BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR. Naskah Publikasi

PASAL 4 PENENTUAN STATUS PENDUDUK

PASAL 5 AGEN TIDAK BEBAS YANG DAPAT MENIMBULKAN BUT BAGI SUATU PERUSAHAAN

Bilingual Boarding School Mitra Kerja PASIAD-Turki di Sragen Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Berkelanjutan

PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi

PRODUKSI PANGAN DUNIA. Nuhfil Hanani AR

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

PP 60, pasal 2 ayat 3

12/14/2016. Indonesia berpartisipasi pada studi TIMSS sejak tahun Namun baru tahun 2015 target populasinya kelas 4 SD/MI

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 30 SEPTEMBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL NEGARA BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN APRIL 2011

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, pelaku usaha menerapkan berbagai

PASAL 11 & 12 TARIF PPh PASAL 26 ATAS BUNGA DAN ROYALTI UNTUK P3B YANG SUDAH BERLAKU EFEKTIF MAUPUN YANG BARU DIRATIFIKASI

PEMERIKSAAN PAJAK PASCA TAX AMNESTY

Realokasi Kursi Bukan Menambah Kursi Oleh. Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi

INTEREST READING AND THE EFFECT ON LEARNING CONTINUITY AND LEARNING RESULTS IN STUDENTS STUDY PROGRAM ECONOMIC EDUCATION FKIP UNIVERSITY OF RIAU

Membangun Negeri dalam Bingkai Kearifan Pendidikan Menuju Generasi 2045

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2006:9).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STATISTIK TRIWULAN III TAHUN 2009


BAB I PENDAHULUAN. satu cita-cita dan tujuan dari Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

FOREIGN EMBASSIES IN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Elaun - Tugas Rasmi Luar Negara

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan yang terjadi pada setiap aspek pendidikan. Penyempurnaan

LAMPIRAN 1 : PISA 2009 Ranking by Mean Score for Reading, Mathematics and Science

Perdagangan Nilai Tambah (Trade in Value Added) Kementerian Perdagangan 28 April 2015

PEMBUATAN VISA & SYARAT-SYARAT

BADAN PUSAT STATISTIK


LAMPIRAN. Penentuan negara-negara yang dijadikan sample tersebut didasarkan atas tiga kategori, yaitu:

A. Kakitangan (Bagi kerja lapangan,seminar,bengkel & dll) / Academic staff (workshop,fieldwork,seminar and others)


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TIANSHI GROUP Mr. Li Jin Yuan

RPM International Inc. Arahan Talian Penting

MENJADI GURU KREATIF, INOVATIF, DAN INSPIRATIF MENYONGSONG KURIKULUM 2013 TEMATIK-INTEGRATIF

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

JASO Presentasi. PROMOSPAIN SERVICES LTD., Pondok Indah Office Tower I, 3rd floor, room 304. Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jeunesse Global Bisnis Online Trend Terbaru

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

STATISTIK DEPARTEMEN KEHUTANAN Ekspor Impo r. Veneer Sheet. Kayu Gergajian. Particle Board Perkembangan Ekspor & Impor Hasil Hutan.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Juni MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL. Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. FINAL APPROVED

Merencanakan liburan memanglah butuh persiapan yang matang, baik dari segi waktu, tujuan liburan, keuangan dan membuat rencana perjalanan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

Pedoman Penjaminan Mutu

MAKSIMALISASI DISEMINASI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN DENGAN MEMANFAATKAN TIK UNTUK MENINGKATKAN RANGKING UMM DALAM WEBOMETRIC

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

LAPORAN UPAH GLOBAL 2016/17

Mendobrak Pasar Ekspor Melalui Pendekatan Total Football

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Direktur Perencanaan Kawasan Hutan, Basoeki Karyaatmadja NIP KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif dapat. mengembangkan potensi pada dirinya untuk dapat memiliki kekuatan

There are no translations available. VISA ON ARRIVAL

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

KRISIS KEUANGAN GLOBAL & PERPAJAKAN. Krisis Global

Membongkar Sistem Dibalik Marketing dengan Skema Piramid

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

Ringkasan Hasil-hasil Asesmen Belajar Dari Hasil UN, PISA, TIMSS, INAP

Global Small Business Confidence Monitor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

Corruption Perception Index Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik

OEKO-TEX Standard 100: Satu Sertifikat Untuk Banyak Regulasi

Seminar Nasional Outlook Industri 2018 PEMBANGUNAN INDUSTRI YANG INKLUSIF DALAM RANGKA MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

I. PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang secara optimal dari segi kepribadiannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

SUUNTO M-9 COMPASS PANDUAN BAGI PENGGUNA. 1. Anatomi kompas. 2. Mengorientasikan peta. 3. Mempertahankan arah perjalanan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua menginginkan pendidikan mengedepakan pendidikan sesuai

MEMAHAMI PERAN NON-GOVERNMENTAL ORGANIZATIONS. Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

SYARAT-SYARAT VISA SCHENGEN EROPA

Merupakan kegiatan yang sekuensial Tetapi urutan ini tidak kaku Ada lima tahapan pekerjaan (task)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tahun 2010

Kajian SSM terhadap komoditas ekspor Indonesia

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

V. KERAGAAN PRODUKSI DAN PERDAGANGAN BUAH DUNIA DAN INDONESIA

SEMINAR INTERN INTERNALISASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) MELALUI CORPORATE CULTURE. Oleh : Muh. Arief Effendi,SE,MSi,Ak,QIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mewajibkan warga negaranya untuk mendapat pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dalam suatu bangsa dianggap penting karena dengan pendidikan dapat meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia. Meningkatnya mutu dan kualitas sumber daya manusia dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga tercapai kemajuan bangsa. Menurut tabel liga global yang diproduksi firma pendidikan Pearson (2012) oleh Economist Intelligence Unit (EIU) menunjukkan bahwa sistem pendidikan Indonesia menduduki rangking terbawah dari 40 negara. Sir Michael Barber, penasihat pendidikan utama Pearson, mengatakan negara-negara yang berhasil memberikan status tinggi pada guru dan memiliki "budaya" pendidikan. Perbandingan internasional dalam dunia pendidikan telah menjadi semakin penting dan tabel liga terbaru ini berdasarkan pada serangkaian hasil tes global yang dikombinasikan dengan ukuran sistem pendidikan (BBC Indonesia, 2012). 1

2 Hasil dari tabel liga global mengindikasikan rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan lebih tinggi. Tabel 1: Indeks Kemampuan Kognitif dan Pencapaian Pendidikan A to Z Indeks Total Kemampuan Kognitif Pencapaian Pendidikan rank and score rank and score rank and score Finland [rank 01] 1.26 [rank 01] 1.50 [rank 03] 0.79 South Korea [rank 02] 1.23 [rank 04] 1.24 [rank 01] 1.21 Hong Kong-China [rank 03] 0.90 [rank 03] 1.26 [rank 17] 0.20 Japan [rank 04] 0.89 [rank 05] 1.04 [rank 08] 0.59 Singapore [rank 05] 0.84 [rank 02] 1.39 [rank 33] -0.26 United Kingdom [rank 06] 0.60 [rank 12] 0.50 [rank 02] 0.81 Netherlands [rank 07] 0.59 [rank 07] 0.72 [rank 11] 0.32 New Zealand [rank 08] 0.56 [rank 09] 0.61 [rank 09] 0.47 Switzerland [rank 09] 0.55 [rank 08] 0.71 [rank 13] 0.22 Canada [rank 10] 0.54 [rank 06] 0.72 [rank 20] 0.18 Ireland [rank 11] 0.53 [rank 16] 0.42 [rank 05] 0.74 Denmark [rank 12] 0.50 [rank 17] 0.41 [rank 06] 0.68 Australia [rank 13] 0.46 [rank 11] 0.54 [rank 12] 0.31 Poland [rank 14] 0.43 [rank 20] 0.26 [rank 04] 0.77 Germany [rank 15] 0.41 [rank 10] 0.54 [rank 23] 0.12 Belgium [rank 16] 0.35 [rank 15] 0.43 [rank 17] 0.20 United States [rank 17] 0.35 [rank 14] 0.44 [rank 21] 0.16 Hungary [rank 18] 0.33 [rank 13] 0.46 [rank 25] 0.07 Slovakia [rank 19] 0.32 [rank 25] 0.16 [rank 07] 0.65 Russia [rank 20] 0.26 [rank 19] 0.29 [rank 19] 0.20 Sweden [rank 21] 0.24 [rank 18] 0.31 [rank 24] 0.08 Czech Republic [rank 22] 0.20 [rank 24] 0.20 [rank 15] 0.21 Austria [rank 23] 0.15 [rank 21] 0.24 [rank 28] -0.03 Italy [rank 24] 0.14 [rank 23] 0.20 [rank 27] 0.02 France [rank 25] 0.13 [rank 22] 0.23 [rank 30] -0.06 Norway [rank 26] 0.11 [rank 27] -0.07 [rank 10] 0.47 Portugal [rank 27] 0.01 [rank 28] -0.09 [rank 16] 0.21 Spain [rank 28] -0.08 [rank 26] -0.01 [rank 32] -0.24 Israel [rank 29] -0.15 [rank 30] -0.34 [rank 14] 0.22 Bulgaria [rank 30] -0.23 [rank 31] -0.37 [rank 26] 0.05 Greece [rank 31] -0.31 [rank 29] -0.25 [rank 34] -0.43 Rumania [rank 32] -0.60 [rank 32] -0.88 [rank 29] -0.04 Chile [rank 33] -0.66 [rank 34] -1.07 [rank 22] 0.15 Turkey [rank 34] -1.24 [rank 33] -0.97 [rank 38] -1.79 Argentina [rank 35] -1.41 [rank 39] -2.02 [rank 31] -0.17 Colombia [rank 36] -1.46 [rank 37] -1.91 [rank 35] -0.56 Thailand [rank 37] -1.46 [rank 35] -1.28 [rank 39] -1.81 Mexico [rank 38] -1.60 [rank 36] -1.53 [rank 37] -1.74 Brazil [rank 39] -1.65 [rank 38] -2.01 [rank 36] -0.94 Indonesia [rank 40] -2.03 [rank 40] -2.04 [rank 40] -2.01 Sumber : http://thelearningcurve.pearson.com/index/index-ranking Upaya pemerintah meningkatkan pendidikan adalah program wajib belajar 9 tahun yang memberikan pendidikan formal kepada masyarakat. Program wajib belajar 9 tahun terdiri atas 6 tahun pada jenjang sekolah dasar dan 3 tahun sekolah

3 menengah pertama. Pendidikan formal tidak dapat lepas kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar yang sering disingkat dengan KBM. Di dalam kelas, masalah besar untuk guru-guru dan siswa adalah motivasi. Guru berharap supaya setiap siswa menggunakan bakat dan waktunya selama di sekolah sehingga tujuan belajar terjadi secara maksimum. Siswa berusaha menggunakan potensi mereka tumbuh secara cepat dengan perkembangan bakatbakat yang ada, namun tujuan guru sering kali berbeda dengan apa yang ada di dalam diri siswa sehingga motivasi tidak berkembang malahan terabaikan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hamdu dan Lisa (2011) yang berjudul Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA di sekolah dasar menyebutkan bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan dalam prestasi siswa di sekolah. Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar. Dalam kata latin, kata motivum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak. Motivasi mempunyai intensitas dan arah (direction). Gage dan Berliner (Djiwandono,2008) menyamakan motivasi seperti mesin (intensitas) dan kemudi (direction). Intensitas dan arah sering sulit dipisahkan. Intensitas dari motivasi yang digunakan untuk satu kegiatan mungkin tergantung pada besarnya intensitas itu daripada besarnya arah. Sardiman (2001) menyebutkan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

4 belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Karakteristik motivasi yang tinggi ditandai dengan kesadaran siswa untuk menguasai materi pelajaran, adanya hasrat ingin tahu yang tinggi terhadap pelajaran, ulet dan tidak mudah putus asa ketika mengerjakan tugas sekolah, menaruh perhatian, minat dan merasa senang ketika mengerjakan tugas sekolah, kondisi lingkungan yang mendukung, serta mempunyai harapan berhasil yang tinggi. Motivasi belajar tinggi yang memudahkan siswa untuk memahami pelajaran sehingga para siswa mampu memperoleh prestasi yang baik di sekolah. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Rafiqah (2013) yang menyatakan bahwa motivasi belajar memiliki pengeruh kontribusi sebesar 75,3% terhadap prestasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa juga mendorong siswa untuk mempersiapkan diri dalam menerima pelajaran, contohnya seperti mempersiapkan buku dan peralatan sekolah, mengerjakan tugas-tugas sekolah, serta mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku disekolah sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Pada kenyataannya tidak setiap siswa mempunyai motivasi belajar yang sama, hal ini ditunjukkan pada hasil wawancara guru bimbingan konseling di salah satu sekolah menengah atas swasta menyebutkan kasus keterlambatan adalah kasus yang sering terjadi. Hampir setiap hari ada siswa yang terlambat dengan berbagai macam alasan yang dikemukakan. Guru BK tersebut juga menambahkan bahwa Sebenarnya sekolah telah memberlakukan peraturan yang ketat untuk menangani siswa yang mengalami keterlambatan yaitu dengan

5 pemanggilan orang tua atau wali apabila siswa telah 3 kali mengalami keterlambatan, sedangkan untuk pelanggaran-pelanggaran yang lainnya siswa akan mendapat sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah. Dalam satu semester tercatat telah terjadi kurang lebih 80 pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dengan jumlah keseluruhan sekitar 600 siswa. Pelanggaran tersebut mencakup pelanggaran keterlambatan dan pelanggaran-pelanggaran lainnya. Pelanggaraan yang terjadi merupakan indikasi menurunnya motivasi belajar siswa. Ilahi dkk (2013) dalam penelitiannya mengatakan bahwa faktor yang dominan mempengaruhi displin siswa adalah kondisi psikologis siswa itu sendiri. Upaya yang dilakukan sekolah untuk mengurangi angka pelanggaran terhadap peraturan sekolah adalah dengan di tambahkannya pelajaran BK atau bimbingan konseling dalam mata pelajaran. Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Smith (2011) yang mengatakan ada bahwa layanan konseling kelompok berpengaruh terhadap disiplin belajar siswa. Mata pelajaran BK diisi dengan pengarahan-pengarahan dan sharing-sharing permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar yang dikomunikasikan oleh Guru BK secara santai dan tidak kaku sehingga siswa dapat terbuka mengkomunikasikan permasalahan yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi penting dalam kehidupan sehari- hari. Komunikasi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan komponen penting dalam kelacaran proses belajar mengajar. Hasil penelitan Lisa Hsu (2010) dalam jurnalnya yang berjudul The Impact of Perceived Teachers Nonverbal Immediecy on Students Motivation for Learning English menyatakan

6 bahwa perilaku komunikasi nonverbal guru berkorelasi positif dengan motivasi belajar siswa. Cara guru mengajar/menyampaikan materi pelajaran merupakan salah satu contoh bentuk komunikasi. Bahasa dan pemilihan kata yang tepat dalam berkomunikasi dapat mempermudah siswa dalam memahami pelajaran. Ketika siswa dapat memahami pelajaran dengan mudah bukan tidak mungkin nilai-nilai dalam mata pelajaran dapat meningkat dan termotivasi untuk mempelajari suatu mata pelajaran. Selain itu komunikasi yang baik dengan guru juga dapat menimbulkan kondisi yang kondusif untuk lingkungan belajar sehingga siswa merasa nyaman saat belajar. Komunikasi antara guru dengan siswa atau komunikasi antara sesama siswa disebut komunikasi interpesonal. Pontoh (2013) juga menyebutkan dalam penelitianya bahwa ada peranan komunikasi interpersonal guru dalam peningkatan pengetahuan anak baik verbal maupun non verbal sehingga mampu meningkatkan prestasi anak. Kata komunikasi interpersonal merupakan dua suku kata yaitu komunikasi dan interpersonal. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Sedangkan interpersonal merupakan keturunan dari awalan inter yang berarti antara dan kata person, yang berarti orang. Komunikasi interpersonal secara umum terjadi di antara dua orang. Menurut Buber mengidentifikasi komunikasi interpersonal sebagai proses transaksi (berkelanjutan) yang selaktif, sistematis, dan unik, yang mampu merefleksikan dan mampu membangun pengetahuan bersama orang lain. Prinsipprnsip dalam komunikasi interpersonal antara lain kita tidak mungkin hidup tanpa berkomunikasi, komunikasi interpersonal adalah hal yang tidak dapat diubah,

7 komunikasi interpersonal melibatkan masalah etika, manusia menciptakan makna dalam komunikasi interpersonal, metakomunikasi memengaruhi makna, komunikasi interpersonal menciptakan hubungan yang berkelanjutan, komunikasi tidak dapat menyelesaikan masalah, efektivitas komunikasi interpersonal adalah sesuatu yang dapat dipelajari. (Wood, 2013) Komunikasi interpersonal adalah cara utama untuk membangun dan memperbaiki sebuah hubungan. Ketika di dalam kelas hubungan antara guru dengan siswa atau hubungan antara sesama siswa sangatlah penting. Dalam penelitiannya Nugrahani dan Margunani (2014) mengatakan bahwa persepsi mengenai kepemimpinan dan kemampuan komunikasi guru secara simultan berpengaruh pada motivasi belajar siswa sebesar 65%. Komunikasi interpersonal yang terjadi dalam hubungan interpersonal yang baik dapat meningkatkan motivasi siswa ketika di kelas contohnya seperti guru memberikan pujian kepada siswa yang mendapat nilai yang tinggi dalam suatu ujian, pujian yang diberikan guru merupakan suatu penguatan (reinforcement) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian Setyowati dan Sukidjo (2013) yang mengemukakan bahwa ada pengaruh positif pemberian reinforcement terhadap motivasi belajar siswa Hubungan interpersonal yang baik mampu meningkatkan intensitas komunikasi interpersonal yang menimbulkan keakraban antara satu dengan yang lain sehingga berusaha untuk selalu saling berhubungan. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa intensitas komunikasi interpersonal antara guru dengan siswa atau antar sesama siswa perlu ditingkatkan untuk menurunkan

8 tingkat pelanggaran yang terjadi sehingga mampu meningkatkan prestasi di sekolah. Dari uraian tersebut peneliti menentukan rumusan masalah: apakah ada hubungan antara intensitas komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar siswa? Oleh karena itu peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Interpersonal Dengan Motivasi Belajar. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara intensitas komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar siswa 2. Tingkat intensitas komunikasi interpersonal 3. Tingkat motivasi belajar 4. Sumbangan efektif intensitas komunikasi interpersonal terhadap motivasi belajar C. Manfaat Penelitian 1. Kepala sekolah, untuk memberi pengetahuan hubungan antara intensitas komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar siswa 2. Siswa, supaya mengetahui hubungan intensitas komunikasi interpersonal dengan motivasi belajar siswa sehingga dapat memaksimal memperoleh prestasi belajar yang sesuai dengan harapan 3. Ilmuwan psikologi, diharapakan penelitian ini dapat menambah wawasan dibidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar

9 4. Peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya dengan menambahkan faktor-faktor atau variabel lain yang mempengaruhi motivasi belajar