PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM

Teknik tarik lipat pada proses Mixing Dough

PEMBUATAN ROTI TAWAR DARI TEPUNG SINGKONG DAN TEPUNG KEDELAI

PENGARUH VARIASI SUBSTITUSI TEPUNG SUKUN

LOGO BAKING TITIS SARI

Proses Pembuatan Roti

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

PENGARUH SUBSTITUSI SUKROSA DENGAN FRUKTOSA PADA PROSES PEMBUATAN ROTI BERBAHAN DASAR TEPUNG TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA SKRIPSI.

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

BAB 1 PENDAHULUAN. dari makanan pokok dan bermacam-macam lauk-pauk dan buah-buahan, tetapi disertai pula dengan bermacam-macam jajanan atau kue-kue.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING PADA TEPUNG TERIGU DAN KONSENTRASI RAGI PADA PEMBUATAN DONAT

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 2 Th 2013 PEMBUATAN ROTI MANIS DENGAN SUBSTITUSI WORTEL DAN GLUTEN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

PENAMBAHAN TEPUNG BIJI CEMPEDAK DALAM PEMBUATAN ROTI TAWAR

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

PENGEMBANGAN PROSES PENGOLAHAN TEPUNG TALAS BOGOR DALAM PEMBUATAN ROTI TAWAR: PENGARUH KONSENTRASI RAGI TERHADAP KUALITAS SKRIPSI

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

FORMULASI EMULSIFIER KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG DAN KUNING TELUR PADA PEMBUATAN ROTI MANIS SKRIPSI. Oleh: TUTIK WINARTI NPM.

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis.

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

PEMBUATAN ROTI TAWAR DENGAN PROPORSI TEPUNG BERAS HITAM : TEPUNG TERIGU DAN PENAMBAHAN GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI

EVALUASI KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SENSORI ROTI DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS, UBI KAYU, KENTANG DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN XANTHAN GUM

METODE. Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK KIMIA DAN FUNGSIONAL TEPUNG BIJI DURIAN TERMODIFIKASI (Durio zibethinus Murr)

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

METODE. Bahan dan Alat

PENGGUNAAN TEPUNG JALEJO (JAGUNG, KEDELAI, KACANG HIJAU) SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN DONAT

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance.

PEMBUATAN ROTI MANIS (KAJIAN SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DAN KULIT MANGGIS DENGAN PENAMBAHAN GLUTEN)

ABSTRAK. Kata kunci : puree labu kuning, tapioka, bika ambon.

SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG LABU KUNING TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

KAJIAN SIFAT SENSORIS, FISIK DAN KIMIA POUND CAKE SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERMODIFIKASI ASAM LAKTAT

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking)

Gambar 12.(a) Persentase Responden yang Memilih Makanan Ringan dan Makanan Berat, (b) Persentase Produk Makanan Ringan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU

PENGARUH RASIO TEPUNG KOMAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN PUTIH TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK BROWNIES YANG DIHASILKAN

PEMBUATAN ROTI TAWAR BERSERAT TINGGI DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BEKATUL DAN PENAMBAHAN GLISEROL MONOSTEARAT SKRIPSI

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG KENTANG TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN SKRIPSI OLEH : SURYA FELIX NATANAEL K

PENGARUH PENCAMPURAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG JAGUNG DAN KONSENTRASI NATRIUM PROPIONAT TERHADAP MUTU ROTI TAWAR

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PEMBUATAN ROTI

EVALUASI METODE PROOFING DAN PENAMBAHAN BAKING POWDER TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK ROTI

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC) TERHADAP MUTU ROTI TAWAR

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

TINJAUAN PUSTAKA. kata terigu dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Portugis trigo yang. proteinnya, tepung terigu dapat dibagi menjadi:

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan makanan pokok kedua setelah nasi. Budaya makan roti sendiri sudah

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL. PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.3, No. 2, September 2015

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita Moschata) PADA FORMULASI PUFF PASTRY TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIAWI DAN SENSORI

Food Science and Culinary Education Journal

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 08, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 63-70

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

PENGARUH PERBANDINGAN TERIGU DAN TEPUNG BEKATUL BERAS MERAH TERHADAP KARAKTERISTIK BISKUIT SKRIPSI

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

Disusun Oleh : J

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

BAB V PROSES PENGOLAHAN

KAJIAN PROPORSI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING SERTA KONSENTRASI LESITIN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi tepung biji alpukat dilaksanakan pada bulan November 2016 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGARUH KONSENTRASI PENGEMULSI LESITIN DAN PROPORSI TAPE SINGKONG TERHADAP KUALITAS FISIK, KIMIA, ORGANOLEPTIK KUE DONAT

FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA LABORATORIUM TEKNOLOGI PANGAN MODIFIKASI STRUKTUR ROTI (MSR)

BAB VIII Membuat Produk Pastry Dengan Adonan Bread Pertemuan Ke

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA

PENGARUH FORTIFIKASI ALGA HIJAU BIRU (Spirulina) PADA MAKARONI IKAN PATIN (Pangasius hyppophthalmus) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

Transkripsi:

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI Effect of Dough Mixing Speed on Bread Physical Characteristic Asih Priyati 1,*), Sirajuddin Haji Abdullah 1, Guyup Mahardhian Dwi Putra 1 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram E-mail *) : r_yuhaeri @yahoo.com Diterima: 15 Januari 2016 Disetujui: 31 Maret 2016 ABSTRACT This research aimed to study effect of dough mixing speed on bread physical characteristic. Dough mixing is an important process on bread production. At this process, the cohesive elastic characteristic will occur from gluten that attach water molecule. Method used in this research was experimental approach using Completely Randomized Design with variation of mixer speed and determined correlation between physical characteristic of the expansion bread after fermentation and after baked in the oven, bread mass, bread pore, and bread water content. Mixer speed variation of 100, 150, and 200 rpm using three replications had been conducted. Result showed that mixing process using higher speed produced bigger bread mass, larger bread pore, and higher water content. Keywords: mixing, bread, physical characteristic ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kecepatan putar pengaduk adonan terhadap sifat fisik roti. Proses pengadukan adonan atau pengulenan merupakan salah satu proses penting dalam pembuatan roti. Saat proses pengulenan akan terbentuk sifat elastis kohesif dari gluten yang mengikat molekul air. Metode yang digunakan yaitu pendekatan eksperimental, dilaksanakan dengan menerapkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan berupa variasi kecepatan putaran pengaduk adonan dan menentukan hubungannya dengan parameter sifat fisik berupa pengembangan setelah fermentasi, pengembangan setelah pengovenan, massa roti, pori, dan kadar air roti. Perlakuan yang dipergunakan dengan 3 variasi kecepatan pengaduk adonan yaitu 100, 150, dan 200 rpm, dengan 3 ulangan. sehingga diperoleh 9 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan pada pengadukan dengan kecepatan semakin tinggi menghasilkan adonan dan roti dengan pengembangan volume yang semakin tinggi, massa roti semakin besar, ukuran pori semakin besar, dan kadar air semakin tinggi. Kata kunci: putaran, sifat fisik roti PENDAHULUAN Roti merupakan salah satu makanan sumber karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia selain nasi. Hal ini disebabkan karena roti merupakan sumber karbohidrat yang tinggi dan memiliki kandungan gizi yang lebih unggul jika dibandingkan dengan nasi dan mie (Muzaifa, dkk., 2012). Salah satu jenis roti adalah adalah roti tawar yang merupakan jenis protein gluten yang terdapat dalam tepung terigu (Suhardi, 1989). Proses pengadukan adonan atau pengulenan merupakan salah satu proses penting dalam pembuatan roti. Saat proses pengulenan akan terbentuk sifat elastis kohesif dari gluten yang mengikat molekul air. Proses pengadukan biasanya menggunakan mesin 217

mixing dimana merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan. Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan baik (Lubis, 2012). Proses pengadukan atau pencampuran memiliki tujuan utama untuk membentuk jaringan gluten yang terdapat dalam terigu. Saat ditambahkan air pada terigu serta mengalami proses pengadukan maka seiring dengan waktu jaringan gluten akan mulai terbentuk. Proses pengadukan akan dihentikan apabila jaringan gluten sudah terbentuk dengan sempurna atau dikenal dengan istilah kalis. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses pengadukan adalah putaran mesin pengaduk, sehingga perlu dilakukan penelitian seberapa besar pengaruh putaran terhadap sifat fisik dari roti. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian dan Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram. Bahan penelitian yang digunakan adalah tepung terigu, ragi, gula, susu bubuk, mentega, dan air. Sedangkan alatalat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: satu set alat pengaduk, motor penggerak, oven listrik, tachometer, gelas ukur, timbangan digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap, variabel yang divariasikan adalah RPM kecepatan mesin pemutar pengaduk adonan, dan variabel yang diamati adalah berupa pengembangan adonan, dan sifat fisik roti berupa tekstur, elastisitas dan ukuran pori dalam roti (crumb). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: Kecepatan putar dengan variasi 100 rpm, 150 rpm, dan 200 rpm, volume adonan, massa roti, ukuran pori dalam roti (crumb), kadar air. pengadukan dengan beban adonan bahan roti. Seperti tercantum pada Gambar 1 di bawah ini semua perlakuan variasi kecepatan putar mesin pengaduk mengalami penurunan kecepatan dibandingkan kecepatan pada saat tanpa beban adonan. Penurunan kecepatan putar mesin pengaduk adonan ini terjadi karena adanya beban dari adonan yang menghambat laju putar mesin pengaduk. Gambar 1. Hubungan kecepatan putar adonan dengan beban dan tanpa beban Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kecepatan putar adonan ketika diberikan beban dibandingkan dengan tidak diberi beban dengan rata-rata penurunan kecepatan 12-14%. Penurunan kecepatan ini disebabkan karena adanya penambahan adonan dalam pengaduk adonan, sehingga kerja yang oleh pengaduk adonan juga semakin besar. Volume Pengembangan a. Volume adonan sebelum fermentasi akhir (proofing) Volume pengembangan diukur sebelum proses fermentasi akhir, yaitu setelah dilakukan fermentasi awal. Dari gambar 2 terlihat bahwa adonan roti yang diaduk dengan kecepatan mesin 200 rpm menghasilkan volume adonan paling tinggi. PEMBAHASAN Kecepatan Putar Mesin Pengaduk Adonan Kecepatan putar mesin pengaduk adonan terjadi penurunan saat dilakukan Gambar 2. Hubungan kecepatan putaran adonan dengan volume 218

Hal ini terjadi dimungkinkan karena pada kecepatan putar pengadukan yang lebih tinggi memberikan kesempatan lebih banyak tepung terigu untuk bercampur dengan air sehingga gluten lebih banyak terbentuk. Sedangkan pada kecepatan putar yang semakin rendah dimungkinkan belum cukup banyak terbentuk gluten sehingga volume adonan kurang mengembang. Gluten ini merupakan salah satu komponen penting yang menentukan pengembangan adonan roti. Kekuatan gluten ini yang menyebabkan massa adonan kompak dan memungkinkan adonan mengembang tanpa mengalami kerusakan (Prabowo, 2011). b. Ukuran adonan setelah fermentasi akhir (proofing) Fermentasi merupakan proses pematangan adonan, di mana enzim-enzim ragi bereaksi dengan pati dan gula untuk menghasilkan gas karbondioksida. Perkembangan gas ini menyebabkan adonan mengembang dan menyebabkan adonan menjadi lebih ringan dan lebih besar. Hasil penelitian terlihat pada Gambar 3 menunjukkan semakin tinggi kecepatan putar mesin pengaduk adonan menghasilkan ukuran adonan yang semakin mengembang. Hal ini terjadi karena pada kecepatan putar pengaduk yang lebih tinggi akan menimbulkan jumlah pengadukan yang lebih banyak dibanding kecepatan putar yang rendah dalam rentang waktu yang sama. Jumlah pengadukan yang cukup akan memungkinkan terbentuknya gluten yang cukup. Gluten ini yang akhirnya bereaksi dengan ragi yang akan mengalami fermentasi saat proses proofing dan menyebabkan terjadinya pengembangan adonan roti. c. Ukuran roti setelah pemangganganan Setelah dilakukan proofing, dilakukan pengovenan yang bertujuan untuk mematangkan roti. Adonan roti yang diaduk dengan kecepatan lebih tinggi menghasilkan ukuran roti yang lebih mengembang. Gambar 4. Hubungan kecepatan putaran adonan dengan diameter adonan pada proses pengovenan Hal ini juga berhubungan dengan proses pengembangan adonan roti sebelum dipanggang, dimana pada kecepatan pengaduk adonan lebih tinggi mengakibatkan jumlah adukan yang lebih banyak sehingga proses pembentukan gluten yang merupakan akibat pengadukan tepung terigu dengan air akan lebih banyak terbentuk. Gluten ini yang akan bereaksi dengan ragi yang melakukan fermentasi dan memungkinkan terjadinya pengembangan. Massa Roti Pengadukan adonan dengan kecepatan putar lebih tinggi menghasilkan roti dengan massa lebih besar. Hal ini berkaitan dengan proses pembentukan gluten pada saat pengadukan. Pengadukan dengan kecepatan yang lebih tinggi, dengan rentang waktu pengadukan yang sama, akan menimbulkan jumlah pengadukan yang lebih banyak dibandingkan dengan pengadukan kecepatan rendah. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap pembentukan gluten yang mana terbentuknya gluten adalah akibat tercampurnya terigu yang diaduk dengan air. Gambar 3. Hubungan kecepatan putaran adonan dengan diameter adonan pada proses fermentasi 219

Kadar Air Pada saat terigu dan air dicampur dan dilakukan proses pengadukan atau pengulenan, akan terbentuk gluten yang bersifat elastis kohesif yang mengikat molekul air. Gambar 5. Hubungan kecepatan putaran adonan dengan massa roti Gluten ini yang memberikan pengaruh terhadap massa roti. Menurut Prabowo (2011) kekuatan gluten menyebabkan massa adonan kompak dan memungkinkan adonan mengembang tanpa mengalami kerusakan. Dimungkinkan karena massa yang kompak inilah yang menyebabkan massa roti lebih besar pada pengadukan yang lebih mencukupi jumlahnya Ukuran Pori Roti Pori roti merupakan salah satu penentu kualitas roti. Roti yang berkualitas memiliki pori yang seragam dan berdinding tipis. Pengadukan adonan roti dengan beberapa kecepatan pengadukan menghasilkan roti dengan ukuran pori seperti Gambar 6. Pada kecepatan putar yang semakin tinggi menghasilkan ukuran pori yang semakin kecil. Hal ini berkaitan dengan lebih banyaknya jumlah adukan yang diterima oleh adonan roti. Semakin banyak jumlah adukan yang diterima adonan, maka semakin merata adonan roti, sehingga proses pengadukan semakin sempurna. Gambar 6. Hubungan kecepatan putaran adonan dengan ukuran pori roti Gambar 7. Hubungan kecepatan putaran adonan dengan kadar air Hasil pengadukan dengan beberapa kecepatan pengadukan menghasilkan roti dengan kadar air yang semakin tinggi pada pengadukan dengan kecepatan pengadukan yang semakin tinggi. Terigu cukup menyerap air pada kecepatan putar lebih tinggi karena dengan kecepatan putar lebih tinggi, mesin mengaduk adonan dengan jumlah adukan yang lebih banyak pada rentang waktu yang sama. Sehingga roti yang dihasilkan juga mengandung kadar air yang lebih tinggi. KESIMPULAN 1. Kecepatan putaran mesin dalam proses pengadukan adonan roti berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik roti, di antaranya adalah pengembangan, massa roti, ukuran pori-pori, dan kandungan kadar air dalam roti. 2. Semakin tinggi kecepatan pengadukan adonan roti, menghasilkan pengembangan roti yang semakin besar, massa roti yang semakin besar, ukuran pori semakin besar, dan kadar air semakin tinggi. 3. Dalam penelitian ini kecepatan pengaduk roti yang menghasilkan roti paling bagus adalah kecepatan 200 rpm. DAFTAR PUSTAKA Lubis, Ahmad Husni. 2012. Pencampuran Bahan Kimia (MIXING PROCESS). http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/20 220

14/02/pencampuran-bahan-kimiamixing-process.html diakses pada Selasa, 22 April 2014 pukul 90.30 WITA. Muzaifa, M, dkk. 2012. Produksi Roti Tawar dari Labu Kuning dengan Persentase Substitusi Tepung Terigu dan Konsentrasi Emulsifier yang Berbeda. Jurnal Hasil Penelitian Industri. Vol.25 No.2 Kementrian Perindustrian RI Prabowo, S. 2011. Substitusi Tepung Gari dalam Pembuatan Roti. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 07, No. 01, Hal 25-27. Suhardi. 1989. Kimia dan Teknologi Protein. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, UGM, Yogyakarta. 221