PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

dokumen-dokumen yang mirip
Bagian Kelima. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Paragraf Pertama

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011

PENGADAAN LANGSUNG BOLEH DILAKSANAKAN OLEH PENYEDIA YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG

DIR Instruksi Kerja : Metode Pemilihan Penyedia

5. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

7. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

12. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

DAFTAR ISI LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI MENANG PERATURAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI MENANG

DAFTAR ISI LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GIRI MENANG

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

METODE PEMILIHAN PENGADAAN BARANG/PEK.KONSTRUKSI/JASA LAINNYA PASAL

11. PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG

- 1 - PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam

PELELANGAN. MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6

BAB III PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG

DAFTAR ISI LAMPIRAN III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

DAFTAR ISI BAB III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI

SWAKELOLA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Manajemen Pengadaan Barang /Jasa (PBJ)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

LAMPIRAN. SURAT EDARAN Nomor : SE - 237/MK.1/2011 TENTANG

AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

DAFTAR ISI LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG. a. kebijakan umum pengadaan yang meliputi : 1) pemaketan pekerjaan; 2) cara pengadaan; dan

DAFTAR ISI LAMPIRAN III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI

12. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

- 1 - SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A D E N D U M D O KUMEN KUA L IFIKASI. Pengadaan Jasa Konsultan Perencana untuk Rehabilitasi Rumah Dinas Bea dan Cukai di Juwangen

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG JASA MELALUI PENYEDIA BARANG/JASA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN.. TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

CONTOH SOAL UJIAN SERTIFIKASI AHLI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TINGKAT DASAR

Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat daerah/institusi Lainnya

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI LAMPIRAN V TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA LAINNYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

8. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL

5. PENUNJUKAN LANGSUNG SATU SAMPUL

DAFTAR ISI LAMPIRAN V TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA LAINNYA LAMPIRAN V TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA LAINNYA

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 2

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

Barang/Jasa Pemerintah perlu penyempurnaan pengaturan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

RISALAH DAN BERITA ACARA PENJELASAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG SELATAN

MATERI 3 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-2. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa

DAFTAR ISI BAB V TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK PERORANGAN

PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01

9. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL. 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila :

PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 365/ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

PARA PIHAK DALAM PROSES PENGADAAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

KONSOLIDASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2010 DAN PERUBAHANNYA TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

14. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL

TBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 64.LLASDP/ULP-Pokja Konstruksi I/2011

BUPATI MALUKU TENGGARA PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221

TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK BADAN USAHA A. PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : 03/Panbama.Beliti/2014

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

Mekanisme Pengadaan Langsung

2. PELELANGAN UMUM SECARA PASCAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA 2

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN POKJA ULP PEMBANGUNAN DERMAGA SP.1 DISHUBKOMINFO KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014

B. PROSES PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI BERBENTUK PERORANGAN 1. SELEKSI UMUM METODE EVALUASI KUALITAS SATU SAMPUL

BAB XII PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BERBENTUK BADAN USAHA

6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

B. PELAKSANAAN BAB III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI HALAMAN III -43

Transkripsi:

1 PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN 2010 Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1 A. PELAKSANAAN, OBJEK DAN PARA PIHAK DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Pengadaan barang/jasa pemerintah diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 dan telah diubah beberapa kali. Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tersebut akan berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 karena akan diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadan Barang/Jasa Pemerintah. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dilakukan melalui Swakelola dan/atau melalui Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Adapun objek pengadaan barang/jasa adalah;barang, Pekerjaan Konstruksi, Jasa Konsultansi, dan Jasa lainnya. Para pihak yang terlibat dalam pengadaan barang/jasa pemerintah adalah sebagai berikut: 1. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa terdiri atas: a. PA/KPA; b. PPK; c. ULP/Pejabat Pengadaan; dan d. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. 2. Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Swakelola terdiri atas: a. PA/KPA; 1 Penulis adalah dosen Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya

2 b. PPK; dan c. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. B. PERSYARATAN PENYEDIA BARANG/JASA Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa adalah sebagai berikut: a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha; b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan Barang/Jasa; c. memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir baik dilingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak; d. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun; e. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam Pengadaan Barang/ Jasa; f. dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut; g. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil; h. memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi; i. khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut: SKP = KP P KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:

3 a) untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan b) untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N. P = jumlah paket yang sedang dikerjakan. N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. j. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia Barang/Jasa; k. sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan. l. secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak; tidak masuk dalam Daftar Hitam; m. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman; dan menandatangani Pakta Integritas. C. PROSEDUR PENGADAAN BARANG/PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA Prosedur pengadaan Barang/Jasa pemerintah dimulai dari persiapan pemilihan pemilihan penyedia barang/jasa, Pelaksanaan, Penandatanganan dan Pelaksanaan Kontrak/SPK. 1. Persiapan Pemilihan Penyedia Barang a. Rencana Umum Pengadaan

4 PA menyusun Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan kebutuhan pada K/L/D/I masing-masing yang meliputi kegiatan dan anggaran Pengadaan Barang/Jasa yang akan dibiayai oleh K/L/D/I sendiri; dan/atau kegiatan dan anggaran Pengadaan Barang/Jasa yang akan dibiayai berdasarkan kerja sama antar K/L/D/I secara pembiayaan bersama (co-financing), sepanjang diperlukan. Adapun Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini: 1) mengindentifikasi kebutuhan Barang/Jasa yang diperlukan K/L/D/I; 2) menyusun dan menetapkan rencana penganggaran untuk Pengadaan Barang/Jasa 3) menetapkan kebijakan umum tentang: a. pemaketan pekerjaan; b. cara Pengadaan Barang/Jasa; dan c. pengorganisasian Pengadaan Barang/Jasa; 4) menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang memuat: a. uraian kegiatan yang akan dilaksanakan; b. waktu pelaksanaan yang diperlukan; c. spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan diadakan; dan d. besarnya total perkiraan biaya pekerjaan. b. Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan PPK mengundang ULP/Pejabat Pengadaan dan Tim Teknis untuk membahas Rencana Umum Pengadaan yang meliputi 1) Pengkajian Ulang kebijakan Umum Pengadaan 2) Pengkajian Ulang Rencana Penganggaran Biaya Pengadaan 3) Pengkajian Ulang KAK c. Penyusunan dan Penetapan Rencana Pelaksanaan Pengadaan 1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pengadaan.

5 PPK menyusun Rencana Pelaksanaan Pengadaan sesuai dengan hasil kajian Rencana Umum Pengadaan, meliputi: a. Spesifikasi Teknis dan Gambar. b. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) 2) Penetapan Rencana Pelaksanaan Pengadaan a. Berdasar kesepakatan PPK dan ULP/Pejabat Pengadaan dan/atau keputusan PA/KPA, maka PPK menetapkan Rencana Pelaksanaan Pengadaan yang meliputi: kebijakan umum, rencana penganggaran biaya dan KAK. b. PPK menyerahkan Rencana Pelaksanaan Pengadaan kepada ULP/Pejabat Pengadaan sebagai bahan untuk menyusun Dokumen Pengadaan. d. Pemilihan Sistem Pengadaan Barang 1) penetapan metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa lainnya dilakukan dengan: a) Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan Sederhana; b) Penunjukan Langsung; c) Pengadaan Langsung; atau d) Kontes/Sayembara. 2) pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan a) Pelelangan Umum; b) Pelelangan Terbatas; c) Pemilihan Langsung; d) Penunjukan Langsung; atau e) Pengadaan Langsung. 3) Kontes/Sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya yang merupakan hasil Industri Kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri.

6 e. Pemilihan Metode Penilaian Kualifikasi Pengadaan Kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu prakualifikasi atu pascakualiikasi. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukan penawaran. Penilaian kualifikasi dalm Pengadan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dilakukan dengan metode sistem gugur. 1) Prakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut: a) pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi; b) pemilihan Penyedia Barang / Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya yang bersifat kompleks melalui Pelelangan Umum; atau c) pemilihan Penyedia Barang / Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya yang menggunakan Metode Penunjukan Langsung, kecuali untuk penanganan darurat. 2) Pascakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai a) Pelelangan Umum, kecuali Pelelangan Umum untuk Pekerjaan Kompleks; b) Pelelangan Sederhana/Pemilihan Langsung; dan c) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan. f. Pemilihan Metode Penyampaian Dokumen Penawaran Pada prinsipnya pengadaan menggunakan metode penyampaian dokumen satu sampul ), akan tetapi ada beberapa metode lainnya. Berikut ini metode penyampaian dokumen penawaran: 1) Metode Satu Sampul. Metode satu sampul lebih tepat digunakan untuk pengadaan yang bersifat sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas atau pengadaan dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah atau pengadaan yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan. 2) Metode Dua Sampul

7 Metode dua sampul digunakan dalam hal diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam terhadap penawaran yang disampaikan oleh penyedia dan untuk menjaga agar evaluasi teknis jangan sampai terpengaruh oleh besarnya penawaran harga. 3) Metode Dua Tahap Metode Dua Tahap digunakan untuk pengadaan berkaitan dengan: a) pekerjaan bersifat Kompleks; b) tercapainya pemenuhan kriteria kinerja dari keseluruhan sistem, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatannya; dan/atau c) mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan disain penerapan teknologi yang berbeda. g. Pemilihan Metode Evaluasi Metode evaluasi penawaran dalam pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada prinsipnya menggunakan penilaian sistem gugur. Dikecualikan dari ketentuan apabila Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks, dapat menggunakan metode evaluasi sistem nilai atau metode evaluasi penilaian biaya selama umur ekonomis. Adapun metode Metode evaluasi penawaran dalam pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri atas: a) sistem gugur; b) sistem nilai; dan c) sistem penilaian biaya selama umur ekonomis. h. Penyusunan Tahapan dan Jadwal Pengadaan 1) pemilihan penyedia Barang/Jasa terdiri atas kegiatan pengkajian ulang paket pekerjaan dan pengkajian ulang jadwal kegiatan pengadaan.

8 a. Penyusunan Jadwal pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan konstruksi/jasa lainnya meliputi tahapan sebagai berikut: 1) pengumuman prakualifikasi; 2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; 3) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi; 4) pembuktian kualifikasi dan pembuatan Berita Acara Pembuktian Kualifikasi; 5) penetapan hasil kualifikasi; 6) pengumuman hasil kualifikasi; 7) sanggahan kualifikasi; 8) undangan; 9) pengambilan Dokumen Pemilihan; 10) pemberian penjelasan; 11) pemasukan Dokumen Penawaran; 12) pembukaan Dokumen Penawaran sampul I; 13) evaluasi Dokumen Penawaran sampul I; 14) pemberitahuan/pengumuman peserta yang lulus evaluasi sampul I; 15) pembukaan Dokumen Penawaran sampul II; 16) evaluasi Dokumen Penawaran sampul II; 17) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan; 18) penetapan pemenang; 19) pengumuman pemenang; 20) sanggahan; 21) sanggahan banding (apabila diperlukan); dan 22) penunjukan Penyedia Barang/Jasa. b. Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan prakualifikasi atau Pelelangan

9 Terbatas untuk pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, metode dua tahap yang meliputi kegiatan: 1) pengumuman prakualifikasi; 2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; 3) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi; 4) pembuktian kualifikasi; 5) penetapan hasil kualifikasi; 6) pengumuman hasil kualifikasi; 7) sanggahan kualifikasi; 8) undangan; 9) pengambilan Dokumen Pemilihan; 10) pemberian penjelasan; 11) pemasukan Dokumen Penawaran tahap I; 12) pembukaan Dokumen Penawaran tahap I; 13) evaluasi Dokumen Penawaran tahap I; 14) penetapan peserta yang lulus evaluasi tahap I; 15) pemberitahuan/pengumuman peserta yang lulus evaluasi tahap I; 16) pemasukan Dokumen Penawaran tahap II; 17) pembukaan Dokumen Penawaran tahap II; 18) evaluasi Dokumen Penawaran tahap II; 19) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan; 20) penetapan pemenang; 21) pengumuman pemenang; 22) sanggahan; 23) sanggahan banding (apabila diperlukan); dan 24) penunjukan Penyedia Barang/Jasa.

10 c. Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan pascakualifikasi yang meliputi kegiatan: 1) pengumuman; 2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan; 3) pemberian penjelasan; 4) pemasukan Dokumen Penawaran; 5) pembukaan Dokumen Penawaran; 6) evaluasi penawaran; 7) evaluasi kualifikasi; 8) pembuktian kualifikasi; 9) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan; 10) penetapan pemenang; 11) pengumuman pemenang; 12) sanggahan; 13) sanggahan banding (apabila diperlukan); dan 14) penunjukan Penyedia Barang/Jasa. 2) Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dengan metode Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung untuk Pekerjaan Konstruksi, meliputi tahapan sebagai berikut: a. pengumuman; b. pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan; c. pemberian penjelasan; d. pemasukan Dokumen Penawaran; e. pembukaan Dokumen Penawaran; f. evaluasi penawaran; g. evaluasi kualifikasi; h. pembuktian kualifikasi; i. pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;

11 j. penetapan pemenang; k. pengumuman pemenang; l. sanggahan; m. sanggahan banding (apabila diperlukan); dan n. penunjukan Penyedia Barang/Jasa. 3) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk penanganan darurat dengan metode Penunjukan Langsung, meliputi tahapan sebagai berikut: a. PPK dapat menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada: 1) Penyedia terdekat yang sedang melaksanakan pekerjaan sejenis; atau 2) Penyedia lain yang dinilai mampu dan memenuhi kualifikasi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, bila tidak ada Penyedia sebagaimana dimaksud pada angka 1). b. Proses dan administrasi Penunjukan Langsung dilakukan secara simultan, sebagai berikut : 1) opname pekerjaan di lapangan; 2) penetapan jenis, spesifikasi teknis dan volume pekerjaan, serta waktu penyelesaian pekerjaan; 3) penyusunan Dokumen Pengadaan; 4) penyusunan dan penetapan HPS; 5) penyampaian Dokumen Pengadaan kepada Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; 6) penyampaian Dokumen Penawaran; 7) pembukaan Dokumen Penawaran; 8) klarifikasi dan negosiasi teknis serta harga; 9) penyusunan Berita Acara Hasil Penunjukan Langsung;

12 10) penetapan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; 11) pengumuman Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; dan 12) Penunjukan Penyedia Barang/Jasa. 4) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk bukan penanganan darurat dengan Metode Penunjukan Langsung meliputi tahapan sebagai berikut: a. undangan kepada peserta terpilih dilampiri Dokumen Pengadaan; b. pemasukan Dokumen Kualifikasi; c. evaluasi kualifikasi; d. pemberian penjelasan; e. pemasukan Dokumen Penawaran; f. evaluasi penawaran serta klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga; penetapan pemenang; g. pengumuman pemenang; dan h. penunjukan Penyedia Barang/Jasa. 5) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan metode Pengadaan Langsung meliputi paling kurang tahapan sebagai berikut: a. survei harga pasar dengan cara membandingkan minima dari 2 (dua) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang berbeda; b. membandingkan harga penawaran dengan HPS; dan c. klarifikasi teknis dan negosiasi harga/biaya. 6) Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dengan metode Kontes/Sayembara meliputi paling kurang tahapan sebagai berikut: a. pengumuman; b. pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kontes/ Sayembara;

13 c. pemberian penjelasan; d. pemasukan proposal; e. pembukaan proposal; f. pemeriksaan administrasi dan penilaian proposal teknis; g. pembuatan Berita Acara Hasil Kontes/Sayembara; h. penetapan pemenang; i. pengumuman pemenang; dan j. penunjukan pemenang. i. Pemilihan Jenis Kontrak Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi : Kontrak berdasarkan cara pembayaran; Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran; Kontrak berdasarkan sumber pendanaan; dan Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan. 1) Kontrak berdasarkan cara pembayaran terdiri atas: a. Kontrak Lump Sum; b. Kontrak Harga Satuan; c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan; d. Kontrak Persentase; dan e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey). 2) Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran terdiri atas: a. Kontrak Tahun Tunggal, dan b. Kontrak Tahun Jamak 3) Kontrak berdasarkan sumber pendanaan a. Kontrak Pengadaan tunggal, b. Kontrak Pengadaan Bersama; dan c. Kontrak Payung ( Framework Contract ) 4) Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan, terdiri atas: a. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; dan b. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi.

14 j. Penyusunan Dokumen Pengadaan PPK menetapkan bagian dari rancangan dokumen pengadaan yang terdiri atas rancangan SPK atau rancangan surat perjanjian ( termasuk syarat-syarat umum kontrak, syarat-syarat khusus kontrak, spesifikasi teknis, KAK dan/atau gambar, daftar kuantitas dan harga dan dokumen lainnya) dan HPS. Sedangkan ULP/Pejabat Pengadaan menyusun dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang terdiri atas Dokumen Kualifikasi dan Dokumen Pemilihan. 1) Dokumen Kualifikasi, terdiri dari: a. petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi; b. formulir isian kualifikasi; c. instruksi kepada peserta kualifikasi; d. lembar data kualifikasi; e. Pakta Integritas; dan f. tata cara evaluasi kualifikasi. 2) Dokumen Pemilihan, terdiri dari: a. undangan/pengumuman kepada calon Penyedia Barang/ Jasa; b. instruksi kepada peserta Pengadaan Barang/Jasa; c. syarat-syarat umum Kontrak; d. syarat-syarat khusus Kontrak; e. daftar kuantitas dan harga; f. spesifikasi teknis, KAK dan/atau gambar; g. bentuk surat penawaran; h. rancangan Kontrak; i. bentuk Jaminan; dan j. contoh-contoh formulir yang perlu diisi. 2. Pelaksanaan

15 a. Pelelangan Umum Secara Pascakualifikasi Metode Satu Sampul Dan Evaluasi Sistem Gugur meliputi: 1) Pengumuman Pascakualifikasi ; 2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan; 3) pemberian penjelasan; 4) pemasukan Dokumen Penawaran; 5) pembukaan Dokumen Penawaran; 6) evaluasi penawaran; 7) evaluasi kualifikasi; 8) pembuktian kualifikasi; 9) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan; 10) penetapan pemenang; 11) pengumuman pemenang; 12) sanggahan; 13) sanggahan banding (apabila diperlukan); dan 14) penunjukan Penyedia Barang/Jasa. b. Pelelangan Umum Secara Prakualifikasi Metode Dua Sampul Dan Evaluasi Sistem Nilai Dan Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis meliputi: 1) pengumuman prakualifikasi; 2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; 3) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi; 4) pembuktian kualifikasi dan pembuatan Berita Acara Pembuktian Kualifikasi; 5) penetapan hasil kualifikasi; 6) pengumuman hasil kualifikasi; 7) sanggahan kualifikasi; 8) undangan; 9) pengambilan Dokumen Pemilihan;

16 10) pemberian penjelasan; 11) pemasukan Dokumen Penawaran; 12) pembukaan Dokumen Penawaran sampul I; 13) evaluasi Dokumen Penawaran sampul I; 14) pemberitahuan/pengumuman peserta yang lulus evaluasi sampul I; 15) pembukaan Dokumen Penawaran sampul II; 16) evaluasi Dokumen Penawaran sampul II; 17) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan; 18) penetapan pemenang; 19) pengumuman pemenang; 20) sanggahan; 21) sanggahan banding (apabila diperlukan); dan 22) penunjukan Penyedia Barang/Jasa. c. Pelelangan Umum Prakualifikasi Metode Dua Tahap Dan Evaluasi Sistem Nilai Dan Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis 1) pengumuman prakualifikasi; 2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; 3) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi; 4) pembuktian kualifikasi; 5) penetapan hasil kualifikasi; 6) pengumuman hasil kualifikasi; 7) sanggahan kualifikasi; 8) undangan; 9) pengambilan Dokumen Pemilihan; 10) pemberian penjelasan; 11) pemasukan Dokumen Penawaran tahap I (Administrasi dan teknis); 12) pembukaan Dokumen Penawaran tahap I (Administrasi dan Teknis); 13) evaluasi Dokumen Penawaran tahap I (Administrasi dan Tehnis); 14) penetapan peserta yang lulus evaluasi tahap I;

17 15) pemberitahuan/pengumuman peserta yang lulus evaluasi tahap I ; 16) pemasukan Dokumen Penawaran tahap II (Harga); 17) pembukaan Dokumen Penawaran tahap II (Harga); 18) evaluasi Dokumen Penawaran tahap II (Harga); 19) pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP); 20) penetapan pemenang; 21) pengumuman pemenang; 22) sanggahan; 23) sanggahan banding (apabila diperlukan); dan 24) penunjukan Penyedia Barang/Jasa. d. Pelelangan Sederhana Secara Pascakualifikasi Metode Satu Sampul Dan Evaluasi Sistem Gugur Proses pelaksanaan Pelelangan Sederhana sama dengan proses pelaksanaan Pelelangan Umum secara Pascakualifikasi dengan metode satu sampul danevaluasi sistem gugur kecuali waktu penayangan pengumuman dilakukan palingkurang 3 (tiga) hari kerja melalui website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE. e. Pelaksanaan Pengadaan Barang Melalui Penunjukan Langsung Dan Pengadaan Langsung 1) Pelaksanaan Pengadaan Barang Melalui Penunjukan Langsung untuk Penanganan Darurat a) PPK dapat menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada: I. Penyedia terdekat yang sedang melaksanakan pekerjaan sejenis; atau II. Penyedia lain yang dinilai mampu dan memenuhi kualifikasi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, bila tidak ada Penyedia sebagaimana dimaksud pada angka I.

18 b) Proses dan administrasi Penunjukan Langsung dilakukan secara simultan, sebagai berikut : I. opname pekerjaan di lapangan; II. penetapan jenis, spesifikasi teknis dan volume pekerjaan, serta waktu penyelesaian pekerjaan; III. penyusunan Dokumen Pengadaan; IV. penyusunan dan penetapan HPS; V. penyampaian Dokumen Pengadaan kepada Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; VI. penyampaian Dokumen Penawaran; VII. pembukaan Dokumen Penawaran; VIII. klarifikasi dan negosiasi teknis serta harga; IX. penyusunan Berita Acara Hasil Penunjukan Langsung; X. penetapan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; XI. pengumuman Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; dan XII. Penunjukan Penyedia Barang/Jasa. 2) Pelaksanaan Pengadaan Barang Melalui Penunjukan Langsung Untuk Bukan Penanganan Darurat a. undangan kepada peserta terpilih dilampiri Dokumen b. Pengadaan; c. pemasukan Dokumen Kualifikasi; d. evaluasi kualifikasi; e. pemberian penjelasan; f. pemasukan Dokumen Penawaran; g. evaluasi penawaran serta klarifikasi dan negosiasi teknis h. harga; i. penetapan pemenang;

19 j. pengumuman pemenang; dan k. penunjukan Penyedia Barang/Jasa. l. f. Kontes 1) pengumuman; 2) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kontes/Sayembara; 3) pemberian penjelasan; 4) pemasukan proposal; 5) pembukaan proposal; 6) pemeriksaan administrasi dan penilaian proposal teknis; 7) pembuatan Berita Acara Hasil Kontes/Sayembara; 8) penetapan pemenang; 9) pengumuman pemenang; dan 10) penunjukan pemenang. g. Pelelangan Gagal Dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal Syarat-syarat penetapan pelelangan/pemilihan langsung gagal oleh ULP terdapat dalam ketentuan Pasal 83 ayat (1) Perpres Nomor 54 Tahun 2010. Sedangkan untuk ketentuan/syarat-syarat ULP menyatakan seleksi gagal terdapat dalam Pasal 83 ayat (2). Sementara itu penetapan pelelangan/seleksi/pemilihan Langsung gagal oleh PA/KPA terdapat dalam Pasal 83 ayat (3). Penetapan Pelelangan/seleksi/Pemilihan langsung oleh Menteri/Pimpinan Lembag/ Pimpinan institusi terdapat pada Pasal 83 ayat (5). Syarat-syarat Kepala Daerah menetapkan Penetapan Pelelangan/seleksi/Pemilihan langsung gagal terdapat dalam Pasal 83 ayat (6). Sementara itu, tindak lanjut apabila Pelelangan gagal maka ULP segera melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) evaluasi ulang; 2) penyampaian ulang Dokumen Penawaran;

20 3) Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang; atau 4) penghentian proses Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung. Dalam hal Pelelangan/Seleksi ulang jumlah Penyedia Barang/Jasa yang lulus prakualifikasi hanya 2 (dua) peserta, proses Pelelangan/Seleksi dilanjutkan. Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang jumlah Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran hanya 2 (dua) peserta, proses Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung dilanjutkan. Dalam hal Pelelangan/Seleksi ulang jumlah Penyedia Barang/ Jasa yang lulus prakualifikasi hanya 1 (satu) peserta, Pelelangan/ Seleksi ulang dilakukan seperti proses Penunjukan Langsung. Dalam hal Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang jumlah Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran hanya 1 (satu) peserta, Pelelangan/Seleksi/Pemilihan Langsung ulang dilakukan seperti halnya proses Penunjukan Langsung. 3. Penandatanganan Dan Pelaksanaan Kontrak/SPK a) Penandatanganan Kontrak b) Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Barang D. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERBENTUK BADAN USAHA Prosedur pengadaan Jasa Konsultansi terdiri dari Persiapan Pemilihan Penyedia Jasa konsultansi, Pelaksanaan, Proses Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Berbentuk Badan Usaha, Pelaksanaan dan Penandatanganan Kontrak. 1. Persiapan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi a) Rencana Umum Pengadaan ( sama dengan Rencana Umum Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya) b) Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan ( sama dengan Rencana Umum Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya)

21 c) Penyusunan dan Penetapan Rencana Pelaksanaan Pengadaan ( sama dengan Rencana Umum Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya) d) Pemilihan Sistem Pengadaan Pemilihan sistem Pengadaan Jasa konsultansi dapat dilakukan dengan 4 sitem Pengadaan, terdiri atas: 1. Seleksi 2. Penunjukan Langsung 3. Pengadaan Langsung 4. Sayembara e) Pemilihan Metode Penilaian Kualifikasi Pengadaan 1. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Jasa Konsultansi. Persyaratan yang ditetapkan merupakan persyaratan minimal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan agar terwujud persainganyang sehat secara luas. 2. Kualifikasi pengadaan untuk Penyedia Jasa Konsultansi Badan Usaha dilakukan dengan cara prakualifikasi. 3. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukan penawaran. 4. Proses prakualifikasi pengadaan untuk Penyedia Jasa Konsultansi menghasilkan Daftar Pendek Calon Penyedia Jasa Konsultansi. 5. Dilarang menambah persyaratan kualifikasi yang: a) Bertujuan diskriminatif. b) Menghambat dan membatasi keikutsertaan calon Penyedia Jasa Konsultansi dari luar provinsi/kabupaten/kota/lokasi pemilihan. 6. ULP/Pejabat Pengadaan wajib menyederhanakan proses kualifikasi dengan meminta penyedia mengisi formulir kualifikasi dan tidak

22 meminta seluruh dokumen yang disyaratkan kecuali pada tahap pembuktian kualifikasi. f) Pemilihan Metode Penyampaian Dokumen 1. Pada prinsipnya seleksi pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha menggunakan metoda penyampaian dokumen dua sampul. 2. ULP/Pejabat Pengadaan dapat memilih satu dari dua metoda penyampaian dokumen, yaitu: a) Metoda Satu Sampul. Pengadaan jasa konsultansi berbentuk badan usaha yang menggunakanmetode Seleksi Umum Biaya Terendah/ Seleksi Sederhana /Penunjukan Langsung/Pengadaan Langsung/Sayembara. Metoda Satu Sampul digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi yang standar harganya telah ditetapkan pemerintah atau pengadaan jasa konsultansi yang Kerangka Acuan Kerjanya (KAK) sederhana atau pengadaan jasa konsultansi yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan. b) Metode Dua Sampul. Metoda Dua Sampul digunakan untuk pengadaan jasa konsultansi berbentuk badan usaha yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan penawaran biaya, agar penilaian penawaran biaya tidak mempengaruhi penilaian teknis; atau 2. pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam. g) Pemilihan Metode Evaluasi 1. metode evaluasi berdasarkan kualitas; 2. metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya;

23 3. metode evaluasi berdasarkan Pagu Anggaran; atau 4. metode evaluasi berdasarkan biaya terendah. h) Penyusunan Tahapan dan Jadwal Seleksi 1. Penyusunan Tahapan dan Jadwal Seleksi Umum Tahapan dan jadwal seleksi umum dibedakan berdasarkan pilihan metode evaluasi penawaran yang digunakan, yaitu: a) Metode evaluasi kualitas prakualifikasi dengan 2 (dua) sampul b) Metode evaluasi kualitas dan biaya prakualifikasi dengan 2 (dua) sampul c) Metode evaluasi biaya terendah/pagu anggaran prakualifikasi dengan 1 (satu) sampul 2. Tahapan seleksi umum metode evaluasi kualitas dengan 2 (dua) sampul terdiri dari : a) pengumuman prakualifikasi; b) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; c) pemberian penjelasan (apabila diperlukan); d) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi; e) pembuktian kualifikasi; f) penetapan hasil kualifikasi; g) pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi; h) sanggahan kualifikasi; i) undangan; j) pengambilan Dokumen Pemilihan; k) pemberian penjelasan; l) pemasukan Dokumen Penawaran; m) pembukaan dokumen sampul I; n) evaluasi dokumen sampul I; o) penetapan peringkat teknis; p) pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis;

24 q) sanggahan; r) sanggahan banding (apabila diperlukan); s) undangan pembukaan dokumen sampul II; t) pembukaan dan evaluasi dokumen sampul II; u) undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya; v) klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya; w) pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi; dan x) penunjukan Penyedia Barang/Jasa. 3. Tahapan seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dengan 2 (dua) sampul terdiri dari : a) pengumuman prakualifikasi; b) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; c) pemberian penjelasan (apabila diperlukan); d) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi; e) pembuktian kualifikasi; f) penetapan hasil kualifikasi; g) pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi; h) sanggahan kualifikasi; i) undangan; j) pengambilan Dokumen Pemilihan; k) pemberian penjelasan; l) pemasukan Dokumen Penawaran; m) pembukaan dokumen sampul I; n) evaluasi dokumen sampul I; o) penetapan peringkat teknis; p) pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis; q) undangan pembukaan dokumen sampul II; r) pembukaan dan evaluasi dokumen sampul II; s) penetapan pemenang;

25 t) pemberitahuan/pengumuman pemenang; u) sanggahan; v) sanggahan banding (apabila diperlukan); w) undangan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya; x) klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya; y) pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi; dan z) penunjukan Penyedia Barang/Jasa. 4. Tahapan seleksi umum metode evaluasi biaya terendah dengan 1 (satu) sampul terdiri dari : a) pengumuman prakualifikasi; b) pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi; c) pemberian penjelasan (apabila diperlukan); d) pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi; e) pembuktian kualifikasi; f) penetapan hasil kualifikasi; g) pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi; h) sanggahan kualifikasi; i) undangan; j) pemberian penjelasan; k) pemasukan Dokumen Penawaran; l) pembukaan Dokumen Penawaran serta koreksi aritmatik; m) evaluasi administrasi, teknis, dan biaya; n) penetapan pemenang; o) pemberitahuan/pengumuman pemenang; p) sanggahan; q) sanggahan banding (apabila diperlukan); r) undangan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya; s) klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya; t) pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi; dan

26 u) penunjukan Penyedia Barang/Jasa. i) Pemilihan Jenis Kontrak 1. Jenis kontrak pengadaan jasa konsultansi meliputi sebagai berikut: a) Kontrak berdasarkan cara pembayaran, terdiri dari; 1. Kontrak Lump Sum; 2. Kontrak Harga Satuan; 3. Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan; dan 4. Kontrak Persentase. b) Kontrak berdasarkan pembebanan tahun anggaran terdiri dari; 1. Kontrak Tahun Tunggal; dan 2. Kontrak Tahun Jamak. c) Kontrak berdasarkan sumber pendanaan, terdiri atas; 1. Kontrak Pengadaan Tunggal; dan 2. Kontrak Pengadaan Bersama d) Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan. 1. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; dan 2. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi j) Penyusunan Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi 1. Dokumen Kualifikasi. 2. Dokumen Pemilihan. 2. Proses Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Berbentuk Badan Usaha Uraian/penjelasan mengenai Proses Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi ini dapat dilihat dari uraian yang terdapat pada halaman 21 dan seterusnya. Hal ini dikarenakan penjelasannya sama sehingga penulis tidak perlu mengulang penjelasan tersebut. Adapun tata cara atau prosedur pada proses Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi adalah sebagai berikut: a) Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Dua Sampul b) Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya Dua Sampul c) Seleksi Umum Metode Evaluasi Biaya Terendah Satu Sampul

27 d) Seleksi Sederhana Metode Evaluasi Biaya Terendah/Pagu Anggaran Satu Sampul e) Penunjukan Langsung Satu Sampul f) Pengadaan Langsung g) Sayembara h) Seleksi Gagal dan Tindak Lanjut Seleksi Gagal 3. Penandatanganan Dan Pelaksanaan Kontrak a) Penandatanganan Kontrak b) Pelaksanaan Kontrak E. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERBENTUK PERORANGAN Pada prinsipnya Prosedur Pengadaan Jasa konsultansi Berbentuk Perorangan memiliki kesamaan dengan Prosedur Pengadaan Jasa konsultansi Berbentuk Badan Usaha terkait dengan Rencana Umum Pengadaan, Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan dan sebagainya. Bahkan prosedurnya pun sama, mulai dari Persiapan Pemilihan Penyedia Jasa konsultansi, Proses Pemilihan Penyedia Jasa konsultansi hingga Pelaksanaan dan Penandatanganan Kontrak. 1. Persiapan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Berbentuk Perorangan a) Rencana Umum Pengadaan b) Pengkajian Ulang Rencana Umum Pengadaan c) Penyusunan dan Penetapan Rencana Pelaksanaan Pengadaan d) Pemilihan Sistem Pengadaan e) Pemilihan Metode Penilaian Kualifikasi Pengadaan f) Pemilihan Metode Penyampaian Dokumen Penawaran g) Pemilihan Metode Evaluasi

28 h) Penyusunan Tahapan dan Jadwal Seleksi i) Pemilihan Jenis Kontrak j) Penyusunan Dokumen Pengadaan 2. Proses Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Berbentuk Perorangan a) Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Satu Sampul b) Seleksi Sederhana Metode Evaluasi Kualitas Satu Sampul c) Penunjukan Langsung Satu Sampul d) Pengadaan Langsung e) Sayembara f) Seleksi Gagal dan Tindak Lanjut Seleksi Gagal 3. Penandatanganan Dan Pelaksanaan Kontrak a) Penandatanganan Kontrak b) Pelaksanaan Kontrak F. PROSEDUR/TATA CARA SWAKELOLA Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. Prosedur Swakelola meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, penyerahan, pelaporan dan pertanggungjawaban pekerjaan. Penyelenggara Pekerjaan swakelola dilakukan oleh: K/L/D/I Penanggungjawab Anggaran Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola Kelompok Masyarakat 1. Perencanaan Swakelola Kegiatan perencanaan swakelola meliputi: a. penetapan sasaran, rencana kegiatan dan jadwal b. penyusunan jadwal pelaksanaan dengan mempertimbangkan waktu yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan/ kegiatan;

29 c. perencanaan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan yang tepat agar diperoleh rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan yang sesuai; d. penyusunan rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan secara rinci serta dijabarkan dalam rencana kerja bulanan, rencana kerja mingguan dan/atau rencana kerja harian; dan e. penyusunan rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya bulanan dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran. 2. Prosedur Pelaksanaan Swakelola Oleh K/L/D/I Prosedur Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola oleh K/L/D/I adalah sebagai berikut: a) pengadaan bahan/barang, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan; b) pengadaan sebagaimana dimaksud pada huruf a berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Presiden ini; c) pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara berkala berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borongan; d) pembayaran gaji tenaga ahli yang diperlukan dilakukan berdasarkan Kontrak; e) penggunaan tenaga kerja, bahan dan/atau peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian; f) pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan Uang Persediaan (UP)/Uang Muka kerja atau istilah lain yang disamakan dilakukan oleh Instansi Pemerintah pelaksana Swakelola; g) UP/Uang Muka kerja atau istilah lain yang disamakan, dipertanggungjawabkan secara berkala maksimal secara bulanan; h) kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu yang disesuaikan dengan penyerapan dana;

30 i) kemajuan non fisik atau perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan yang disesuaikan dengan penyerapan dana; dan j) pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilakukan oleh pelaksana yang ditunjuk oleh PPK, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. 3. Prosedur Pelaksanaan swakelola oleh Instansi Pemerintah Lainnya Prosedur pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola oleh Instansi Pemerintah Lainnya adalah sebagai berikut: a) pelaksanaan dilakukan berdasarkan Kontrak antara PPK pada K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran dengan pelaksana Swakelola pada Instansi Pemerintah lain pelaksana Swakelola. b) pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan pada Instansi Pemerintah lain pelaksana Swakelola; c) pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borongan; pembayaran imbalan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan berdasarkan Kontrak; d) penggunaan tenaga kerja, bahan/barang dan/atau peralatan dicatat setiap hari dalam laporan harian; e) kemajuan fisik dicatat setiap hari dan dievaluasi setiap minggu yang disesuaikan dengan penyerapan dana oleh Instansi Pemerintah lain pelaksana Swakelola; f) kemajuan non fisik atau perangkat lunak dicatat dan dievaluasi setiap bulan yang disesuaikan dengan penyerapan dana oleh Instansi Pemerintah lain pelaksana Swakelola; dan g) pengawasan pekerjaan fisik di lapangan dilaksanakan oleh pihak yang ditunjuk PPK pada K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.

31 4. Pelaksanaan Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat a) pelaksanaan Swakelola oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dilakukan berdasarkan Kontrak antara PPK pada K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran dengan Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola; b) pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa hanya diserahkan kepada Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola yang mampu melaksanakan pekerjaan; c) pengadaan Pekerjaan Konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi dan konstruksi sederhana; d) konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, dibangun oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; e) pengadaan bahan/barang, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010; f) penyaluran dana kepada Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 40% (empat puluh perseratus) dari keseluruhan dana Swakelola, apabila Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola telah siap melaksanakan Swakelola; 2. 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana Swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 30% (tiga puluh perseratus); dan 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana Swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 60% (enam puluh perserat

32 g) pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana Swakelola yang dikeluarkan, dilaporkan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola secara berkala kepada PPK; h) pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola; dan i) pertanggungjawaban pekerjaan/kegiatan Pengadaan disampaikan kepada K/L/D/I pemberi dana Swakelola sesuai ketentuan perundangundangan. 5. Pelaporan Pengawasan dan PertanggungJawaban Swakelola a) Pelaksanaan Swakelola diawasi oleh Penanggung Jawab Anggaran atau oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola. b) Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan dilaporkan oleh pelaksana lapangan/pelaksana Swakelola kepada PPK secara berkala. c) Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan dilaporkan setiap bulan secara berjenjang oleh Pelaksana Swakelola sampai kepada PA/KPA. APIP pada K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran melakukan audit terhadap pelaksanaan Swakelola.