BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

berdasarkan laporan keuangan tersebut harus dilakukan penyesuaian sebagaimana telah diatur di dalam Undang-Undang Perpajakan. Dalam hal pembukuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penting karena merupakan komponen yang terbesar dan sumber dana dalam

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa sekarang ini, pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya (biaya)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemampuan dan keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. itu dibutuhkan suatu penyusunan rekonsiliasi laporan keuangan fiskal.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LABA RUGI CV IRSA TAHUN 2003 SESUAI UU PERPAJAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan kemudian menguraikannya secara keseluruhan. Data yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara salah satunya dari sektor pajak. Pajak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dari besarnya jumlah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan. Dalam menjalankan pemerintahan, peran pajak semakin terlihat jelas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini hampir semua bidang usaha dan perkembangan dunia bisnis

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan telah melaksanakan

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB I PENDAHULUAN. negeri. Penerimaan yang diperoleh dapat berasal dari sektor minyak bumi, gas

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya,

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang berdaulat. Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan agar

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL PADA CV. SRIDADI PURWOREJO TAHUN PAJAK Oleh : NgestiWahyu S Caecilia Rosma Widiyohening

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia diikuti pula perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin sulit diharapkan. Hal ini berarti bahwa semua pembelanjaan

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrument pemerintah yang primer dan strategis. pemerintah, mendorong perekonomian yang lebih maju serta meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi salah satunya adalah laporan laba rugi yang memuat penghasilan,

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari penggunaan yang satu dengan yang lainnya. Proporsi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan fiskal. Pada umumya laporan keuangan komersial

Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Aktiva Tetap Berwujud Yayasan Kandank Jurank Doank Tahun Pajak Andi Rani Pratiwi Darmawangsa

ABSTRAK. Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. metode-metode penyusutan antara lain: Metode garis lurus (straight line method),

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting dalam pembangunan bangsa. sendiri, seperti peraturan-peraturan perpajakan yang sering kali berubah-ubah,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB III METODE PENELITIAN. 2007, UU PPh No. 36 Tahun 2008, UU KUP No. 28 Tahun objek objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

Analisis Koreksi Fiskal untuk Menentukan Besarnya Pajak Terutang pada PT Furaya Transport

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah membangun infrastruktur dan fasilitas umum yang dapat melayani fasilitas dengan baik. Bagi negara Indonesia sumber pembiayaan pembangunan salah satunya berasal dari penerimaan pajak. Pada dasarnya pajak yang telah dibayar oleh rakyat selanjutnya dikembalikan lagi kepada rakyat sendiri tetapi dalam bentuk yang berbeda dan bermanfaat bagi kepentingan umum, sehingga dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan kepentingan antara pembayar pajak yang disebut wajib pajak dengan pihak menerima pajak yaitu pemerintah. Wajib pajak berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak maka akan mengurangi kemampuan ekonomis wajib pajak tersebut. Bagi pemerintah semakin banyak pajak yang diterima maka akan semakin besar pula penerimaan negara, sehingga mempermudah dalam pencapaian tujuan pemerintah. Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi pembelian atau kemampuan belanja yang bersangkutan dan pajak tersebut tidak dapat dilimpahkan pada subjek pajak lain (Soemitro,2009). Kewajiban perpajakan bermula dari implementasi Undang- Undang Perpajakan. Oleh karena itu ketidakpatuhan terhadap Undang-Undang dapat dikenakan sanksi baik administrasi maupun pidana. Soemitro (2009) menyatakan bahwa, Sistem pemungutan pajak dapat dibedakan atas tiga yaitu Sistem penilaian resmi (official assessment system), Sistem penilaian sendiri (self assessment system) dan Sistem penilaian pihak ketiga (with holding system). Sistem yang dapat meningkatkan peran wajib pajak terdapat pada sistem penilaian sendiri (self assessment system). Sistem ini dimaksudkan untuk memberikan kepercayaan kapada wajib pajak dalam menghitung sendiri jumlah pajak yang terutang seperti memperhitungkan pajak 1

2 yang telah dibayar sendiri atau dipotong oleh pihak ketiga, melunasi kekurangan pajaknya dan melaporkan pemenuhan kewajiban pajak ke kantor dirjen pajak. Untuk melaksanakan kewajiban perpajakan berdasarkan sistem penilaian sendiri (self assessment system) maka diperlukan pedoman untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak, yang salah satu caranya dapat diketahui melalui peyelenggaraan catatan yang sistenatus yang disebut dengan pembukuan. Setelah melaksanakan pembukuan maka dibuat laporan keuangan. Suatu badan (wajib pajak) sebaiknya telah membuat suatu laporan keuangan yang termasuk didalamnya laporan laba rugi yang memuat penghasilan, biaya, dan laba rugi. Seluruh penghasilan dan biaya yang terjadi dalam perusahaan atau badan perlu dilaporkan semua. Sehingga dalam menghitung pajak penghasilannya perlu dilakukan sebuah koreksi atau pos-pos yang tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan PPh Badan. Koreksi yang dilakukan tersebut biasanya disebut koreksi fiskal. Adanya penyebab perbedaan antara laporan laba rugi menurut perhitungan akuntansi komersil dengan akuntansi fiskal berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 adalah karena terdapat perbedaan prinsip akuntansi, perbedaan metode dan prosedur akuntansi, perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, serta perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya. Ada beberapa katergori-kategori yang harus dikoreksi berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: Potongan penjualan, persediaan awal, makanan minuman, perjalanan dinas, biaya entertainment, pajak bumi bangunan, kerugian piutang tak tertagih, penyusutan peralatan, penyusutan meubel, penyusutan bangunan, dan macam-macam biaya. Tetapi meskipun terdapat perbedaan antara laporan laba rugi menurut perhitungan akuntansi komersil dengan akuntansi fiskal, untuk keperluan perpajakkan wajib pajak tidak perlu membuat pembukuan ganda, melainkan cukup membuat satu pembukuan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan pada waktu mengisi SPT Tahunan PPh terlebih dahulu harus dilakukan koreksi-koreksi fiskal. Koreksi fiskal tersebut dilakukan baik terhadap penghasilan maupun terhadap biaya-biaya (pengurangan hasil bruto).

3 Pada laporan ini, yang menjadi objek penulisan adalah Koperasi Pegawai Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan yaitu koperasi serba usaha yang memiliki usaha jasa simpan pinjam dan perkreditan, usaha jasa cleaning service, usaha toko pengadaan bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari (Bulog Mart), usaha penyewaan kendaraan, dan usaha lain-lain. Laporan keuangan yang terdapat dalam Koperasi Pegawai Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan yaitu neraca, laporan laga rugi, daftar aktiva tetap dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada bendahara Koperasi Pegawai Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan diketahui bahwa Koperasi belum memiliki ahli akuntan yang bisa melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap pos-pos yang tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan PPh Badan dalam laporan keuangan berdasarkan UU Perpajakkan. Selanjutnya terdapat beberapa akun yang bisa direkonsiliasi fiskal yang terdapat di Koperasi Pegawai Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan yaitu macam-macam biaya yang terdiri dari biaya listrik, air dan telepon, biaya bahan bakar/surat kendaraan, biaya perawatan/perbaikan, biaya lain-lain, biaya lain-lain administrasi, pendapatan usaha lain-lain, penyusutan bangunan, penyusutan kendaraan dan penyusutan mesin-mesin. Dalam laporan akhir ini, penulis akan mencoba untuk menganalisa dan melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh koperasi agar sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk membuat laporan akhir dengan judul Analisis Perhitungan SHU Fiskal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 & 36 Tahun 2008 Pada Koperasi Pegawai Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pengamatan dan uraian latar belakang, Koperasi Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan belum melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan yang sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan, sehingga penulis merumuskan masalah Bagaimanakah perhitungan rekonsiliasi fiskal yang berdasarkan Undang-Undang Perpajakan perubahan ke empat, yaitu

4 UU Nomor 36 Tahun 2008 Pada Koperasi Pegawai Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang terjadi di Koperasi Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan penulis laporan akhir ini lebih terarah dan terfokus pada permasalahan yang akan dibahas. Berdasarkan hal diatas maka penulis membatasi pembahasan hanya pada PPh Badan sesuai dengan Undang-Undang No 17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan dan No 36 tahun Perubahan ke empat Tentang Pajak Penghasilan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.4.1 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah Koperasi Pegawai Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan telah melakukan perhitungan rekonsiliasi fiskal yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. 2. Untuk mengetahui besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan berdasarkan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. 1.4.2 Manfaat penulisan Manfaat penulisan laporan ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Memberikan pengetahuan dan menambah wawasan bagi penulis dimana keadaan koperasi sebagai penerapan dan pengembangan ilmu yang diterima. 2. Bagi Koperasi Hasil laporan ini diharapkan menjadi masukkan kepada Koperasi terhadap perhitungan pajak yang lebih efektif. 3. Bagi Mahasiswa

5 Diharapkan dapat digunakan untuk sebagai dasar bahan bacaan dalam penyusunan Laporan Akhir dimasa yang akan datang bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi 1.5 Metode Pengumpulan Data berikut: Jenis data yang digunakan menurut sumbernya (Sugiyono, 2009) sebagai 1. Sumber Primer Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 2. Sumber Skunder Sumber skunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2009) yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Wawancara (Interview) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report. 2. Kuisioner (Angket) Kuiesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 3. Observasi Observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam melakukan pengumpulan data pada Koperasi Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan, penulis melakukan beberapa metode pengumpulan data antara lain dengan metode obsevasi yang dilakukan dengan cara penulis melakukan pengamatan langsung ke obyek yang diteliti yaitu Koperasi Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan, selain itu penulis juga melakukan metode wawancara untuk lebih memperjelas data-data yang diperoleh dari teknik observasi yang dilakukan.

6 Berdasarkan kegiatan pengumpulan data tersebut, penulis membagi menjadi data-data yang objektif dan diperlukan untuk mendukung penyusunan laporan akhir ini. Pembagian data tersebut adalah Data Skunder yang terdiri dari : 1. Laporan SHU Koperasi 2. Laporan Neraca Koperasi 3. Laporan Daftar Aktiva Tetap 4. Sejarah Koperasi 5. Struktur Organisasi Koperasi 6. Pembagian Tugas dan Wewenang 1.6 Sistematika Penulisan Agar dapat memberikan gambaran secara garis besar mengenai isi laporan akhir ini, serta memperlihatkan hubungan yang jelas antar bab satu dengan bab yang lainnya, penulis menggambarkan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yang isinya mencerminkan susunan atau materi yang akan dibahas. Berikut ini akan diuraikan mengenai sistematika pembahasan laporan akhir secara singkat. Bab I Pendahuluan Pada bab ini penulis akan mengemukakan dsar permasalahan yang akan dibahas, dengan urutan yaitu: latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, ruang lingkup pembahasan, tujuan dan manfaat penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi landasan teori yang menguraikan secara singkat mengenai teori-teori yang dapat dijadikan sebgai bahan pembanding. Teori-teori yang akan diuraikan mengenai perpajakan. Fungsi pajak, koreksi fiskal, perbedaan laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal dan teori lainnya yang berhubungan dengan pajak. Bab III Gambaran Umum Perusahaan/Koperasi Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran mengenai keadaan Koperasi Pegawai Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan, antara lain mengenai sejarah singkat koperasi, struktur organisasi

7 Bab IV Bab V koperasi dan pembagian tugas, kegiatan usaha koperasi, dan laporan keuangan koperasi. Pembahasan Bab ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang ada pada babbab sebelumnya, yang menjelaskan analisis perhitungan SHU Fiskal berdasarkan Undang-Undang nomor 17 tahun 2000 & 36 tahun 2008 pada Koperasi Logistik Bulog Divisi Regional Sumatera Selatan. Simpulan dan Saran Setelah melakukan analisis dan pembahasan secara lengkap, pada bab ini penulis menarik simpulan berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, selanjutnya penulis akan memberikan masukan yang mungkin dapat bermanfaat bagi koperasi.