BAB III STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIANANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH A. Gambaran Umum RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni RA Muslimat NU Pakisputih kedungwuni ini terletak di tengahtengah masyarakat di desa Pakisputih kecamatan kedungwuni yang merupakan RA unggulan di desa Pakisputih. RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni ini sangat berperan dan membantu para orang tua dalam mendidik anak-anaknya. 1. Sejarah Berdirinya RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni merupakan salah satu sekolah yang ada di desa Pakisputih. Awal berdirinya pada tanggal 1 Agustus 1975 merupakan inisiatif kepedulian dari kepengurusan Nahdlatul Ulama yang mempunyai misi meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, dengan dukungan dari masyarakat di desa Pakisputih maka dibangunlah secara gotong royong dengan tanah hasil sumbangan swadaya masyarakat. Status kepemilikan sendiri dibawah kepengurusan yayasan Nahdlatul Ulama. 1 2. Letak RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni beralokasi di dukuh Pesantren desa Pakisputih kecamatan Kedungwuni kabupaten 1 Tri Agustiyanti, Kepala Sekolah RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 25 Agustus 2013. 42
Pekalongan, adapun secara geografisnya batas-batasnya sebagai berikut: - Sebelah Utara : Masjid Jami Baitul Huda - Sebelah Timur : Perkampungan warga - Sebelah Selatan : Perkampungan warga - Sebelah Barat : Perkebunan 2 3. Visi, Misi dan Tujuan RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni a. Visi RA Muslimat NU Pakisputih Terciptanya generasi penerus yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah, cerdas, kreatif dan mandiri. b. Misi RA Muslimat NU Pakisputih 1. Menyiapkan generasi yang mempunyai keimanan dan ketaqwaan sejak dini. 2. Menanamkan sikap dan sifat yang mulia. 3. Memberikan kegiatan yang memicu perkembangan fisik dan psikis. 4. Menyelenggarakan proses pembelajaran melalui kegiatan bermain yang kreatif dan inovatif. 5. Menumbuhkan sikap kemandirian siswa. c. Tujuan RA Muslimat NU Pakisputih 1. Memberikan tuntutan dasar keimanan yang kuat. 2. Memberikan tuntutan dalam melaksanakan ketaatan beribadah. 2 Observasi. 2013. Letak Geografi RA Muslimat NU Pakisputih. Kedungwuni, 25 Agustus 2013. 43
44 3. Memberikan tuntutan perilaku yang benar sesuai dengan ajaran dalam kehidupan sehari-hari. 4. Memberikan kegiatan-kegiatan yang inovatif melalui pembelajaran kognitif, fisik motorik, bahasa, sosio-emosional yang dapat menumbuhkan perkembangan kecerdasan pada anak. 5. Menciptakan suasana belajar yang tidak monoton, penuh dinamika kreatif dan menyenangkan didalam kelas. 6. Melatih anak untuk dapat bertanggung jawab melalui pembiasaan dan berani untuk mengungkapkan rasa ingin tahu yang besar sehingga akan timbul rasa kemandirian. 3 4. Struktur Organisasi RA Muslimat NU Pakisputih RA Muslimat NU Pakisputih dipimpin oleh seorang Kepala sekolah dan 6 guru kelas, selain itu juga terdapat pengurus, komite dan pengawas RA. pun susunannya sebagai berikut : Tabel 1 Struktur Kepengurusan RA Muslimat NU Pakisputih 4 NO. NAMA JABATAN 1. Tri Agustiyanti E.R Kepala RA 2. Abidatul Wakhidah Guru 3. Nailli khuriati Guru 4. Kustia Purwaningrum Guru 5. Eni Kurniasih Guru 6. Dhita Kurniasih Guru 3 Data Dokumentasi RA Muslimat NU Pakisputih Periode 2012/2013, dikutip pada tanggal 25 Agustus 2013. 4 Data Dokumentasi RA Muslimat NU Pakisputih Periode 2012/2013, dikutip pada tanggal 21 Agustus 2013.
45 7. Bella Fauzatina Guru 8. Hj. Retno Winarsih Pengurus 9. Kusrini Komite 10. Nur Khikmah, M.Pd.I Pengawas 11. PD. IGRA Kab. Pekalongan Pengurus PD. IGRA Kab. Pekalongan 5. Keadaan Peserta didik di RA Muslimat NU Pakisputih Jumlah peserta didik RA Muslimat NU Pakisputih pada tahun ajaran 2013/2014 secara keseluruhan sebanyak 93 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan dengan penjelasan sebagai berikut: Tabel II Keadaan Peserta didik RA Muslimat NU 5 Kelas Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah Siswa A1 10 15 25 A2 9 11 20 B1 10 15 25 B2 15 8 23 Jumlah 44 49 93 Dari data tabel di atas dijelaskan bahwa RA Muslimat NU Pakisputih dibagi menjadi dua kelas yaitu A dan B, namun untuk kelas A dibagi menjadi 2 yaitu A1 dan A2, sedangkan kelas B juga dibagi 2 yaitu B1 dan B2. 5 Data Dokumentasi RA Muslimat NU Pakisputih Periode 2012/2013, dikutip pada tanggal 25 Agustus 2013.
46 6. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan. Apabila kondisi sarana dan prasarana kurang mendukung dan memadai, maka tujuan pendidikan akan sulit tercapai, namun jika sarana dan prasarana mendukung dan memadai, maka tujuan pendidikan akan cepat tercapai. pun sarana dan prasarana yang ada di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni adalah sebagai berikut : Tabel III Sarana dan Prasarana RA Muslimat NU Pakisputih 6 Sarana Prasarana A. Keadaan Umum 1. Jumlah Ruang Belajar 2. Kantor 3. Gudang 4. Tempat Bermain 5. Air 6. Listrik 7. Tempat Cuci Tangan 8. Kamar Mandi 9. WC 10. Alat Peraga B. Perkakas Sekolah 1. Meja /Kursi Murid 2. Meja/ Kursi Guru 3. Jungkitan / Peluncur 4. Papan Titian 5. Papan Tulis 6. Ayunan / Panjatan 7. Bak Pasir C. Area Kegiatan 1. Area Agama 2. Area Bahasa Jumlah atau kodisi 4 ruang Sumur Cukup 43/95 7/7 1/1 Bersandar 6 Data Dokumentasi RA Muslimat NU Pakisputih Periode 2012/2013, dikutip pada tanggal 25 Agustus 20123.
47 3. Area Baca Tulis 4. Area Seni 5. Area Air dan Pasir 6. Area Matematika 7. Area Balok 8. Area Sains 9. Area Musik 10. Area Drama B. Strategi Guru Dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni Pendidikan anak usia dini sangat berperan dalam upaya memberikan stimulasi, bimbingan, asuhan, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan pada anak. Kemandirian anak merupakan hasil kegiatan belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu, guru sebagai pemegang peranan utama dikelas harus bisa menciptakan sikap mandiri baik dalam belajar atau ketika anak bermain dengan temannya. Seorang anak akan lebih mandiri apabila ada upaya atau strategi untuk melatih kemandirian anak sejak usia dini, hal ini membuktikan kepada kita bahwa adanya strategi guru dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat diperlukan guna mencetak generasi yang berkualitas dan mandiri. Berdasarkan wawancara yang ditunjukkan kepada Kepala Sekolah dan guru RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni mengenai strategi
48 guru dalam melatih kemandirian anak usia dini di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni, dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Proses Pembelajaran Berdasarkan wawancara yang ditunjukkan kepada Kepala Sekolah dan para guru mengenai proses pembelajaran di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni, dapat dipaparkan sebagai berikut: Ibu TA, selaku guru Kepala Sekolah menyatakan : Biasanya saya melihat pembelajaran guru mengawali dengan berdo a kemudian guru memberikan semangat bagi siswa seperti menyanyi bersama kemudian masuk kelas. Didalam kelas A biasanya ada dua guru yang satu sebagai penyampai materi sedangkan yang satunya sebagai pendamping membantu mengkondisikan anak. Ketika dalam pembelajaran latihan membaca saya mengajak anak untuk berlatih cara membaca dengan menirukan bersama. Setelah itu saya memberikan kesempatan bagi anak untuk berani maju membaca kata yang telah ditulis di papan. Setelah itu saya mendampingi anak membentuk kelompok untuk menyusun kata-kata yang telah disediakan agar siswa dapat mengenal dan bekerja sama dengan temannya. 7 Ibu NK, selaku Wali kelas A1 menyatakan : Ketika saya memberikan proses pembelajaran saya berusaha membuat anak senang, sebelum pembelajaran diawali dengan kami berdoa bersama di halaman sekolah dengan membaca doa kemudian menyanyi sebagai penyemangat belajar, setelah itu pembacaan Asmaul Husna bersama di kelas, dilanjutkan dengan penyampaian materi pelajaran seperti memberikan ketrampilan menggambar dengan memberikan tema seperti menggambar petani atau tema bebas agar siswa berimajinasi, kemudian guru memberikan penilaian. 8 Ibu EK, selaku Wali kelas B1 menyatakan : 7 TA, Kepala Sekolah RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27 8 NK, Wali Kelas A1 RA Muslima NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27
49 Kadang ketika pembelajaran olahraga anak biasanya diajak jalanjalan atau keliling rumah penduduk atau persawahan agar anak dapat wawasan dan dapat bercerita pengalaman antar temannya, atau datang ke lapangan dan latihan gerak atau senam bersama. Ibu KP, selaku Wali kelas B2 menyatakan: Pembelajaran pada kelas B diarahkan dengan menulis dan membaca agar ketika masuk Sekolah Dasar sudah bisa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa dan bernyanyi bersama kemudian membaca Asmaul Husna dilanjutkan dengan materi latihan menyusun kata menjadi kalimat secara berkelompok kelompok seperti ayah bekerja dikantor. Disajikan dalam potongan kertas kemudian secara bersama menyusunnya atau menirukan cara menulis atau menyambung titik-titik agar menjadi huruf kemudian menyuruh anak membacanya. Namun guru juga memberikan ketrampilan menggambar atau permainan agar anak senang 9 2. Bentuk Kegiatan Kemandirian Anak di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni Berdasarkan wawancara yang ditunjukkan kepada Kepala Sekolah dan para guru mengenai bentuk kemandirian anak di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni, dapat dipaparkan sebagai berikut: Ibu TA, selaku guru Kepala Sekolah menyatakan : Bahwa kemandirian anak di RA Muslimat NU termasuk progam sekolah sehingga semua guru berusaha meningkatkan kemandirian siswa dengan berusaha mensterilkan (bebas) area sekolah dari wali murid selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Oleh karena itu, wali murid tidak boleh berada didalam kelas namun ketika anak baru berangkat sekolah sudah rewel guru memberikan partisipasi wali murid untuk menemaninya maksimal selama 30 menit setelah itu orang tua berada diluar halaman sekolah. Sehingga anak belajar mandiri dikelas dengan teman dan guru selain itu mengadakan kegiatan makan bersama dipraktikan langsung dikelas. 10 9 KP,Wali Kelas B2 RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 28 10 TA, Kepala Sekolah RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27
50 Ibu NK, selaku Wali kelas A1 menyatakan : Melatih kemandirian anak harus didukung oleh semua pihak seperti mengadakan kegiatan makan bersama dilakukan setiap bulan atau seminggu sekali siswa diperintahkan untuk mengeluarkan bekal yang telah dibawa dari rumah kemudian guru dan anak-anak bersama mencuci tangan sebelum makan setelah itu guru dan anak duduk didepan meja dan sikap makan yang baik kemudian guru menyuruh siswa untuk berdoa bersama kemudian anak dipersilahkan makan dengan menggunakan sendok ditangan kanan dan garpu ditangan kiri. Mengajarkan anak untuk berbagi lauk dengan temannya apabila lauknya berlebihan,setelah makan selesai siswa disuruh membereskan peralatan makan dan siswa membaca do a sesudah makan hal ini dilakukan agar siswa dapat makan sendiri dengan tertib 11 Ibu EK, selaku Wali kelas B1 menyatakan : Kegiatan yang dapat melatih kemandirian anak diantaranya melaksanakan progam sekolah mengenai bebas area dari wali murid saat KBM, selain ada kegiatan kunjungan wisata salah satunya latihan haji dimana setiap setahun sekali anak-anak tampil di kabupaten atau kecamatan untuk praktik berhaji. Kegiatan karya wisata yang lainnya seperti kunjungan ke sawah melihat petani bekerja dan mempelajari jasa petani dalam menghasilkan beras yang kita makan sehingga pada siswa timbul kemandirian dalam melakukan pekerjaan, namun harus ada pembekalan terlebih dahulu agar anak paham apa yang akan dikunjungi. Sedangkan orang tua walaupun dilaksanakan diluar kelas namun hanya bisa memantau agar anak bisa leluasa melakukan apa yang diarahkan guru. 12 Ibu KP, selaku Wali kelas B2 menyatakan : Kemandirian anak dapat dilatih melalui kegiatan diantaranya siswa dilatih untuk membuat prakarya yang dikerjakan di kelas dengan bimbingan dari guru seperti mengecap batik anak mempersiapkan peralatan dari rumah seperti cat warna basah, pelepah kurma, dan kertas kemudian siswa disuruh untuk mengecap dikertas dan setelah itu dijemur semua itu dilakukan sendiri oleh siswa. 13 11 NK, Wali Kelas A1 RA Muslima NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27 12 EK, Wali Kelas B1 RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 28 13 KP,Wali Kelas B2 RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 28
51 3. Strategi Guru Dalam Melatih Kemandirian Anak Berdasarkan wawancara yang ditunjukkan kepada Kepala Sekolah dan para guru mengenai strategi guru dalam melatih kemandirian anak di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni, dapat dipaparkan sebagai berikut: Ibu TA, selaku guru Kepala Sekolah menyatakan: Dalam melatih kemandirian anak di RA Muslimat NU Pakisputih, semua guru diusahakan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak selain itu mengajarkan siswa untuk mempunyai kebiasaan yang baik di rumah ataupun di sekolah seperti makan bersama, gosok gigi sendiri ataupun memakai sepatu sendiri dengan mengajarkan dari hal yang terkecil siswa akan mempunyai rasa kemandirian pada anak. pun dalam pembelajaran dikelas guru harus kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapat atau berpikir agar dapat saling mengenal dengan temannya dan tidak bergantung pada orang tua, sedangkan guru tidak boleh dominan dalam kelas. 14 Ibu NK, selaku Wali kelas A1 menyatakan: Strategi guru dalam melatih kemandirian anak sangat beragam diantaranya menghargai pendapat siswa, Seperti guru sedang menjelaskan tentang kebiasaan yang baik kemudian anak tersebut menceritakan tentang kebiasaannya dirumah seperti biasa mandi sendiri. Maka saya berusaha mendengarkannya dan memberikan tanggapan agar anak merasa dihargai karena sudah berani menyampaikan pendapatnya. 15 Ibu EK, selaku Wali kelas B1 menyatakan: Bahwa strategi dalam melatih kemandirian anak, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan juga perlu mendorong anak untuk memiliki kebanggaan dan rasa memiliki di dalam kelas, melalui keterlibatannya dalam merancang dan menyusun materi dan kegiatan belajar dengan membawa barang-barang untuk dipraktekkan di dalam kelas. Ketika siswa disuruh mengecap pada 14 TA, Kepala Sekolah RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27 15 NK, Wali Kelas A1 RA Muslima NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27
52 kertas dengan menggunakan pelepah pisang dari rumah namun ada siswa yang salah membawa, maka guru harus memberikan semangat dan mengajaknya bergabung dengan temannya agar siswa tersebut tidak malu atau menjadi manja minta ditungguin orang tuanya. 16 Ibu KP, selaku Wali kelas B2 menyatakan: Guru harus mempunyai strategi dalam melatih kemandirian anak, ketika proses pembelajaran siswa berani maju ke depan seperti menulis angka atau kata, maka guru berusaha memberikan reward, tetapi hadiah lebih ditekankan pada sesuatu yang bersifat simbolis misalnya pujian, bukan yang bersifat materi. Seperti kamu memang anak pemberani dan pintar. 17 C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni, dalam memberikan keterangan mengenai faktor pendukung dalam melatih kemandirian anak usia dini di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni, dapat dilihat pada beberapa pernyataan sebagai berikut: Ibu TA, selaku guru Kepala Sekolah menyatakan : Dalam melatih kemandirian anak harus didukung oleh beberapa faktor salah satunya adanya kebijakan progam sekolah yang baik, dimana kebijakan tersebut harus dilaksanakan oleh semua warga sekolah terutama guru seperti adanya progam bebas area dari wali murid sehingga harus ditaati dan membuat anak untuk mempunyai sikap mandiri. Selain itu perlu adanya dukungan dari orang tua yang mengerti tentang kebijakan sekolah sehingga orang tua juga dapat melatih kemandirian siswa dirumah. 18 16 EK, Wali Kelas B1 RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 28 17 KP,Wali Kelas B2 RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 28 September 2013 18 TA, Kepala Sekolah RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27
53 Ibu NK, selaku Wali kelas A1 menyatakan: Faktor yang mendukung strategi guru dalam melatih kemandirian anak sangat beragam diantaranya kecerdasan kognitif dan kepribadian yang baik, dengan mempunyai kecerdasan kogintif serta kepribadian yang baik tentu anak akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya bisa mandiri seperti teman yang lain. oleh karena itu, peran guru disekolah sangat mendukung karena mengarahkan siswa untuk berani mandiri belajar dikelas, mengajarkan kebiasaan yang baik bagi siswa serta memberi motivasi kepada siswa agar tertanam keyakinan dalam diri siswa untuk bisa mandiri. 19 Ibu EK, selaku Wali kelas B1 menyatakan : Faktor yang dapat mendukung dalam melatih kemandirian anak usia dini yaitu dengan adanya kegiatan ekstra kurikuler drumband, dengan adanya kegiatan tersebut maka akan muncul dalam diri siswa untuk saling bekerja sama dengan antar temannya dan sikap lebih mandiri. 20 Ibu KP, selaku Wali kelas B2 menyatakan: Dalam melatih kemandirian anak, adanya dukungan dari peran guru dalam memberikan perhatian yang khusus tehadap siswa seperti memberikan pujian ketika anak berani maju kedepan untuk menempelkan dipapan tulis, karena respon guru juga dapat mempengaruhi pola pikir siswa karena anak usia dini masih mudah mengikuti apa yang dikatakan orang tua atau guru. dengan konsep diri yang yang dimiliki oleh siswa baik tentu kemandirian pada dirinya dapat muncul. 21 pun berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah dan GuruRA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni, dalam memberikan keterangan mengenai faktor penghambat dalam melatih kemandirian anak usia dini di RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni, dapat dilihat pada beberapa pernyataan sebagai berikut: 19 NK, Wali Kelas A1 RA Muslima NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27 20 EK, Wali Kelas B1 RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 28 21 KP,Wali Kelas B2 RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 28 September 2013
54 Ibu TA, selaku guru Kepala Sekolah menyatakan: Melatih kemandirian anak, ada beberapa hal yang dapat menghambat diantaranya pola asuh orang tua yang kurang baik, seperti orang tua mengerjakan semua kebutuhan anak, menyuapi makan, memakaikan baju, sehingga anak mempunyai ketergantungan dengan orang lain dan ketika belajar di sekolah siswa enggan mengerjakan apa yang diperinintah guru, selain itu terkadang siswa kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya sehingga menjadikan minder dan takut karena kurang adanya motivasi. 22 Ibu NK, selaku Wali kelas A1 menyatakan: Faktor yang menghambat dalam melatih kemandirian anak salah satunya faktor lingkungan, anak yang kurang bergaul dengan teman sebayanya dirumah maka cenderung kurang aktif, anak jarang berinteraksi dan cenderung lebih suka menonton televisi serta main game. Sehingga ketika di kelas siswa kurang berinteraksi dan cenderung diam dan belum bisa bersikap mandiri. 23 Ibu EK, selaku Wali kelas B1 menyatakan: Yang menghambat dalam melatih kemandirian anak diantaranya faktor orang tua yang terlalu over protektif dan berlebihan kepada anak. Rang tua masih khawatir dan belum tega meninggalkan anaknya sendiri ketika sudah masuk kedalam gerbang sekolah, sehingga ketika proses pembelajaran sedang berlangsung terkadang orang tua masih menengok anaknya dari gerbang sekolah yang dapat mengganggu konsentrasi anak. 24 Ibu KP, selaku Wali kelas B2 menyatakan: Faktor penghambat dalam melatih kemandirian anak adalah perbedaan karakter dalam diri anak. Anak yang cenderung pendiam dan hipperaktif maka akan sulit untuk diajak konsentrasi, oleh karenanya dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dari seorang guru untuk membimbingnya agar mampu untuk melatih kemandiriannya 25 22 TA, Kepala Sekolah RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27 23 NK, Wali Kelas A1 RA Muslima NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 27 24 EK, Wali Kelas B1 RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 28 25 KP,Wali Kelas B2 RA Muslimat NU Pakisputih, Wawancara Pribadi, Kedungwuni, 28 September 2013