BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

BAB 3 ANALISIS DATA. 3.1 Analisis Kamon sebagai Bentuk dari Konsep Uchi Soto yang ada dalam Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BIOGRAFI PENULIS. : Kristen Protestan. Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

BAB 3 ANALISIS DATA. sekarang, orang Jepang umumnya memakai pakaian biasa atau pakaian ala Barat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

PENGARUH SHINTO PADA ZAMAN MEIJI TERHADAP SISTEM POLITIK, BUDAYA DAN PENDIDIKAN

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB II METODE PERANCANGAN

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KEHIDUPAN ORANG JEPANG. tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Seperti halnya pada pakaian tradisional kedua bangsa tersebut

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB II GAMBARAN UMUM FUROSHIKI. mayarakat Jepang sejak tahun sebelum masehi. Furo yang berarti mandi dan shiki

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kimono jarang digunakan masyarakat Jepang kecuali pada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

Bab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... KATA PENGANTAR... ABSTRAK BAHASA INDONESIA... ABSTRAK BAHASA JEPANG...vii. Daftar Isi...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

Bab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari

diciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain tempat tinggal

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Seiring dengan perkembangan zaman, desain kebaya

SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

Bab 1. Pendahuluan. Jepang sebagai negara yang maju dan besar tidak hanya memiliki teknologi yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. anggota badan serta penutup untuk tangan, kaki, dan kepala. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia ini Tuhan menciptakan mahkluk hidup saling berdampingan.

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

PENGARUH AGAMA BUDDHA PADA EKSISTENSI BONEKA DARUMA DALAM DUNIA POLITIK JEPANG

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN E. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

MODUL VI BU 461*) Adibusana

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai

Ucapan Terima Kasih. dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion, menyebabkan kimono menjadi salah satu fashion yang diminati saat ini. Kata kimono sendiri berasal dari kata ( 着 ) dari ( 着る ) yang berarti memakai dan ( 物 ) yang artinya adalah barang. Arti harafiah dari kimono adalah sesuatu yang dipakai alias pakaian. Menurut Nihon Kokugo Daijiten 6 atau Kamus Besar Jepang Jepang, definisi mengenai kimono adalah sebagai berikut: 身に着る物の総称 ころも 衣服 日本古来の衣服 和服 洋服に対していう Istilah umum untuk sesuatu yang dipakai di badan. Baju. Pakaian. Pakaian tradisional Jepang. Pakaian khas Jepang. Dikatakan berlawanan dengan pakaian ala Barat. Sejarah kimono telah ada sejak ratusan tahun lebih bahkan ribuan dan merefleksikan pengaruh yang datang dari kebudayaan India, China, Korea dan Asia Tenggara. Pada awal sejarah Jepang yakni pada masa prasejarah, kimono sudah ada tetapi bentuknya jauh berbeda dengan Kimono masa kini. Pada zaman monarki, feodal hingga modern, bentuk kimono terus mengalami perubahan hingga akhirnya menjadi bentuknya yang sekarang ini. Pada masa prasejarah yakni periode Jomon dan Yayoi (660 SM 552), ketika pada awal sejarah tertulis Jepang masih kabur, para arkeologis menyimpulkan bahwa

2 sekitar tahun 300 SM Jepang telah menggunakan serat kayu dan sayuran untuk membuat kain yang kemudian memadukannya sebagai pakaian yang berlapis dua dengan hiasan tali yang diikat (belted two-piece garments). Bentuk kimono pada masa ini masih sangat sederhana dan belum begitu berkembang. Berbeda jauh dengan kimono berpotongan mirip kotak (square-cut kimono). Hal tersebut bisa dilihat dari haniwa (patung tanah liat) yang ditemukan (gambar 1). Kimono pada masa ini hanya berupa kimono yang lengan pendek dengan celana yang diikat seperti tas. Wanita pada masa itu memakai pakaian yang sama dengan laki-laki hanya saja ditambah dengan rok yang menutupi celana. Ditemukan juga bukti bahwa bahan sutra sudah digunakan sejak abad IV di Jepang bagian barat. Zaman monarki terbagi menjadi dua fase yaitu monarki awal dan monarki akhir. Zaman monarki awal mencakup periode Yamato, Asuka, Hakuho dan Nara, sedangkan periode Heian termasuk ke dalam zaman monarki akhir. Catatan sejarah pada periode Yamato sangat minim sehingga penulis tidak memasukkan periode tersebut ke dalam pembahasan skripsi ini. Menandai kedatangan sejarah Jepang yang mulai tercatat pada periode Asuka (552-695), Jepang melakukan transaksi perdagangan dengan dua negara tetangganya yakni China dan Korea. Dari pertukaran ini, Jepang mendapatkan dua masukan yang berharga yakni pakaian dari China, termasuk juga bentuk dasar kimono serta agama Buddha dari Korea yang kemudian memberikan pengaruh yang sangat besar kepada kebudayaan Jepang terutama bidang kesenian, sastra dan tekstil Jepang. Dari bukti-bukti berupa lukisan-lukisan atau patung-patung yang ditemukan, pada masa ini kimono yang merupakan prototipe Kimono China mulai diterima secara umum.

3 Bentuk kimono pada periode Hakuho (695-710) tidak terdapat perbedaan signifikan dengan periode sebelumnya yaitu periode Asuka. Dari beberapa sumber yang membahas mengenai kimono, penulis menemukan bahwa lebih banyak pengelompokan kedua periode tersebut menjadi satu periode. Oleh karena itu, penulis juga mengelompokkan kimono pada kedua periode tersebut menjadi satu periode yakni periode Asuka dengan masa pemerintahan dari tahun 552 hingga tahun 710. Lanjutan dari pertukaran dengan China selama dua abad lebih ini membawa elaborasi tekstil bagi Jepang pada periode Nara (710-785) sehingga kimono yang diadaptasi dari China pun mengikuti bentuk original yang sesuai dengan China. Kimono pada periode ini memiliki potongan lurus dengan lengan baju yang lembut dan lebar, dan jatuh dengan lembut dari bahu hingga pergelangan tangan serta ditambah beberapa aksesoris sebagai variasi misalnya syal atau ikat pinggang. Kimono jenis ini bertahan lebih dari 2 abad. Para bangsawan pada periode Heian (785-1185) mempunyai ketertarikan yang besar dalam bidang pakaian seiring dengan perkembangan budaya. Pada masa itu, Jepang berinsiatif menciptakan gaya sendiri. Kimono pada masa ini yang paling terkenal adalah kimono yang dipakai oleh kaum bangsawan terutama wanita. Kimono yang terdiri dari 12 lapis atau bahkan lebih yang disebut jyuuni-hitoe, yang masingmasing lapisan lebih besar dan ringan dibanding lapisan sebelumnya. Kimono ini masih mengikuti potongan kimono kotak tapi ukurannya sangat ekstra besar, ditambah lipatan ekor yang panjang serta rambut panjang yang digerai demi memperoleh efek yang indah dan elegan. Selain itu, untuk mendapatkan keharmonisan warna yang dipakai, harus melalui proses pengadilan asosiasi kritisi kimono pada masa itu.

4 Zaman feodal juga terbagi menjadi dua fase yakni feodal awal dan feodal akhir. Zaman feodal awal dimulai dari periode Kamakura, Muromachi hingga Azuchi- Momoyama. Periode Edo-Tokugawa termasuk zaman feodal akhir. Dikarenakan tidak terdapat perbedaan bentuk kimono yang drastis antara periode Edo-Tokugawa dengan periode sebelumnya (Azuchi-Momoyama) maka penulis tidak mengangkat pembahasan mengenai kimono periode Edo-Tokugawa ke dalam penulisan skripsi ini. Pada periode Kamakura (1185-1333), kebudayaan aristokrat Heian ditolak dan kelas samurai mengontrol pemerintahan. Kemudian, ibukota dipindahkan dari Kyoto ke Kamakura, jauh dari pengaruh feminisme Kyoto. Kimono pada masa ini mengalami perubahan terutama di bagian lengan. Mereka memilih jenis pakaian orang awam yang praktis dan lebih nyaman dipakai sewaktu bertempur serta selaras dengan asas kesederhanaan kehidupan samurai yang mereka terapkan. Para wanita bangsawan membuang semua lapisan jyuuni-hitoe yang besar dan merepotkan, serta lengan kimono lebar (osode) lalu mengadaptasi kosode (kimono dengan lebar lengan kimono yang lebih pendek dari osode) dan hakama (celana panjang yang tergerai, biasanya berwarna merah), yang merupakan pakaian dalam bagi wanita bangsawan di Kyoto dan juga pakaian luar bagi rakyat jelata. Kimono seperti ini bertahan berabad-abad sebagai baju formal wanita bangsawan dan sampai sekarang masih terlihat dipakai oleh miko (penjaga kuil wanita) ketika mengadakan upacara ritual Shinto. Untuk acara upacara ritual biasanya ditambah dengan beberapa pakaian yang terbuka di atas kimono yang dipakai (uchikake). Kimono pada masa ini disebut kimono yang paling boros hiasan. Setelah keshogunan Kamakura diambil alih oleh keshogunan Ashikaga, kemudian ibukota dipindahkan kembali ke Kyoto. Klan Ashikaga terkenal sebagai klan yang memiliki citarasa dan semangat mempertahankan bidang kesenian. Sejak periode

5 Muromachi (1333-1573) ini berdiri, wanita pada masa ini harus tunduk dan mengabdi sepenuh hati pada suami. Kimono pada masa ini terlihat sederhana, terutama kimono untuk laki-laki karena mereka sering pergi berperang sehingga tidak memungkinkan untuk memakai kimono yang rumit. Pada periode Azuchi-Momoyama (1573-1615) ditandai dengan penyatuan seluruh jepang oleh daimyou (tuan tanah) Oda Nobunaga. Nobunaga terbunuh pada tahun 1582 dan kekuasaannya diwariskan kepada Toyotomi Hideyoshi, yang melanjutkan tugas penyatuan negeri. Kematian Hideyoshi menandai akhir perseteruan antara keturunannya yang telah berjuang selama 17 tahun dengan Tokugawa Ieyasu yang kemudian keluar sebagai pemenang. Dalam periode yang singkat ini, para seniman dan pemahat diberi kesempatan untuk menunjukkan level tertinggi kemampuan yang mereka miliki. Kimono pada periode ini mengalami masa perubahan. Bentuk kimono wanita kosode masih tetap bertahan tetapi perubahan banyak terjadi pada sulaman, hiasan, motif dan warna yang ada pada kimono. 1.2 Rumusan Permasalahan Masalah yang akan penulis teliti lebih lanjut dalam skripsi ini adalah mengenai pengaruh dari luar maupun dari dalam Jepang pada Zaman Monarki (330 1185) dan Feodal (1185 1868) yang memberi pengaruh terhadap perubahan bentuk kimono yang begitu drastis pada setiap periodenya. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Tema yang hendak diangkat penulis dalam skripsi adalah mengenai kimono. Tema mengenai kimono itu sendiri sangatlah luas bila dilihat dari jenis, bentuk, motif,

6 pemakai dan fungsinya. Penulis menetapkan bahwa akan memfokuskan penelitian hanya pada jenis dan bentuk kimono wanita bangsawan Zaman Monarki dan Feodal, yang mencakup periode Asuka hingga periode Azuchi-Momoyama. Karena pada periode-periode itulah bentuk kimono mengalami perubahan yang terus menerus hingga akhirnya menjadi bentuknya yang sekarang ini. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui secara ringkas dan jelas bagaimana pengaruh dari luar maupun dari dealam Jepang terhadap perkembangan bentuk kimono pada zaman monarki dan feodal yang meliputi periode Asuka hingga periode Azuchi-Momoyama. Topik ini sangat menarik perhatian penulis karena keingintahuan lebih dalam mengenai bentuk kimono yang berubah drastis setiap periode. Manfaat penelitian ini adalah supaya skripsi ini bisa menambah wawasan bagi mereka yang ingin mengetahui pengaruh dari luar maupun dari dalam Jepang terhadap perkembangan bentuk kimono pada zaman monariki dan feodal yang meliputi periode Asuka hingga periode Azuchi Momoyama. 1.5 Metode Penelitian Metode yang penulis pakai dalam mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini adalah metodologi penelitian kepustakaan dengan mencari buku-buku di perpustakaan Japan Foundation atau perpustakaan universitas lain. Selain itu, penulis juga memakai teknik wawancara kepada orang Jepang hanya sekedar untuk konfirmasi ulang kebenaran data yang penulis peroleh.

7 1.6 Sistematika Penulisan Sistematka penulisan ini ditulis agar memudahkan pembaca melihat bagianbagian apa saja yang akan dibahas dalam skripsi ini. Skripsi ini disusun dengan urutan sebagai berikut: Bab 1 : Pendahuluan Pada bab ini mengemukakan latar belakang yang membahas kimono terutama yang dipakai oleh wanita bangsawan pada Zaman Monarki dan Feodal, Permasalahan yang membahas tentang topik yang penulis ajukan, Ruang lingkup yang membatasi permasalahan, Tujuan dan manfaat penelitian, Teori dan metode penulisan, dan Sistematika penulisan. Bab 2 : Landasan Teori Pada bab ini memuat Landasan teori yang mendukung penulisan skripsi ini. Bab 3 : Analisis Data Bab ini menjabarkan tentang Jenis-jenis Kimono berdasarkan potongan lengan baju, dan Analisis data mengenai perbandingan perbedaan bentuk kimono yang disertai ciri khas kimono pada Zaman Monarki dan Feodal Bab 4 : Simpulan dan Saran

8 Bab ini berisi tentang kesimpulan tentang hal-hal yang menjadi penyebab perbedaan bentuk kimono yang begitu drastis pada Zaman Monarki dan Feodal. Bab 5 : Ringkasan Skripsi Bab ini memuat ringkasan keseluruhan skripsi secara singkat, padat dan jelas dalam bahasa Indonesia.