PROFIL PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS PEMBANTU WATES PINGGIRREJO MAGELANG JULI 2013

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGELOLAAN OBAT SEBELUM DAN SESUDAH JKN DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT PADA PUSKESMAS DENGAN STANDAR PENGELOLAAN OBAT YANG ADA DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS X KOTA MAGELANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP SIDOMULYO KOTAMADYA PEKANBARU

PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016 ISSN SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI PUSKEMAS DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU - RIAU

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG,

1. Apakah puskesmas telah memiliki tenaga Apoteker? 2. Apakah Puskesmas juga memiliki tenaga teknisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara bulan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

INTISARI. Kata Kunci : penyimpanan, gudang obat, indikator penyimpanan, puskesmas

KAJIAN KESESUAIAN PENYIMPANAN SEDIAAN OBAT PADA DUA PUSKESMAS YANG BERADA DI KOTA PALANGKA RAYA. Christine Anggraini Farmasi

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

TAHUN UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kecacatan. Kesehatan dapat terwujud apabila tersedia sumber daya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obatadalah sediaan atau paduan yang siap digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

Evaluasi Pengelolaan Obat pada Puskesmas di Kota Pariaman

PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK

PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Agus Priyanto, Moeslich Hasanmihardja, Didik Setiawan

BAB 11: PERBEKALAN FARMASI

STUDY ABOUT MANAGEMENT OF THE DRUGS IN LOCAL GOVERNMENT CLINIC OF BURANGA WAKATOBI REGENCY IN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SILOAM MANADO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI PT. UNGGUL JAYA CIPTA USAHA MANADO

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa:

EVALUASI PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI OBAT PSIKOTROPIKA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PENYIMPANAN OBAT DI PUSKEMAS PADA DUA KECAMATAN YANG BERBEDA DI KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti contohnya pada puskesmas, dimana pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas

KEBIJAKAN PEMESANAN OBAT, PENCATATAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DWI UTAMI NUGRAHANI NAFTANI CHANDRA DINI AISYAH RIZQI MUFIDAH MUTIA FARIDA A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (Menkes, RI., 2014).

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

nasional. Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS WILAYAH SURABAYA TIMUR DAN PUSAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tentang Standar

TUGAS DRUGS MANAGEMENT MAKALAH MEMAHAMI KUALITAS OBAT DAN DRUG ASSURANCE PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. 1 Rumah sakit Permata Medika adalah rumah sakit tipe C di

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013) STUDI PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS PADA DUA KECAMATAN DI KOTA SURABAYA

Pada hakekatnya pergudangan merupakan suatu proses kegiatan. logistik/barang dalam gudang, baik yang bersifat administratif maupun

BAB VI HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa pada bulan Mei

PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Penyimpanan Sediaan Farmasi di Gudang Farmasi RSUD

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA MAGELANG

Peresepan,Pemesanan dan pengelolaan Obat SPO Nomor : Terbit ke : 1 No.Revisi : 0 Tgl.Diberlaku : Halaman : 1-3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

Tugas pokok pengelolaan perbekalan farmasi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 KERANGKA PIKIR

bagaimana prosedur penerimaan dan pengeluaran obat-obatan di

PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT DAN PRODUK STERIL DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

SOP PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS SINE PERENCANAAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS WENANG KOTA MANADO Fikri Kobandaha*, Febi K. Kolibu*, Ardiansa A. T. Tucunan*

EVALUASI PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Transkripsi:

ROFIL ENGELOLAAN OBAT DI USKESMAS EMBANTU WATES INGGIRREJO MAGELANG JULI 2013 Riska Dwi Utomo, Elmiawati Latifah rogram Studi Farmasi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang Abstrak enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan obat di uskesmas embantu Wates yang meliputi pendistribusian obat, penyimpanan obat, penggunaan obat dan pencatatan serta pelaporan obat. enelitian ini menggunakan pendekatan observasi cross sectional. engumpulan data menggunakan pengamatan terstruktur dalam bentuk check list. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif-kualitatif dengan prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan obat di uskesmas cukup baik dengan prosentase sebesar 73,02%. Abstract The reasearch aimed to know drug supply management in the public health centre of wates maid that included drug distribution, drug storage, drug use and recording and reporting of drug. This research used cross sectional observation approach. The data collection used structured observation in the form of check list. The data analysis tecnique used was descriptive quantitative-qualitative analysis with percentage. The result showed that drug supply management in the public health centre of wates was good enough with percentage of 73,02%. Keyword: Drug supply management, ublic health centre 1. endahuluan embangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Munurut undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional 2. uskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memberikan pelayanan pengobatan (kuratif), pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). engobatan

merupakan kegiatan penting uskesmas sehingga obat-obatan pun jadi unsur penting 1. Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan ketersediaan obat dan kualitas pelayanan obat di puskesmas dan sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan puskesmas adalah melaksanakan berbagai aspek pengelolaan obat antara lain dalam sistem manajemen informasi obat. Terjadinya ketidakcukupan obat atau penyediaan stok obat yang berlebihan merupakan suatu masalah yang sering di jumpai di puskesmas, dimana masalah tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh faktor dana tetapi juga dipengaruhi oleh proses pengelolaan obat 1. engelolaan obat di puskesmas perlu diteliti karena pengelolaan obat yang efisien sangat menentukan keberhasilan manajemen puskesmas secara keseluruhan, untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak akurat dan tidak rasional sehingga perlu dilakukan pengelolaan obat yang sesuai. engelolaan obat bertujuan untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efisien, efektif, dan rasional. Aspek pengelolaan obat yang perlu dikaji diantaranya meliputi perencanaan obat, pengadaan obat, penerimaan obat, penyimpanan obat, distribusi obat, pemakaian obat, pencatatan dan pelaporan obat 1. Terjaminnya ketersediaan obat di pelayanan kesehatan akan menjaga citra pelayanan kesehatan itu sendiri, sehingga sangatlah penting menjamin ketersediaan dana yang cukup untuk pengadaan obat esensial, namun lebih penting lagi dalam mengelola dana penyediaan obat secara efektif dan efisien 7. 2. Metode enelitian enelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari data kegiatan pengelolaan obat, yaitu pendistribusian, penyimpanan, penggunaan serta pencatatan dan pelaporan obat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah check list dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode analisis kuantitatif-kualitatif dengan pendekatan deskriptif. ada tahap ini data akan dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk katakata untuk memperjelas hasil yang diperoleh. Data tersebut meliputi: pendistribusian, penyimpanan, penggunaan serta pencatatan dan pelaporan obat. Menganalisis data dari checklist dilakukan sebagai berikut: 1. Mengkuantitatifkan hasil checking sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan memberi tanda checklist ( ) pada kolom Ya atau Tidak untuk masing-masing tahapan. Untuk kolom Ya nilainya 1 dan untuk kolom Tidak nilainya 0 2. Membuat tabulasi data. 3. Menghitung persentase dari tiaptiap subvariabel dengan rumus: (s) = S/N x 100%

Keterangan: (s) = persentase sub variabel S = jumlah skor tiap sub variabel N = jumlah skor maksimum 4. Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan secara kualitatif ke dalam tabel supaya pembacaan hasil penelitian menjadi mudah. Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif dapat ditetapkan sebagaimana dalam Tabel 1. Tabel 1. Range ersentase Dan Kriteria Kualitatif 10 No Interval Kriteria 1 2 3 4 76% skor 100% 51% skor 75% 26% skor 50% 0% skor 25% Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik 3. Hasil dan embahasan Berikut hasil penelitian pengelolaan obat di uskesmas embantu Wates yang secara khusus di pecah menjadi 4 bagian yaitu bagian pendistribusian, bagian penyimpanan, bagian penggunaan dan bagian pencatatan serta pelaporan obat: a. endistribusian Obat uskesmas embantu Wates endistribusian obat merupakan kegiatan menyalurkan. obat dari Gudang Farmasi Kota/Kabupaten (GFK) ke uskesmas atau dari uskesmas ke unit-unit pelayanan kesehatan. Distribusi obat bertujuan untuk mendekatkan obat dan alat kesehatan kepada pemakai di unit pelayanan kesehatan sehingga setiap saat tersedia dalam jumlah, jenis, mutu yang di butuhkan secara ekonomis dan efektif 4. Tabel 2. Hasil engamatan endistribusian Obat No. ersyaratan endistribusian Obat Ya Tidak Skor Catatan 1. Tersedia buku catatan penerimaan pengeluaran obat engeluaran obat menggunakan komputer 2. Arsip LLO beserta kelengkapannya di sub unit 3. eriode penerimaan obat ditetapkan 4. emeriksaan kesesuaian jenis obat dengan dokumen Waktu tidak tentu

No. ersyaratan endistribusian Obat Ya Tidak Skor Catatan 5. emeriksaan kesesuaian jumlah obat dengan formulir 1 LLO sub unit 6. emeriksaan mutu obat 7. encatatan kartu stok Tidak menggunakan kartu stok Berdasarkan Tabel 2 maka persentase pendistribusian obat adalah sebagai berikut: (pendistribusian) = S/N x 100% Keterangan: (pendistribusian) = persentase pendistribusian obat S = jumlah skor N = jumlah skor maksimum (pendistribusian) = 5 / 7 x 100% = 71,43% Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendistribusian obat-obatan sudah sesuai dengan edoman engelolaan Obat di uskesmas. Setelah menerima obat dari uskesmas Induk diterima penanggungjawab obat uskesmas embantu maka dilakukan pengecekan kembali apakah obat sesuai dengan jenis dan jumlah yang tertera dalam Lembar emakaian dan ermintaan Obat (LLO). Kemudian obat dicatat di buku penerimaan obat. Obat tidak dicatat di kartu stok karena uskesmas embantu Wates tidak menggunakan kartu stok dan langsung di masukkan ke komputer. endistribusian obat di uskesmas embantu Wates dilakukan secara dropping dari uskesmas Induk (uskesmas Magelang Utara) dengan periode/tanggal dropping yang tidak ditentukan. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari menumpuknya obat di ustu. Apabila stock obat di ustu habis maka petugas yang berwenang melakukan pesanan obat ke uskesmas induk. engambilan obat pesanan biasanya diambil sendiri oleh petugas uskesmas embantu. endistribusian obat dilakukan dari uskesmas induk ke unit pelayanan (uskesmas embantu) dan dari unit pelayanan (ukesmas embantu) ke sub unit pelayanan (Apotek, B Umum, B Gigi dan KIA). Berdasarkan hasil pengamatan, persentase kesesuaian pengelolaan obat pada bagian pendistribusian di uskesmas embantu Wates dengan pedoman yang ada adalah 71,43% yang berarti cukup baik. Beberapa hal yang tidak sesuai dengan pedoman yaitu tidak ditetapkannya periode/tanggal penerimaan obat serta tidak dilaksanakannya pencatatan kartu stok karena kartu stok tidak digunakan.

b. enyimpanan Obat uskesmas embantu Wates enyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obatobatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat 7. enyimpanan obat bertujuan adalah menjaga mutu obat, menjaga persediaan obat dan menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggungjawab. Tabel 3. Hasil engamatan enyimpanan Obat No. ersyaratan Ya Tidak Skor Catatan 1. Luas minimal 2x4 m 2 / disesuaikan dengan jumlah obat yang tersedia 2. Ruangan kering tidak lembab 3. Memiliki ventilasi cukup 4. encahayaan cukup 5. Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/ papan 6. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah 7. Tidak ada pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam 8. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat 9. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda 10. Tersedia lemari/laci khusus narkotika dan psikotropika 11. Ada pengukur suhu dan higrometer ruangan 12. Ada alat pemadam kebakaran dan mudah dijangkau 13. Obat disusun alfabetis setiap sediaan 14. Obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO 15. Obat disimpan pada rak 16. Obat yang disimpan pada lantai diletakkan diatas palet 17. Tumpukan dus sebaiknya sesuai dengan petunjuk 18. Sediaan obat cair dipisah dengan sediaan padatan 19. Sera, vaksin dan supositoria disimpan di lemari pendingin Terdapat barang lain Dicampur obat lain ersediaan terbatas

No. ersyaratan Ya Tidak Skor Catatan 20. Lisol & desinfektan diletakkan terpisah dari obat lainnya 21. Bahan-bahan mudah terbakar disimpan dalam ruangan khusus 22. Wadah selalu tertutup rapat 23. Bila memungkinkan ada kipas angin atau AC 24. Silica gel tetap dalam wadah tablet dan kapsul 25. Jendela-jendela diberi gorden 26. Kaca jendela dicat putih 27. Atap gedung tidak terbuat dari bahan metal 28. Tidak ada kontak dengan benda - benda yang tajam 29. Ruangan dikunci apabila tidak dipakai 30. Melakukan pengamatan mutu obat secara berkala, setiap bulan 31. Tindak lanjut terhadap obat yang rusak atau kadaluarsa 32. encatatan kartu stok obat 33. Membersihkan ruangan setiap hari 34. Alat pemadam kebakaran dicek secara berkala Tidak tersedia Berdasarkan Tabel 3 maka persentase penyimpanan obat adalah sebagai berikut: (penyimpanan) = S/N x 100% Keterangan: (penyimpanan) = persentase penyimpanan obat S = jumlah skor N = jumlah skor maksimum (penyimpanan) = 24 / 34 x 100% = 70,59% Hasil penelitian menunjukkan bahwa di uskesmas embantu Wates sudah cukup memenuhi syarat. Tempat penyimpanan obat tidak benar-benar digunakan untuk menyimpan obat melainkan terdapat barang lain seperti buku-buku, kertas laporan, dan lain-lain. Obat-obatan yang tersedia di uskesmas embantu Wates sebagian besar adalah obat generik dan sedikit obat paten yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat psikotropika. Dikarenakan kebutuhan obat di uskesmas sedikit, dalam penyimpanan semua obat hanya disimpan dalam 1 lemari yang lumayan besar. Hal ini kurang sesuai dimana obat psikotropika harus

dipisahkan dengan obat lain dan disimpan di lemari khusus yang dilengkapi kunci ganda. Alasan obat psikotropika dicampur dengan obat lain yaitu karena jumlah obat psikotropika yang sedikit yang jumlahnya tidak lebih dari 2 jenis obat. enyusunan obat sudah cukup baik, meskipun obat tidak disusun secara alfabetis sebab sedikitnya jumlah obat namun obat telah disusun secara FIFO (First In First Out), FEFO (First Expired First Out) dan berdasarkan bentuk sediaan. engecekan mutu obat pun dilakukan setiap bulannya. Apabila ditemukan obat rusak atau kadaluarsa maka langsung dilakukan pengembalian obat ke uskesmas induk. encatatan keluar masuk obat tidak dilakukan dengan kartu stok melainkan langsung ke komputer. Hal ini dilakukan dengan alasan kemudahan. Berdasarkan hasil pengamatan, persentase kesesuaian pengelolaan obat pada bagian penyimpanan di. uskesmas embantu Wates dengan pedoman yang ada adalah 70,59 % yang berarti cukup baik. Kekurangan yang menonjol pada bagian penyimpanan terdapat pada tidak adanya penyimpanan khusus untuk obat psikotropika, tidak adanya alat pemadam kebakaran dan penggunaan ruangan penyimpanan obat yang tidak hanya digunakan untuk menyimpan obat. c. enggunaan Obat uskesmas embantu Wates enggunaan obat adalah pemanfaatan obat dimulai dari pelayanan yang baik, kemasan dan etiket yang baik serta informasi yang jelas tentang penggunaanya. enggunaan obat berkaitan dengan peresepan yang rasional, peresepan yang rasional yaitu apabila pemilihan obat dilakukan dengan memilih obat yang tepat dari berbagai alternatif obat yang ada dan dosis sesuai dengan diagnosis kondisi pasien dan berpedoman pasa standar yang berlaku. Tabel 4. Hasil engamatan enggunaan Obat No. ersyaratan Ya Tidak Skor Catatan 1. Keseuaian obat dengan DOEN 2. Adanya daftar sinonim nama obat tertentu 3. Adanya daftar nama seluruh obat beserta kadarnya 4. Adanya kelengkapan kemasan obat 5. etugas mengkonfirmasi bahwa penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien 6. Menghindari peresepan obat yang berlebihan (polifarmasi) 7. Memberikan penyuluhan tentang penyakit yang diderita Jarang dilakukan

No. ersyaratan Ya Tidak Skor Catatan 8. Memberikan penyuluhan tentang obat yang dipakai 9. Dalam penyampaian informasi sopan, santun dan sabar. 10. Sebelum obat diserahkan pasien dilakukan pengecekan akhir 11. encatatan pengeluaran obat Berdasarkan Tabel 4 maka persentase penggunaan obat adalah sebagai berikut: (penggunaan) = S/N x 100% Keterangan: (penggunaan) = persentase penggunaan obat S = jumlah skor N = jumlah skor maksimum (penggunaan) = 10 / 11 x 100% = 90,9% Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan obat di uskesmas embantu Wates telah memperhatikan aspek ekonomis sebab sebagian besar obat yang digunakan adalah obat generik yang harganya lebih murah dari obat non generik tetapi memiliki khasiat yang sama. Selain itu, obat-obat yang sesuai DOEN adalah sekitar 72 obat (57,6%) dari total 125 jenis obat yang tersedia di uskesmas embantu Wates. Obat DOEN merupakan obat yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia untuk pelayanan kesehatan. enggunaan obat di uskesmas embantu Wates dilakukan dengan serangkaian kegiatan berupa pemahaman isi resep, mengemas obat dalam kemasan obat yang telah dituliskan informasi tentang aturan pakai obat. Sebelum obat diserahkan pada pasien, dilakukan pengecekan akhir guna memastikan kesesuaian obat dan aturan pakai dengan resep yang ada. emberian informasi mengenai penggunaan obat juga dilakukan oleh petugas pada saat menyerahkan obat kepada pasien dengan sopan dan santun. emberian informasi ini dilakukan agar kemungkinan penggunaan obat yang secara irasional dapat dihindari. Informasi yang biasanya diberikan pasien yaitu informasi khasiat obat dan aturan pakai. Setelah semua kegiatan di uskesmas selesai, petugas melakukan pencatatan pengeluaran obat yang bersumber dari resep masuk ke dalam komputer. encatatan pengeluaran obat dilakukan setiap hari atau harian. Berdasarkan hasil pengamatan, persentase kesesuaian pengelolaan obat pada bagian penggunaan obat di uskesmas embantu Wates dengan pedoman yang ada adalah 90,9% yang berarti baik. Hasil ini

menandakan bahwa pelayanan penggunaan obat di uskesmas embantu Wates telah sesuai dengan pedoman yang berlaku. Kekurangannya hanya pada saat petugas tidak memastikan bahwa penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan karena keterbatasan SDM dibandingkan dengan jumlah pasien yang datang untuk berobat. SDM yang bertugas di pelayanan obat hanya 1 orang yang harus melayani resep sekitar 35-50 resep per hari. d. encatatan dan elaporan Obat uskesmas embantu Wates encatatan dan pelaporan obat di uskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di uskesmas dan atau unit pelayanan lainnya 9. encatatan dan pelaporan obat bertujuan agar tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, pengeluaran/penggunaan dan persediaan obat pada kurun waktu tertentu. Tabel 5. Hasil engamatan encatatan dan elaporan Obat Sistem encatatan dan No. Ya Tidak Skor Catatan elaporan 1. Tersedia kartu stok Langsung ke komputer 2. Tersedia LLO sub unit 3. Tiap lembar kartu stok hanya untuk mencatat data mutasi 1 jenis obat 4. Tiap baris hanya untuk mencatat 1 kejadian mutasi obat 5. Ada catatan harian pemakaian obat 6. Ada berita acara pengembalian obat bila obat rusak atau kadaluarsa 7. Setiap terjadi mutasi obat langsung dicatat dalam kartu stok 8. encatatan pemakaian obat harian 9. enerimaan dan pengeluaran dijumlah tiap akhir bulan 10. Hasil akhir pencatatan diketahui oleh kepala ustu Kartu stok tidak digunakan Kartu stok tidak digunakan Kartu stok tidak digunakan

Sistem encatatan dan No. elaporan 11. elaporan penggunaan obat kepada uskesmas induk dilakukan setiap bulan Berdasarkan Tabel 5 maka persentase pencatatan dan pelaporan obat adalah sebagai berikut: (pencatatan pelaporan) = S/N x 100% Keterangan: (penctatan pelaporan) = persentase pencatatan dan pelaporan obat S = jumlah skor N = jumlah skor maksimum (pencatatan pelaporan) = 7 / 11 x 100% = 63,64% Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencatatan dan pengelolaan obat di uskesmas embantu Wates telah menggunakan sistem komputerisasi, sehingga mempermudah dalam pengelolaan data, namun terkadang juga masih ada yang dilakukan secara manual. encatatan pemakaian obat dilakukan setiap hari dan pada akhir bulan dilakukan pelaporan pemakaian obat ke uskesmas induk yang dalam hal ini adalah uskesmas Magelang Utara. Laporan pemakaian beserta laporan permintaan obat terlansir dalam LLO sub unit. LLO sub unit ini digunakan sebagai acuan untuk pendistribusian obat ke uskesmas embantu. Sebelum dilakukan pelaporan ke uskesmas induk, hasil pencatatan diketahui oleh Kepala uskesmas. Ya Tidak Skor Catatan Sistem komputerisasi di uskesmas embantu Wates telah menggantikan fungsi kartu stok di uskesmas. Dengan kata lain kartu stok tidak digunakan dan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan dengan alasan kemudahan dalam pencatatan maupun pelaporan sehingga pencatatan obat datang, obat keluar, sisa persediaan tidak dicatat di kartu stok terlebih dahulu namun langsung ke komputer. Berdasarkan hasil pengamatan, persentase kesesuaian pengelolaan obat bagian pencatatan dan pelaporan obat di uskesmas embantu Wates dengan pedoman yang ada adalah 63,64 % yang berarti cukup baik. Kekurangan pada bagian ini yaitu karena tidak digunakannya kartu stok. Berikut tadi penjelasan pengelolaan obat di uskesmas embantu Wates secara khusus yang dibagi menjadi bagian-bagian unit pengelolaan obat. Setelah mengetahui gambaran pengelolaan obat di tiap bagian unit, perlu dilakukan gambaran pengelolaan obat secara keseluruhan dengan menggabungkan tiap aspek pengelolaan obat. Secara umum gambaran pengelolaan obat di uskesmas

embantu Wates adalah sebagai berikut: Total skor yang didapat = 46 Total skor maksimal = 63 Jika dimasukkan dalam rumus, (pengelolaan obat) = S/N x 100% Maka, (pengelolaan obat) = 46 /63 x 100% = 73,02% Secara umum pengelolaan obat yang meliputi dimensi pendistribusian, penyimpanan, penggunaan dan pencatatan serta pelaporan obat mendapatkan total persentase sebesar 72,59% yang berarti pengelolaan obat di uskesmas embantu Wates tergolong cukup baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa hipotesis peneliti yang menyebutkan pengelolaan obat di uskesmas embantu Wates baik tidak sesuai dengan hasil penelitian. Ketidaktepatan ini dimungkinkan karena saat observasi tidak dilakukan secara mendalam. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara umum manajemen pengelolaan obat di uskesmas embantu Wates cukup baik dan sesuai standar yang berlaku. Daftar Acuan 1. Anjarwati. Rori, 2010, Evaluasi Kesesuaian engelolaan Obat ada uskesmas Dengan Standar engelolaan Obat Yang Ada Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 2. Anonim, 1992, Undang-Undang Nomor 23 Tentang Kesehatan, Depkes RI, Jakarta. 3. Anonim, 1999, edoman Kerja uskesmas Jilid I, Depkes RI, Jakarta. 4. Anonim, 1995, Dirjen OM engelolaan Obat di Tingkat uskesmas, Depkes RI, Jakarta. 5. Anonim, 2002, edoman engelolaan Obat ublik dan erbekalan Kesehatan. Depkes RI, Jakarta. 6. Anonim, 2005, edoman engelolaan Obat ublik dan erbekalan Kesehatan di ustu/olindes. Depkes RI, Jakarta. 7. Anonim, 2007, edoman engelolaan Obat ublik dan erbekalan Kesehatan di Daerah Kepulauan, Depkes RI, Jakarta. 8. Anonim, 2009, edoman engelolaan Obat ublik dan erbekalan Kesehatan di uskesmas, Depkes RI, Jakarta. 9. Anonim, 2010, Materi elatihan Manajemen Kefarmasian di uskesmas, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta. 10. Arikunto, 2002, rosedur enelitian: Suatu endekatan raktek, Rineka Cipta, Jakarta.