BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menghadapi era pasar bebas yang disebabkan oleh globalisasi, maka setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI ( Studi Pada PT. JAMU AIR MANCUR Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi menyebabkan adanya perubahan dari era revolusi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa semakin kuat (sumber:

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dengan demikian industri kecil dan rumah tangga merupakan

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. untuk selalu meningkatkan efisiensi dan efektifitas prosesnya guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan saat ini sedang berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan. hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan

ANALISIS SUPPLIER COSTING DALAM PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ABC PADA PT. CIPTAGRAHA MITRA

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya persaingan yang ketat khususnya dalam sektor ekonomi. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Farah Esa B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI PT. ANTAR SURYA JAYA SKRIPSI

Oleh : Beby Hilda Agustin Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan informasi juga berpengaruh pada proses pembuatan. dengan didistribusikan kepada konsumen.

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kebutuhan akan sebuah komputerisasi. sangatlah penting bagi tiap - tiap perusahaan agar mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang berdampak pada ketatnya persaingan dunia usaha. Hal ini. terutama di perkembangan industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur di Indonesia Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing (ABC)

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan jasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang dihadapi perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari semakin

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. CV.ARMICO merupakan salah satu perusahaan penerbitan dan percetakan

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. ketat menuntut setiap perusahaan untuk dapat melakukan pengeloaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perusahaan industri untuk

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh

BAB I. PENDAHULUAN. global harus memiliki strategi dan kebijakan yang tepat. Salah satu strategi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Usaha kecil dan mengah (UKM) di berbagai Negara termasuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

BABI PENDAHULUAN. Pada saat ini terdapat 4 keadaan yang sangat berpengaruh atas dunia

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah. Untuk itu pihak manajemen dalam sebuah perusahaan perlu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam membuat Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

Orang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dunia industri dewasa ini, perusahaan perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas yang disebabkan oleh globalisasi, maka setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan suatu tantangan bagi perusahaan untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen. Perusahaan yang mampu memenuhi keinginan pelanggan, mengembangkan produk tepat waktu, mengeluarkan biaya yang rendah dalam bidang persediaan dan penyerahan produk, mengelola industri secara cermat dan fleksibel merupakan perusahaan yang memiliki daya saing tinggi dan dapat menguasai pasar (Watanabe, dalam Wirdianto, & Unbersa 2008). Salah satu faktor dalam persaingan yaitu perusahaan harus dapat memberikan harga yang yang rendah kepada konsumen tanpa mengabaikan kualitasnya. Untuk memberikan harga yang rendah kepada para konsumen, perusahaan harus menekan biaya-biaya yang timbul. Ada berbagai macam biaya yang timbul, salah satunya adalah biaya yang ditimbulkan dari pemasok atau supplier. Pemasok atau supplier merupakan mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Pemasok atau supllier merupakan salah satu bagian yang termasuk di dalam segmen. Segmen adalah suatu subunit dari sebuah perusahaan yang cukup penting dalam pembuatan laporan kinerja, atau dapat diartikan

sebagai kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam organisasi (Hansen & Mowen, 2001) Setiap pemasok atau supplier pada umunya hampir sama, namun karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing pemasok adalah berbeda. Untuk memperoleh pemasok yang memiliki biaya yang paling rendah maka diperlukan sebuah metode untuk mengukur efektifitas dan efisiensi dari setiap pemasok. Hal ini bertujuan untuk mengelola biaya yang timbul dari pemasok agar harga jual yang ditawarkan perusahaan kepada para pelanggannya menjadi lebih kompetitif (Sulastiningsih, dalam Setyaningrum, 2007). Pemilihan pemasok bahan baku dilakukan agar proses produksi yang berjalan di perusahaan tidak terganggu, dimana supllier yang dipilih mampu menyediakan barang tepat pada waktunya, berkualitas baik dan harga yang kompetitif. Pemilihan pemasok merupakan kegiatan strategis, terutama apabila pemasok tersebut akan memasok item yang kritis dan/atau akan digunakan dalam jangka panjang. Empat kriteria pemilihan pemasok menurut Harding, yaitu kredibilitas pemasok, proses pengiriman (distribusi) barang, penentuan harga, kualitas barang (Hidayat 2008). Hal ini penting karena banyak perusahaan yang melakukan kesalahan fatal dalam memilih supplier. Oleh karena itu, maka pihak perusahaan dirasa perlu untuk melakukan analisis terhadap biaya dari para pemasoknya, atau dapat disebut dengan analisis supllier costing. Analisis supllier costing yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan perhitungan biaya berdasarkan sistem ABC. Hal ini dikarenakan bahwa penetuan harga pokok per unit yang lebih akurat penting bagi

manajemen sebagai dasar untuk pembuatan keputusan. Agar tidak terjadi distorsi penentuan harga pokok per unit, banyak perusahaan yang mengadopsi penggunaan sistem harga pokok (costing) berbasis aktivitas (ABC), dengan harapan manajemen melakukan analisis profitabilitas, mendorong perbaikan proses, mengembangkan ukuran kinerja yang lebih inovatif, dan dapat berpartisipasi dalam perencanaan strategis (Moh. Syahfrudin, dalam Sujana, 2006). Dengan mengidentifikasi aktivitas yang ditimbulkan oleh pemasok, maka manajer dapat mengidentifikasi biaya yang sesungguhnya. Penerapan sistem ABC banyak memberikan manfaat, Robin Cooper dan Robert S. Kaplan (1991) dalam Supriyono (2002) mengungkapkan bahwa manfaat yang dihasilkan sistem ABC adalah sebagai berikut, (1) Memperbaiki mutu pembuatan keputusan, (2) memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead, dan (3) memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan untuk keputusan yang lebih luas (Sujana 2006). Pembebanan biaya untuk aktivitas yang berhubungan dengan pemasok mengikuti pola yang sama dengan perhitungan biaya pelanggan dan perhitungan harga pokok produk pada ABC (Hansen & Mowen, 2009). Keputusan disini didasarkan pada biaya yang paling rendah diantara ke tiga supplier yang memiliki jumlah transaksi terbesar dengan perusahaan. Penelitian ini dilakukan kepada tiga pemasok yang memiliki jumlah kerjasama terbanyak dengan perusahaan, hal ini dikarenakan semakin banyak kerjasama yang dilakukan dengan perusahaan maka supplier tersebut semakin terlibat dalam pengadaan barang di perusahaan

sehingga jumlah moneter yang dikeluarkan perusahaan untuk supplier tersebut semakin besar. PT. Ciptagraha Mitra adalah perusahaan distributor wallpaper yang berlokasi di Jalan Agung Barat 1 Blok A-3/28-B, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ini yaitu, membeli barang dari pemasok besar kemudian menjual kembali ke agen-agen atau distributor yang lebih kecil. Dilihat dari jenis kegiatan usahanya, PT. Ciptagraha Mitra memiliki banyak pemasok, pemasok disini terdiri dari dua jenis pemasok yaitu pemasok dalam negeri atau lokal dan pemasok asing atau pemasok luar negeri. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti pemasok asing. Hal ini dikarenakan pemasok asing memiliki jumlah transaksi yang lebih besar dibanding dengan pemasok lokal. Hal yang membedakan antar pemasok ini adalah, harga, dan kemudahan untuk bertransaksi. Keanekaragaman pemasok yang dimiliki ini, membuat perusahaan untuk memilih pemasok yang terbaik. Tujuannya adalah agar pihak manajemen tidak melakukan pengambilan keputusan yang kurang tepat didalam pemilihan supplier. Dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil tiga pemasok dengan jenis penawaran produk yang sama dan memiliki transaksi terbesar dengan PT. Ciptagraha Mitra. Setiap pemasok memiliki kualitas wallpaper yang sama, hal yang membedakan adalah motifnya. Walaupun memiliki motif yang bebeda-beda, tetapi setiap pemasok tidak memiliki motif yang khas. Motif wallpaper merupakan motif yang bercorak universal, seperti motif abstrak, bunga, animal, kartun.

Hubungan antara PT. Ciptagraha Mitra dengan para suppliernya tidak terikat. Perusahaan dapat melakukan kerjasama dengan supplier tanpa adanya kontrak jangka panjang. Untuk membeli barang dari supplier, perusahaan hanya melakukan permintaan pengiriman barang apabila tidak ada permintaan barang maka tidak ada kerja sama antara supplier dengan perusahaan. 1.2. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut, pemasok manakah yang sebaiknya dipilih oleh perusahaan dalam penyediaan produk yang bersangkutan? 1.3. Batasan masalah Adapun batasan dari penelitian ini adalah: a. Penelitian ini menggunakan perbandingan antar tiga pemasok asing dengan penawaran jenis produk yang sama. Tiga pemasok ini adalah pemasok yang memiliki aktivitas kerjasama yang besar dengan perusahaan. b. Kriteria pemilihan pemasok yaitu, dengan menggunakan data tarif dan aktivitas total biaya pembelian per unit setiap komponen. c. Data yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi data pada PT. Ciptagraha Mitra Jakarta bulan Januari 2010 - Desember 2010. d. Harga beli dari pemasok diasumsikan sama untuk setiap produk yang ditawarkan.

1.4. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya yang ditimbulkan oleh pemasok dan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan dalam pemilihan pemasok. 1.5. Manfaat penelitian Berikut adalah manfaat penelitian bagi: a. Bagi perusahaan Manfaat dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui biaya yang disebabkan oleh pemasok sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini maka pihak manajemen perusahaan dapat melakukan pengambilan keputusan secara lebih tepat didalam pemilihan pemasok serta penetapan harga jual produknya. b. Bagi pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dalam mempelajari masalah yang berkaitan dengan supplier costing di dalam pemilihan pemasok. 1.6. Metode Penelitian a. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah PT. Ciptagraha Mitra Jakarta yang berlokasi di Jalan Agung Barat 1 Blok A-3/28-B, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta. b. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena data yang diambil dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari database yang dimiliki oleh perusahaan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: 1. Gambaran umum perusahaan 2. Data biaya yang diserap oleh setiap aktivitas, yang meliputi biaya tenaga kerja, biaya administrasi, biaya pemakaian telepon, biaya penggunaan fasilitas. 3. Data waktu yang diperlukan untuk penawaran produk. 4. Data jumlah barang yang dipesan. 5. Data jumlah barang yang diterima. 6. Data jumlah penyesuaian harga yang dilakukan. 7. Data biaya kerugian barang yang rusak. 8. Data biaya overhead pabrik. 9. Data biaya penyusutan gedung. c. Cara pengumpulan data. a. Wawancara. Pada penelitian ini yang menjadi informan dalam wawancara adalah pihak yang berwenang dalam perusahaan,

yaitu pemilik perusahaan, manajer bagian pembelian, dan kepala bagian akuntansi pada PT. Ciptagraha Mitra Jakarta. Wawancara yang dilakukan meliputi sejarah berdirinya perusahaan, struktur organisasi, sumber daya yang diperlukan dan aktivitas yang dilakukan perusahaan dengan pemasok yang berkaitan dengan pembelian produk beserta harga pokok itu sendiri. b. Observasi Observasi yang dilakukan yaitu dengan mengamati secara langsung aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan sehari-hari khususnya dalam hal penyediaan barang yang berkaitan dengan pemasok. c. Dokumentasi Dokumen-dokumen yang diamati adalah dokumen yang berhubungan dengan pemasok. Dokumen tersebut antara lain, dokumen pemesanan barang, dokumen penerimaan barang, dokumen pengembalian barang yang rusak, dokumen penggajian karyawan, dan laporan keuangan bulan Januari 2010 hingga Desember 2010. d. Langkah-langkah analisis Analisis yang dilakukan dalam pemilihan supplier terdiri dari dua tahap. Tahap pertama dibagi menjadi dua langkah, dan tahap ke dua dibagi menjadi tiga langkah. Penjelasan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut: a. Tahap I

1. Mengidentifikasi aktivitas. 2. Menghitung pembebanan biaya pada aktivitas. a) Mengidentifikasi penyerapan biaya tenaga kerja. b) Mengidentifikasi penyerapan biaya lain. c) Mengelompokan biaya berdasarkan level aktivitasnya. b. Tahap II 1. Mengidentifikasi biaya pada tiap jasa. 1) Menghitung biaya yang digunakan dalam pemesanan barang kepada pemasok asing.. 2) Menghitung biaya yang digunakan untuk kerugian barang yang rusak. 3) Menghitung biaya yang diserap bagian akuntansi. 4) Menghitung biaya pemakaian telepon. 5) Menghitung biaya pemakaian listrik. 6) Menghitung biaya pemakaian internet. 7) Menghitung biaya penggunaan paralatan. 8) Menghitung biaya penggunaan fasilitas. 2. Menjumlahkan semua biaya yang telah diserap oleh supplier. 3. Membandingkan biaya masing-masing supplier, kemudian memilih supplier yang memiliki biaya yang paling rendah.

Gambar 1.1 Langkah-langkah analisis penerapan supplier costing Mengidentifikasi aktivitas Menghitung pembebanan biaya pada aktivitas Mengidentifikasi biaya pada tiap jasa Menjumlahkan semua biaya yang telah diserap oleh supplier Membandingkan biaya masing-masing supplier Memilih supplier yang memiliki biaya yang paling rendah 1.7. Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : ABC & SUPPLIER COSTING Pada bab ini terdapat empat bagian, yaitu bagian pertama berisi tentang pengertian mengenai sistem akuntansi biaya tradisional,

dan kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional, bagian yang kedua yaitu sejarah ABC, pengertian sistem ABC, konsep ABC, konsep-konsep dasar ABC, manfaat dari sistem ABC, perbandingan biaya produk tradisional dan ABC, struktur ABC, syarat penerapan sistem ABC, penerapan biaya overhead pabrik pada ABC, prosedur pembebanan biaya overhead pabrik dengan ABC, manfaat penentuan harga pokok produksi berdasarkan ABC, keunggulan ABC. Bagian yang ketiga berisi tentang pengertian aktivitas, klasifikasi aktivitas, aktivitas penggerak biaya, bagian yang terakhir adalah pengertian supplier, pemilihan pemasok/ supplier dan supplier costing dengan pendekatan ABC. Bab III : GAMBARAN UMUM PT. CIPTAGRAHA MITRA JAKARTA Bab ini berisi tentang sejarah berdiri dan berkembangnya perusahaan, tujuan perusahaan, struktur organisasi, aktivitas perusahaan, karyawan perusahaan, dan pemasok/ supplier. Bab IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi data penelitian serta analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan pada PT.Ciptagraha Mitra Jakarta. Analisis data yag dilakukan dibagi menjadi dua tahap, tahap yang pertama adalah mengidentifikasi aktivitas, melakukan pembebanan biaya pada setiap aktivitas, mengidentifikasi penerapan biaya tenaga kerja, mengidentifikasi

penerapan biaya lain. Sedangkan tahap yang kedua adalah mengidentifikasi pada tiap jasa, dan menghitung biaya supplier. Bab V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan.