MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? P r o j e c t. i t a i g. D k a a n. Rizal Panggabean. Edisi 012, Maret 2012 Review Buku

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

RECOGNIZING PLURALISM: ISLAM AND LIBERAL DEMOCRACY

GREATEST RAIDS. Kisah-Kisah Operasi Pembebasan Sandera

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

IDEOLOGI GERAKAN ISLAM KONTEMPORER. Fundamentalisme, Islamisme, Salafisme, dan Jihadisme

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

A BOON OR A BANE. P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n. Amr Hamzawy and Nathan J. Brown. Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi?

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya.

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

BAB I PENDAHULUAN. digencarkan Amerika Serikat. Begitupula konflik yang terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

Indonesia saat ini telah dikepung oleh 13 pangkalan militer Amerika. Ada apa?

There are no translations available.

Memahami Radikalisme Islam. Noorhaidi Hasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang Persepsi Mahasiswa IAIN Antasari terhadap ISIS.

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

*SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK*

BAB I PROLOG. 1.1 Sebuah Usaha Memetakan Kecendrungan Sikap Anti Amerika di. kecendrungan sikap anti-amerika bisa muncul di kalangan mahasiswa Islam

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati,

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

SEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI

Dr. Zakir Naik Menerima Tantangan Seorang Ateis

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

TWO VISIONS OF REFORMATION

Narsum I 8.15 Sekjen Forum Umat Islam - KHMuhammad Al Khaththath-

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah.

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS

ISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis

Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH

PENUTUP. berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan. Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL KONFLIK BERSENJATA NON-INTERNASIONAL

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

BAB IV POTA (PREVENTION OF TERRORISM ACT) SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH MALAYSIA DALAM MEMBENDUNG TERORISME GLOBAL DAN FAKTOR PENDORONG DIBUATNYA POTA

8.15 Pengamat Sosial -Prof Tajjudin Nur Effendi-

TERORISME ATAS NAMA ISLAM:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RADIKALISME AGAMA DALAM KAJIAN SOSIOLOGI

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Potensi ideologisasi..., Rocky Sistarwanto, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Komunisme dan Pan-Islamisme

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI

DEMOKRASI DIGITAL DI DUNIA ISLAM?

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG TERORISME

Transkripsi:

l Edisi 012, Maret 2012, Edisi 012, Maret 2012 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? Rizal Panggabean 1

Edisi 012, Maret 2012 Informasi Buku: Charles Kurzman, The Missing Martyrs; Why They Are So Few Muslim Terrorists, (New York: Oxford University Press, 2011), 255 halaman. ABSTRAK Charles Kurzman, penulis buku yang tengah kita diskusikan ini, mengajak kita menggunakan akal sehat dan riset ketika berbicara mengenai terorisme atau bentuk kekerasan lainnya seperti perang. D e m o c r a c y Menurutnya, pendekatan yang tepat adalah: jangan panik, jangan berdiam diri, tetapi di antara keduanya: menangani masalah terorisme sesuai dangan tingkatannya. Hindari rasa takut yang berlebihan dan penggunaan ideologi. Salah satu contoh tulisan yang panik dan ceroboh adalah buku Bilveer Singh, The Talibanization of Southeast Asia. Losing the war on terror to Islamist extremists (2007). P e r p u s t a 2

l Edisi 012, Maret 2012 P r o j e c t D k a a n i t a i g Charles Kurzman, penulis buku ini, mengajak kita menggunakan akal sehat dan riset ketika berbicara mengenai terorisme atau bentuk kekerasan lainnya seperti perang. Menurutnya, pendekatan yang tepat adalah: jangan panik, jangan berdiam diri, tetapi di antara keduanya: menangani masalah terorisme sesuai dangan tingkatannya. Hindari rasa takut yang berlebihan dan penggunaan ideologi. Salah satu contoh tulisan yang panik dan ceroboh adalah buku Bilveer Singh, The Talibanization of Southeast Asia. Losing the war on terror to Islamist extremists (2007). Di tengah hiruk-pikuk besarnya perhatian terhadap terorisme, Kurzman mengingatkan bahwa dunia sebenarnya 3

Edisi 012, Maret 2012 telah jauh lebih aman. Dalam tulisan bersama Neil Englehart yang berjudul: Selamat datang di perdamaian dunia ( Welcome to World Peace, Social Forces, Volume 84, Number 4, June 2006), dia malah menyindir: Boleh jadi respon terbaik terhadap terorisme adalah membiarkannya! Menurut Kurzman, serangan teroris jarang terjadi, dan korbannya tak banyak dibandingkan dengan korban perang saudara, pembunuhan, atau kecelakaan lalu lintas. Pada tingkat dunia, terorisme hanya menimbulkan sedikit korban. D e m o c r a c y Kurzman mengutip data dari World Health Organization yang mengatakan bahwa 150,000 orang mati setiap hari. Sementara Pusat Lawan-Terorisme Nasional Amerika Serikat mengatakan jumlah orang yang mati karena terorisme kelompok Islamis adalah kurang dari 50 nyawa per hari, dan tak sampai 10 di luar Irak, Pakistan, dan Afghanistan. P e r p u s t a Bandingkan angka-angka di atas dengan 1,500 orang yang mati setiap hari karena kekerasan sipil, 500 karena perang, 2,000 4

l Edisi 012, Maret 2012 P r o j e c t karena bunuh diri, dan 3,000 karena kecelakaan lalu lintas. Malahan, ada 1,300 orang per hari yang mati karena gizi buruk. Korban malaria juga banyak. Kalau tujuannya adalah menyelamatkan nyawa manusia, lebih baik uang digunakan untuk beli kelambu daripada perang melawan teror (Kurzman 2011, 14-15). D k a a n i t a i g Selanjutnya, gangguan yang ditimbulkan terorisme sebagian besar timbul karena pemberitaan yang berlebihan. Kelompok teroris dan media bekerjasama dalam hal ini. Ketika banyak masalah lebih penting, mendesak, dan menyangkut nyawa lebih banyak manusia perlu ditangani, sementara sumberdaya sangat terbatas, kenapa terobsesi dengan terorisme? (Englehart-Kurzman 2006, 1957; Kurzman 2011, 15). Mengapa Sedikit? Di dalam buku terbarunya, The Missing 5

Edisi 012, Maret 2012 Martyrs (2011), Kurzman membahas bukan hanya insiden dan korban aksi teror yang sedikit, tetapi juga jumlah teroris Muslim yang terlalu sedikit. Seperti tampak dalam subjudul bukunya: Mengapa jumlah teroris Muslim sedikit sekali? Jika di muka bumi ini ada lebih dari satu miliar orang beragama Islam, dan banyak di antara mereka yang membenci Barat dan ingin mati syahid, mengapa kita tidak menyaksikan serangan teroris di manamana setiap hari? Jika mobil sangat potensial digunakan untuk serangan teror, mengapa tidak banyak serangan teror otomotif? Kalau kelompok teroris sangat paham menggunakan internet dan media untuk merekrut orang, dan orang dapat dijadikan teroris lewat internet, buku, dan media berita lain, apa yang menghalangi orang menjadi teroris? D e m o c r a c y P e r p u s t a Selain itu, para penganjur jihad sudah puluhan tahun berdakwah, menanamkan rasa bersalah dan melecehkan umat Islam yang tidak mau berjihad. Padahal, 6

l Edisi 012, Maret 2012 P r o j e c t jihad itu adalah kewajiban individu atau fard `ayn. Anak-anak tak perlu izin orang tua untuk berjihad misalnya untuk melakukan aksi teror bunuh diri. Sejak Sayyid Qutb sampai sayyid-sayyid sesudahnya, jihad dan konfrontasi ternyata masih menjadi kewajiban yang hilang, dan kaum radikal penganjur terorisme frustrasi karena tak banyak orang tertarik walau segala jurus ayat sudah digunakan. Mengapa provokasi yang gencar gagal menggalang formasi kafilah-kafilah teroris? D k a a n i t a i g Kemungkinan Jawaban Perhatikanlah beberapa alternatif jawaban terhadap pertanyaan inti yang diajukan Kurzman dalam bukunya. Pertama, jumlah teroris Muslim sedikit karena dukungan terhadap gerakan radikal sebagian besar bersifat simbolik, bukan strategis. Orang mendukung Osama bin Ladin seperti mereka mendukung Che Guevara atau Malcolm X. Jadi, jangan menganggap dukungan 7

Edisi 012, Maret 2012 simbolis ini memiliki makna yang lebih jauh, karena ada jurang yang lebar antara dukungan simbolis dengan partisipasi dalam aksi teror. Kedua, gerakan radikal tidak berhasil merekrut teroris dalam jumlah yang mereka inginkan karena mereka mengalami perpecahan di antara mereka sendiri. Kurzman menyebut beberapa dimensi divisi internal ini. Salah satu di antaranya adalah persaingan antara kelompok radikal yang menekankan agenda jihad global dan yang menekankan agenda lokal. Sebagian besar sebenarnya beroriantasi lokal (Palestina, Afghanistan, Ambon, dan seterusnya). Yang punya agenda global dan transnasional seperti Al Qaeda atau Jamaah Islamiyah kesulitan menarik gerakan-gerakan radikal yang insuler ini. D e m o c r a c y P e r p u s t a Dimensi lainnya lagi adalah perbedaan paham. Taliban tidak sepaham dengan Al Qaeda, Syiah Iran atau Lebanon tidak sepaham dengan Al Qaeda. Dan perbedaan paham ini, seperti 8

l Edisi 012, Maret 2012 P r o j e c t D k a a n i t a i g ditunjukkan Kurzman, mendasar dan serius, sehingga merintangi fungsi rekrutmen gerakan radikal dengan agenda mondial. Ketiga, sebab yang tidak kalah pentingnya, adalah faktor islib. Kurzman mengambil contoh dari masa lalu dan kontemporer yang menunjukkan bahwa Islam liberal (islib) pada umumnya baik-baik saja. Konstitusionalisme, demokrasi, majority rule, kebebasan, dan toleransi sudah diterima di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Iran dan Turki, setelah Perang Dunia I di Mesir, dan sesudah Perang Dunia II di Pakistan, Indonesia, dan lain-lain. Memang, dunia Islam, seperti umumnya negara-negara lain yang baru merdeka, dilanda berbagai persoalan seperti monarki absolut, kediktatoran militer, dan kolusi kekuasaan politik dan agama. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, ada kudeta di Indonesia, Pakistan, dan Mesir yang memperpendek demokrasi. Selain itu, gerakan Islam liberal masih harus 9

Edisi 012, Maret 2012 berhadapan dengan ideologi sekular seperti sosialisme dan nasionalisme, atau Islamisme yang tidak liberal. Tetapi, ketika gerakan-gerakan radikal muncul, Islam liberal sudah lebih berpengalaman dan secara teologis lebih kukuh (hal. 102). Akibatnya, menurut Kurzman, Islam liberal ( yang menggabungkan politik demokratis dan konservatisme Islam ) sama sekali bukan saingan Al Qaeda dan yang semacamnya. Ini persaingan yang tak seimbang. Yang penting, kalangan Islam liberal sulit sekali diajak menjadi radikal apalagi teroris. Sebaliknya, tidak aneh apabila Islamis revolusioner berubah menjadi Muslim liberal. D e m o c r a c y Malah, kelompok radikal secara tidak sengaja memuji dan berdakwah untuk kemajuan islib. Menurut Kurzman, setiap kali kelompok radikal melakukan tindakan kekerasan, mengambil alih hukum, merazia kafe, dan seterusnya, mereka dengan tindakan-tindakan kekerasan seperti itu mendorong lebih banyak umat Islam berubah menjadi P e r p u s t a 10

l liberal! (Kurzman 2011, 126). Edisi 012, Maret 2012 P r o j e c t D k a a n i t a i g Pengalaman Indonesia Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Kurzman sangat menarik dan penting dikaji. Pertanyaan counterfactual serupa yang diajukan di bukunya akan memberikan temuan-temuan berbeda, yang tidak dapat diperoleh dari pertanyaan tentang motivasi, jaringan, atau organisasi teroris beberapa fokus utama kajian terorisme selama ini. Buku Kurzman diperuntukkan untuk pembaca Amerika Serikat, dengan contoh-contoh yang diambil dari pengalaman dan kebijakan AS. Tetapi, beberapa argumennya relevan dengan pengalaman di Asia Tenggara dan Indonesia. Untuk memancing diskusi lebih jauh, beberapa di antaranya saya sebutkan di bawah ini: 1. Insiden teror dalam beberapa database konflik komunal dan konflik keagamaan di Indonesia relatif rendah 11

Edisi 012, Maret 2012 1 jumlahnya. 2. Korban dan kerusakan yang ditimbulkan aksi teror jauh lebih rendah dari korban yang timbul dari kekerasan separatis, komunal, pidana pembunuhan, atau kecelakaan lalu lintas. 3. Jumlah teroris lebih sedikit dari yang seharusnya apabila ini dipahami sebagai kaitan substantif (bukan simbolik) antara dukungan dan persetujuan terhadap gerakan radikal di satu pihak dan partisipasi dalam aksi teror di pihak lain. 4. Agenda jihad lokal di Indonesia lebih dominan dari agenda jihad regional atau mondial; dan dominasi jihad lokal ini akan mengurangi jumlah teroris dan insiden aksi teror global. D e m o c r a c y P e r p u s t a 5. Islam liberal di Indonesia lebih kuat dari Islam radikal dan revolusioner khususnya yang menggunakan terorisme sebagai alat perjuangan. 6. Gerakan Islam yang secara politik 12

l Edisi 012, Maret 2012 P r o j e c t liberal dan secara kultural konservatif adalah gangguan dan rintangan utama keberhasilan gerakan teroris. [] i t a i g D k a a n 13

Edisi 012, Maret 2012 2012 ini diterbitkan oleh Democracy Project, Yayasan Abad Demokrasi. Jika Anda berminat mendapatkan buku (ebook) yang direview, silakan isi form permintaan. Kode buku: CHK001 D e m o c r a c y P e r p u s t a 14