BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif variabel penelitian dari sampel perusahaan selama periode pengamatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010 diasajikan dalam tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Laba_Akuntansi 51 173569 14366000 4001641.90 3732668.608 Arus_Kas_Operasi 51-18660401 46517667 6226650.37 11291468.827 Total_Arus_Kas 51-16895991 40881135 2083483.69 8602725.867 Return_Saham 51 -.0778.0265.003471.0145238 Valid N (listwise) 51 Tabel 4.1 menunjukan hasil output SPSS mengenai statistik deskriptif variabel penelitian tahun 2008-2010 dengan jumlah sampel (N) sebanyak 51 (17 perusahaan selama 3 tahun). Dari tabel tersebut dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut : 47
1. Variabel laba akuntansi (X1) memiliki nilai minimum sebesar Rp 173.569.000.000 dan nilai maximum sebesar Rp 14.366.000.000.000. Nilai mean (rata-rata) sebesar Rp 4.001.641.000.000,90 dengan standar deviasi sebesar Rp 3.732.668.000.000,608 2. Variabel arus kas operasi (X2) memiliki nilai minimum sebesar Rp -18.660.401.000.000 dan nilai maximum sebesar Rp 46.517.667.000.000. Nilai mean (rata-rata) sebesar Rp 6.226.650.000.000,37 dengan standar deviasi sebesar Rp 11.291.468.000.000,827 3. Variabel total arus kas (X3) memiliki nilai minimum sebesar Rp -16.895.991.000.000 dan nilai maximum sebesar Rp 40.881.135.000.000. Nilai mean (rata-rata) sebesar Rp 2.083.483.000.000,69 dengan standar deviasi sebesar Rp 8,602,725.000.000,867 4. Variabel return saham (Y) memiliki nilai minimum sebesar -0.0778 dan nilai maximum sebesar 0.0265. Nilai mean (rata-rata) sebesar 0.003471 dengan standar deviasi sebesar 0.0145238. B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji normalitas Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan membandingkan Asymptotic Significance dengan alpha 0,05. Apabila nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara nomal, sedangkan jika nilai signifikasinya lebih 48
kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi secara nomal. Hasil output SPSS pengujian normalitas disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4.2 Uji Normalitas sebelum Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Laba_ Arus_Kas_ Total_Arus_ Return_ Akuntansi Operasi Kas Saham N 51 51 51 51 Normal Mean 4001641.90 6226650.37 2083483.69.003471 Parameters a,,b Std. Deviation 3732668.608 11291468.827 8602725.867.0145238 Most Extreme Differences S Absolute.218.222.261.158 Positive.218.222.261.125 Negative -.153 -.208 -.214 -.158 Kolmogorov-Smirnov Z 1.560 1.586 1.867 1.129 Asymp. Sig. (2-tailed).015.013.002.157 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari hasil pengolahan data tersebut, variabel laba akuntansi memiliki nilai signifikasi 0.015, arus kas operasi memiliki nilai signifikasi 0.013, total arus kas memiliki nilai signifikasi 0.002 dan return saham memiliki nilai signifikasi 0.157. Variabel dependen yaitu return saham memiliki nilai signifikasi lebih besar dari 0.05 yang artinya return saham datanya terdistribusi secara normal. Ketiga variabel independen, yaitu laba akuntansi, arus kas operasi dan total arus kas memiliki nilai signifikasi lebih kecil dari 0.05 yang artinya variabel laba akuntansi, arus kas operasi, dan total arus kas datanya tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena 49
itu penulis akan mentransformasi variabel independen dan dependen menjadi bentuk logaritma natural (Ln) atau menjadi bentuk persamaan regresi double log. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov setelah data ditransformasi disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Uji Normalitas setelah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Ln_Laba_ Ln_Arus_Kas_ Ln_Total_ Ln_Return_ Akuntansi Operasi Arus_Kas Saham N 22 22 22 22 Normal Mean 14.8092 15.4428 14.4494-5.0480 Parameters a,,b Std. Deviation 1.23604 1.26181 1.78998.89139 Most Extreme Differences Absolute.160.106.119.145 Positive.120.106.078.080 Negative -.160 -.096 -.119 -.145 Kolmogorov-Smirnov Z.748.496.559.679 Asymp. Sig. (2-tailed).630.966.914.746 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil uji menunjukkan nilai signifikansi variabel laba akuntansi, arus kas operasi, total arus kas dan return saham terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi lebih besar atau di atas 0,05. 2. Uji multikolinearitas Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation 50
factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada multikolinearitas antar variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian : Tabel 4.4 Uji multikolinearitas Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Ln_Laba_Akuntansi.386 2.590 Ln_Arus_Kas_Operasi.442 2.264 Ln_Total_Arus_Kas.415 2.411 a. Dependent Variable: Ln_Return_Saham Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai tolerance untuk Ln_Laba_Akuntansi lebih besar dari 0,1 (0.386 > 0.1), Ln_Arus_Kas_Operasi lebih besar dari 0,1 (0.442 > 0.1) dan Ln_Total_Arus_Kas lebih besar dari 0,1 (0.415 > 0.1). Nilai VIF untuk Ln_Laba_Akuntansi lebih kecil dari 10 (2.590 < 10), Ln_Arus_Kas_Operasi lebih lebih kecil dari 10 (2.264 < 10) dan Ln_Total_Arus_Kas lebih kecil dari 10 (2.411 < 10). Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka tidak terdapat multikolinearitas. Hasil ini menunjukan tidak ada korelasi antar variabel independen. 51
3. Uji heterokedastisitas Untuk pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot. Pada analisis grafik scatterplot deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat jika tidak ada pola tertentu pada grafik scatterplot maka tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas.. Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Berdasarkan Gambar 4.1, dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. 52
4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t, dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Pengujian uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson. Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.601 a.361.255.76948 1.801 a. Predictors: (Constant), Ln_Total_Arus_Kas, Ln_Arus_Kas_Operasi, Ln_Laba_Akuntansi b. Dependent Variable: Ln_Return_Saham Hasil pengujian pada Tabel 4.5 menunjukan nilai statistik Durbin- Watson sebesar 1.801. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan signifikansi 5%, jumlah sampel 51 dan jumlah variable independen 3 (k=3), maka di tabel Durbin-Watson akan didapat nilai dl=1.428 dan du=1.676 Oleh karena nilai DW 1.801 lebih besar dari batas atas (du) 1.676 dan kurang dari 4-1.676 (4-du) sebesar 2.324. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negative atau tidak terdapat gejala autokorelasi. 53
C. Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) berguna untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu laba akuntansi dan arus kas operasi terhadap variabel dependen yaitu return saham. Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinansi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.601 a.361.255.76948 a. Predictors: (Constant), Ln_Total_Arus_Kas, Ln_Arus_Kas_Operasi, Ln_Laba_Akuntansi Dalam tampilan output SPSS model summary, nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah sebesar 0.255 yang berarti pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi dan total arus kas terhadap return saham sebesar 25,5 %, sedangkan sisanya 74,5 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Standar Error of Estimate sebesar 0.76948, makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. 54
D. Pengujian Hipotesis 1. Uji Regresi Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk menujukan pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasi terhadap return saham secara simultan. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan progam SPSS : Tabel 4.7 Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.028 3 2.009 3.394.041 a Residual 10.658 18.592 Total 16.686 21 a. Predictors: (Constant), Ln_Total_Arus_Kas, Ln_Arus_Kas_Operasi, Ln_Laba_Akuntansi b. Dependent Variable: Ln_Return_Saham Berdasarkan tabel 4.7 di atas pada uji ANOVA atau uji F, didapat F hitung sebesar 3.394 dan sig 0,041 < 0.05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh positif dan signifikan antara laba akuntansi, arus kas operasi dan total arus kas secara bersama-sama atau serentak terhadap return saham. 55
2. Uji Regresi Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji signifikasi konstata dan setiap variabel independennya. Berikut adalah hasil pengolahan datanya. Tabel 4.8 Uji t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -3.768 2.263-1.665.113 Ln_Laba_Akuntansi -.479.219 -.665-2.192.042 Ln_Arus_Kas_Operasi -.039.200 -.054 -.192.850 Ln_Total_Arus_Kas.444.146.891 3.047.007 a. Dependent Variable: Ln_Return_Saham Dari tabel hasil pengolahan di atas, menunjukkan bahwa didapat nilai t hitung untuk variabel laba akuntansi sebesar -2.192 dengan signifikasi 0.042 lebih kecil dari nilai signifikan 0.05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan antara laba akuntansi terhadap return saham namun memiliki arah yang negatif. Nilai t hitung untuk variabel arus kas operasi sebesar -0.192 dengan signifikasi 0.850 lebih besar dari nilai signifikan 0.05 dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara arus kas operasi terhadap return saham. 56
Nilai t hitung untuk variabel total arus kas sebesar 3.047 dengan signifikasi 0.007 lebih kecil dari nilai signifikan 0.05 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara total arus kas terhadap return saham. 3. Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan model regresi yang dapat dibentuk, yaitu : Ln_Return_Saham = - 3.768-0.479 Ln_Laba_Akuntansi - 0.039 Ln_Arus_Kas_Operasi + 0.444 Ln_Total_Arus_Kas Dari hasil regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa : a) Nilai konstanta adalah - 3.768 artinya jika variable independen dianggap konstan, maka rata-rata return saham bernilai negatif 3.768. b) Nilai koefisien regresi laba akuntansi (b1) sebesar - 0.479. Hal ini menunjukkan laba akuntansi berpengaruh negatif terhadap return saham, artinya setiap peningkatan laba akuntansi sebesar Rp 1 maka akan menurunkan return saham sebesar 0.479. c) Nilai koefisien regresi arus kas operasi (b2) sebesar - 0.039. Hal ini menunjukkan arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap return saham, artinya setiap peningkatan arus kas operasi sebesar Rp 1 maka akan menurunkan return saham sebesar 0.039. 57
d) Nilai koefisien regresi total arus kas (b3) sebesar 0.444. Hal ini menunjukkan total arus kas berpengaruh positif terhadap return saham, artinya setiap peningkatan total arus kas sebesar Rp 1 maka akan meningkatkan return saham sebesar 0.444. E. Pembahasan Hasil Penelitian Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.255 yang berarti pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi dan total arus kas terhadap return saham sebesar 25,5 %, sedangkan sisanya 74,5 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Faktor lain diluar penelitian dapat berupa faktor-faktor ekonomi di Indonesia misalnya inflasi, tingkat suku bunga, perubahan kurs dan karena faktor ekonomi yang tidak stabil akan turut mempengaruhi harga saham dan return saham pada akhirnya. Berdasarkan pengujian secara parsial variabel laba akuntansi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Laba akuntansi yang berpengaruh negatif terhadap return saham bertentangan pada teori yang ada karena hasil penlitian ini mengatakan bahwa peningkatan laba akuntansi akan menurunkan return saham. Sedangkan teori yang ada mengatakan bahwa peningkatan laba suatu perusahaan akan meningkatan harga saham dan return saham. Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan LQ 45 yang merupakan 45 saham paling likuid. Oleh karena itu investor mengakui dan percaya bahwa tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar dari perusahaan ini baik. Kepercayaan 58
investor terhadap perusahaan LQ-45 membuat investor memiliki harapan yang tinggi mengenai kinerja perusahaan tersebut. Investor sangat berharap adanya peningkatan yang tinggi mengenai kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Informasi laba akuntansi perusahaan LQ-45 dari tahun 2008 hingga 2010 menunjukan peningkatan yang tidak terlalu tinggi. Ketidaksesuaian hal itu dengan harapan investor akhirnya menurunkan kepercayaan pada perusahaan tersebut dan menurunkan minat investor membeli saham sehingga harga dan return saham menurun pula. Jadi walaupun ada peningkatan laba, tetapi return saham mengalami penurunan yang disebabkan menurunnya kepercayaan investor karena ketidaksesuaian harapan investor akan kinerja perusahaan. Laba akuntansi masih menjadi perhatian investor dalam menilai kinerja perusahaan tetapi bukan merupakan perhatian yang utama. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradhono dan Christiawan (2004) yang menyatakan bahwa variabel earnings mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian Ariadi (2009) dan Nova (2011). Berdasarkan pengujian secara parsial variabel arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Investor mungkin menganggap bahwa arus kas dari aktivitas operasi perusahaan belum cukup mampu menjadi indikator yang baik dalam menentukan apakah perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan baik hanya dari arus kas operasinya saja karena masih ada komponen arus kas lainnya yang dapat dipertimbangkan investor dalam menilai kinerja perusahaan seperti arus kas dari aktifitas pendanaan, investasi 59
maupun total arus kas. Arus kas operasi yang umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, kurang menjadi perhatian investor dalam menilai kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati (2008) dan Yogi (2009) dalam penelitiannya, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh signifkan terhadap return saham. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian Pradhono (2004) dan Ariadi (2009). Berdasarkan pengujian secara parsial variabel total arus kas berpengaruh positif terhadap return saham. Investor mungkin menganggap dan percaya bahwa kandungan total arus kas yang merupakan penjumlahan dari komponen arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan lebih mampu menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas karena berasal dari keseluruhan aktivitas tersebut, dibandingkan dengan kandungan masing-masing komponen arus kas tersebut. Investor memang harus melihat laba dan arus kas dalam pengambilan keputusan berinvestasi, tetapi arus kas lebih penting bila dilihat dari sudut kelangsungan hidup perusahaan. Investor lebih tertarik dan percaya pada kandungan arus kas dimana pendapatan dan pengeluaran diterima atau dibayarkan secara tunai selama tahun berjalan, bebeda dengan laba dan komponennya yang diukur atas dasar akrual. Total arus kas memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap return saham dibandingkan dengan laba akuntansi 60
dan arus kas operasi. Total arus kas menjadi perhatian dan informasi utama bagi investor dalam menilai kinerja perusahaan. Adanya peningkatan total arus arus akan memberikan sinyal positif mengenai kinerja perusahaan di masa yang akan datang kepada investor, akibatnya meningkatkan kepercayaan investor dan investor akan membeli saham perusahaan tersebut yang akan meningkatkan harga saham. Perubahan harga saham yang semakin meningkat akan menghasilkan return saham berupa capital gain. Jadi peningkatan harga saham juga akan meningkatkan return saham bagi pemegang saham pada akhirnya. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Tjiptowati (2008) dan Nova (2011) yang memberikan kesimpulan bahwa total arus kas tidak memilki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan sampel dan periode penelitian. 61