BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Adi Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Definisi Pengukuran Kinerja Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada jumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya. Menurut Mulyadi (2007), kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu 7
2 8 usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan pencapaian sasaran strategik manajemen selama periode tertentu. Keberhasilan pencapaian strategik perlu diukur. Itulah sebabnya sasaran strategik yang menjadi basis pengukuran kinerja perlu ditentukan ukurannya, dan ditentukan inisiatif strategik untuk mewujudkan sasaran tersebut. Sasaran strategik beserta ukurannya kemudian digunakan untuk menentukan target yangakan dijadikan basis penilaian kinerja, untuk menentukan penghargaan yang akan diberikan kepada personel, tim, atau unit organisasi. adalah : Pengertian penilaian kinerja menurut Mulyadi (2007 : 419) Penilaian kinerja sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja juga dapat dikatakan sebagai proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses.pengukuran kinerja yang didefinisikan sebagai performing measurement adalah
3 9 kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar personel menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi. Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analisis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja Tujuan dari sistem pengukuran kinerja adalah untuk membantu dalam menetapkan strategi. Dalam penerapan sistem pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar : 1. Menentukan strategi Dalam hal ini paling penting adalah tujuan dan target organisasi dinyatakan secara eksplisit dan jelas. Strategi harus
4 10 dibuat pertama kali untuk keseluruhan organisasi dan kemudian dikembangkan ke level fungsional dibawahnya. 2. Menentukan pengukuran strategi Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasikan strategi ke seluruh anggota organisasi. Organisasi tersebut harus fokus pada beberapa pengukuran kritikal saja. Sehingga manajemen tidak terlalu banyak melakukan pengukuran indikator kinerja yang tidak perlu. 3. Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal maupun informal, juga merupakan bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya manusia perusahaan. 4. Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja organisasi apakah masih valid untuk ditetapkan dari waktu ke waktu. Pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasi strategi bisnis dengan cara membandingkan hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis. Sistem pengukuran kinerja biasanya terdiri atas metode sistematis dalam penempatan sasaran dan tujuan serta pelaporan periodik yang mengidentifikasikan realisasi atas pencapaian sasaran dan tujuan.
5 Manfaat Pengukuran Kinerja Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian ini merupakan bagian penting dari seluruh proses kekaryaan karyawan yang bersangkutan. Hal ini penting juga bagi perusahaan dimana karyawan bekerja. Bagi karyawan, penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karir. Bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil penilaian tersebut sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, recruitment, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari proses dari manajemen sumber daya manusia secara efektif. Menurut Raiborn & Kinney (2011 : 248), manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut : a. Menilai kinerja organisasi b. Menghubungkan tujuan organisasi dan misi terhadap kinerja manajerial c. Mendorong pertumbuhan manajer bawahan
6 12 d. Memotivasi manajer e. Meningkatkan komunikasi organisasi f. Mengevaluasi kinerja manajerial secara komparatif g. Mengimplementasikan pengendalian organisasi 2.2 Balanced Scorecard Definisi Balanced Scorecard Balanced scorecard menurut etimologi terdiri dari dua kata yaitu kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personil di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personil di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Menurut Kaplan dan Norton (dalam Sarjono, 2007) mengatakan bahwa definisi Balanced Scorecard adalah suatu kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Balanced Scorecard mencakup berbagai aktivitas penciptaan nilai yang dihasilkan oleh para partisipan perusahaan yang memiliki kemampuan motivasi tinggi. Sementara tetap memperhatikan kinerja jangka pendek, yaitu melalui perspektif finansial, Balanced Scorecard dengan
7 13 jelas mengungkapkan berbagai hal yang menjadi pendorong tercapainya kinerjanya dan kompetitif jangka panjang yang superior. Luis dan Biromo (dalam Gultom, 2009) mengatakan bahwa definisi Balanced Scorecard adalah suatu alat manajemen kinerja (performance management tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan nonfinansial yang kesemuanya terjalin dalam hubungan sebab-akibat. Jadi, Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses usaha dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Sejarah Singkat Balanced Scorecard Pada tahun 1996 Robert Kaplan dan David Norton membuat sebuah metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja yang sesuai untuk perusahaan di era globalisasi, bernama Balanced Scorecard. Sistem ini pertama kali diuji coba oleh perusahaan Analog Devices pada tahun Latar belakang pembuatan metode ini adalah pendapat kedua orang ahli tersebut yang melihat bahwa penggunaan metode
8 14 konvensional yang digunakan oleh organisasi perusahaan yang hanya mengukur tingkat kinerja perusahaan dari sisi finansial (tingkat keuntungan) semata sebagai bentuk keberhasilan perusahaan. Penggunaan metode konvensional ini tentu saja tidak lagi efektif apabila diterapkan pada era globalisasi sekarang ini dimana faktor finansial tidak hanya sebagai penentu keberhasilan dari organisasi perusahaan. Penggunaan BSC sendiri diharapkan dapat memperbaiki sistem konvensional dengan menggunakan fakta yang lebih bersifat kualitatif dan non-finansial. Perbaikan penting lain dari BSC lainnya adalah bahwa dengan diterapkannya BSC adalah fokusnya pada pencapaian profitabilitas masa depan organisasi perusahaan. Menurut Norton dan Kaplan, BSC akan mempengaruhi struktur dan system manajemen yang ada pada saat ini melalui penetapan definisi-definisi pengukuran strategis dan integrasi strategi jangka panjang ke dalam penganggaran tahunan. Asumsi dasar dari penerapan BSC adalah bahwa semua organisasi adalah institusi pencipta kekayaan karena itu semua kegiatanya haruslah dapat menghasilkan tambahan kekayaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
9 Manfaat Balanced Scorecard Dengan perusahaan mengetahui dan memahami manfaat dari BSC itu sendiri, maka diharapkan kedepannya perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya. Menurut Mulyadi (2009 : 15), keunggulan yang akan diberikan Balanced Scorecard untuk perusahaan yang menerapkannya adalah sebagai berikut : a. Komprehensif Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, kemudian meluas ketiga perspektif yaitu pelanggan (customer), proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan mengarahkan sasaran-sasaran strategik keempat perspektif tersebut, rencana strategik perusahaan akan mencakup lingkup yang luas, yang memadai untuk menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks. b. Koheren Balanced Scorecard mewajibkan personil untuk membangun hubungan sebab akibat (causal relationship) diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus memiliki hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak
10 16 langsung. Kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem perencanaan strategik memotivasi personil untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. Sistem perencanaan strategik yang menghasilkan sasaran strategik yang koheren akan menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan berjangka panjang. Karena personel dimotivasi untuk mencari inisiatif strategik yang memiliki manfaat bagi perwujudan sasaran strategik di perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, proses bisnis internal, pelanggan atau keuangan. Kekoherenan juga berarti dibangunnya hubungan sebab akibat antara keluaran yang dihasilkan sistem perumusan strategi dengan keluaran yang dihasilkan sistem perencanaan strategik merupakan penerjemahan visi, tujuan, dan strategi yang dihasilkan sistem perumusan strategi. c. Berimbang Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan keuangan berkesinambungan. d. Terukur Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai
11 17 sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Balanced Scorecard mengukur sasaran-sasaran yang sulit untuk diukur. Sasaran-sasaran strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam pendekatan Balanced Scorecard, sasaran di ketiga perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian, keterukuran sasaran-sasaran strategik di ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik non keuangan, sehingga kinerja keuangan dapat berlipatganda dan berjangka panjang Perbandingan Balanced Scorecard dan Pengukuran Tradisional Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi perusahaan. Tujuan dan ukuran kinerja dalam Balanced Scorecard lebih dari sekumpulan ukuran kinerja finansial dan non finansial khusus, semua tujuan dan ukuran ini diturunkan dari suatu proses dari atas ke bawah (top down) yang digerakkan oleh misi dan strategi unit bisnis. Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non finansial harus menjadi sistem informasi.
12 18 Menurut Mulyadi (2007), ada tiga perbedaan mendasar antara manajemen strategik tradisional dengan manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard: (1) orientasi, (2) tahapan, (3) lingkup, (4) koherensi. 1) Orientasi Manajemen strategik tradisional tidak berfokus ke customer. Strategi yang berorientasi ke dalam menyebabkan perusahaan tidak mampu memantau perubahan kebutuhan customer. Manajemen strategik dalam manajemen tradisional menggnakan pandangan luas terhadap pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Semua stakeholders dipandang sama pentingnya bagi perusahaan dalam manajemen strategik tradisional. Manajemen strategik dipacu oleh pesaing, bukan customer, sehingga strategic initiatives yang dipilih lebih didominasi dengan langka-langkah yang ditempuh untuk mengalahkan pesaing, bukan untuk memuasi kebutuhan customer. Manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard berorientasi ke customer. Manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard dipacu oleh usaha untuk menghasilkan value terbaik bagi customer, sehingga dikenal pula dengan namacustomer value-based model of strategic managemet.tiga
13 19 pertanyaan yang harus dicari jawabannya dalam proses manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard adalah : 1. Untuk customer apa? 2. Bagaimana kita dapat menyediakan value tersebut? 3. Apa yang dapat kita peroleh dari penyediaan value tersebut? Pertanyaan pertamamenunjukkan bahwa proses manajemen strategik merupakan customer-driven process, proses yang dipacu oleh usaha untuk memenuhi kebutuhan tertentu customer, bukan proses yang dipacu oleh kebutuhan internal perusahaan, sebagaimana proses manajemen strategik dalam manajemen tradisional. Oleh karena dipacu oleh usaha untuk memenuhi kebutuhan customer, manajemen strategik menuntut manajemen untuk melakuakn eksplorasi ke lingkungan makro dan lingkungan industri yang akan dijadikan tempat beroperasinya perusahaan. Pertanyaan kedua menuntut manajemen untuk mencari inisiatif strategik yang mampu menghasilkan value terbaik untuk memuasi kebutuhan customer, kemudian menjabarkan inisiatif tersebut ke dalam langkah-langkah tactical dan operational. Pertanyaan ketiga menuntut manajemen untuk melipatgandakan laba perusahaan dari
14 20 hasil pemenuhan kebutuhan customer, agar perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dan bertumbuh. Setelah ditetapkan kebutuhan yang akan dipenuhi, diidentifikasi customer yang akan dilayani, dan dipilih bisnis yang akan dijalankan, manajemen kemudian merumuskan kompetensi inti (core competence) yang akan diperlukan untuk menjalankan bisnis. Core competence adalah kompetensi modal manusia perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya, yang sulit untuk ditandingi oleh pesaing dalam menghasilkan produk/jasa bagi customer. 2) Tahapan Manajemen strategik tradisional terdiri dari empat tahap: perencanaan strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, pengimplementasian, dan pengendalian. Perencanaan dibagi menjadi dua: perencanaan laba jangka panjang dan perencanaan laba jangka pendek. Dalam manajemen tradisional, perencanaan laba jangkan panjang disusun melalui dua tahap: (1) perencanaan strategik dan (2) penyusunan program. Perencanaan strategik menghasilkan rencana laba
15 21 jangka panjang yang berupa misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, tujuan, strategi, sasaran strategik, dan inisiatif strategik. Penyusunan program merupakan proses penjabaran inisiatif strategik ke dalam program. Perencanaan laba jangka pendek berupa penyusunan anggaran yang merupakan penjabaran program yang akan dilaksanakan dalam tahun tertentu. Anggaran yang dihasilkan kemudian dilaksanakan pada tahap pengimplementasian dan dikendalikan pada tahap pengendalian. Manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard terdiri dari enam tahap: perumusan strategi, perencanaan strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, pengimplementasian, dan pemantauan. Perencanaan laba jangka panjang dalam manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard dipecah ke dalam tiga tahap yang terpisah: perumusan strategi, perencanaan strategik, dan penyusunan program. Perencanaan laba jangka panjang dimulai dari langkah pertama berupa perumusan strategi yang menghasilkan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi, berdasarkan hasil trendwatching dan SWOT analysis. Langkah berikutnya adalah perencanaan strategik yang berupa proses penerjemahan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi ke dalam sasaran dan inisiatif strategik yang
16 22 komprehensif, koheren, terukur, dan berimbang. Langkah terakhir adalah penyusunan program berupa proses penjabaran inisiatif strategik ke dalam program, rencana kegiatan jangka panjang disertai dengan sumber daya yang diperoleh dari dan dikorbankan unutk perwujudan sasaran-sasaran strategik. Pemisahan rencana laba jangka panjang ke dalam tiga tahap tersebut disebabkan oleh pemanfaatan Balanced Scorecard pada tahap perencanaan strategik untuk menjadikan sasaran strategik yang dihasilkan pada tahap tersebut memiliki karakteristik: komprehensif, koheren, terukur, dan seimbang. Oleh karena tahap perencanaan strategik dengan rerangka Balanced Scorecard harus dapat menghasilkan rencana strategik yang memiliki empat karakteristik tersebut, maka tahap perencanaan strategik harus dipisahkan sebagai langkah tersendiri yang terpisah dari tahap sebelumnya (perumusan strategi) dan tahap sesudahnya (tahap penyusunan program). 3) Lingkup Manajemen strategik tradisional mencakup lingkup yang sempit atau hanya berfokus ke perspektif keuangan. Di lain pihak, manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard mencakup lingkup yang luas, melampaui perspektif keuangan. Dengan digunakannya Balanced Scorecard sebagai alat
17 23 penerjemah misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi, perencanaan strategik menghasilkan sasaran strategik yang komprehensif, mencakup perspektif keuangan, customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan cakupan ke perspektif customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan ini dimaksudkan untuk memfokuskan usaha ke pemacu sesungguhnya kinerja keuangan perusahaan, sehingga perusahaan mampu menjadi institusi pelipatganda kekayaan. 4) Koherensi Dalam manajemen tradisional, koherensi keluaran yang dihasilkan oleh tahap perencanaan strategik, penyusunan program, dan penyusunan anggaran tidak dipandang penting. Sebagai akibatnya, perencanaan strategik hanya menghasilkan daftar sasaran-sasaran strategik, dan diantara sasaran strategik yang satu dengan sasaran strategik yang lain tidak dibangun hubungan sebab akibat. Bahkan diantara misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi tidak dibangun keterkaitan erat dengan sasaran strategik dan inisiatif strategik. Dalam manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard, ada lima koherensi berikut ini yang dengan sengaja dibangun:
18 24 1. Koherensi antara hasil trendwatching dan SWOT analysis dengan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi. 2. Koherensi antara misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi yang dirumuskan pada tahap perumusan strategi dengan sasaran-sasaran strategik yang dirumuskan pada tahap perencanaan strategik. 3. Koherensi antara inisiatif strategik yang dipilih pada tahap perencanaan strategik dengan program yang dirumuskan pada tahap penyusunan program. 4. Koherensi antara program yang dipilih pada tahap penyusunan program dengan anggarakan yang dirumuskan pada tahap penyusunan anggaran. 5. Koherensi diantara sasaran strategik di berbagai perspektif: keuangan, customer, proses bisnis intern, pembelajaran dan pertumbuhan Komponen-Komponen dalam Balanced Scorecard Balanced Scorecard yang dirancang dengan baik mengkombinasikan antara pengukuran keuangan dari kinerja masa lalu dengan pengukuran dari pemicu kerja masa depan perusahaan. Tujuan spesifik pengukuran balanced scorecard perusahaan dijabarkan dari visi dan strategi perusahaan. Adapun berikut ini
19 25 akan dijelaskan mengenai komponen-komponen penting dalam Balanced Scorecard. 1. Perspektif Keuangan Secara tradisional, laporan keuangan merupakan indikator historis-agregatif yang merefleksikan akibat dari implementasi dan eksekusi strategi dalam satu periode. Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu : growth, sustain, dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula. a. Tahap Pertumbuhan (growth) Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini, manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan
20 26 operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur, dan jarinagn distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan demikian, tolak ukur kinerja yang cocok dengan tahap ini adalah, misalnya tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. b. Tahap Bertahan (sustain) Tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba menpertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkan jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk mengembangkan kapasitas dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. c. Tahap Panen (harvest) Tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak lagi investasi besar, baik ekspansi maupun
21 27 pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja. Dalam perspektif financial, balanced scorecard diterapkan untuk membantu tercapainya tujuan keuangan. Tujuan keuangan menggambarkan tujuan jangka panjang perusahaan. Tujuan keuangan menjadi fokus dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya. Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar, perbaikan pada sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur. Dalam perspektif financial, terdapat tiga aspek dari strategi yang dilakukan suatu perusahaan, yaitu : a) Pertumbuhan pendapatan dan kombinasi pendapatan yang dimiliki suatu organisasi bisnis. b) Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas. c) Penggunaan asset yang optimal dan strategi informasi. Rasio financial yang dapat digunakan dalam pengukuran perspektif financial antara lain :
22 28 a) Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan melalui keuntungan (laba) yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. (1) Rasio Keuntungan Kotor (Gross Margin) = Penjualan Bersih - HPP Penjualan Bersih x 100% (2) Rasio Keuntungan Bersih (Net Profit Margin) (Total Pendapatan)-(Total Biaya) = x 100% Penjualan Bersih Rasio ini mampu menggambarkan tingkat kesuksesan dari suatu operasi perusahaan dan digunakan untuk memperkirakan profitabilitas dalam suatu rencana bisnis. (3) Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets-ROA) = Keuntungan Bersih Total Aset x 100% Rasio ini untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, sering juga disebut dengan tingkat pengembalian investasi. (4) Tingkat Pengembalian Modal Sendiri Keuntungan Bersih Setelah Pajak = x 100% Modal Sendiri Rasio ini untuk mengukur tingkat pengembalian modal dari pemegang saham yang diinvestasikan ke dalam perusahaan.
23 29 b) Rasio Aktivitas Rasio ini mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam menggunakan semua sumber daya yang ada di bawah pengendalian manajemen. (1) Tingkat Perputaran Piutang (Accounts Receivables Turnover) Penjualan Kredit = x 100% Piutang Usaha Rasio ini mengukur bagaimana baiknya perusahaan mengumpulkan atau menagih piutang. (2) Periode Penagihan Rata-rata (Collection Days) = Piutang rata-rata tahunan Penjualan kredit rata-rata harian Rasio ini digunakan untuk mengetahui efisiensi manajemen perusahaan dalam melaksanakan kebijakan kreditnya. (3) Tingkar Perputaran Inventori (Inventory Turnover) = HPP Rata-rata inventori (4) Tingkat Perputaran Harta Total (Total Assets Turnover) = Penjualan Total aset Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan menggunakan harta secara efisien.
24 30 c) Rasio Hutang Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. (1) Hutang terhadap Kekayaan Bersih (debt to equity ratio) = Total hutang Total kekayaan bersih x 100% (2) Hutang Jangka Pendek terhadap Total Hutang (short-term debt to liabilities) = Hutang jangka pendek Total hutang d) Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo. (1) Rasio Lancar (current ratio) = Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio ini menunjukkan berapa kali aktiva lancar dapat membayar hutang lancer. (2) Rasio Cepat (quick ratio) = (Aktiva Lancar - Inventori) Hutang Lancar Banyak ahli financial menyatakan bahwa rasio cepat lebih baik daripada rasio lancar karena persediaan sering tidak dapat dikonversikan secara cepat dalam bentuk kas.
25 31 2. Perspektif Pelanggan Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard, para manajer mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana unit bisnis tersebut akan bersaing dengan berbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalam sasaran masing-masing. Perspektif ini biasanya terdiri atas beberapa ukuran utama atau ukuran ginerik keberhasilan perusahaan dari strategi yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik. Ada dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan yaitu Care Measurement Group dan Customer Value Proposition (Kaplan&Norton, 2000:150) : 1. Kelompok yang pertama Care Measurement Group, terdapat lima tolak ukur yang tergabung dalam kelompok dibawah ini : a. Pangsa Pasar (Market Share), yang mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan. = Jumlah Total Nilai Rata-rata Responden Total Pernyataan Responden x 100% b. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition), tingkat dimana perusahaan mampu menarik konsumen baru. = Jumlah Pelanggan Baru Total Pelanggan x 100%
26 32 c. Retensi Pelanggan (Customer Retention), tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen lamanya. = Jumlah Pelanggan yang Tetap Total Pelanggan x 100% d. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction), tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria kinerja tertentu, seperti tingkat pelayanan. = Jumlah Total Nilai Rata-rata Responden Total Pernyataan Responden x 100% 2. Kelompok yang kedua disebut Customer Value Propositionatau proporsi nilai pelanggan yang menggambarkan performance s driver (pemicu kerja) yang menyangkut pertanyaan apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai tingkat kepuasan loyalitas, retensi dan akuisisi konsumen yang tinggi. Atribut yang disajikan perusahaan dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu : 1. Product or Services Atributes, meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga dan kualitasnya. Dalam hal ini prioritas konsumen bisa berbeda-beda, ada konsumen yang mengutamakan fungsi dari produk, penyampaian yang tepat waktu dan harga murah.
27 33 2. Customer Relationship, meliputi pengiriman produk dan jasa kepada pelanggan, termasuk dimensi waktu dan respon pelanggan dan apa yang dirasakan pelanggan saat membeli produk dari perusahaan. 3. Image and Reputation, menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam perspektif ini, agar dapat menentukan tolak ukur bagi kinerja ini, manajemen perusahaan pertama-tama perlu mengidentifikasi proses bisnis internal yang terdapat di dalam perusahaan. Menurut Kaplan&Norton (2000 : 169), pendekatan Balanced Scorecard membagi pengukuran dalam perspektif proses bisnis internal menjadi tiga bagian : a. Inovasi (Innovation) Proses inovasi dibagi menjadi dua bagian yaitu mengidentifikasi kebutuhan pasar dan menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. b. Operasi (Operations) Tahapan ini merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk memberikan solusi kepada
28 34 para pelanggan dalam memnuhi keinginan dan kebutuhan mereka. c. Pelayanan Purna Jual (Postsale Service) Tahapan ini perusahaan berupaya untuk memberikan menfaat tambahan kepada para pelanggan yang telah memberi produk-produknya dalam berbagai layanan purna transaksi jual-beli, seperti garansi, aktivitas perbaikan dan pemrosesan pembayaran. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Proses pembelajaran dan pertumbuhan organisasi bersumber dari tiga prinsip, yaitu people, system, dan organizational procedures. Perspektif finansial, pelanggan dan proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari orang (people), sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Balanced Scorecard menekankan pentingnya investasi untuk kepentingan masa depan, dalam perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga faktor yang diperhatikan, yaitu : 1. Kemampuan Karyawan (Employee Capabilities) Akibat adanya pergeseran teknologi yang menunjukkan seluruh pekerjaan diotomatisasi, maka pekerjaan yang
29 35 sama yang dilakukan secara terus-menerus pada tahap efisiensi dan produktivitas yang tidak sama, tidak lagi cukup bagi tercapainya keberhasilan perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus melakukan perbaikan terusmenerus. 2. Kemampuan Sistem Informasi (Information System) Motivasi dan keahlian karyawan diperlukan dalam mencapai tujuan pelanggan dan bisnis internal, namun itu saja tidak cukup jika mereka tidak memiliki informasi yang memadai. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat ini maka diperlukan informasi yang tepat, cepat, dan akurat sebagai umpan balik. Informasi tersebut dapat berupa informasi tentang pelanggan, proses bisnis internal, keuangan, dan keputusan yang dibuat oleh karyawan. 3. Motivasi, Kekuasaan, dan Keselarasan (Motivation, Empowerment, and Alignment) Ukuran dari motivasi karyawan adalah jumlah saran perpegawai, dimana ukuran ini menangkap partisipasi karyawan yang sedang berlangsung dalam memperbaiki kinerja perusahaan, dan tingkat kualitas partisipasi karyawan dalam memberikan saran untuk peluang perbaikan.
30 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Stuti (2009) Putri (2008) Zudia (2010) Judul Indikator Perspektif Uji Statistik Hasil Validitas, Semakin meningkat dan dikategorikan Keuangan - Rasio Camel Reliabilitas sehat Retensi konsumen meningkat, akuisisi Pelanggan - Retensi, akuisisi konsumen menurun dan tidak ada dan complai pelanggan komplai Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Konsep Balanced Scorecard (Studi Kasus PT BTN (Persero) Cabang Solo) Analisis Penilaian Kinerja Organisasi dengan Menggunakan Konsep Balanced Scorecard pada PT. Bank Jateng Semarang Proses bisnis internal - minimize error rate and rework, process time, partner third parti provides Pembelajaran dan pertumbuhan - Retensi pelatihan dan absenteeism karyawan Keuangan - ROI, Profit Margin, Rasio Operasi Pelanggan- Market share, kepuasan konsumen, profitabilitas konsumen Proses bisnis internal - Inovasi produk, proses operasi, layanan purna jual Pembelajaran dan pertumbuhan produktivitas, retensi, kepuasan karyawan Keuangan - ROA, BOPO, LDR Pelanggan - Market share, kepuasan nasabah, profitabilitas konsumen Proses bisnis internal - Inovasi (NGR), proses operasi (AETR), layanan purna jual Pembelajaran dan pertumbuhan - produktivitas karyawan, pelatihan karyawan, kepuasan karyawan Validitas, Reliabilitas Validitas, Reliabilitas Minimize error rate and rework mengalami penurunan, serta process time, partner third parti providers semakin baik Retensi dan absenteeism karyawan mengalami penurunan, sedangkan tingkat pelatihan mengalami peningkatan ROI dan rasio operasi mencapai target sedangkan profit margin dibawah target Market share dan profitabilitas konsumen dibawah target, namun dikategorikan puas Inovasi dan proses operasi diatas target, layanan purna jual dibawah target Tiga tolak ukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan telah mencapai target Perspektif finansial mencapai effectiveness Market share meningkat, kepuasan nasabah cukup puas, profitabilitas konsumen baik NGR mengalami perluasan jaringan, AETR mengalami peningkatan Produktivitas dan pelatihan karyawan mengalami peningkatan, dan kepuasan karyawan dikategorikan puas
31 Kerangka Pemikiran Dalam akuntansi tradisional, pengukuran kinerja manajemen suatu perusahaan didasarkan pada aspek keuangan dalam tempo jangka pendek karena mudah dalam pengukurannya. Sedangkan aspek non keuangan yang mempunyai jangka waktu panjang dalam pengukuran kinerja sering diabaikan karena lebih sulit dalam pengukurannya. Padahal, jika disadari, ukuran keuangan saja tidak dapat menggambarkan kondisi riil perusahaan. Oleh karena itu, Kaplan dan Norton membuat sebuah metode untuk mengukur kinerja perusahaan secara menyeluruh, yaitu dengan metode Balanced Scorecard (BSC). BSC dikembangkan untuk merefleksikan pemikiran baru dalam era kompetitif dan efektivitas perusahaan melalui empat perspektif yang menjadi komponen utama, dan selanjutnya akan dilakukan pengukuran terhadap masing-masing perspektif tersebut dengan beberapa alat ukur yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan baik untuk kategori keuangan maupun non keuangan. Empat perspektif dalam BSC yang digunakan sebagai alat ukur terhadap kinerja perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Perspektif Keuangan, merumuskan tujuan finansial yang ingin dicapai organisasi di masa datang dan dijadikan dasar bagi ketiga perspektif lain dalam menentukan tujuan dan ukurannya.
32 38 2. Perspektif Pelanggan, mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana perusahaan akan bersaing, yang bertujuan untuk pemuasan kebutuhan pelanggan. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal, mengidentifikasikan proses-proses yang penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif pelanggan) dan pemilik organisasi (perspektif keuangan). 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang dengan menyiapkan infrastruktur bagi ketiga perspektif lainnya agar tujuan dari perspektif-perspektif tersebut tercapai. Dalam BSC, keempat perspektif tersebut menjadi salah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi. Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui pengukuran perspektif tersebut, kemudian dilakukan analisis kinerja perusahaan yaitu untuk menentukan seberapa baik kinerja yang dicapai oleh perusahaan pada periode tertentu. Dari hasil analisis data tersebut akan ditarik suatu kesimpulan yang diperkuat dengan penelitian-penelitian terdahulu yang diharapkan dapat memberikan timbal balik yang bermanfaat bagi PT. AKR Corporindo Tbk. Untuk memudahkan penelitian, maka akan digambarkan dalam kerangka pemikiran seperti pada gambar di bawah ini :
33 39 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat
Lebih terperinciALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk
ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk Disusun oleh: SITI KARINA HAFSARI Niaga Pratama 1 BC/3 17116, 081287847957, sitikarinahafsari@hotmail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian Balanced Scorecard, komponen dalam Blanced Scorecard, langkahlangkah
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Riset ini berpedoman pada beberapa teori dasar yang menguatkan, adapun teori yang digunakan adalah adalah kinerja sektor publik, pengertian penilaian kinerja, pengertian
Lebih terperinciBalanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.
Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang
Lebih terperinciTUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN
TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)
Lebih terperinciAdapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal
Lebih terperinciBAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD
BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Perusahaan 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Rivai dan Basri (2005), Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi
1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi apapun. Selain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan
16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran
22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG
PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rizal Effendi (2012) Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard pada sektor publik Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel.
Lebih terperinciJurnal Sains & Teknologi
JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD
MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD
BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan
Lebih terperinciAnalisis Balanced Scorecard Pada Bank X
Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai
BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD
MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia semakin kompetitif yang menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengelola bisnis menjadi lebih profesional. Perkembangan pengelolaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh
Lebih terperinciYateno, S.E., M.M.
ANALISIS PENILAIAN PERFORMANCE PERUSAHAAN BERBASIS BALANCE SCORE CARD (BSC) (Studi Kasus pada PT. Great Giant Pineapple. Terbanggi Besar Lampung Tengah) ABSTRAK Yateno, S.E., M.M. e-mail : Yatno.apta@gmail.com
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Evaluasi Kinerja Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja
BAB II Tinjauan Pustaka A. Penilaian Kinerja 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja Kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam
BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia
Lebih terperinciTUGAS KELOMPOK ANALISIS KINERJA PT WOTRACO BALI RAYA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
TUGAS KELOMPOK ANALISIS KINERJA PT WOTRACO BALI RAYA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Produktivitas Yang diampu oleh Danang Triagus Setiyawan ST, MT Oleh : Dedi
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15
DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rias Andriati dalam artikel majalah SWA,16 Agustus 2010 menyatakan bahwa seringkali perusahaan hanya berorientasi pada laba, yaitu keuntungan yang didapat dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sekelompok orang yang memberikan perintah. Namun secara keilmuan, Pemerintah
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemerintah Pemerintah bisa kita artikan sebagai orang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah, atau lebih simpel lagi adalah orang atau sekelompok
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan organisasi. Keberhasialan tujuan suatu organisasi atau perusahaan bisa
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1 Pengertian pengukuran kinerja Penilaian terhadap kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan operasi perusahaan sesuai dengan perencanaan dan tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,
Lebih terperinciPENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA
24 PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA Amalia Trinoviyanti Pratiwi, Ahmad Masyhad, Widya Susanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pengukuran Kinerja 1. Pengertian Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Desain Landasan Teori Untuk mengukur kinerja dengan metode Balanced Scorecard, maka dibutuhkan alur untuk melihat tahap-tahap untuk melihat proses untuk sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity
Lebih terperinciFarah Esa B
ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Kompleksitas bisnis tersebut terjadi dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
Lebih terperinciImplementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia
Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Oleh: Taryana Suryana NPM:2006210007 1 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Visi Menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan
43 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan menuju era informasi yang serba cepat sehingga tercipta kondisi
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara
Lebih terperinciMVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC)
MVC dengan BALANCED (BSC) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. BSC DAN PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN 1. What we want to be? - Visi dan Misi 2. What we have to do? - Kebijakan/Program/Kegiatan 3. Where
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi
Lebih terperinciPENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN
PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur kinerja PT. Bumi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Balanced Scorecard Dalam era industri, penciptaan nilai tambah bagi perusahaan dilakukan dengan cara diversifikasi produk. Di sini, pada dasarnya, perusahaan sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain
Lebih terperinciFinance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards
Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Solo Kartasura) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting
Lebih terperinciPENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA
PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Balanced scorecard 1. Pengertian Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali diperkenalkan oleh David P Norton dan Robert Kaplan pada awal tahun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced).
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan pengimplementasian konsep tersebut. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu
Lebih terperinci