Eka Nurjanah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: e-book interaktif, menyimak, unsur-unsur intrinsik cerpen, kearifan lokal

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS CERPEN BERDASARKAN STRATEGI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII MTS. DARUN NAJAH JATIREJO MOJOKERTO

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEKS CERPEN KELAS VII DENGAN TEKNIK BUKA ACAK SUSUN SISWA SMP NEGERI 4 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS EXE PADA TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP DI K0TA MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF TEKS WAWANCARA UNTUK SISWA KELAS IV SDN BANJARAGUNG II

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR KOGNITIF MATA PELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X-AK SMK MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

PENGEMBANGAN E-MODUL PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS LECTORA INSPIRE SEBAGAI BAHAN BELAJAR MANDIRI PESERTA DIDIK KELAS XI MAN 2 BATU

Ajeng Kusumaningrat S1 Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

Ulfa Nurfillaili, M. Yusuf T., Santih Anggereni. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS PENDEKATAN PROSES UNTUK SISWA KELAS VII MTS NU PAKIS KAB. MALANG

PENGEMBANGAN KOMIK LIPAT SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI MATERI MENGANALISIS DOKUMEN TRANSAKSI. Nurlaili Latifah.

BAB IV DESKRIPSI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB II LANDASAN TEORI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 SIJUNJUNG ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Bandiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE BERBASIS ADOBE FLASH CS5 SEBAGAI MEDIA INTERAKTIF MATERI MENYUSUN REKONSILIASI BANK

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

ABSTRAK. Kata kunci: Media animasi interaktif, depresiasi aset tetap

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

Ratulani Juwita *), Afrida Yanti. STKIP PGRI Sumatera Barat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research And Development (R & D) atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

Keywords: hasil belajar, apresiasi cerpen, jeniss kelamin, teknik kelompok buzz.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIPA TINGKAT MENENGAH MELALUI E-BOOK INTERAKTIF DI PROGRAM INCOUNTRY UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN 2014

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. media pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan media 4D

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

Tri Andari, Pengembangnan Perangkat Pembelajaran... Tri Andari 1 Restu Lusiana 2

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SINDEN KARYA PURWADMADI ADMADIPURWA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

Transkripsi:

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI MENYIMAK UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN BERBASIS KEARIFAN LOKAL PANGKALAN BUN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KUMAI Eka Nurjanah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Pentingnya pengembangan bahan ajar e-book sebagai alat yang bisa meringankan, mempermudah dalam menyampaikan pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran siswa. Dengan adanya pengembangan bahan ajar e-book berarti meningkatkan kualitas dalam pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia pada materi pembelajaran menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal kelas XI berdasarkan KTSP. Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu peneliti memperoleh deskripsi objektif kebutuhan model, model pengembangan, dan ketepatan pengembangan e-book interaktif pada materi menyimak unsurunsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kumai. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan model 4D. Model pengembangan 4-D terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Dengan berbagai keterbatasan, untuk tahap penyebaran tidak dilakukan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi dan angket respon siswa. Kata kunci: e-book interaktif, menyimak, unsur-unsur intrinsik cerpen, kearifan lokal PENDAHULUAN Sebagaimana tercantum dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 pasal 1 tentang standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam upaya perbaikan yang berkelanjutan pada pendidikan di SMA pengembangan bahan ajar dan praktik pembelajaran di sekolah menjadi penting. Meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar salah satunya dapat ditopang dengan keberadaan bahan ajar, karena bahan ajar merupakan salah satu faktor NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 388

penentu keberhasilan pembelajaran. Dengan bahan ajar yang didesain secara bagus dan dilengkapi berbagai gambar, warna, bahkan ilustrasi yang menarik akan menstimulus siswa untuk memanfaatkan bahan ajar secara maksimal. Terkait dari banyaknya manfaat e-book sehingga dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI akan disajikan e-book yang disusun dengan berbagai materi, gambar, lagu, dan dilengkapi dengan berbagai macam latihan secara interaktif, baik lisan maupun tulis. Pemahaman terhadap jenis, kaidah dan konteks ditekankan sehingga memudahkan peserta didik menangkap makna yang terkandung dalam suatu cerpen maupun menyajikan gagasan dalam bentuk cerpen yang sesuai sehingga memudahkan peserta didik memahami gagasan yang ingin disampaikan khususnya materi menyimak cerpen. Cerpen merupakan karangan fiktif yang berisi sebagian kehidupan seseorang atau kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh. Pada cerpen terdapat unsur-unsur intrinsik, unsur tersebut yaitu tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, gaya bahasa, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman. Dewasa ini generasi muda kurang mengetahui tentang pengetahuan kearifan lokal yang ada pada masyarakat mereka. Kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk pengetahuan tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat khususnya yang ada di Pangkalan Bun. Pada pembelajaran materi unsurunsur intrinsik cerpen di SMA Negeri 1 Kumai yang selama ini dilakukan adalah guru membacakan atau memperdengarkan cerpen pada siswa, menerangkan materi pelajaran berkaitan tentang cerpen dengan menggunakan metode ceramah (meliputi tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, gaya bahasa, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen), kemudian menugasi siswa melalui pembacaan cerpen atau diperdengarkan rekaman cerpen untuk menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen secara individu yang ada di buku siswa dan diunduh dari internet. Penilaian dilakukan pada proses yang berupa menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen secara individu dan proses pembelajaran pada saat berdiskusi maupun presentasi. Kondisi materi pembelajaran cerpen seperti yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kumai yang kurang sesuai dengan model pembelajaran yang dikemukan oleh Sarimanah tersebut berakibat pada hasil atau kemampuan anak menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Sesuai kenyataan yang ditemui pada siswa di SMA Negeri 1 Kumai bahwa (1) pada materi pembelajaran unsur- NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 389

unsur intrinsik cerpen hanya menggunakan metode ceramah dan kurang variatif, sehingga siswa sering akan merasakan kejenuhan pada saat pembelajaran, (2) sebelum belajar atau pada saat pembelajaran siswa kurang semangat dan motivasi siswa belajar kurang, dan (3) pada materi pembelajaran unsur-unsur intrinsik cerpen yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Kumai sudah bisa diterima oleh siswa, hanya saja guru memberikan soal instrumen (tugas atau latihan) masih terbatas. Pentingnya pengembangan bahan ajar e-book sebagai alat yang bisa meringankan, mempermudah dalam menyampaikan pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran siswa. Dengan adanya pengembangan bahan ajar e-book berarti meningkatkan kualitas dalam pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia pada materi pembelajaran menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal kelas XI berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul Pengembangan E-book Interaktif pada Materi Menyimak Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Berbasis Kearifan Lokal Pangkalan Bun pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kumai. Secara khusus penelitian pengembangan ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi objektif kebutuhan model, model pengembangan, dan ketepatan pengembangan e-book interaktif pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kumai. METODE Pengembangan e-book interaktif pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kumai menggunakan pengembangan model 4-D ( four D model). Model pengembangan 4-D terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Dengan berbagai keterbatasan, di sini peneliti membatasi pengembangan e-book interaktif dalam penelitian ini hanya pada tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan, untuk tahap penyebaran tidak dilakukan oleh peneliti. HASIL PENGEMBANGAN Tahap Pendefinisian (Define) Tahap ini meliputi lima langkah pokok, yaitu analisis ujung depan (awal akhir), analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran. Analisis Ujung Depan (Awal Akhir). Analisis awal akhir bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga dibutuhkan pengembangan bahan ajar pembelajaran e-book interaktif. Analisis awal akhir dijaring melalui angket yaitu angket analisis kebutuhan siswa dan guru. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 390

Tabel 1. Validator Lembar Validasi Instrumen Nama Instrumen Jabatan Angket Kebutuhan Guru Dosen Pendidikan Dr. H. Abdul Rani, M.Pd Angket Kebutuhan Siswa Bahasa dan Sastra Indonesia Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa, serta minat dan motivasi. Analisis siswa ini dijaring melalui angket karakteristik siswa. Tabel 2. Validator Lembar Validasi Instrumen Nama Instrumen Jabatan Angket Karakteristik Dosen Pendidikan Dr. H. Abdul Rani, M.Pd Siswa Bahasa dan Sastra Indonesia Analisis Tugas. Tahap analisis tugas meliputi tiga langkah pokok, yaitu analisis struktur isi, analisis prosedural, dan analisis proses informasi. Analisis struktur isi adalah analisis termasuk isi dalam kurikulum. Analisis ini mencakup analisis struktur isi pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen meliputi tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, gaya bahasa, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen. Tabel 3. Analisis Struktur Isi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan Mendengarkan: 13. Memahami pembacaan cerpen Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan Unsur-unsur cerpen ( tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, dan gaya bahasa) Nilai-nilai (amanat) Analisis prosedural digunakan untuk mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas dan menganalisis tugas dengan cara mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaiannya sesuai dengan bahan ajar yang dipilih. Analisis ini mencakup analisis prosedural unsur-unsur intrinsik cerpen. Bagan 4. Analisis Prosedural NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 391

Analisis proses informasi yang disajikan dalam e-book interaktif pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen dalam keterampilan mendengarkan ini diperoleh dari berbagai buku tentang unsur-unsur intrinsik cerpen. Selain itu, cerpen Bukan karena Memanggang Ikan Saluang dan Palui, lagu Potoka Ponyang, Tumpi Wayu, dan Manasai dari Kalimantan Tengah, serta terdapat gambar danau, rumah, sungai, budaya yang ada di Pangkalan Bun. Analisis Konsep Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis, serta mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk suatu peta konsep. Analisis ini mencakup peta konsep untuk unsur-unsur intrinsik cerpen. Bagan 5. Analisis Konsep Perumusan Tujuan Pembelajaran Penyusunan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian hasil belajar didasarkan pada kompetensi dasar dan indikator yang tercantum dalam kurikulum tentang suatu konsep materi menyimak unsurunsur intrinsik cerpen. Perumusan ini mencakup tujuan pembelajaran untuk unsur-unsur intrinsik cerpen. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 392

Tabel 6. Perumusan Tujuan Pembelajaran Konsep Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mencatat pokok-pokok isi cerpen yang dibacakan Siswa dapat mengidentifikasi tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, dan gaya bahasa cerpen yang didengar Mengidentifikasi alur, penokohan, dan latar dalam cerpen yang dibacakan Siswa dapat mendiskusikan tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, dan gaya bahasa Unsur-unsur intrinsik cerpen Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan Siswa dapat menemukan nilai (amanat) dalam cerpen Siswa dapat mendiskusikan nilai-nilai (amanat) tersebut Siswa dapat memberi tanggapan terhadap nilai-nilai (amanat) tersebut Tahap Perancangan (Design) Tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media, dan pemilihan format. Penyusunan Tes Acuan Patokan. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus. Penyusunan ini mencakup tes mampu mengidentifikasi dan menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen. Tabel 7. Penyusunan Tes Acuan Patokan Tujuan Pembelajaran Khusus Siswa dapat mengidentifikasi tema, alur, latar, tokoh, sudut pandang, dan gaya bahasa dalam cerpen yang dibacakan Siswa dapat menemukan nilai-nilai (amanat) dalam cerpen yang dibacakan Bentuk Soal Jawaban Singkat (Tugas Individu) & Pilihan Ganda (Tugas Kelompok) Nomor Soal 1-6 6 7 1 Jumlah Soal Pemilihan Media. Pemilihan media yang sesuai tujuan untuk menyampaikan materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen. Peneliti menggunakan media kertas asturo warna kuning dan merah yang berbentuk ikat kepala, serta kertas asturo warna kuning berbentuk beras kuning, serta media elektronik yaitu e-book interaktif dengan program adobe flash player. Pemilihan Format. Di dalam pemilihan format ini dilakukan dengan mengkaji format-format e- book interaktif yang sudah ada menggunakan program adobe flash player. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 393

Tahap Pengembangan (Develop) Tahap ini meliputi, yaitu validasi e-book interaktif, simulasi, dan uji coba. Validasi E-book Interaktif. Validasi e-book interaktif oleh para ahli diikuti dengan revisi. Peneliti memilih sebagai validator adalah satu orang dosen bahasa dan sastra Indonesia sebagai validator ahli materi, satu orang dosen bahasa dan sastra Indonesia sebagai validator ahli rancangan dan media pembelajaran, serta satu orang guru bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 1 Kumai sebagai praktisi. Tabel 8. Validator E-book Interaktif Nama Validator Jabatan Dr. Akhmad Tabrani, M.Pd Ahli Materi Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dr. H. Abdul Rani, M.Pd Ahli Rancangan dan Media Dosen Pendidikan Bahasa dan Pembelajaran Sastra Indonesia Winarsih, S.Pd Ahli Praktisi Guru Bahasa Indonesia Kelas XI SMA Negeri 1 Kumai Simulasi. Simulasi adalah suatu proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan sekelilingnya. Tahap ini merupakan uji coba produk e-book interaktif yang dipilih uji coba kelompok kecil pada 10 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Kumai. Uji Coba. Dalam pengembangan e-book interaktif pada materi NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 394

menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun yang telah dirancang dipilih uji coba kelompok kecil pada 10 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Kumai. Siswa yang dipilih mencerminkan karakter siswa baik dari jenis kelamin, kecerdasan, usia, dan sebagainya. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui menarik tidaknya bahan ajar, apa sebabnya, mengerti tidaknya siswa akan pesan yang disampaikan, konsistensi tujuan dan materi, cukup tidaknya atau jelas tidaknya latihan dan contoh yang diberikan, kejelasan bahasa, kesesuaian materi dan prosedur dengan tingkat pemahaman pengguna, dan sebagainya. Jenis data pada pengembangan e-book interaktif pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kumai adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yang dihasilkan berupa saran dan komentar yang diperoleh dari subyek ahli dan praktisi sebagai penilai dari produk yang dihasilkan, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil penskoran validasi subyek ahli, praktisi, dan angket siswa. Instrumen pengumpul data yang digunakan pada pengembangan e- book interaktif pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kumai adalah lembar validasi dan angket respon siswa. Peneliti memilih sebagai validator adalah satu orang dosen bahasa dan sastra Indonesia sebagai validator ahli materi, satu orang dosen bahasa dan sastra Indonesia sebagai validator ahli rancangan dan media pembelajaran, serta satu orang guru bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 1 Kumai sebagai praktisi. SIMPULAN DAN SARAN Kajian Produk Kajian produk disajikan mengenai kebutuhan model pengembangan, model pengembangan, dan ketepatan pengembangan. Kebutuhan model pengembangan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga dibutuhkan pengembangan bahan ajar pembelajaran e-book interaktif. Kebutuhan ini dijaring melalui angket yaitu analisis angket kebutuhan siswa dan guru. Berdasarkan hasil analisis angket kebutuhan siswa dan guru, peneliti berpendapat perlu mengembangkan sebuah bahan ajar yaitu e-book yang sangat sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi unsur-unsur intrinsik cerpen. Bahan ajar tersebut adalah e-book interaktif pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun. Bahan ajar ini dipandang dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan (menyimak) siswa dengan berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun. Pengembangan e-book interaktif pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kumai NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 395

menggunakan pengembangan model 4-D ( four D model). Model pengembangan 4-D terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Dengan berbagai keterbatasan, untuk tahap penyebaran tidak dilakukan oleh peneliti. Tujuan tahap pendefinisian (define) adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan e-book interaktifnya. Tahap ini meliputi lima langkah pokok, yaitu analisis ujung depan (awal akhir), analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran. Tujuan tahap perancangan (design) adalah untuk menyiapkan e- book interaktif. Tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu penyusunan tes acuan patokan, pemilihan media, dan pemilihan format. Tujuan tahap pengembangan (develop) adalah untuk menghasilkan e-book interaktif yang sudah direvisi berdasarkan dari para ahli (validator). Tahap ini meliputi, yaitu validasi e-book interaktif, simulasi, dan uji coba. Ketepatan pengembangan bertujuan untuk menilai produk sudah tepat atau belum tepat e-book interaktif pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal yang telah dikembangkan peneliti. Peneliti memilih sebagai validator adalah satu orang dosen bahasa dan sastra Indonesia sebagai validator ahli materi, satu orang dosen bahasa dan sastra Indonesia sebagai validator ahli rancangan dan media pembelajaran, serta satu orang guru bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 1 Kumai sebagai praktisi. Berdasarkan hasil analisis lembar validasi ahli materi bahwa e- book interaktif yang dikembangkan dapat disimpulkan persentase penilaian validator 87,5% menunjukkan bahwa e-book interaktif sangat valid, dari hasil analisis lembar validasi ahli rancangan dan media pembelajaran bahwa e-book interaktif yang dikembangkan dapat disimpulkan persentase penilaian validator 77,5% menunjukkan bahwa e-book interaktif valid, serta dari hasil analisis lembar validasi praktisi (guru) bahwa e-book interaktif yang dikembangkan dapat disimpulkan persentase penilaian validator 82% menunjukkan bahwa e-book interaktif valid. Berdasarkan hasil analisis lembar validasi ahli materi, ahli rancangan dan media pembelajaran, dan ahli praktisi (guru) bahwa e-book interaktif yang dikembangkan dapat disimpulkan persentase penilaian validator 82% menunjukkan bahwa e-book interaktif valid berarti e-book interaktif sudah tepat. Saran Pemanfaatan Pengembangan e-book interaktif pada materi menyimak unsur-unsur intrinsik cerpen berbasis kearifan lokal Pangkalan Bun ini dapat diterapkan pada sekolah lain. Penerapan pada sekolah yang lain tersebut tentu saja yang memiliki kesamaan karakteristik sesuai dengan NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 396

kearifan lokal yang ada di daerahnya masing-masing. DAFTAR RUJUKAN Cerita Rakyat Nusantara. 2015. Palui. Kalimantan Tengah. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sarimanah, Eri. 2009. Model Pembelajaran Cerpen yang Apresiatif. (Online), (http://eri-sunpak.blogspot.com/2009/04/mo del-pembelajaran-cerita-pendekyang.html, diakses, 10 Desember 2014). Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Prenada. Wahyuni, Sri. 2013. Desain Silabus dan Pengembangan Materi. Malang: Unisma. Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Abd. Syukur. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama. NOSI Volume 3, Nomor 3, Agustus 2015 Halaman 397