BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. cukup luas di masyarakat, mulai dari produk makanan ringan hingga masakan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

I. PENDAHULUAN. maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Senyawa kimia sangat banyak digunakan untuk mengendalikan hama. Di

BAB I PENDAHULUAN. milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perkembangan zaman berdampak pada perubahan pola makan yang lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fluorida adalah salah satu senyawa kimia yang terbukti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air seperti. kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, pencurian organ,

PENGARUH Agen KIMIA Dan MEKANISME perubahan sel Serta penyakit Yang ditimbulkannya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

PENGARUH ALKOHOL TERHADAP PENURUNAN BERAT CEREBELLUM PADA TIKUS WISTAR REMAJA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN A: Kartu Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam proses memasak. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Asam format yang terakumulasi inilah yang menyebabkan toksik. 2. Manifestasi klinis yang paling umum yaitu pada organ mata, sistem

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Kejadian ulkus lambung berkisar antara 5% - 10% dari total populasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Efek berbahaya dari alkohol sudah menjadi masalah. global sekarang ini. Diperkirakan sekitar 250 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya penggunaan timah hitam, timbal atau plumbum (Pb) mengakibatkan 350 kasus penyakit jantung koroner, 62.

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

1 Universitas Kristen Maranatha

2007, prevalensi minum alkohol di Indonesia pada laki-laki dan perempuan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah di dunia. Salah

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

Mam MAKALAH ISLAM. Bagaimana Mekanisme Alkohol Pengaruhi Tubuh Manusia

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus putih Sprague Dawley yang belum

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

BAB I PENDAHULUAN. Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etanol disebut juga etil alkohol atau alkohol yang merupakan sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, dan tak berwarna. Etanol merupakan jenis alkohol yang dimaksud dalam minuman beralkohol yang beredar di masyarakat. Persentase etanol yang terdapat di minuman beralkohol bermacam-macam antara lain, minuman beralkohol golongan A (1-5%) contohnya beer yang merupakan minuman yang paling sering dikonsumsi di Indonesia, minuman beralkohol golongan B (5-20%) contohnya wine, dan minuman beralkohol golongan C (20-55%) contohnya vodka yang merupakan minuman yang paling sering dikonsumsi di dunia (Menteri Perdagangan Republik Indonesia, 2014). Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskerdas) Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia tahun 2007, jumlah remaja pengkonsumsi minuman beralkohol masih di angka 4,9%. Namun pada tahun 2014, jumlahnya melonjak hinggaangka 23% dari total remaja saat ini sekitar 63 juta jiwa atau sekitar 14,4 juta remaja. Banyak kesalahpahaman yang muncul tentang penggunaan etanol. Menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism konsumsi etanol dalam dosis sedang (44 ml) satu sloki per hari (44 ml) untuk wanita dan dua sloki per hari (88 ml) untuk pria dapat menurunkan penyakit kardiovaskular (National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, 1999). Namun perlu dipertimbangkan antara manfaat dan risiko kesehatan karena efek merusak dari etanol lebih banyak dari manfaatnya, antara lain minum lebih dari lima sloki per hari dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan meningkatkan risiko stroke dan juga kanker (National Center for Biotechnology Information, 2007). Tubuh dapat memroses etanol 44 ml dalam 1 jam (National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, 1996). Efek langsung dari penyerapan etanol oleh tubuh antara lain adalah kesulitan berjalan, penglihatan kabur, perubahan tutur kata, waktu reaksi lambat, memori terganggu dan dapat menyebabkan kecelakaan 1

(National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, 2004). Hal ini karena etanol dapat mengganggu fungsi dari otak khususnya cerebellum. Cerebellum memegang penuh atas semua efek yang ditimbulkan oleh etanol mengingat fungsinya adalah sebagai pusat aktivitas motorik dan penglihatan yang cepat dan mulus dari satu gerakan ke gerakan lain (Guyton & Hall, 2014). Paparan etanol menyebabkan lesi khas, yaitu penipisan korteks. Pada penelitian Halim tahun 2006 ditemukan bahwa pemberian etanol secara kronis yaitu 30 hari dengan persentase yang berbeda dengan jumlah pemberian yang sama dapat menurunkan jumlah sel granula yang ditandai dengan pengurangan kepadatan dan besarnya sel. Pada penelitian Suryati tahun 2006 tentang pengaruh etanol terhadap penurunan berat cerebellum pada tikus wistar remaja ditemukan bahwa konsumsi etanol selama 2 minggu dapat menyebabkan penurunan berat cerebellum dan diduga akibat kehilangan sel Purkinje. Kerusakan otak tidak hanya diakibatkan oleh penggunaan etanol dalam jangka panjang namun penyalahgunaan etanol dalam jangka pendek pun dapat berbahaya, nemun penelitian etanol dalam waktu singkat belum banyak diteliti. Hal tersebut mendorong perlunya dilakukan penelitian mengenai pengaruh buruk etanol dalam jangka pendek terutama pada sel Purkinje cerebellum. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah pemberian etanol 40% per oral dalam jangka pendek yaitu 15 hari menyebabkan penurunan jumlah sel Purkinje cerebellum pada tikus wistar jantan dewasa. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penelitian adalah untuk mengetahui efek penggunaan etanol per oral dalam jangka pendek yaitu 15 hari terhadap otak. 2

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek konsumsi etanol dengan persentase tinggi dalam jangka pendek terhadap penurunan jumlah sel Purkinje cerebellum. 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah Manfaat akademis adalah menambah pengetahuan dan wawasan mengenai gambaran histopatologik otak yang ditimbulkan setelah konsumsi etanol persentase tinggi dalam jangka pendek yaitu 15 hari. Manfaat praktis adalah memberikan informasi tentang bahaya minuman beralkohol kepada pembaca baik yang mengkonsumsi minuman beralkohol maupun tidak agar dapat mencegah kerusakan terhadap organ terutama otak. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka pemikiran Etanol yang masuk ke dalam tubuh akan diserap oleh saluran pencernaan, selanjutnya akan cepat berdifusi ke dalam darah dan cairan tubuh sehingga menyebar ke seluruh tubuh (National Center for Biotechnology Information, 2007). Karena sifatnya yang selektif terutama pada otak, etanol akan masuk ke dalam arteri di otak. Selain itu etanol juga dapat melewati blood brain barrier dengan mudah karena sifat kimia etanol yang agak polar juga lipofilik sehingga bercampur dengan lemak dalam membran (Advancing Sience Serving Society, 2016). Etanol yang masuk ke dalam otak akan memengaruhi seluruh fungsi otak khususnya cerebellum. Cerebellum berperan penting dalam menentukan aktivitas motorik, memonitor dan memperbaiki penyesuaian aktivitas motorik. Untuk menjalankan semua fungsinya harus terjadi keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi. Proses inhibisi hampir seluruhnya dipengaruhi oleh sel Purkinje yang akan menghantarkan sinyal ke sel nuklear melalui sinaps neuron (Guyton & Guyton, 2014). Perjalanan sinaps ini seluruhnya dipengaruhi oleh mitokondria sel 3

yang merupakan tempat penyimpanan dan pengaturan kalsium yang sangat berperan dalam neuron. Etanol yang masuk ke dalam otak akan menyebabkan kerusakan mitokondria sehingga sinaps neuron terhambat dan menghasilkan Reaktif Oxygen Species (ROS) berlebih yang akan menyebabkan fase Mitokondria Permeabilitas Transisi (MPT), yang mana kalsium dan sitokrom C akan keluar lalu memicu apoptosis dini dan nekrosis sel di otak khususnya sel Purkinje cerebellum yang akan menghambat proses inhibisi impuls saraf (Goodlett, 2005). Terdapat 3 jenis metabolisme etanol di hati yaitu (1) melalui enzim alkohol dehidrogenase, (2) enzim katalase, (3) sitokrom P450. Setiap tahapan metabolisme etanol memerlukan NAD + dan akan menghasilkan NADH, asetaldehida dan ROS. Selain menghasilkan asetaldehida dan ROS terjadi perubahan rasio NAD + /NADH yang terdapat pada jalur sitokrom P450. Jalur ini menginduksi peningkatan aktivitas enzim sitokrom CYP2EI yang mengakibatkan penumpukan asam lemak tak jenuh ganda dan besi, mengurangi Glutation Stimulating Hormon (GSH), mengakibatkan toksisitas sel, meningkatkan stres oksidatif, dan kerusakan mitokondria. Kadar ROS yang berlebihan dalam tubuh serta kerusakan mitokondria akan menyebabkan apoptosis dini dan nekrosis (Wu & Cederbaum, 2004). 1.5.2 Hipotesis Penelitian Etanol 40% yang diberikan dalam jangka pendek yaitu 15 hari menurunkan jumlah sel Purkinje cerebellum pada tikus Wistar jantan dewasa. 4

5