negara yang sering mengalami pergantian status perusahaan, sehingga dapat merubah struktur organisasi, merubah sistem pemberian penghargaan seperti puj ian. piagam penghargaan, dan lain-lain.

61 Kondisi tersebut dianggap bukan menjadi hambatan dalam menjalankan pekerjaan oleh karyawan selama perubahan sistem tersebut dilaksanakan secara konsisten dimana hak-hak karyawan terlindungi berdasarkan kesepakatan kerja bersama antara karyawan dengan pihak perusahaan. Dari segi hubungan sosial, menu rut Munandar (200 I: 396) bahwa hubungan sosial yang menunjang seperti hubungan antara rekan kerja ataupun den::;:tn atasan yang baik dapat mengakibatkan tidak adanya tekanan-tekanan antar pribadi dan rasa senang dengan atasan akan mempengaruhi penurunan stres terhadap pekerjaan sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dimana subjek penelitian yaitu karyawan bagian produksi PT. Garam Persero, Madura yang berasal dari suku yang sama yaitu Madura dan hampir semua karyawan bertempat tinggal di Madura, maka diasumsikan bahwa persamaan suku dan tempat tinggal yang sama akan membawa dampak yang positif dalam hubungan sosial ditinjau dari bahasa yang sama, dialek yang sama, budaya yang sama akan memudahkan mereka dalam berkomunikasi baik antar rekan kerja ataupun dengan atasan. Kondisi fisik pekerjaan yang meliputi pengaturan waktu kerja dan waktu isthirahat serta keadaan ruangan juga dapat mempengaruhi karyawan dalam bekerja. Pada umumnya, di seluruh dunia diterapkan 40 jam setiap minggu yang terbagi dalam 6 hari kerja atau 5 hari kerja, namun menurut Schultz (dalam Munandar. A. S, 2001: 147-148) bahwa jumlah jam tersebut bukan merupakan jumlah jam yang paling tepat karena dalam penelitiannya terbukti bahwa hampir setengah dari minggu kerja merupakan waktu yang hilang bagi perusahaan. Hasil

62 penelitian yang dilakukan oleh Schultz berbeda dengan hasil penelitian ini dikarenakan karyawan pada bagian produksi menjalankan pekerjaannya dengan baik tanpa adanya berbagai tuntutan yang diajukan ke perusahaan. Munandar (2001: 363) juga menambahkan bahwa bekerja dalam ruangan yang sempit. panas dan cahaya lampu yang menyilaukan mata dapat menimbulkan keengganan untuk bekerja sehingga perusahan perlu menyediakan ruangan kerja yang terang, sejuk dan peralatan kerja yang mendukung untuk digunakan agar karyawan semangat dalam bekerja, jika dihubungkan dengan hasil penelitian dapat diasumsikan bahwa ruangan kerja pada divisi produksi yang luas dan cukup penerangan karena untuk menghasilkan garam tersebut dibutuhkan ruangan yang luas untuk menampung larutan garam dalam meja-meja yang berukuran besar dan ditempatkan mesin-mesin produksi yang digunakan untuk mengkristalkan garam yang kemudian diolah menjadi garam bahan baku dan garam konsumsi. Dengan demikian karyawan tidak mengeluh dengan ruang kerja yang telah tersedia karena mereka dapat leluasa bergerak dalam melakukan pekerjaannya. Sedangkan menurut Van der Spiegel (dalam Muchinsky. P. M, 2000: 496-497) bahwa perkembangan informasi teknologi dan sistem komunikasi merupakan faktor yang dapat merubah bagaimana karyawan dalam bekerja, teknologi merupakan salah satu dimensi kondisi pekerjaan yang dapat membantu karyawan dalam efisiensi pekerjaan sehingga dapat merubah pengetahuan, keahlian, kemampuan karyawan dan pola pikir karyawan dalam meningkatkan kompetensi diri yang dapat membentuk adanya banyak kehlian sehingga dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam dalam menyesuaikan diri dengan

63 kondisi pekerjaan yang ada. Hasil penelitian ini sesuai dengan dengan pendapat Van der Spiegel karena pacta hasil penelitian dari beberapa pertanyaan yang diajukan secara tertulis mengenai persepsi karyawan tentang dimensi kondisi pekerjaan telah ditunjukkan bahwa tekno!ogi yang telah diterapkan di perusahaan seperti pengadaan mesin-mesin produksi dipersepsikan oleh karyawan sebagai hal yang harus dikembangkan demi efsiensi pekerjaan. Sehubungan dengan kepuasan kerja dapat diketahui dari tabel 4.9 bahwa alasan merasa puas oleh sebagian besar subjek adalah terjamin semua fasilitas (25 %) dan terpenuhinya macam-macam tunjangan (20,8 %). Kondisi tersebut sesuai dengan hasil penelitian Theriault (dalam Munandar A. S, 200 I: 363) bahwa kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolut dari gaji yang diterima oleh karyawan, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan karyawan dan bagaimana gaji diberikan. Jumlah gaji yang diperoleh karyawan, secara nyata dapat mewakili kebebasan untuk melakukan apa yang ingin dilakukan, misalnya: berlibur, memenuhi kebutuhan hidup, dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian dapat diartikan bahwa gaji yang diterima oleh karyawan dapat memberikan kepuasan kerja sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing karyawan. Pemberian tunjangan seperti tunjangan dana pensiun juga akan dapat memberikan kepuasan kerja karyawan.. Hal tersebut sesuai dengan pendapat As'ad ( 1991: 115) bahwa tunjangan yang diberikan oleh perusahaan dapat mensejahterahkan karyawan sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan tabel 4.5, ternyata sebagian besar subjek penelitian berusia 42 sampai dengan 44 tahun yaitu 33,4% dari total subjek penelitian.

64 Sehubungan dengan kepuasan kerja, menurut Gilmer (dalam As'ad, 1991: 122) faktor usia karyawan yang tergolong tua dan bisa disebut sebagai karyawan senior, maka karyawan tersebut merasa lebih puas daripada karyawan yang masih berusia muda (di bawah usia 40 tahun), karena mereka merasa menjadi senior, lebih berpengalaman dan telah menduduki posisi jabatan lebih tinggi. Selain itu juga, dalam penelitian ini telah dilakukan pengambilan sampel penelitian yang mempunyai masa kerja di atas 5 tahun, sehingga dapat diartikan bahwa masa kerja telah terkontrol. Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek mempunyai masa kerja antara 13 sampai 18 tahun yaitu 62,5 % dari total subjek penelitian. Bila dihubungkan dengan kepuasan kerja, maka hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus E.T (dalam As'ad, 1991: 122-123) bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh usia dan masa kerja karyawan dimana makin tinggi usia karyawan, maka makin tinggi pula masa kerjanya yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kepuasan kerjanya. Dari tabel 4.6 terlihat bahwa sebagian besar karyawan PT. Garam Persero memiliki masa kerja yang cukup lama dan sejalan dengan usia karyawan yang sebagian besar berusia 42 sampai 44 tahun, maka kepuasan kerja karyawanpun makin tinggi daripada karyawan yang masih berusia muda atau memiliki masa kerja yang tergolong masih baru. Dalam penelitian ini juga ditunjukkan adanya temuan-temuan lain yang diperoleh berdasarkan jawaban yang diberikan oleh subjek penelitian dari pertanyaan tertulis yang diajukan kepada mereka, maka dapat diketahui

65 berdasarkan tabel 4.10 sebagian besar subjek penelitian tetap bertahan beke1ja di perusahaan karena adanyajaminan hari tua seperti tunjangan dana pensiun (16,7 %) disusul oleh sulitnya mencarai pekerjaan yang lain (16,7 %) dan alasan loyalitas (14,5 %). Meskipun ada hubungan antara persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan dengan kepuasan kerja karyawan, tetapi sumbangan efektif variabel persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan tehadap variabel kepuasan kerja hanyalah sebesar 16,32 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja pada karyawan PT. Garam Persero. Menurut Watson (dalam Porteous. M. 1997: 38) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah status pernikahan dan shift kerja. Adanya perbedaan status pernikahan dan shift kerja pada karyawan dapat mengakibatkan kepuasan kerja yang berbeda pula. Selain itu juga Hui, Yee, dan Eastment ( dalam Berry. L. M, 1998: 293-294) mengemukakan bahwa faktor demografik yang meliputi pendidikan, jenis kelamin, suku dan budaya dapat menimbulkan kepuasan kerja karyawan. Orang mempercayai bahwa makin tinggi pendidikan yang dimilikinya maka makin tinggi jabatan yang diraihnya dalam pekerjaan. sedangkan ditinjau dari jenis kelamin, wanita cenderung merasa tidak puas terhadap pekerjaannya daripada laki-laki karena jenis pekerjaan yang harus dikerjakan wanita adalah sangat terbatas. Begitupun pada suku dan budaya yang berbeda akan memberikan dampak pada kepuasan kerja karyawan. Kelemahan dalam penelitian ini adalah pada angket kepuasan kerja yang terpakai dalam penelitian ini ada salah satu butir pernyataan aitem yang tidak

66 mendukung yaitu aitem nomor 3 yang bermakna ambigu sehingga mempengaruhi ketepatan subjek penelitian dalam memberikan jawaban, ketidakkonsistenan antara petunjuk pengisian angket dengan pencantuman "nama" sebagai identitas subjek pene!itian dapat mengakibatkan ketidakseragaman subjek dalam mengisi namanya, misalnya: sebagian subjek mengisi namanya secara lengkap dan sebagian menuliskan namanya hanya dengan inisial saja, selain itu juga dalam proses pengisian angket yang ditinggal di perusahaan juga menimbulkan bias dalam penelitian ini karena waktu penelitian yang tidak terkontrol sehingga dapat memberikan kebebasan pada subjek penelitian dalam mengisi angket di luar lingkungan perusahaan, misalnya: pengisian angket oleh subjek penelitian dilakukan di rumah. 5.2 Simpulan Berdasarkan bahasan di atas, maka dapat disimpulkan hasil penelitian ini adalah : Ada hubungan yang positif antara persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan dengan kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi di PT. Garam Persero, Madura ( r,y= 0,404 dengan p< 0,05). Sumbangan variabel persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan adalah sebesar 16,32 %. Sebagian besar subjek mempunyai persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan yang tergolong tinggi (50 %) dan sangat tinggi (45,83 %). Kebanyakan subjek mempunyai kepuasan kerja yang tergolong tinggi (52,08 %) dan sangat tinggi (47,92 %).

67 5.3 Saran Dari hasil penelitian dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: a. Bagi perusahaan Persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan merupakan faktor yang dapat berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan, oleh karena itu jika perusahaan memperhatikan dimensi kondisi pekerjaan dan berinisiatif untuk mempertahankan kondisi pekerjaan yang sudah baik maka hal tersebut dapat digunakan sebagai motivator eksternal yang berfungsi untuk memotivasi karyawan supaya bekerja lebih efektif seiring dengan motivasi internal dari karyawan perusahaan. b. Bagi subjek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi tentang dimensi kondisi pekerjaan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, maka dari itu karyawan diharapkan dapat mempersepsikan dengan baik kondisi pekerjaan yang ada yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kepuasan kerjanya. Dengan merasa puas, karyawan dapat meningkatkan motivasi kerja sehingga dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik pula. c. Bagi peneliti lanjutan Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian tentang kepuasan kerja maka akan lebih baik jika peneliti tersebut melibatkan faktor-faktor lain yang belum diteliti dalam penelitian ini seperti status pernikahan, shift kerja, pendidikan, jenis kelamin, suku dan budaya. Selain. itu juga memperbanyak sampel dan meneliti divisi-divisi kerja yang lain sangat diperlukan guna kepentingan generalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA Aamodt, M. G. (1999). Applied Industrial or Organizational Psychology. (3 thedition). London: Wadsworth. Anoraga, P. (2001). Psikologi Kerja. (Edisi ke-3). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Anoraga. P & Widiyanti. N. (1993). Psikologi dalam Perusahaan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ari Arisani, N. P. A (2001). "Hubungan antara persepsi terhadap dimensi pekerjaan inti dengan tingkat keterlibatan kerja pada karyawan medical representative". Skripsi (tidak diterbitkan). Surabaya: Universitas Surabaya. Arnold, J, Cooper, C. L & Robertson. I. T, dkk. (1998). Work Psychology. Understanding Human Behaviour in The Workplace. (3 th edition). Great Britain: Financial Times. Pitman Publishing. As'ad, M. (1991). Psikologi Industri. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. (Edisi ke-4). Yogyakarta: Liberty. Atkinson, R. L, Atkinson. R. C, Smith. E. E & Bern. D. J "(Dr. Lyndon Saputra)" (n.d). Pengantar Psikologi. Alih bahasa: Dr. Widjaja Kusuma. Batam: Interaksara. Azwar, S. (2000). Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya. (Edisi ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2001). Reliabilitas dan Validitas. (Edisi ke-3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R. A. (2001). Psychology. (5th edition). United States of America: A Pearson Company. Baron, R. A. (2002). Essentials of Psychology. (3th edition). United States of America: Allyn & Bacon. Berry, L. M. ( 1998). Psychology at Work. (2 th edition). Singapore: Mc-Graw Hill. Blake, R. & Sekuier. R. (2002). Perception. (4thedition). New York: Mc.Graw-Hill. Davidoff, & Linda, L. "(Rachmawati)" (1988). Psikologi Suatu Pengantar. (Edisi ke-2). Alih bahasa: Mari Juniati. Jakarta: Erlangga. 68

69 David, 0. Sears, Freedman, J. L & Peplau, L. A (1999). Psikologi Sosial. (Edisi ke-5). Jakarta: Erlangga. Effendi, S. & Singarimbun. M (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Fouad, N. A & Swanson. J. L (1999). Career Theory and Practice. United States of America: Sage Publications, Inc. Hollands, J. G & Wickens. C. D. (2000). Engineering Psychology and Human Performance. (3 th edition). New Jersey: Prentice-Hall Inc. Kartono, K. & Gulo. D (2000). Kamus Psikologi. Bandung: CV. Pionir Jaya. Muchinsky, P. M. (2000). Psychology Applied to Work. (6th edition). United States of America: Wadsworth. Thomson Learning. Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia. (UI-Press). Papu, J (2004). Aksi Unjuk Rasa dan Dilema Perburuhan Kita. Diarnbil pada tanggal 7 Januari 2004 dari http: //www. e-psikologi. com/manajemen/ buruh-1.htm. Porteous, M. (1997). Occupational Psychology. Great Britain: Prentice-Hall. Riggio, R. E. (2000). Introduction to Industrial or Organizational Psychology. (3 th edition). New Jersey: Prentice Hall, Inc. Santrock, J.W & Halonen. J. S (1999). Psychology. Contexts & Applications. New York: Me. Graw-Hill College. Sarwono, S. W (1998). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sejarah dan Misi Visi PT. Gararn Persero (n.d). Diarnbil pada tanggal 08 Maret 2004 dari Bagian Tenaga Ketja PT. Gararn Persero.