55 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel Tergantung : Burnout 2. Variabel Bebas : a. Kecerdasan Emosi b. Iklim Organisasi B. Definisi Operasional Definisi ini didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati. Berikut ini adalah definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini : 1. Burnout Burnout adalah suatu sindrom psikologis akibat stres yang berkepanjangan dan tuntutan kerja yang berlebihan sehingga menimbulkan tekanan fisik maupun psikis yang dapat berakibat pada kelelahan emosional, munculnya sikap negatif dan penurunan prestasi pribadi. Burnout pada penelitian ini diukur menggunakan skala burnout yang dimodifikasi dari skala Maslach Burnout Inventory (MBI). Skala ini meliputi tiga aspek yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi dan penurunan prestasi pribadi. Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek
56 berarti semakin tinggi burnout yang dialami subyek, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin rendah burnout yang dialami subyek. 2. Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi merupakan suatu kemampuan individu dalam menggunakan perasaannya secara optimal untuk mengelola emosi dengan diri sendiri maupun orang lain, memotivasi diri, dan mampu untuk beradaptasi dengan situasi yang penuh dengan tekanan emosi serta memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Kecerdasan emosi pada penelitian ini diungkap menggunakan skala kecerdasan emosi ini disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Daniel Goleman (2005) yang terdiri dari kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. Subyek memperoleh skor yang tinggi pada skala ini mengindikasikan subyek memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, tetapi apabila subyek memperolek skor yang rendah maka subyek mempunyai kecerdasan emosi yang rendah pula. 3. Iklim Organisasi Iklim organisasi merupakan suatu kumpulan persepsi atau cara pandang individu mengenai situasi lingkungan kerja yang mereka lihat, amati dan rasakan secara langsung dalam sebuah organisasi sehingga dapat mempengaruhi perilaku individu dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
57 Iklim organisasi pada penelitian ini diukur dengan skala yang diadaptasi dari Yuliana (2007) dan dimodifikasi oleh peneliti baik dalam segi makna maupun tata bahasa. Aspek iklim organisasi dalam penelitian ini diukur berdasarkan alat ukur yang dikemukakan oleh Davis dan Newstrom (1985) yang terdiri dari kepemimpinan, kepercayaan, komunikasi, perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat, tanggung jawab, imbalan yang adil, tekanan pekerjaan, kesempatan, pengendalian terhadap pekerjaan, struktur dan birokrasi serta keterlibatan pegawai. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan individu dari sebuah kelompok yang ingin dimiliki dan diteliti (Shaughnessy, J.J., dkk, 2012). Lebih lanjut populasi merupakan objek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan,2012). Populasi dalam peneliti ini adalah seluruh pegawai kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman yang berjumlah 116 pegawai. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan,2012). Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah studi populasi, sehingga seluruh pegawai kantor pelayanan pajak di KPP Pratama Sleman yang berjumlah 116 pegawai.
58 D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. (Riduwan, 2012). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan cara memperolehnya dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah berupa data primer. Data primer dalam penelitian ini berupa respon yang diberikan oleh subyek penelitian atas pernyataan-pernyataan yang ada pada tiap-tiap skala, yaitu skala burnout, kecerdasan emosi, dan iklim organisasi. 2. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga alat pengumpul data, yaitu skala burnout, skala kecerdasan emosi, dan skala iklim organisasi. Model skala burnout, skala kecerdasan emosi dan skala iklim organisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifiksi dari skala likert, setiap skala memiliki pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable dengan memiliki empat ciri-ciri alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Distribusi Penilaian dari skala modifikasi likert yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
59 Tabel 1.Penilaian pernyataan Favorable dan Unfavorable Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable Sangat Sesuai (SS) 4 1 Sesuai (S) 3 2 Tidak Sesuai (TS) 2 3 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4 a. Skala burnout Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari Maslach Burnout Inventory (MBI) yang diciptakan oleh Maslach dan Jackson tahun 1986. Instrumen MBI mengukur burnout yang didasarkan pada tiga aspek yaitu, emotional exhausted atau kelelahan emosi, depersonalization atau depersonalisasi, dan reduced personal accomplisment atau penurunan prestasi pibadi. Pengukuran ini terdiri dari 22 aitem yang terdiri dari 14 aitem favorable dan 8 aitem unfavorable. Skala yang digunakan adalah skala likert, yaitu skala yang memiliki empat alternatif jawaban yang terdiri dari, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Semakin tinggi skor yang diperoleh mengindikasikan semakin tinggi tinkat burnout. Demikian pula sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat burnout yang dialami ditempat kerjanya. MBI (Maslach Burnout Inventory) memiliki koefisien reliabilitas 0,82 pada kelelahan emosi, 0,60 untuk depersonalisasi dan 0,80 untuk
60 penurunan prestasi pribadi dengan n = 53 ( Maslach dan Jackson, 1981) Tabel 2. Blue Print Skala Burnout No Aspek Indikator Favorable Unfavorable Total 1. Emtional Exhausted 2. Depersonal ization Munculnya sikap frustrasi dan tidak semangat dalam bekerja Acuh tak acuh dengan kondisi lingkungan dan muncul perasaan negatif dengan orang lain 1,2,7,8,14,15,19,20,22 3,4,9,10,16 5 9 3. Reduced Personal Accomplis ment Penurunan rasa percaya diri dan berkurangnya kompetensi diri 5,6,11,12,13, 17,18,21 Total 14 8 22 8 b. Skala Kecerdasan Emosi Pengukuran kecerdasan emosi dalam penelitian ini menggunakan skala yang dibuat oleh peneliti sendiri mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Daniel Goleman (2005) yang terdiri dari lima aspek yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Skala kecerdasan emosi terdiri dari 40 aitem dengan 20 aitem favorable dan 20 aitem unfavorable. Skala yang digunakan adalah skala likert, yaitu skala yang memiliki empat alternatif jawaban yang terdiri dari, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak
61 sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Semakin tinggi skor yang diperoleh mengindikasikan semakin tinggi kecerdasan emosi, Demikian pula sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula kecerdasan emosi individu tersebut. Tabel 3. Blue Print Skala Kecerdasan Emosi No Aspek Indikator Favorable Unfavorable Jumlah 1. Kesadaran diri 2. Pengaturan diri Mengetahui emosi dan pikiran diri sendiri Meyakini kemampuan diri sendiri Kemampuan mengendalikan emosi Mampu beradaptasi dengan situasi yang penuh dengan tekanan 3. Motivasi Memiliki dorongan untuk mencapai target Tidak pesimis walapun mengahdapi kegagalan 4. Empati Memiliki kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain 5. Keterampilan sosial Saling percaya dan mampu memberikan dorongan orang lain Dapat menjalin komunikasi dengan baik Kemampuan bekerja sama dengan orang lain 1,21 2,31 4 3,22 4,32 4 5,23 6,33 4 7,24 8,34 4 9,25 10,35 4 11,26 12,36 4 13,27 14,37 4 15,28 16,38 4 17,29 18,39 4 19,30 20,40 4 Jumlah 20 20 40
62 c. Skala Iklim organisasi Pengukuran iklim organisasi pada penelitian ini menggunakan modifikasi skala yang dibuat oleh Yuliana (2007). Skala ini dimodifikasi dari pemilihan kata hingga makna yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti serta dengan menyesuaikan jumlah item skala pada penelitian sebelunya. Skala iklim organisasi ini terdiri dari 44 item dengan masingmasing terdiri atas 22 item favorable dan 22 item unfavorable dengan reliabilitas 0,98. Skala iklim organisasi mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Davis dan Newstrom tahun 1985 yang teridiri dari kualitas kepemimpinan, kepercayaan, komunikasi, perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat, tanggung jawab, imbalan yang adil, tekanan pekerjaan, kesempatan, pengendalian terhadap perilaku, struktur dan birokrasi, dan partsisipasi karyawan. Skala yang digunakan adalah skala likert, yaitu skala yang memiliki empat alternatif jawaban yang terdiri dari, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Semakin tinggi skor yang diperoleh mengindikasikan semakin kondusif iklim organisasinya, Demikian pula sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula persepsi mengenai kualitas iklim organisasinya.
63 Tabel 4. Blue Print Skala Iklim Organisasi No Aspek Indikator F UF jumlah aitem 1. Kualitas Pimpinan peduli 1,2 41,42 4 Kepemimpinan terhadap bawahan 2. Kepercayaan Percaya terhadap 3,43 40,44 4 rekan kerja 3. Komunikasi Komunikasi 4,5 38,39 4 berjalan dengan lancar 4. Perasaan Melakukan Pekerjaan Yang Bermanfaat Pekerjaan yang dilakukan bermanfaat bagi dirinya dan perusahaan 6,7 36,37 4 5. Tanggung Jawab 6. Imbalan Yang Adil 7. Tekanan Pekerjaan Menjalankan tanggung jawab oenuh dalam bekerja Mendapatkan imbalan yang sesuai Mendapatkan tantangan yang dapat memunculkan semangat kerja 8. Kesempatan Memiliki peluang untuk mengembangkan diri 8,9 34,35 4 10,11 32,33 4 12,13 30,31 4 14 29 2 Memiliki peluang untuk naik jabatan 15 28 2 Mendapat petunjuk 16,17 26,27 4 dan pengawasan Perilaku dari atasan Pembagian tugas 18,19 24,25 4 yang jelas dan perlakuan yang adil Memiliki 20,21 22,23 4 kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan Total 22 22 44 9. Pengendalian Terhadap 10. Struktur Dan Birokrasi 11. Partisipasi Karyawan
64 E. Validitas dam Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Alat Ukur Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang akan diukur sepertti yang dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Akurat dalam hal ini berarti tepat dan cermat sehingga apabila tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran makan dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas rendah (Azwar,2012). Validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi mengukurnya suatu tes,atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Untuk mengkaji validitas alat ukut secara konvensional orang melihat dari tiga arah yaitu validitas isi, validitas construct, dan validitas berbasis kriteria (Suryabrata, 2005). Adapun validitas pada skala pada penelitian ini menggunakan validitas isi, dimana validitas isi ditentukan melalui pendapat profesional atau profesional judgement dalam proses telaah soal. Profesional judgement yang berperan pada penelitian ini adalah pembimbing I dan pembimbing II. Perhitungan validitas pada tiga skala dalam penelitian ini menggunakan product moment pearson. Penelitian ini juga dibantu dalam perhitungan termasuk uji validitas dengan program Statistical Product and Service Solution versi 21 for windows.
65 2. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas berasal dari kata reliability. Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai Pengukuran yang reliabel. Konsep reliabilitas mengacu pada konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, keajegan pada pengukuran. Hasil suatu Pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2012). Skala dianggap memiliki reliabilitas apabila memiliki nilai Cronbach s Alpha diatas 0,6 (Azwar,2012). Reliabilitas dinyatakan dengan koefiensi realibilitas ( ) dengan rentang 0 sampai 1,00. Alat ukur yang memiliki koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti memiliki reliabilitas yang tinggi, sebaliknya koefisien reliabilitas mendekati angka 0, maka reliabilitasnya rendah. Untuk mempermudah perhitungan uji reliabilitas skala dibantu dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution versi 21 for Windows. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis pertama menggunaan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi berganda menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen. Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen yaitu kecerdasan emosi dan iklim organisasi serta memiliki satu variabel dependen yaitu burnout. Selanjutnya untuk melakukan analisis data hipotesis kedua dan
66 ketiga menggunakan analisis korelasi parsial, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel. Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum analisis data menggunakan teknik regresi beranda yaitu sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk membuktikan bahwa populasi data berdistribusi normal atau tidak yang dibuktikan dengan melihat nilai Kolmogorv-Smirnov (Priyatno, 2009). Data yang dinyatakan berdistribusi normal apabila taraf signifikansi diatas 0,05. b. Uji Linearitas Uji lineraitas digunakan untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan liniear atau tidak (Priyatno,2009). Dua variabel dikatakan linera apabila taraf signifikansinya kurang dari 0,05. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas (Priyatno, 2009)
67 b. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedalitas adalah variasi residual yang tidak sama pada semua pengamatan model regresi. Persayaratan yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya heterokedatisitas. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji model regresi linear yang memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain (Priyatno,2009) Apabila ditemukan adanya korelasi, maka ada masalah autokorelasi. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya autokorelasi. Uji asumsi dasar digunakan sebagai persyaratan dalam analisis korelasi parsial. Sedangkan uji asumsi klasik digunakan untuk persyaratan dalam analisis regresi linear berganda. Untuk mempermudah perhitungan, analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Product dan Service Solution versi 21 for Windows.