BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai
|
|
- Yuliana Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan Para Misionaris Portugis Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh di Jepang di bawah pimpinan misionaris Xavier. Perkembangan agama Kristen di Jepang mengalami pasang surut, tetapi berkat usaha misionaris penyebaran agama Kristen cukup menggembirakan karena mendapat perlindungan dari Oda Nobunaga seorang Sengoku daimyo. Oda berhasil meluaskan kekuasaannya dan berusaha menyatukan seluruh negeri serta menjatuhkan Muromachi Bakufu. Alasan Oda Nobunaga memberikan dukungan kepada agama Kristen adalah untuk menyaingi agama Budha. Ia merasa pendeta Budha dan pengikutnya menghalangi kekuasaannya dan usahanya untuk mempersatukan Jepang. Ia juga ingin mengembangkan perdagangan dengan luar negeri karena ingin mendapatkan hasil-hasil budaya bernilai tinggi dari Eropa. Akan tetapi pada sebelum penyatuan negeri selesai ia meninggal dunia dan digantikan oleh Toyotomi Hideyoshi. Mulanya ia memberikan kebebasan terhadap agama Kristen, tetapi lama-kelamaan ia merasa para misionaris dan penganut agama Kristen menjadi penghalang kekuasaannya. Maka ia mngeluarkan larangan terhadap penyebaran agama Kristen karena menganggap ajaran pokok Kristen dianggap tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat Jepang. 1
2 Pada tahun 1551, Xavier kembali lagi dan melakukan pengiriman misi selanjutnya guna meneruskan usaha penyebaran agama tersebut. Misi yang dikirim dipimpin oleh Torres, karena misi Torres dinilai cukup berhasil dan dengan perlindungan dari Daimyo Otomo Yoshikazu, akhirnya Torres dapat mendirikan gereja di kota Funai pada tahun Pada tahun 1559 Gaspel Vilela dan misi lainnya mendatangi Kyoto dan mulai menyebarkan agama Kristen. Pada mulanya masyarakat tidak mau mendengarkan kotbah mereka karena keadaan yang tidak tenang akibat huruhara, tetapi berkat ketekunan dan semangat yang menyala-nyala akhirnya Vilela dapat menarik simpati masyarakat. Melihat perkembangan yang dinilai cukup membahayakan, para pendeta Budha menunjukkan permusuhan terhadap Vilela sehingga semua misi diusir dari Kyoto. Misi Vilela mengganti haluan berpindah ke kota Ubayanagi dan disana mereka membeli sebuah kuil untuk dijadikan gereja. Setelah Vilela gagal di kota Kyoto, Louis Froez datang memasuki daerah Kyoto. Ia pun mendapat perlawanan dari pendeta Budha. Pada tahun 1571 pelabuhan Nagasaki dibuka, dengan terbukanya jalur perdagangan Macau-Nagasaki, maka dengan cepat pelabuhan ini menjadi pelabuhan penting bagi perdagangan Jepang dengan luar negeri. Oleh karena itu kota ini selain menjadi pusat perdagangan juga menjadi pusat penyebaran agama Kristen. Misi Vilela berhasil mendirikan gereja di kota ini. Misi Gaberal melihat jumlah penduduk Nagasaki yang memeluk agama Kristen berkembang pesat, sehingga Gaberal berunding dengan pejabat setempat dan Shogun untuk menjadikan Nagasaki sebagai basis penyebaran agama Kristen untuk waktu mendatang. 2
3 Pada tahun 1590 keadaan Jepang mengalami perubahan besar sehingga kestabilan agama Kristen di Jepang sangat buruk, hal ini disebabkan karena Toyotomi Hideyoshi mengeluarkan larangan terhadap agama Kristen yang dianggap merusak agama Budha dan Shinto dan menganggap agama Kristen sebagai agama setan dan menganggap para misionaris asing telah merusak nasionalisme Jepang sehingga misionaris diusir dari Jepang. Tindakan Toyotomi Hideyoshi yang pertama adalah menguasai kota Nagasaki dan kota-kota lainnya karena kuatir akan adanya kecenderungan pihak misi untuk menguasai kota-kota tersebut. Tindakan yang lain adalah merampas seluruh muatan kapal Spanyol yang mendarat di pelabuhan Urato. Walaupun demikian misi ordo Jesuit dan ordo Fransisco dengan sembunyi-sembunyi mencoba menyebarkan agama Kristen. kegiatan ini akhirnya diketahui juga oleh Hideyoshi dan dengan segera mengambil tidakan tegas dengan menangkap misi dan oranga Jepang yang ketahuan melakukan kegiatan agama Kristen dan dikenakan hukuman salib bagi mereka Zaman Tokugawa Setelah Toyotomi Hideyoshi meninggal, muncullah Tokugawa Ieyasu pada tahun Pada saat itu datanglah kapal Belanda yang pertama berlabuh di Bungo. Ieyasu sadar akan keuntungan yang diperoleh melalui perdagangan dengan orang Eropa, dan tidak begitu memperhatikan penyebaran agama Kristen. Majunya perdagangan merupakan suatu kesempatan bagi para misionaris dalam menyebarkan agama Kristen. Sejak itulah mulai berkembang lagi penyebaran agama Kristen walaupun masih ada larangan tertulis pasal yang dikeluarkan oleh Toyotomi Hideyoshi yang melarang 3
4 perkembangan agama Kristen. Walaupun demikian agama Kristen berkembang pesat sampai ke seluruh Jepang. Melihat hal itu, Ieyasu mulai khawatir akan kestabilan negerinya sehingga ia melakukan pencegahan terhadap kedatangan misi Kristen ke Jepang dan mengeluarkan larangan terhadap agama Kristen, dan kapal-kapal asing tidak boleh sembarangan berlabuh di sembarang pelabuhan. Pada zaman Tokugawa banyak sekali misi Kristen disiksa dan dijatuhi hukuman mati. Penindasan-penindasan yang dilakukan pemerintah Tokugawa tidak membuat semangat misi luntur bahkan banyak dari mereka yang menjadi martir. Kegiatan penyebaran agama Kristen dilakukan dengan sembunyi-sembunyi (Kakure Kirishitan) Tekanan Bakufu terus berlanjut dan banyak orang Kristen yang meninggal dunia demi agama (Martir). Pada saat pemerintah Tokugawa Iemitsu, melakukan aksi penindasan yang lebih keras kepada pengikut Kristen dan para misionaris, bahkan menghapus agama Kristen karena ia menganggap agama Kristen dapat mempengaruhi pikiran rakyat dan sistem feodal yang dipimpinnya. Pada tahun1641 kantor dagang Belanda yang berada di Hirado dipindahkan ke pulau Dejima di pelabuhan Nagasaki. Pelabuhan ini merupakan satu-satunya pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri. Berdasarkan hal ini, ia melakukan tindakan menutup Jepang dari seluruh perdagangan luar negeri terutama bangsa Eropa dan Amerika kecuali Belanda dan China karena kedua negara ini dianggap tidak ada kaitannya dengan agama Kristen. Sistem politik ini dikenal dengan nama Sakoku. Politik ini diberlakukan sebagai salah satu faktor untuk mencegah perkembangan agama Kristen di Jepang dan merupakan kebijakan sentralisasi pemerintahan. 4
5 1.1.2 Kedatangan Kembali Misionaris Pada Zaman Meiji Setelah sekitar dua ratus lima puluh tahun lamanya menutup diri, maka pada tahun 1853, akhirnya Jepang terpaksa menerima kedatangan kapal asing yang dipimpin oleh Komodor M. Perry dari Amerika Serikat di pelabuhan Uraga (Kanagawa-Ken) bersama 4 anak buah kapal yang dilengkapi dengan meriam dan menyebut kapal itu dengan sebutan kurofune (kapal hitam). Pada saat itu Jepang mengadakan perjanjian kerjasama dan persahabatan dengan beberapa negara Barat seperti Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Perjanjian yang ada tidak memberikan hak pada orang asing untuk menetap di Jepang dan Jepang masih tetap tertutup untuk misionaris. Meskipun demikian, para misionaris yakin cepat atau lambat Jepang pasti akan membuka diri. Konsul Jenderal Amerika Townsend Harris yang ditugaskan di Jepang berhasil menegosiasikan jaminan keamanan bagi orang asing untuk beribadah. Pada dasarnya pemerintah Jepang tidak mengizinkan kotbah Kristen bagi orang Jepang, tetapi hal itu ditentang Amerika. Orang Barat yakin jika bisa tinggal lama di Jepang pasti akan memiliki kesempatan untuk mengajarkan agama Kristen pada masyarakat Jepang sehingga didatangkan misionaris-misionaris yang berpengalaman ke Jepang walaupun masih ada larangan itu, kegiatan penyebaran agama Kristen dilakukan dengan hati-hati. Kedatangan misionaris dipandang dengan penuh curiga oleh masyarakat sehingga selalu diawasi kegiatannya. Kegiatan yang dilakukan misionaris hanya mengajarkan bahasa saja. Misionaris tinggal dengan orang asing lainnya untuk menghindari dari gangguan penduduk yang bersifat membahayakan. 5
6 Harris berhasil menegosiasikan dengan pemerintah Jepang melalui perjanjian Jepang-Amerika untuk memberikan kebebasan untuk menjalankan kegiatan agama dan berhak membangun tempat ibadah yang layak serta tidak boleh ada tindakan merusak tempat ibadah dan penghinaan terhadap kegiatan keagamaan. Orang Amerika juga mempunyai kewajiban yang sama terhadap bangunan suci serta kegiatan agama masyarakat Jepang. Perjanjian serupa juga ditandatangani dengan Inggris, Perancis, dan negara lainnya. Tahun 1859, merupakan pertama kalinya agama Kristen masuk kembali ke Jepang. John Liggins dan C.M. Williams diutus oleh badan misionaris Amerika ke Nagasaki. Kemudian Dr. J. C. Hepburn, Samuel Brown, dan Dr. D. Simmons datang ke Kanagawa. Pada tahun itu juga Pendeta Guido Verbeck dari gereja Reformasi Amerika diutus ke Nagasaki. Ia berasal dari Belanda yang dipilih berdasarkan pertimbangan hubungan baik yang sudah berlangsung lama antara Belanda dengan Jepang Penganut Kristen Pada Zaman Meiji Berkat perjanjian yang telah disepakati oleh Jepang dengan negara-negara Barat yang menjamin kebebasan orang-orang Barat untuk menjalankan ibadahnya, maka hal inilah yang menjadi dasar para misionaris untuk menjalankan tugas misinya dalam menyebarkan agama Kristen di Jepang. Pada tahun 1862 didirikan gereja Kristen yang pertama di Nagasaki. Diikuti dengan pembaptisan orang-orang Jepang. Para misionaris tetap melakukan propaganda yaitu menjalankan tugas misinya dalam menyebarkan agama Kristen sambil melakukan pelayanan sosial dan memberikan pengajaran bahasa asing kepada masyarakat Jepang.Di dalam gereja yang pertama ini orang Jepang yang pertama dibaptis adalah 6
7 Yano Riuzan, seorang ahli pengobatan yang diutus untuk belajar bahasa Inggris. Berikutnya adalah Murata Wakasa dan Ayabe. Wakasa adalah petugas keamanan yang mengawasi kapal-kapal asing. Teman-teman dan keluarganya juga mengikuti Wakasa untuk dibaptis. Mereka aktif memberikan pengajaran dan pelayanan social, walaupun mendapat tantangan dan tekanan, mereka tetap tidak menyerah. Walaupun sudah banyak orang Jepang menjadi pengikut Kristen, pemerintah Jepang masih saja melakukan tindakan kekerasan dengan menangkap para misionaris asing, tetapi berkat desakan konsul Perancis, maka mereka dibebaskan dengan syarat misionaris tidak boleh menyebarkan agama Kristen kepada orang Jepang. Demi menjaga keselamatan masyarakat, para misionaris membatasi aksi propagandanya. Pemerintah Jepang memberi peringatan kepada rakyatnya untuk tidak mengunjungi gereja. Oleh karena itu mereka melakukan kegiatan ibadahnya dengan cara sembunyi-sembunyi. Tetapi lama-kelamaan umat Kristen tidak memperdulikan larangan pemerintah dan mendatangi gereja, beberapa diantaranya berasal dari daerah lain. Penganut Kristen terus bertambah sehingga untuk melayaninya membutuhkan banyak orang. Hal ini menyebabkan timbul perbedaan dalam cara melayani masyarakat sampai terjadi perselisihan di antara para misionaris. Akhirnya kantor misionaris di Perancis membuat badan yang bertugas mengendalikan para misionaris di Jepang. Pada tahun 1866, M. Petitjean mendirikan gereja di Nagasaki dan menjadi pemimpin gereja. Saat itu sudah ada pembaptisan yang berasal dari Jepang. Sementara pemerintah terus memberikan peringatan dengan melarang orang untuk pergi ke gereja, tetapi masih saja orang datang ke gereja. Pada tahun 1867 terjadi penangkapan besar-besaran terhadap orang Kristen. Melihat hal ini perwakilan dari Amerika dan Perancis melakukan protes keras terhadap 7
8 tindakan pemerintah Jepang, sehingga pemerintah Jepang berjanji untuk tidak melakukan penangkapan lagi. Tetapi hal itu pun masih saja tetap berlangsung, kenyataannya penangkapan terjadi lagi di desa Omura, mereka ditahan dan diinterogasi. Dalam registrasi penduduk, masyarakat diperintahkan untuk mengisi pernyataan bahwa mereka bukan Kristen dengan ditandai darah mereka sendiri. Bagi mereka yang menolak maka akan dimasukkan ke penjara. Saat itu banyak gereja yang dihancurkan. Demi menjamin keselamatan penduduknya, pemerintah Perancis menunda pengiriman misionaris. Pada tahun 1871, pemerintah Jepang mengadakan kegiatan diplomatik dengan melakukan perjalanan ke Amerika dan Eropa yang dipimpin oleh Iwakura Tomomi dengan tujuan yaitu : 1. Melakukan penelitian terhadap bentuk-bentuk pemerintahan. 2. Membicarakan kemungkinan adanya perbaikan perjanjian yang ada. Pemerintah negara barat menggunakan kesempatan ini untuk memprotes peraturan yang melarang agama Kristen. Negara barat berhasil meyakinkan Iwakura bahwa perjanjian untuk memberikan kebebasan terhadap agama Kristen merupakan syarat untuk memperbaiki perjanjian dan hubungan diplomatik dengan negara-negara barat. Bahkan Badan Misionaris Amerika mendesak pemerintahnya untuk mencantumkan pasal tentang kebebasan beragama jika ada perbaikan perjanjian. Dengan segera berita ini disampaikan ke Jepang pentingnya diberlakukan kebebasan beragama di Jepang untuk membina hubungan dengan negara-negara barat. Tahun 1872, kuasa Jepang di Amerika yaitu Mori Arinori mempersiapkan surat yang akan melengkapi undang-undang tentang kebebasan beragama. Isinya antara lain 8
9 menyatakan bahwa kebebasan beragama akan diberlakukan, dan pemerintah melepaskan diri dari urusan agama serta setiap agama akan diperlakukan sama. Tahun 1873, pemerintah Jepang membubarkan badan resmi yang bertugas melarang agama Kristen dan menghapus larangan terhadap agama Kristen. Penghapusan larangan ini memang merupakan tekanan dari luar yang berhubungan dengan masalah hubungan diplomatik. Pencabutan larangan terhadap agama Kristen diikuti dengan beberapa perubahan kebijakan pemerintah yang menunjukkan bahwa agama Kristen secara tidak langsung telah diakui oleh pemerintah Jepang. 1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengemukakan dalam skripsi ini yaitu bagaimana para misionaris luar menjalankan tugas misinya yaitu menyebarkan agama Kristen di negara Jepang yang memiliki tradisi yang kuat dalam agamanya. Agama Shinto dan Budha sangat bertolak belakang dengan agama Kristen dalam tata cara maupun ajarannya. Masyarakat Jepang sangat menghormati dan setia kepada tradisi yang dijalaninya. Pada awal abad ke-19 Jepang mengalami modernisasi. Agama Kristen mulai mempengaruhi mereka. Walaupun demikian, agama kepercayaannya tetap kuat karena mereka tidak bisa terlepas dari tata cara upacara agama mereka. Tetapi pada kenyataannya, mereka menganggap agama sebagai adat atau kebiasaan. Mereka merasa repot jika memasuki salah satu organisasi agama yang dikendalikan oleh ajaran tertentu. Pengunjung tempat ibadah pada saat merayakan datangnya tahun baru yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang Jepang. Pada upacara menjemput roh nenek moyang 9
10 yang kembali ke rumahnya, kebanyakan orang Jepang mudik untuk ikut upacara itu. Tetapi praktiknya ini dianggap sebagai adat atau kebiasaan bukan sebagai agama. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Dalam penyusunan skripsi ini, penulis hanya mengkaji perjuangan dan kegiatan misionaris luar di Jepang pada zaman Meiji dalam menghadapi tekanan dan tradisi Jepang yang begitu kuat, tetapi penulis tidak membahas agama tradisi itu sendiri. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah penulis ingin mengetahui usaha-usaha yang dilakukan misionaris asing dalam menyebarkan agama Kristen di Jepang pada awal zaman Meiji. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kepustakaan dan metode deskriptif. Pada saat pengumpulan data, penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan data dari perpustakaan Japan Foundation dan perpustakaan Universitas Indonesia, artikel artikel dari internet, dan teman-teman. Setelah mendapatkan data pustaka, tahap selanjutnya saya mendeskripsikan dan menganalisanya. 1.6 Sistematika Penulisan Saya akan menempatkan Bab 1 sebagai pendahuluan karena pada bab 1 menjelaskan latar belakang topik penelitian saya, yang berisi masalah dan ruang lingkup 10
11 permasalahan yang ingin saya bahas pada skripsi ini. Untuk memecahkan permasalahan yang muncul pada latar belakang pada bab 1, maka saya menempatkan kerangka teori pada bab 2, sehingga pada bab 3 saya dapat membahas permasalahan dan mencari jawaban permasalahan. Terakhir saya akan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian dyang saya tempatkan pada bab 4. BAB I Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan mengenai Latar Belakang, Permasalahan dan Ruang Lingkup, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penelitian. BAB II Kerangka Teori Pada bab ini akan diuraikan teori Modernisasi, peradaban dengan pemikiran tokoh Kristen Jepang yaitu Uchimura Kanzo, Fukuzawa Yukichi. BAB III Analisis Masalah Dalam bab ini dibahas tentang analisis hubungan modernisasi dengan perkembangan agama Kristen pada zaman Meiji BAB IV Simpulan dan Saran Pada bab ini memuat kesimpulan dari keseluruhan bab tentang jawaban permasalahan yaitu perjuangan yang dilakukan para misionaris asing di Jepang pada zaman Meiji. Serta saran yang menunjang bagi penelitian selanjutnya mengenai perjuangan misionaris dalam menghadapi agama tradisional di Jepang. 11
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai
Lebih terperinciBAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.
BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman Edo tepatnya pada tahun 1633, shogun Tokugawa Iemitsu mengeluarkan kebijakan untuk mentutup atau mengisolasi total seluruh Jepang dari semua hubungan dengan
Lebih terperincimembuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang
Lebih terperinciABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR
ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang
Lebih terperinciPEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM
PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN 1192-1867 SKRIPSI Oleh Edy Supriyadi NIM 100210302061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang
BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju
Bab 5 Ringkasan Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa
Lebih terperinciJEPANG. Part IV Edo - Meiji
JEPANG Part IV Edo - Meiji Perkembangan Kondisi Masyarakat Edo Perang seratus tahun justru mendorong perekonomian Jepang Sumber Kekayaan : tanah/pertanian (samurai) dan berdagang Kelas Penguasa : Shogun,
Lebih terperinciBAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh
BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG 2.1 Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa Berbicara mengenai Tokogawa, maka sangat erat kaitannya dengan zaman Edo. Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang
Lebih terperinciJepang (Bagian III) Feodalisme Jepang
Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi
BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka merupakan hasil penelaahan terhadap sumber-sumber yang diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan berfikir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan
Lebih terperinciSEIKATSU KAIZEN. Reformasi Pola Hidup Jepang
SEIKATSU KAIZEN Reformasi Pola Hidup Jepang SEIKATSU KAIZEN Reformasi Pola Hidup Jepang Panduan Menjadi Masyarakat Unggul dan Modern Susy ONG Penerbit PT Elex Media Komputindo SEIKATSU KAIZEN Reformasi
Lebih terperinciBAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia
BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA A. Awal Misi di Maluku Misi Katolik di Nusantara dimulai ketika bangsa Portugis melaksanakan perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis
Lebih terperinciPERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT CHINA MENGENAI BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA
PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT CHINA MENGENAI BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA Republik Indonesia dan Republik Rakyat China (dalam hal ini disebut sebagai "Para
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga
BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan
Lebih terperinciDOSA-DOSA YANG MELAWAN ROH KUDUS
Dikutip dari buku: Roh Kudus Oleh Billy Graham Penerbit: Lembaga Literatur Baptis ISBN 979-9043-14-X Hal. 194-207 DOSA-DOSA YANG MELAWAN ROH KUDUS Menghujat Roh Kudus (Injil Matius 12:22-32) Semua dosa
Lebih terperinciJepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II
Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang
Lebih terperinciLAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA
LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan agama Kristen Protestan setelah Injil masuk ke daerah Tarutung sangat cepat, tepat dan bermanfaat. Proses pertumbuhan agama ini sudah berlangsung lebih dari seratus
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184
UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] BAB XVI KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF Bagian Pertama Ketentuan Pidana Pasal 183 74 1, dikenakan sanksi pidana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Palipi merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, daerah ini dekat dengan Danau Toba, memiliki kekayaan alam yang berpotensi dan yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo
Lebih terperinciLAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT
LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT KONVENSI MENGENAI PENGAMBILAN IKAN SERTA HASIL LAUT DAN PEMBINAAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan
Lebih terperinciLevel 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow
Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif I. PEMOHON Drs. H.M. Bambang Sukarno, yang selanjutnya disebut sebagai Para Pemohon II. KEWENANGAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masuknya Ajaran Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan gereja pada umumnya dari zaman ke zaman. Demikian juga diwilayah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciMempunyai Pendirian Dalam Masyarakat
Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.68, 2013 HUKUM. Keimigrasian. Administrasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciTugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA
Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Nama : Muhammad Anis NIM : 11.11.5300 Kelompok : E Jurusan S1 TI Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. ABSTRAKSI Artinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang yang berangkat dari keterbelakangan, adalah salah satu negara yang menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan Jepang telah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9
PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PERTANYAAN YANG PERLU DIPIKIRKAN Bagaimanakah orang-orang yang dipilih dalam organisasi GMAHK itu menjalankan wewenangnya? SUATU PELAYANAN YANG
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,
BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM :
PAPER PANCASILA Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : Nama : Eko Hernanto NIM : 11.11.4791 Kelompok Jurusan Program studi : C : S1-TI :Pancasila SEKOLAH TINGGI TEKNIK
Lebih terperinciBerkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit
Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah
Lebih terperinciPada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke
Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama
Lebih terperinciYang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.
Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #28 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #28 tentang Wahyu, pasal
Lebih terperinciGereja Membaptis Orang Percaya
Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa isolasi, menyebabkan munculnya kegelisahan dan kekacauan di dalam negeri. Ini disebabkan
Lebih terperinciKISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN
KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN BAB 1 PERJANJIAN KERJA 1.1. DEFINISI Pasal 1 UU No. 13/2003 14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja / buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu ditetapkan Peraturan Tata-tertib Dewan Perwakilan Rakyat
Lebih terperinciMenurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang
BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari
Lebih terperinciKalender Doa TWR Women of Hope Maret 2017 Berdoa Bagi Wanita Agar Berdampak Bagi Kebutuhan Dunia
Kalender Doa TWR Women of Hope Maret 2017 Berdoa Bagi Wanita Agar Berdampak Bagi Kebutuhan Dunia Meskipun banyak rintangan dan tidak memperdulikan apakah mereka menerima pengakuan, para wanita biasanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.
DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat dan cara berperang, atau cara bekerja; cara melakukan sesuatu; metode. Jadi siasat tempur di
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM
BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM 3.1 Kronologi kasus Ayah Ana Widiana Kasus berikut merupakan kasus euthanasia yang terjadi pada ayah dari Ana Widiana salah
Lebih terperinciMENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10
MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 Satu jemaat diorganisasi oleh seorang pendeta yang diurapi atas rekomendasi komite eksekutif konferens.
Lebih terperinciMASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA
MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA A. Masuknya Hindu Ada pendapat yang menganggap bahwa bangsa Indonesia bersikap Pasif dan hanya menerima saja pengaruh budaya yang datang dari India. Menurut para ahli
Lebih terperinciPERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960
PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa perlu diadakan Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.
Lebih terperinciBUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA
SALINAN BUPATI PATI PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan seorang misionaris asal Portugis bernama Fransiskus Xaverius di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk agama Kristen dan jumlahnya
Lebih terperinciBAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA
BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk
Lebih terperinciPertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?
Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini dapat digunakan sebagai pengawet
Lebih terperinciBahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki agama-agama suku dan kebudayaan-kebudayaan lokal serta masih dipelihara. Salah satu agama suku yang ada di Jawa
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU Diterbitkan oleh: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru Daftar Isi BAB I Keanggotaan... 3 BAB II Musyawarah Besar... 4 BAB
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP ISTANA ŌSAKA
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP ISTANA ŌSAKA Skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang istana Ōsaka sebagai bagian dari perubahan fungsi istana Ōsaka yang keberadaannya hingga
Lebih terperinciKontrak: Pendekatan-pendekatan Hukum Perdata dan Common Law
Kontrak: Pendekatan-pendekatan Hukum Perdata dan Common Law Sistem Common Law: Kebanyakan negara-negara yang dulunya di bawah pemerintahan Kolonial Inggris manganut sistem hukum kasus (common law) Inggris.
Lebih terperinciPERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH
PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH Kitab Makabe terutama menceritakan peperangan antara bangsa Yahudi dengan bangsa Siria. Kitab ini menonjolkan sikap sejumlah tokoh Yahudi yang gagah berani, tidak gentar
Lebih terperinciPERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA
PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA (TREATY BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON MUTUAL ASSISTANCE IN CRIMINAL MATTERS) PERJANJIAN
Lebih terperinciBab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara
Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana
Lebih terperinciPemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Polandia, selanjutnya disebut Para Pihak :
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK POLANDIA TENTANG KERJASAMA PEMBERANTASAN KEJAHATAN TERORGANISIR TRANSNASIONAL DAN KEJAHATAN LAINNYA Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperincid. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.: Ä Ä Ä TAHUN 2003 TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 05Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GERAKAN PEMBARUAN GEREJA Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. BAHAN KAJIAN Pengertian Gerakan Pembaruan Gereja (Reformasi Gereja).
Lebih terperinciPentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa
Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,
Lebih terperinciSiapakah Yesus Kristus? (5/6)
Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA
Lebih terperinci