PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN

dokumen-dokumen yang mirip
Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Sains & Teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

ANALISIS KINERJA PT. PLN (PERSERO) AREA BALI UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD TAHUN 2015

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 KINERJA PERUSAHAAN DAN PERSPEKTIF PELANGGAN BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PT TRINDO DAYA PERKASA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

MEMAHAMI KONSEP BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA STUDI KASUS PT. SUCACO, Tbk

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) BINA MANDIRI

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Prepared by Yuli Kurniawati

KESIMPULAN DAN SARAN 1 BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN (Studi Pada PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep)

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) )

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

TUGAS KELOMPOK ANALISIS KINERJA PT WOTRACO BALI RAYA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi bagi hasil di Restoran Sederhana Surabaya menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

prestasi. Disisi lain, perbedaan juga tampak jelas pada sifat konsumen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD

Transkripsi:

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur kinerja PT. Bumi Jasa Utama dengan menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengembangkan pengukuran yang relevan dengan critical success factors perusahaan dari 4 (empat) persfektif Balanced Scorecard dengan dikorelasikan dengan indikator dalam Kepmen BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002. Metode pengukuran kinerja yang digunakan metode Balanced Scorecard tersebut menunjukkan bahwa PT Bumi Jasa Utama belum menggunakan metode analisis balance scorecard sebagai alat ukur kinerja. Kata-Kata Kinci: Balanced Scorecard, kinerja, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif internal bisnis, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia sedang memasuki era globalisasi pasar yang berimplikasi pada kemajuan pesat di bidang perekonomian yang mau tak mau mensyaratkan perusahaan untuk berkembang sejalan dengan kemajuan tersebut. Perusahaan sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada profit diharuskan untuk memperbaiki sistem kinerja perusahaan di mana perspektif utama yang ingin dicapai perusahaan dengan berbagai strategi bisnis yang dilakukan yaitu memaksimumkan laba dan nilai perusahaan. Dalam menghadapi segala kemungkinan yang ditimbulkan oleh kondisikondisi di atas, maka perusahaan dituntut memiliki sebuah sistem pengukuran kinerja yang memungkinkan para eksekutif perusahaan memandang perusahaan dari berbagai perspektif. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan. Pengukuran kinerja bermanfaat untuk menilai keberhasilan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam akuntansi manajemen konvensional ukuran yang biasa digunakan adalah dari perspektif keuangan. Menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan tidak cukup baik untuk dijadikan tolak ukur kinerja, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang. Melihat kondisi seperti ini maka Kaplan dan Norton (2000:2) memperkenalkan sebuah konsep pengukuran kinerja dengan mempertimbanghkan empat aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, bisnis 1

internal dan proses belajar dan berkembang dalam hal ini berhubungan dengan karyawan. Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balanced Scorecard. Dengan menerapkan metode Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan kepentingan di masa yang akan datang. Balanced Scorecard ini dipakai sebagai alat analisa untuk memberi informasi bagi pihak internal perusahaan. Dengan Balanced Scorecard ini datadata keuangan tetap dipakai tetapi didukung dengan investasi pada pelanggan, karyawan, proses, dan teknologi informasi. Jadi informasi yang diberikan kepada pihak internal perusahaan bukan hanya untuk jangka pendek melainkan juga untuk jangka panjang perusahaan. Balanced Scorecard ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional, antara lain komprehensif, koheren, seimbang dan terukur. Ini sekaligus menjawab kebutuhan akan pengukuran kinerja yang baru. PT. Bumi Jasa Utama adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan dan penjualan mobil yang setiap periode menyediakan laporan keuangan untuk para manager, pihak internal perusahaan, investor dan yang lainnya sebagai alat ukur untuk mengetahui kinerja perusahaan. Tapi kinerja yang diukur dari aspek keuangan tidak mengungkapkan sebeb-sebab dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan financial return dan hanya melaporkan kejadian di masa lalu tanpa menunjukkan bagaimana manajer memperbaiki kinerja perusahaan pada periode selanjutnya. Oleh sebab itu perlu diterapkan Balanced Scorecard yang memakai ukuran keuangan untuk mengetahui hasil tindakan di masa lalu dan ukuran non keuangan seperti kepuasan pelanggan, efisiensi dan efektivitas perusahaan serta kepuasaan dan produktifitas karyawan yang menentukan kinerja keuangan di masa yang akan datang. Dari latar belakang dan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini mengambil judul Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Pada PT. Bumi Jasa Utama di Makassar. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah Apakah PT. Bumi Jasa Utama telah menggunakan metode Balance Scorecard sebagai alat ukur kinerja perusahaan. Tujuan Penelitian Untuk mengukur kinerja PT. Bumi Jasa Utama dengan menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pengukuran Kinerja Mulyadi (2007:337) mengemukakan bahwa kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan. Pengertian penilaian kinerja menurut Mulyadi tersebut bahwa penilaian kinerja sebagai penentu secara 2

periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian Balanced Scorecard Rangkuti (2011:3) mengemukakan bahwa Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan dan nonkeuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan eksternal. Balanced Scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton dalam Harvard Business Review pada tahun 1992. Balanced Scorecard berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Balanced (berimbang) yang diartikan sebagai keseimbangan antara performance keuangan dan non-keuangan, performance jangka pendek dan jangka panjang, antara performance yang bersifat internal dan performance yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa depan. Melaui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Tujuan Balanced Scorecard Menurut Hansen dan Mowen (2006:521) Tujuan dan ukuran Balanced Scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif, finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Skema Balanced Scorecard Dalam Rangkuty (2011:124) menggambarkan model balanced scorecard sebagai berikut : Gambar 1. Customer Perspective Internal Business Perspective Mission, Vision, and Strategic Learning and Growth Perspective Financial Perspective 3

Sumber: Rangkuti (2009:12) Perspektif Balanced Scorecard Penilaian Balanced Scorecard terdiri dari empat perspektif yaitu persepektif pembelajaran dan pertumbuhan, persepektif proses internal, perspektif pelanggan, serta perspektif keuangan. Berikut akan dijelaskan mengenai perspektif dari Balanced Scorecard. 1. Perspektif Keuangan Luis, Biromo (2007:25) menyatakan bahwa: Balanced Scorecard menggariskan upaya apa yang harus dilakukan untuk berhasil secara keuangan dan bagaimana kinerja kita secara keuangan di mata para pemegang saham. Menurut Darsono dan Purwanti (2009:328) Kinerja keuangan yang lazim digunkan oleh perusahaan antara lain adalah analisis likuiditas, solvabilitas, provitabilitas, aktivitas, dan pertumbuhan. Tetapi dari semua analisis tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis perusahaan yang akan diukur, dikarenakan tidak semua penilaian rasio dapat dipergunakan. Metode metode analisis tersebut di antaranya: a. Return On Investment EBT ROI = x 100% (1) TOTAL ASSETS b. Cash Ratio CR = Cash and Equivalen x100% (2) Current Liabilities c. Current Ratio d. Collection period Cr = Current Asset x100% (3) Current Liabilities CP = Total Receivable Total Revenue x 365 e. Total Asset Turn Over (TATO) TATO = Total Revenue Total Assets 2. Perspektif Pelanggan Luis, Biromo (2007:27), menyatakan bahwa: Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumen jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi dari pengorbanan yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk dan jasa itu serta manfaatnya mendekati atau melebihi apa yang diaharapkan oleh konsumen. Hal-hal yang dinilai antara lain adalah atribut 4

produk atau jasa, hubungan dengan pelanggan, kepuasan serta reputasi organisasi. Dalam Balanced Scorecard terdapat dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu : a. Kelompok perusahaan inti konsumen (customer care measurement group) 1) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) Tolak ukur kepusan pelanggan menunjukan apakah perusahaan memenuhi harapan pelanggan atau bahkan menyenangkanya, agar para pelanggan puas dengan pelayanan yang diberikan perusahaan maka perusahaan harus memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada para pelanggan. 2) Retensi Pelanggan (Customer Retention) Tingkat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan lama. 3) Pangsa Pasar (Market Share) Mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan. 4) Tingkat profitabilitas konsumen (customer profitability) Mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diperoleh perusahaan dari penjualan kepada konsumen/segmen pasar. 5) Kemampuan Mendapatkan Pelanggan Baru (Customer Acqusition) Tingkat kemampuan perusahaan demi memperoleh dan menarik konsumen baru dalam pasar. b. Kelompok yang kedua disebut Customer Value Proposition atau proporsi nilai pelanggan yang menggambarkan performance s driver (pemicu kerja) yang menyangkut pertanyaan apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan loyalitas, retensi dan akuisisi konsumen yang tinggi. Atribut yang disajikan perusahaan dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu: 1) Atribut Produk / Jasa (Product or Services Atributes) 2) Hubungan Pelanggan (Customer Relationship) 3) Citra dan Reputasi (Image and Reputation) 2. Perspektif Proses Internal Bisnis Luis, Biromo (2007:34) mengemukakan bahwa proses internal bisnis adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam bisnis kita secara internal yang kerap disebut dengan nilai value chain. Rangkuty (2011:102) pendekatan Balanced Scorecard membagi pengukuran dari perspektif proses internal ke dalam tiga bagian, yaitu: Inovasi, Operasi, dan Layanan Purna Jual. 3. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Tolak ukur persfektif dapat dibagi dalam tiga prinsip (Kaplan dan Norton, 2000) sebagai berikut: People, Sistem, dan Prosedur Organisasi. Keunggulan Balanced Scorecard 5

Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan starategik menurut Mulyadi (2007: 18) adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut : Komperhensif, Koheren, Seimbang dan Terukur. Sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam Balanced Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah customer, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Hipotesis Berdasarkan Penelitian yang dilakukan diduga bahwa PT. Bumi Jasa Utama belum menggunakan Balance Scorecard sebagai alat ukur kinerja perusahaan. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih PT Bumi Jasa Utama sebagai objek penelitian. PT Bumi Jasa Utama terletak di Jl. DR.Sam Ratulangi No. 8 10 Wisma Kalla Lt.11 Makassar. Adapun waktu penelitian kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu dari bulan September sampai Nopember 2013. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengembangkan pengukuran yang relevan dengan critical success factors perusahaan dari 4 (empat) persfektif Balanced Scorecard dengan dikorelasikan dengan indikator dalam Kepmen BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002 sebagai berikut: 1. Perspektif Keuangan Metode metode yang akan digunkaan dalam penelititan ini adalah: Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection period, dan Total Asset Turn Over (TATO). 2. Perspektif Pelanggan Pengukuran ini dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen atas atribut harga, kualitas dan waktu layanan. Kepuasan konsumen mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memuaskan kebutuhan konsumen atas jasa yang digunakannya. 3. Perspektif Bisnis Internal Ukuran kinerja yang digunakan adalah dengan membandingkan varians antara anggaran yang telah disusun dengan realisasi yang terjadi. Varians antara anggaran denganr realisai dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 6

Pengukuran ini untuk mengidentifikasikan struktur yang harus dibangun dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan percepatan investasi memenuhi standar tingkat kesehatan perusahaan ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sasaran Strategis dan Indikator Pengukuran a. Perspektif Keuangan ROI Cash Ratio Current Ratio Collection Period TATO Gambar 2. Sasaran strategis pada perspektif keuangan Freddy Rangkuti (2009:57) b. Perspektif Pelanggan Memenuhi ekspektasi pengguna jasa Data Kuisioner ang menujukkan pemenuhan ekspetasi pelanggan. Gambar 3. Sasaran strategis pada perspektif pelanggan Freddy Rangkuti (2009:57) c. Perspektif Internal Bisnis Melakukan perbaikanperbaikan yang berhubungan dengan proses bisnis, misalnya: sisi aktivitas operasi Produktivitas operasi Gambar 4. Sasaran strategis pada perspektif internal bisnis Freddy Rangkuti (2009:57) d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 7

Perbaikan sistem pengendalian SDM Peningkatan kinerja dan kesejahteraan karyawan karyawan Gambar 5. Sasaran strategis pada perspektif internal bisnis Freddy Rangkuti (2009:57) Hasil Pengukuran Kinerja Setelah dilakukan pengukuran kinerja pada PT. Bumi Jasa Utama dengan menggunakan Balance Scorecard berikut penulis menyajikan tabel untuk menyajikan ringkasan dari hasil perhitungan tersebut. Tabel 1 Hasil pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard Perspektif 1. Keuangan a. ROI b. Cash Ratio c. Current Ratio d. Collection Period e. TATO Data Kuisioner ang menujukkan Hasil yang Dicapai 2011 2012 0,02% 0,13% 0,74% 71 hari 0,37% pengendalian dan 0,01% 0,05% 0,36% 69 hari 0,41% 2. Pelanggan: Kuisioner tingkat kepuasaan pelanggan. puas puas 3. Internal Bisnis Operasi Pendapatan 109% 153% SDM kesejahteran 4. Pembelajaran & pertumbuhan a. Employee Satisfaction Index. b. Learning Index. c. Employee Productivity. puas sangat puas 903.951.719/ Karyawan puas sangat puas 997.600.237/ Karyawan Pembahasan Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan/ instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan kesan buruk 8

organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. Hal tersebut dapat dihindari dengan cara melukukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja dapat membantu manajemen perusahaan untuk mengontrol dan mengevaluasi setiap kegiatan dan pencapaian dari perusahaan di setiap periode. Pengukuran kinerja pun ada beberapa metode yang penggunannya tergantung dari pihak manajemen. Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnnya bahwa Balanced Scorecard merupakan salah satu metode pengukuran kinerja yang di dalam pengerjaannya pengukuran dibagi menjadi empat perspektif seperti yang dapat dilihat pada hasil penelitian pada PT Bumi Jasa Utama. 1. Perspektif Keuangan. Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa dalam mengukur kinerja keuangan pada PT Bumi Jasa Utama penulis menggunakan 5 indikator pengukuran yaitu Return on Invesment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, dan Total Asset Turn Over. a. Menurut hasil perhitungan dengan menggunakan rasio ROI, ROI PT Bumi Jasa Utama pada periode 2011 sebesar 0.02% dan 2012 sebesar 0,01% atau mengalami penurunan sebesar 0,01%. Hasil ini menunjukkan di tahun 2011 dan 2012 rasio profitabilitas PT Bumi Jasa Utama kurang baik. Nilai ROI baik adalah yang semakin mendekati 1. b. Pengukuran rasio keuangan dengan menggunakan metode cash ratio pada tahun 2011 adalah sebesar 0,13% dan 2012 sebesar 0,05% atau mengalami penurunan sebesar 0,08%. Hal ini berarti pada tahun 2011 kas hanya dapat menutupi 0,13 hutang lancar dan pada tahun 2012 kas hanya mampu menutupi 0,05 hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. c. Perhitungan rasio keuangan dengan menggunakan metode current ratio pada PT Bumi Jasa Utama menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sebesar 0,74% dan pada tahun 2012 sebesar 0,36% terjadi penurunan sebesar 0,38%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 kewajiban lancar dapat ditutupi dengan aktiva lancar hanya sebesar 0,74 dan pada tahun 2012 hanya sebesar 0,36. Semakin besar rasio ini menunjukkan perusahaan semakin likuid. d. Pengukuran rasio keuangan dengan menggunakan metode collection period yang berguna untuk melihat berapa lama waktu yang diperlukan sejak perusahaan melakukan penjualan sampai dengan penerimaan pembayaran tunai menunjukkan penurunan. Pada tahun 2011 tingkat perputaran piutang perusahaan selama 71 hari sedangkan pada tahun 2012 tingkat perputaran piutang perusahaan selama 69 hari atau 3 hari lebih cepat di banding tahun 2011. e. Pengukuran rasio keuangan dengan menggunakan metode TATO mengalami peningkatan pada tahun 2012 yakni dari 0,37% menjadi 0,41% atau meningkat 0,04% dibanding tahun 2011. Hal ini berarti pada tahun 2012 kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan investasi pada aktiva lebih baik dibanding pada tahun 2011. 9

2. Perspektif Pelanggan. Dari hasil penelitian di atas pada perspektif pelanggan dapat dilihat bahwa tingkat kepuasaan pelanggan terhadap tingkat pelayanan yang diberikan PT. Bumi Jasa Utama kepada pelanggannya tergolong puas. Hasil ini diketahui dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada pelanggan dari masing-masing cabang PT. Bumi Jasa Utama. 3. Perspektif Internal Bisnis. Untuk mengukur kinerja perusahaan dari perspektif internal bisnis penulis menggunakan analisa perbandingan antara anggaran pendapatan yang telah ditetapkan dengan realisasi yang terjadi. Pendapatan PT. Bumi Jasa Utama untuk tahun 2011 dan 2012 tergolong baik, hal ini dapat terlihat dari pendapatan yang melebihi rencana yang telah ditetapkan. Di mana, pendapatan di tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar 10% yaitu sebesar Rp 93.107.027.062 menjadi Rp 102.752.824.437. 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pengembangan. Untuk mengukur kinerja perusahaan dari perspektif pertumbuhan dan pengembangan penulis menggunakan 3 indikator pengukuran yaitu: a. Employee Satisfaction Index. Pada pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan indikator employee satisfaction index, diperoleh hasil analisa bahwa kepedulian perusahaan kepada karyawan-karyawannya dilihat dari aspek keuangan dan non keuangan sudah maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada karyawan PT. Bumi Jasa Utama yang menilai tingkat kepedulian perusahaan kepada karyawannya pada tingkat puas. b. Learning Index. Pada pengukurangan kinerja perusahaan dengan menggunakan indikator learning index, diperoleh hasil analisa bahwa kepedulian perusahaan kepada karyawan-karyawannya dilihat dari aspek pengembangan ilmu adalah sangat puas. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada karyawan PT. Bumi Jasa Utama yang merasa sangat puas dengan pengembangan ilmu dan pembelajaran yang diberikan oleh perusahaan selama ini. c. Employee Productivity. Tingkat produktivitas karyawan PT. Bumi Jasa Utama pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp 903.951.719 per karyawan menjadi Rp 997.600.237 atau meningkat 10,36% dibanding tahun lalu. Pencapaian ini sangat erat hubungannya dengan hasil pengukuran dengan menggunakan indikator learning index. Salah satu faktor meningkatnya employee productivity karena kepedulian perusahaan terhadap pengembangan ilmu dan kemampuan karyawannya sudah baik sehingga juga akan berdampak positif terhadap pencapaian perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN 10

Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini metode pengukuran kinerja yang digunakan adalah metode Balanced Scorecard, dengan hasil kesimpulan sebagai berikut: 1. PT. Bumi Jasa Utama belum menggunakan metode analisis balance scorecard sebagai alat ukur kinerja. 2. Pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya bisa dilakukan fokus pada perspektif keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan saja, tetapi dari sisi non keuangan juga seperti sisi pelanggan, internal bisnis dan pembelajaran dan pertumbuhan. 3. Balanced Scorecard lahir dari strtategic goal perusahaan maka dari itu hasil pengukuran dengan menggunakan Balanced Scorecard kemudian bisa dijadikan dasar untuk perancangan strategic goal periode selanjutnya. 4. Melihat dari hasil pembahasan metode pengukuran dengan menggunakan Balanced Scorecard akan memberikan informasi kepada manajemen perusahaan berupa dasar untuk mempertimbangkan investasi baik itu jangka pendek atau jangka panjang pada periode selanjutnya. 5. Rasio keuangan merupakan dasar pertimbangan untuk melakukan investasi namun sifatnya jangka pendek sementara perspektif non keuangan relatif bersifat jangka penjang seperti pentingnya menjaga pelanggan, memperbaiki proses internal bisnis dan kepuasan serta kinerja karyawan yang pada akhirnya akan berdampak pada pendapatan perusahaan. Saran Sesuai dengan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis memberikan saran, yaitu: 1. PT Bumi Jasa Utama sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan metode Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan yang kemudian dievaluasi secara berkala. 2. Manajemen sebaiknya lebih memperhatikan lagi sisi non keuangan dari perusahaan karena sisi non keuangan mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan keuangan dari perusahaan. DAFTAR PUSTAKA A Home Of Knowledge. 2012. Analisis Rasio Keuangan. (Online). (http://hafismuaddab.wordpress.com/2012/03/10/analisa-laporan-keuangan). Diakses 5 April 2013. Darsono, Prawironegoro dan Ari Purwanti. 2009. Akuntansi Manajemen. Mitra Wacana Media. Jakarta. Dwi Ermayanti. 2009. Kinerja Keuangan Perusahaan. (Online). (http://dwiermayanti.wordpress.com.2009/10/15/kinerja-keuanganperusahaan). Diakses 30 Maret 2013. Freddy Rangkuti. 2011. Swot Balanced Scorecard. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 11

Gazperz, Vincent, 2002. Sistem Pengukuran Kinerja Terintegrasi Balanced.Scorecard dengan six sigma untuk organisasi pemerintah, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama. Hansen, Maryanee Mowen 2006. Management Accounting. Terjemahan oleh Dewi Fitriasari, Msi. Salemba Empat. Jakarta. Kaplan, S Robert. Norton,P David. 2000. Balanced Scorecard. Penerbit Erlangga. Jakarta. Luis, Suwardi, Prima A Biromo 2007. Step by step in cascading: balanced scorecard to functional scorecards. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Salemba Empat, Jakarta. Per-04/MBU. 2011. Keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002. (Online). Jdih.bpk.go.id. Diakses 16 Oktober 2013. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administratif, Edisi Ketiga. Alfabeta, Bandung. 12