PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG. Ismiyati

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

PENGARUH FIVE C s OF CREDIT TERHADAP PROSES PEMBERIAN KREDIT PADA BPR DI KOTA SEMARANG Diah Ayu Dwi Wulandari D2D607015

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

KEBIJAKAN KREDIT YANG EFEKTIF UNTUK MENURUNKAN NPL (NON PERFORMING LOAN) DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS (Studi Pada BPR Agro Cipta Adiguna Pare)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA BANK PENGKREDITAN RAKYAT ARTHA PAMENANG WARUJAYENG SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

PENGARUH PERSEPSI NASABAH TENTANG ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN PENDAPATAN NASABAH TERHADAP PENYALURAN KREDIT DI PT

PERSEPSI NASABAH PADA ASPEK 5C UNTUK MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH PT. BPR NUSAMBA AMPEL CABANG SALATIGA. Ruwati dan Pandi Afandi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

PENGARUH LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA ALAILA SAGERI, MUH. YUSUF Q, I KETUT PATRA ABSTRAK

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT USAHA PADA PT BANK MEGA Tbk CABANG MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

Nadifatul Fuadiyah Dwiatmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

M. Aditya Jaya Perdana Topowijono Zahroh Z. A. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis

BAB I PENDAHULUAN I.1

MINIMALISASI RESIKO KREDIT MACET DI INDUSTRI REAL ESTATE (Studi pada PT Bank OCBC NISP, Tbk Cabang Pemuda Surabaya)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian kredit berkembang lebihluas lagi seperti berikut ini :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA) di kawasan ASEAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL, COLLATERAL DAN CONDITION TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BRI UNIT SIBORONG-BORONG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Lembaga pembiayaan mempunyai beberapa bidang usaha, yaitu : 1. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA PT. BPR CAHAYA BINA PUTRA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh penilaian kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. sangat fundamental dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian di

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB V PENUTUP. Ketiga (DPK), BI Rate (Suku Bunga), Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

ANALISIS PROSEDUR PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Dimana laporan keuangan tersebut memiliki tujuan salah satunya yaitu. pengambilan keputusan. (Martani dkk, 2012:8)

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PD. BPR. ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN MUHAMMAD ISRAK

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

DAFTAR PUSTAKA. Gunawan Wibisono. (2003). Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. diakses pada 1 Januari 2014

III KERANGKA PEMIKIRAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Akuntansi OLEH :

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS MANAJEMEN KREDIT GUNA MEMINIMALISIR KREDIT BERMASALAH (Studi pada Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Batu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. orang dan ditemui disetiap kehidupan semua orang. Kredit terjadi karena adanya

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU AS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBELIAN PONSEL BERBASIS TEKNOLOGI ANDROID DI KABUPATEN PURWOREJO

Transkripsi:

PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG Ismiyati miec4n@gmail.com Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo Intan Puspitasari, S.E., M.Sc (inabis_arl@yahoo.com) Endah Pri Ariningsih, S.E., M.Sc (rienendah@gmail.com) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh character, capacity, capital, collateral dan condition of economic terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang. Populasi penelitian ini adalah analis kredit yang bekerja di 13 BPR di Kabupaten Magelang. Sampel penelitian ini berjumlah 120 orang. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert yang masing-masing sudah diuji coba dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linier berganda. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa: (1) character berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas kredit (p value 0,000 < 0,05) dan berpengaruh sebesar 0,310, (2) capacity berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas kredit (p value 0,031 < 0,05) dan berpengaruh sebesar 0,169, (3) capital berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas kredit (p value 0,002 < 0,05) dan berpengaruh sebesar 0,221, (4) collateral berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas kredit (p value 0,038 < 0,05) dan berpengaruh sebesar 0,155, dan condition of economic berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas kredit (p value 0,031 < 0,05) dan berpengaruh sebesar 0,173. Hasil penelitian ini sebagai bukti empiris untuk BPR di Kabupaten Magelang bahwa prinsip 5C kredit masih sangat relevan untuk diperhatikan dan dikencangkan agar kualitas kredit meningkat. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya. Kata kunci: character, capacity, capital, collateral, condition of economic dan kualitas kredit PENDAHULUAN Dewasa ini pertumbuhan lembaga keuangan baik bank maupun non bank yang memberikan berbagai macam kredit untuk masyarakat semakin meningkat serta menawarkan prosedur kredit yang mudah dan sederhana. Disisi lain kemudahan ini jika tidak diikuti dengan analisis kredit yang baik dan penerapan prinsip kehati-hatian dalam memutuskan pemberian kredit bisa menyebabkan terjadinya kredit bermasalah (kurang lancar, diragukan, macet). Salah satu bentuk penerapan prinsip kehati-hatian 1

adalah penyaluran kredit kepada debitur yang didasarkan pada prinsip 5C (character, capacity, capital, collateral, dan condition of economic). Dengan menerapkan prinsip 5C diharapkan tingkat pengembalian hutang akan meningkat sehingga nilai NPL (Non Performing Loan) menurun. Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Bank Indonesia menetapkan batas nilai NPL maksimum sebesar 5%, apabila NPL bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat. Semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Begitu juga dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang mempunyai peran dalam pembangunan perekonomian daerah tidak lepas dari masalah kredit. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Perbarindo dan Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa NPL dari seluruh BPR di Kabupaten Magelang masih tinggi, yaitu lebih dari 5 % (tahun 2014). Untuk mengatasi NPL yang tinggi karena kualitas kredit yang rendah, maka analis kredit dalam memutuskan pemberian kredit harus betul-betul berpedoman pada prinsip 5C agar kualitas kredit meningkat (Hanis, 2013:11). RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah character berpengaruh terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang? 2. Apakah capacity berpengaruh terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang? 3. Apakah capital berpengaruh terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang? 4. Apakah collateral berpengaruh terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang? 5. Apakah condition of economic berpengaruh terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang? KAJIAN TEORI Kredit UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jadi disini pihak yang meminjam diwajibkan untuk membayar bunga. Kasmir (2002: 101) berpendapat bahwa dalam 2

bahasa latin kredit disebut credere yang artinya percaya. Maksudnya adalah si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Kasmir (2002: 98) terdapat enam unsur dalam pemberian fasilitas kredit, yaitu : 1. Kepercayaan: 2. Kesepakatan; 3. Jangka waktu; 4. Kredit yang telah disepakati; 5. Risiko; 6. Balas jasa. Penilaian dalam Kualitas Kredit Penilaian dalam kualitas kredit sangat penting dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang memutuskan pemberian kredit sehingga besar kemungkinan kredit yang digulirkan akan kembali. Umumnya faktor-faktor yang digunakan dalam melakukan penilaian adalah faktor 5C (Firdaus, 2004: 139-141) yang terdiri dari : 1. Character Berkaitan dengan perilaku calon debitur mengenai keinginan untuk membayar dan memenuhi kewajiban. Biasanya perusahaan menggunakan data masa lalu mengenai track record calon debitur. Hal ini tercermin dari latar belakang hidup calon debitur baik latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti gaya hidup yang dianut, keadaan keluarga, kebiasaan dan kedudukan sosialnya. 2. Capacity Menunjukkan kemampuan calon debitur untuk membayar pinjaman. Potensi pembayaran kewajiban debitur dapat dilihat dari histori laporan keuangan dan kinerja berupa arus kas, neraca, dan laba rugi. rasio lancar, rasio kas dan rasio efisiensi dapat menunjukkan kemampuan kemungkinan membayar. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan membayar (willingness to ability). 3. Capital Ditunjukkan oleh perbandingan antara pinjaman dan modal sendiri (ekuitas) dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) yaitu dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah modal yang dimiliki calon debitur. 3

4. Collateral Merupakan piranti pengaman pinjaman yang biasanya sangat diprioritaskan oleh para pemutus kredit. Bank perlu memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit dengan memperhatikan faktor status hukum jaminan, nilai jaminan, kemudahan likuidasi jaminan. 5. Condition of Economic Mengacu pada kondisi eksternal perusahaan yang mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prospek usaha calon debitur dimasa yang akan datang. Kualitas Kredit Menurut Suhardjono (2003: 256-257) kualitas kredit dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Lancar, kredit yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Pembayaran tepat waktu; 2) Hubungan debitur dengan bank baik; 3) Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat. 2. Dalam Perhatian Khusus (DPK), kredit yang apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Terdapat tunggakan sampai 90 hari; 2) Jarang mengalami cerukan atau overdraft; 3) Hubungan debitur dengan bank baik; 4) Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat; 5) Pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil. 3. Kurang lancar, kredit yang digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria: 1) Terdapat yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari; 2) Terdapat overdraft yang berulang kali; 3) Hubungan debitur dengan bank memburuk; 4) Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit; 5) Perpanjangan kredit untuk menghubungkan kesulitan keuangan. 4. Diragukan, kredit yang digolongkan diragukan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Terdapat tunggakan yang telah melampaui 180 hari sampai 270 hari; 4

2) Terjadi overdraft yang bersifat permanen; 3) Hubungan debitur dengan bank semakin memburuk; 4) Dokumentasi kredit tidak lengkap dan pengikatan agunan yang lemah; 5) Pelanggaran yang prinsipal terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit. 5. Macet, kredit yang digolongkan macet apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari; 2) Dokumentasi kredit dan atau pengikatan agunan tidak ada. HIPOTESIS 1. Pengaruh Charater terhadap Kualitas Kredit Character merupakan keyakinan bahwa sifat atau watak dari debitur benar benar bisa dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang nasabah, baik latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi. Ini merupakan ukuran kemauan untuk membayar (Kasmir, 2002:104). Menurut penelitian yang dilakukan Sulistiowati (2009) character berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kolektibilitas kredit nasabah. H1 : Character berpengaruh positif terhadap kualitas kredit 2. Pengaruh Capacity terhadap Kualitas Kredit Menurut Kasmir (2002: 104) capacity digunakan untuk melihat kemampuan nasabah yang mengajukan kredit dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan kemampuannya untuk menjalankan usaha. Penilaian ini digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam mengembalikan kredit yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sulistiowati (2009) capacity berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kolektibilitas kredit nasabah. H2 : Capacity berpengaruh positif terhadap kualitas kredit 3. Pengaruh Capital terhadap Kualitas Kredit Menurut Hasibuan (2005) bahwa capital berpengaruh besar bagi pihak manajemen dalam menerapkan keputusan kebijakan pemberian kredit. Semakin nasabah tersebut mampu memenuhi persyaratan dalam pemenuhan kecukupan modal, maka kemampuan nasabah untuk mengembalikan kredit semakin besar. Penelitian yang dilakukan Sulistiowati (2009) capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kolektibilitas kredit nasabah. H3 : Capital berpengaruh positif terhadap kualitas kredit 5

4. Pengaruh Collateral terhadap Kualitas Kredit Salah satu prinsip yang diterapkan dalam mempengaruhi kualitas kredit adalah collateral (Munawir, 2005). Demikian juga Hasibuan (2005) menyatakan bahwa jaminan yang diberikan merupakan tolak ukur bagi pihak manajemen dalam memutuskan untuk memberikan kredit. Penelitian Sulistiowati (2009) collateral berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kolektibilitas kredit nasabah. H4 : Collateral berpengaruh positif terhadap kualitas kredit 5. Pengaruh Condition of economic terhadap Kualitas Kredit Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Bidang usaha yang dibiayai hendaknya memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan terjadinya kredit bermasalah relatif kecil (Kasmir, 2002:105). Menurut penelitian yang dilakukan Sulistiowati (2009) condition of economic berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kolektibilitas kredit nasabah. H5 : Condition of economic berpengaruh positif terhadap kualitas kredit METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono (2006: 40) metode penelitian survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya. 2. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan. Sumber data berasal dari hasil isian kuesioner yang dibagikan kepada responden. 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama enam belas bulan dimulai bulan Januari 2014 sampai dengan April 2015. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magelang. 4. Populasi dan sampel Populasi dan subjek penelitian ini adalah analis kredit yang bekerja di 13 BPR di Kabupaten Magelang sejumlah 120 analis. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, 6

atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiyono, 2006: 80). 5. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah character, capacity, capital, collateral, condition of economic sebagai variabel independen dan kualitas kredit sebagai variabel dependen. DEFINISI OPERASIONAL 1. Character (X 1 ) Kasmir (2002: 95) menyatakan bahwa karakter merupakan suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari calon debitur benar-benar dapat dipercaya. Affandi (2010) indikatornya meliputi : a. Itikad dan tanggung jawab; b. Sifat atau watak jujur dan gaya hidup sederhana; c. Komitmen pembayaran. 2. Capacity (X 2 ) Menurut Kasmir (2002: 95) capacity digunakan untuk melihat kemampuan calon debitur yang mengajukan kredit dalam kemampuannya untuk menjalankan usaha. Affandi (2010) indikatornya meliputi : a. Pendapatan usaha calon debitur; b. Kemampuan calon debitur dalam membayar angsuran; c. Kemampuan calon debitur dalam menyelesaikan kredit tepat waktu. 3. Capital (X 3 ) Menurut Dendawijaya (2005: 88) capital adalah modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Semakin besar modal sendiri yang dimiliki, bank akan lebih yakin dalam memutuskan pemberian kredit. Affandi (2010) indikatornya meliputi : a. Sumber penghasilan tetap calon debitur; b. Calon debitur memiliki bidang usaha lain sebagai sumber penghasilan; c. Calon debitur memiliki tabungan atau simpanan di bank. 7

4. Collateral (X 4 ) Menurut Kasmir (2002: 96) barang yang dijaminkan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan dapat dipergunakan secepat mungkin. Menurut Affandi (2010) indikatornya meliputi : a. Nilai jual jaminan melebihi plafond kredit; b. Jaminan bersifat fisik; c. Kepemilikan barang jaminan dan keaslian dokumen. 5. Condition of economic (X 4 ) Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil (Kasmir, 2002:96). Menurut Affandi (2010) indikatornya meliputi : a. Prospek pengembangan bisnis calon debitur; b. Calon debitur masih bisa memenuhi kewajiban hutangnya dengan semua hutang yang masih menjadi kewajibannya saat ini; c. Kondisi finansial calon debitur cukup untuk menopang kewajiban hutang baru. 6. Kualitas kredit (Y) Kualitas kredit berkaitan dengan kolektibilitas dari debitur. Menurut Suhardjono (2003: 256-257) indikatornya meliputi: a. Tidak ada kredit macet; b. Banyak kredit dengan kolektibilitas 2; c. Banyak kredit dengan kolektibilitas 3; d. Banyak kredit dengan kolektibilitas 4; e. Banyak kredit dengan kolektibilitas 5. UJI INSTRUMEN PENELITIAN Sebelum melakukan data pengolahan data penelitian, dilakukan pengujian instrumen yaitu dengan menguji validitas dan reliabilitas instrumen atau kuesioner yang hasilnya variabel Character (X1), Capacity (X2), Capital (X3), Collateral (X4), Condition of economic (X5), dan kualitas kredit (Y) adalah valid ditunjukkan oleh nilai r hitung per item pertanyaan nilainya positif dan lebih dari 0,3 dan reliabel v ditunjukkan oleh nilai Cronbach Alpha 0,6. 8

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows, model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y = 0,310X1 + 0,169X2 + 0,221X3 + 0,155X4 + 0,173X5 PEMBAHASAN 1. Hipotesis 1 : Character berpengaruh positif terhadap kualitas kredit. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,000 (kurang dari α 0,05) dan nilai koefisien beta 0,310 (lebih dari 0) sehingga hipotesis 1 diterima, yang berarti character berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas kredit. Hal ini menjelaskan bahwa calon debitur dengan character yang baik seperti memiliki itikad dan tanggungjawab untuk melunasi hutanghutangnya, memiliki gaya hidup sederhana, memiliki komitmen terhadap perjanjian kredit, maka akan meningkatkan kualitas kredit debitur. 2. Hipotesis 2 : Capacity berpengaruh positif terhadap kualitas kredit. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,031 (kurang dari α 0,05), dan nilai koefisien beta 0,169 (lebih dari 0), sehingga hipotesis 2 diterima, yang berarti capacity berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas kredit. Hal ini menjelaskan bahwa ketika calon debitur memiliki sumber pendapatan tetap, memiliki kemampuan membayar angsuran secara rutin dan memiliki kemampuan menyelesaikan kredit tepat waktu, maka akan meningkatkan kualitas kredit debitur. 3. Hipotesis 3 : Capital berpengaruh positif terhadap kualitas kredit. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,002 (kurang dari α 0,05) dan nilai koefisien beta 0,221 (lebih dari 0), sehingga hipotesis 3 diterima, yang berarti capital berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas kredit. Hal ini menjelaskan bahwa jika calon debitur memiliki sumber penghasilan yang dapat digunakan sebagai modal tetap, memiliki usaha lain sebagai sumber modal dan memiliki simpanan di bank, maka akan meningkatkan kualitas kredit debitur. 4. Hipotesis 4 : Collateral berpengaruh positif terhadap kualitas kredit. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,038 (kurang dari α 0,05) dan nilai koefisien beta 0,155 (lebih dari 0), sehingga hipotesis 4 diterima, yang berarti collateral 9

berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas kredit. Memiliki pengertian bahwa calon debitur yang memiliki nilai jual jaminan yang melebihi plafond kredit, memiliki jaminan yang dapat berupa jaminan fisik dan memiliki jaminan yang sah dengan dokumen asli, maka akan meningkatkan kualitas kredit debitur. 5. Hipotesis 5 : Condition of economic berpengaruh positif terhadap kualitas kredit. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,031 (kurang dari α 0,05) dan nilai koefisien beta 0,173 (lebih dari 0), sehingga hipotesis 5 diterima, yang berarti condition of economic berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas kredit. Hal ini menjelaskan bahwa jika calon debitur memiliki usaha dengan prospek perkembangan bisnis yang baik kedepannya, maka akan meningkatkan kualitas kredit debitur. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 1. Simpulan 1) Character berpengaruh positif terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang. 2) Capacity berpengaruh positif terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang. 3) Capital berpengaruh positif terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang. 4) Collateral berpengaruh positif terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang. 5) Condition of economic berpengaruh positif terhadap kualitas kredit pada BPR di Kabupaten Magelang. 2. Implikasi a. Implikasi Praktis BPR melalui analis kredit dalam penilaian kredit harus mempertahankan atau lebih meningkatkan lagi character calon debitur dalam melunasi hutang-hutangnya kemudian memperhatikan sifat-sifat pribadi, gaya hidup calon debitur serta komitmen calon debitur terhadap akad perjanjian kredit. Karena character merupakan ukuran kemauan untuk membayar, sehingga apabila character calon debitur lebih ditingkatkan maka akan mengurangi resiko kredit kurang lancar, kredit diragukan maupun kredit macet. Variabel collateral harus lebih diperhatikan oleh analis kredit untuk meningkatkan kualitas kredit dengan menekankan pada nilai jual jaminan yang harus melebihi plafond kredit, sifat jaminan fisik serta dokumen jaminan yang dimiliki calon debitur harus yang sah dan merupakan dokumen asli sehingga apabila terjadi masalah, jaminan dapat dipergunakan 10

secepat mungkin. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya risiko kredit macet jika ternyata jumlah dana yang digulirkan tidak sesuai dengan nilai barang yang dijaminkan. b. Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini dapat memperkuat mengenai pentingnya penerapan prinsip 5C agar kualitas kredit dapat didorong lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta Ghozali, Imam, 2007.Aplikasi Analisis Multovariate dengan Progam SPSS. Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Undip Firdaus, Rachmat dan Ariyanti,Maya. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung: Alfabeta Hanis, 2013. Pengaruh Prasyarat Kredit Terhadap Kelancaran Pembayaran Nasabah. UG Jurnal, Vol.7 No. 05 Tahun 2013. Hasibuan, Malayu, 2008. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: STIE YKPN Kasmir, 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Kuncoro, Mudrajat, 2007. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Mujahid, Abu, 2003. Pengertian Kredit. http://isbs.wordpress.com. Muljono, Teguh Pudjo, 1990. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan. Jakarta: Djambatan. Munawir, 2007.Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Republik Indonesia, 1998. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perubahan Perbankan. Jakarta. Rivai, 2007. Credit Management Handbook: Teori, Konsep, Prosedur dn Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir dan Nasabah. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sjafitri, 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Kredit dalam Dunia Perbankan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.2 No.2 Mei 2011. Sinungan, Muchdarsyah, 1989. Strategi Manajemen Bank Menghadapi Tahun 2000. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis. cetakan kesembilan. Bandung: CV. Alfabeta. Suhardjono, 2004. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Sulistiowati, 2009. Pengaruh Analisis Kredit BPR Terhadap Kualitas Kolektibilitas Kredit Nasabah. Proceeding PESAT, Vol.3 Oktober 2009. Suyatno, Thomas, 2007. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia. Tampubolon, Robert, 2004. Manajemen Risiko: Pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersial. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. www.wikipedia.org.bpr. www.bi.go.id www.ojk.go.id (Http://Surveyonline.Wordpress.com/2008/07/08/Metode-Penelitian-Survey/). 11