BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Adanya kebijakan otonomi daerah di Indonesia, menuntut setiap daerah baik kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di segala sektor. Hal ini ditunjukan dengan semakin pesatnya pembangunan daerah khususnya di daerah perkotaan. Tujuan pembangunan ini, yaitu untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Pada umumnya keberhasilan pembangunan suatu daerah diindikasi dengan berkembangnya sektor industri dalam perekonomian yang berujung pada pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat padadaerah tersebut. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, menjadi barang jadi atau menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Pembangunan industri merupakan salah satu dari pembangunan ekonomi yang menjadi tolak ukur peningkatan taraf hidup masyarakat modern yang lebih bermutu. Menurut teori pengembangan industri, industri kecil adalah cara yang paling dinilai besar peranannya dalam pengembangan industri manufaktur (Kuncoro, :34). Pengembangan industri berskala kecil akan membantu mengatasi masalah pengangguran mengingat teknologi yang digunakan adalah teknologi padat karya, sehingga bisa memperbesar lapangan kerja dan kesempatan
usaha yang pada gilirannya mendorong pembangunan pembangunan daerah dan kawasan pedesaan. Dalam pembahasan mengenai padat modal dan padat karya, padat modal merupakan industri yang dibangun dengan modal besar dan didukung dengan teknologi tinggi. Industri padat modal merupakan industri yang dalam proses produksinya cenderung menekankan dan tergantung pada penggunaan mesinmesin dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia. Industri padat modal industri yang hanya dijalankan oleh perusahaan besar. Industri yang berbasis padat karya cenderung lebih banyak menggunakan tenaga manusia dalam setiap proses produksinya. Tujuan utama dari program industri padat karya adalah untuk membuka lapangan kerja baru di daerah. Ada beberapa sektor yang dapat dijadikan subjek penting bagi daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Sektor industri merupakan pilihan terbaik. Ada tiga alasan utama sektor industri dijadikan sektor kunci bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Pertama, industri adalah satu-satunya sektor ekonomi yang bisa menghasilkan nilai tambah paling besar dan berarti penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Kedua, industri bisa sebagai penarik (lewat keterkaitan produksi ke belakang) dan pendorong (lewat keterkaitan produksi ke depan) terhadap perkembangan dan pertumbuhan output di sektor-sektor ekonomi lainnya. Ketiga, industri merupakan sektor terpenting bagi pengembangan teknologi yang selanjutnya bisa disebarkan lewat spillover effects ke sektor-sektor lainnya.spillover effect adalahsuatu kondisi melebarnya hubungan antar region
atau wilayah. Disebabkan karena antara region satu dengan lainnya melakukan interaksi ekonomi dan saling membutuhkan. Hal ini sudah dibuktikan oleh negara-negara yang mengalami revolusi industri cenderung pertumbuhan ekonominya meningkat pesat (Etty Puji Lestari, ). Dalam percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Proses industrialisasi yang dilakukan Indonesia sejak pelita I-V telah memberikan dampak positif dan memberikan kontribusi besar. Periode 95-98 disebut sebagai era pembangunan yang telah membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, serta menghasilkan banyak usaha-usaha baru, termasuk di dalamnya industri kecil. Secara umum usaha kecil yang terdapat di pedesaan adalah industri kecil dan homeindustry. Berdasarkan definisi atau klasifikasi Badan Pusat Statistik (BPS), perbedaan antara industri kecil dan home industry adalah pada jumlah pekerja. Homeindustry adalah unit usaha (establishment) dengan jumlah pekerja hingga 4 orang, yang kebanyakan adalah anggota-anggota keluarga (familyworkers) yang tidak dibayar dari pemilik usaha atau pengusaha itu sendiri. Kegiatan industri tanpa tenaga kerja, yang disebut self employment, juga termasuk dalam kelompok homeindustry Di Indonesia perkembangan industri tiap tahunnya mengalami peningkatan. Disisi lain didalam pengklasifikasian industri-industri di Indonesia, ada satu industri yang langsung menyentuh kedalam sendi-sendi perekonomian masyarakat di Indonesia. Home industry ialah sektor industri yang dimaksud yang
pengaruhnya sangat signifikan dalam kegiatan perekonomian yang berlangsung di masyarakat diantaranya dalam hal penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat di daerah. No. Indikator Tabel. Perkembangan UMKM di Indonesia Tahun 5- Satua n Jumlah UMKM unit 4 Pertumbuhan Jumlah UMKM 3 Jumlah Tenaga Kerja UMKM 4 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja UMKM 5 Sumbangan PDB UMKM (harga konstan) Pertumbuhan sumbangan PDB UMKM Nilai Ekspor UMKM 8 Pertumbuhan Nilai Ekspor UMKM Sumber : bps.go.id Persen 5. Orang 83 58 Persen 3.9 Rp. Miliar 99.5 Persen 5.9 Rp. Miliar 338. P ersen 5 8 9 5. 48 49 83 4. 8 99 598 5. 3 53.9 5.4 3.8. 5 45 8. 9 9 49 93.9 4 99 3..4 4 33.8 4 3. 4 5 49.5 94 4 8 3.9 5 53.. 4 8 8. 8. 8 5 4 3. 4 9 33.3 3 599.3 4. 54.5-8.85 53 83 3. 99 4 5 3.3 8 5.8 5. 5 894.8 9 8.4 55 444.5 458.3 3 39 3.. 8 44.8.5 5 534 59.4 5 59 5.8 3 54 98. 9.9 8. Secara garis besar kendala yang dihadapi oleh hamper seluruh usaha homeindustry adalah terbatasnya dana sebagai modal usaha, rendahnya tingkat pendidikan pekerja dalam melakukan kegiatan produksi dan jaringan usaha yang kurang luas. Salah satu usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya di Kota Binjai adalah dengan mendorong pertumbuhan dan perkembangan kinerja dan produktivitas usaha mikro seperti industri rumahan. Karena terbukti dalam kondisi krisis sekalipun eksistensi usaha mikro seperti.
home industry memiliki resistensi dan daya tahan yang kuat dalam terpaan krisis ekonomi. Kota Binjai merupakan salah satu kota madya di Sumatera Utara yang memiliki lokasi dan posisi yang strategis untuk kegiatan perekonomian, dimana letak kotanya yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat yang notabenenya memiliki sumber daya alam seperti perkebunan sawit dan kilang minyak, dan Kota Medan yang berperan sebagai Ibukota Sumatera Utara yang otomatis menjadi pusat perekonomian serta Kabupaten Deli Serdang yang pertumbuhan ekonominya juga mengandalkan hasil sumber daya alam. Maka secara otomatis Kota Binjai teraliri kegiatan perekonomian dengan frekuensi yang cukup cepat. Menjadi penghubung antara Kabupaten Langkat dan Kota Medan serta Deli Serdang. Kencang dan cepatnya frekuensi kegiatan ekonomi yang melintasi kota tersebut menjadikan Binjai mulai bertransformasi menjadi kota yang memiliki potensi untuk berkembang dalam hal industri karena mulai teraliri modal dan giatnya laju transportasi karena kegiatan ekonomi menjadi stimulant bagi penduduk setempat untuk memulai suatu industri, khususnya industri rumahan karena memang disesuaikan dengan karakter daerahnya. Meningkatnya pendapatan perkapita penduduk Kota Binjai tiap tahunnya, paling besar dipengaruhi oleh sektor industri. Lihat tabel. berikut : Tabel. PDRB Per Kapita Kota Binjai Atas Dasar Harga Berlaku / GRDP Per Capita at Current Prices of Binjai Municipality, 4 9. N Uraian 4 5 8 9 o. PDRB atas harga dasar berlaku (juta)..5 8.494..889.99 3.3.3 3.85.48 4.3.45 9
. Penduduk Pertengahan Tahun/ Mid year Population) 3. PDRB Per kapita / GRDP Per Kapita 4. Persentase Kenaikan PDRB Per Kapita Sumber : BPS Kota Binjai 3.3 3.94 44.5 48.5 5.5 5.5 9.43..48.4.83.8 3.338.5 5..8.3. 4 44 5 45 3,35 5,9,83,3 3,, Meningkatnya PDRB suatu daerah mengindikasikan daerah tersebut semakin maju dalam perekonomiannya. Terlebih dalam hal industri yang menjadi penyumbang angka terbesar dalam perumusan PDRB. Industri yang berperan dalam hal ini bisa mulai dari home industry, industri kecil hingga industri besar. Homeindustry di bidang kuliner seperti makanan dan minuman merupakan salah satu komponen dari sektor industri pengolahan yang terus mengalami perkembangan, karena memang industri rumahan muncul karena dampak dari meningkatnya minat masyarakat dalam berwirausaha,dan tingginya ide kreatifitas dalam mengelola bahan makanan unggulan yang berasal dari daerah tersebut. Tingginya angka pengangguran juga bisa menjadi awal menjamurnya industri rumahan makanan karena seseorang harus tetap produktif untuk melanjutkan kehidupannya atau yang disebut konsumsi otonom, maka dari itu lahirlah keinginan untuk memulai usaha padat karya di rumahan, disamping sifat usahanya yang kebanyakan masih memerlukan pembinaan yang terus menerus agar masalah yang dihadapi dapat segera diatasi. Beberapa masalah utama yang sering dihadapi antara lain adalah masalah permodalan, cara pemasaran dan keterampilan dalam mengelola usaha (BPS, 99:xxv). Pengembangan industri kecil seperti homeindustry salah satunya bisa dilakukan dengan mendalami strategi SWOT, yaitu menelusuri lebih jauh faktor-
faktor internal dan eksternal dari analisis SWOT itu sendiri. Diantaranya adalah faktor internal adalah faktor yang datanya didapat dari internal industry itu sendiri. Data lingkungan internal terdiri atas indikator kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Sedangkan faktor eksternalnya adalah data yang diperoleh dari luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan yang terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threat), berawal dari keempat indicator inilah SWOT berasal untuk di analisis lebih jauh. Pengembangan sektor homeindustry di Indonesia khususnya di daerah seperti Kota Binjai merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Ini karena sektor tersebut tahan terhadap krisis. Selain itu juga merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan pendapatan dan antar pelaku usaha, lebih dari itu pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan structural, yakni meningkatnya perekonomian dan ketahanan ekonomi nasional. Oleh karena itu dengan besarnya peran homeindustry dalam menopang perekonomian, sudah sepantasnya pemerintah selaku regulator dalam kegiatan perekonomian masyarakat memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan homeindustry. Sehingga untuk mengetahui bagaimana perkembangan homeindustry makanan dan minuman saat ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Perkembangan Usaha HomeIndustry Makanan dan Minuman di Kota Binjai.
.. Rumusan Masalah. Bagaimana perkembangan secara eksternal dan internal pada usaha homeindustry makanan dan minuman di Kota Binjai?. Bagaimana strategi dalam mengembangkan usaha homeindustry makanan dan minuman di Kota Binjai?.3. Tujuan Penelitian. Mengidentifikasi perkembangan secara eksternal dan internal usaha homeindustrymakanan dan minuman di Kota Binjai. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang akan dilakukan dalam mengembangkan usaha homeindustry makanan dan minuman di Kota Binjai..4. Manfaat Penelitian. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dan masukan dalam melakukan perencanaan strategi pengembangan sektor homeindustry makanan dan minuman di Kota Binjai.. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pendukung penelitian. 3. Bagi penulis, penelitian ini merupakan wadah menuangkan ide-ide kreatif penulis untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan pengembangan dunia pendidikan.