PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran negara, baik untuk pembiayaan pembangunan maupun untuk

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN WAJIB PAJAK UNTUK MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

Harris Topowijono Sri Sulasmiyati

Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi pada KPP Pratama Singosari Malang)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Yudi Hariyanto Suhadak Siti Ragil H Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, negara berkewajiban mendahulukan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, yakni pada tahun 2015 besarnya belanja negara sebesar

PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN SLEMAN. Stefani Gita Cakti. Erly Suandy

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

EFEKTIFITAS SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KEPANJEN MALANG SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. disamping komponen pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Menurut Undang-Undang (UU) no. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan

Pembedaan dan Penggolongan Pajak didasarkan pada suatu kriteria,seperti:

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dan pertumbuhan perekonomian perlu melakukan

MACHDANIYATUL AZIZAH B

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

PENGARUH TANGGUNG JAWAB MORAL, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN KUALITAS PELAYANAN PADA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Republik. Negara kita Negara Indonesia ini mempunyai sebuah landasan atau sebuah

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

ANALISIS MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan yang sama untuk mengetahui masalah perpajakan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Iprianto dan Tarmidi Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

EVALUASI PELAKSANAAN KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya. kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

KONTRIBUSI PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (PPh OP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PATI

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN SURAT TAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Pembayar

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB 1 PENDAHULUAN. kesenjangan antara sisi pengeluaran dan sisi penerimaan negara. Penerimaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS

EFISIENSI PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN WAJIB PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) salah satu kota terbesar di Indonesia, tidak luput dari keikutsertaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. pribadi maupun badan yang bersifat memaksa berdasar Undang-Undang, dengan

ANALISIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI (KMS) (Studi Pada Kpp Pratama Malang Utara)

Transkripsi:

PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ( Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta ) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: HANUNG TRI SUDADYO B200090076 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ( Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta ) oleh: HANUNG TRI SUDADYO B 200 090 076 ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan dan pengaruh jumlah SSP PPh Pasal 25 terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan menggunakan data Sekunder yang diperoleh dari KPP Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Surakarta periode tahun 2009-2012 dengan mengambil 48 sampel. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Teknik analisis data digunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t, yang mana menunjukkan nilai thitung (2,488) lebih besar daripada ttabel (2,009) dengan nilai signifikansi 0,017 < α= 0,05 oleh karena itu H1 terdukung secara statistik. (2) Jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 yang dilaporkan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak. Hal ini ditunjukan dari hasil uji t, yang mana menunjukan nilai t hitung (4,198) lebih besar dari t tabel (2,009) dengan nilai signifikansi 0,000 < α= 0,05 oleh karena itu H 2 terdukung secara statistik. kata kunci: self assessment system, Wajib Pajak, Surat Setoran Pajak PPH Pasal 25

A. LATAR BELAKANG Ditengah kondisi Indonesia yang sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi dan diperparah dengan adanya krisis ekonomi global yang makin memperburuk situasi ekonomi Indonesia, kenyataannya di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, pembangunan tetap harus berjalan dan permasalahan-permasalahan baik di bidang ekonomi ataupun dibidang lain harus segera diatasi dengan cepat dan tepat demi terciptanya kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Supaya dapat bertahan dan memperbaiki kondisi ekonomi pemerintah harus mengupayakan semua potensi penerimaan yang ada. Dari berbagai macam potensi yang ada pajak memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Pemasukan pajak diharapkan akan terus meningkat dengan melakukan upaya-upaya seperti membuat kebijakan-kebijakan ekstensifikasi dengan cara meningkatkan Obyek Pajak dan Jumlah Pajak, serta intensifikasi perpajakan yang mengacu pada peningkatan kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak. Pajak merupakan salah satu wujud kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan untuk tujuan kesejahteraan Bangsa dan Negara, dalam sektor pajak terdapat dua penggolangan pajak, dari pajak langsung dan dari lajak tidak langsung, dari berbagai jenis pajak yang ada, Pajak Penghasilan memiliki potensi terbesar dan menjadi harapan pemerintah dalam peningkatan Wajib Pajak maupun Penerimaan Pajak. Pajak Penghasilan merupakan salah satu yang mererapkan self assessment system. Dengan adanya program ekstensifikasi diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak dengat meningkatnya jumlah Wajib Pajak dan jenis objek pajak. Disertai dengan keberadaan program intensifikasi pemungutan pajak dapat meningkat dengan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak, meningkatkan upaya penegakan hukum serta upaya dalam penyempurnaan sistem administrasi pajak. Jadi dengan sistem pemungutan

pajak ini pemerintah berharap agar pelaksanaan pemungutan pajak penghasilan dapat berjalan dengan lebih mudah dan lancar. B. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui apakah Jumlah Wajib Pajak berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Surakarta. 2. Untuk mengetahui apakah Jumlah SSP PPh pasal 25 berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Surakarta. C. TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori Dasar Pajak Terdapat lima teori pajak yang digunakan sebagai dasar bagi negara untuk memungut pajak, dikutip dari buku Pengantar Ilmu Hukum Pajak karya R. Santoso Brotodohardjo S. H.antara lain: Teori Asuransi, Teori Kepentingan, Teori Asas Gaya Pikul, Teori Kewajiban Pajak Mutlak, Teori Asas Gaya Beli. 2. Definisi Pajak Dalam Undang-undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007 definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 3. Jenis Pajak Menurut Resmi (2005: 6), terdapat berbagai jenis pajak, mengelompokkan jenis pajak menjadi tiga tinjauan, yaitu: a. Menurut Golongannya: Pajak langsung (PPh), Pajak tidak langsung (PPN). b. Menurut Sifatnya: Pajak subyektif (PPh), Pajak Obyektif (PPN). c. Menurut Lembaga Pemungutnya: Pajak Negara (PPh), Pajak daerah tingkat I/II (Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Penerangan Jalan).

4. Sistem Pemungutan Pajak Menurut Mujiyati dan M. Abdul Aris (2011: 10), menyatakan bahwa dalam pemungutan pajak di Indonesia dikenal beberapa sistem pemungutan pajak, yaitu: a. Official Assessment System Yaitu wewenang pemungutan pajak ada pada fiskus sehingga inisiatif untuk memenuhi kewajiban perpajakan berada pada fiskus. Dalam sistem ini fiskus yang lebih aktif untuk mencari wajib pajak untuk diberikan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) sampai pada penetapan jumlah pajak yang terutang melalui penerbitan SKP (Surat Ketetapan Pajak). Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan pemungutan pajak tergantung peran aktif fiskus. b. Self Assessment System Yaitu sistem yang memberikan wewenang untuk memenuhi hak dan kewajiban ada pada wajib pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini inisiatif untuk melaksanakan kewjiban perpajakan baik menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan pajak yang dibayar serta mempertanggungjawabkan pajak terutang ada pada wajib pajak. Dengan demikian wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga keberhasilan pemungutan pajak tergantung pada kepatuhan wajib pajak. c. With Holding System Yaitu pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Dengan sistem ini keberhasilan dalam pemungutan pajak tergantung kedisiplinan pihak ketiga yang ditunjuk untuk melaksanakan kewajiban perpajakan.

5. Self Assessment System Merupakan sistem yang memberikan wewenang untuk memenuhi hak dan kewajiban ada pada wajib pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini inisiatif untuk melaksanakan kewajiban perpajakan baik menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan pajak yang dibayar serta mempertanggungjawabkan pajak terutang ada pada wajib pajak. Dengan demikian wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga keberhasilan pemungutan pajak tergantung pada kepatuhan wajib pajak (Mujiyati dan M. Abdul Aris, 2011: 10). Dalam hal ini aparat pajak atau fiskus hanya bertugas melaksanakan pengawasan dan penyuluhan untuk mengetahui kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan inisiatif dan kegiatan menghitung serta pelaksanaan pemungutan pajak berapa di tangan Wajib Pajak. 6. Wajib Pajak Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 mendefinisikan Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan perpajakan. Orang Pribadi merupakan Subjek Pajak yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. 7. Surat Setoran Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. 8. Pajak Penghasilan Menurut Mujiyati dan M. Abdul Aris (2011: 30), Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut prinsip pemajakan atas penghasilan

dalam pengertian yang luas, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak darimanapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut. Undang-undang Pajak Penghasilan tidak memperhatikan adanya penghasilan dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis, tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikul biaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangunan. D. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian assosiatif kausal. Penelitian untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara variabel, dalam penelitian ini berarti menganalisis dan membuktikan pengaruh dari Jumlah Wajib Pajak dan Jumlah SSP PPh Pasal 25 sebagai variabel yang mempengaruhi dengan variabel yang dipengaruhi yaitu penerimaan pajak penghasilan. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu Wajib Pajak di Surakarta, Wajib Pajak yang dimaksud adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta periode tahun 2009-2012. Sampel dalam penelitian ini jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan per bulan, jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dan jumlah SSP PPh Pasal 25 yang dilaporkan. 3. Data dan Sumber Data Data yang diambil merupakan data yang terlebih dahulu diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak lain yang disebut dengan data sekunder yaitu jumlah Wajib Pajak yang terdaftar, Jumlah SSP PPh Pasal 25 yang dilaporkan, Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan pada Wajib Pajak

Orang Pribadi per bulan serta data yang relevan dengan kebutuhan penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Literatur Yaitu dengan cara mencari dan membaca serta mempelajari teori-teori atau pustaka yang berhubungan dengan penelitian. b. Dokumentasi Yaitu suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumendokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya yang terdapat pada objek penelitian yang relevan dengan data yang diperlukan. E. HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengujian secara individual (uji-t) diperoleh bahwa Jumlah Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan, dan Jumlah SSP PPh Pasal 25 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. Sedangkan secara bersama-sama (uji- F), diperoleh Jumlah Wajib Pajak dan Jumlah SSP PPh Pasal 25 berpengaruh secara signifikan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. Berdasarkan analisis regresi berganda yang dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut: Variabel Koefisien regresi T Sig (constant) -2540637030,760-3,679 0,001 WP 5719,873 2,488 0,017 SSP 767258,677 4,198 0,000 R 2 = 0,482 Adj. R= 0,459 F hitung = 20,904 Sig= 0,000 Sumber: Data Sekunder diolah dengan SPSS, 2013

1. Pengaruh Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Hasil pengujian menunjukkan bahwa t hitung 2,488 lebih besar daripada t tabel 2,009 atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,017 < α = 0,05. Oleh karena itu H1 diterima. Hal ini memberikan gambaran bahwa semakin bertambahnya Wajib Pajak yang mendaftarkan diri akan semakin menambah jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Anjani (2010) bahwa Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penghasilan 2. Pengaruh Jumlah SSP PPh Pasal 25 Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t hitung 4,198 lebih besar daripada t tabel 2,009 atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 < α = 0,005. Oleh karena itu, H2 diterima. Hal ini memberikan gambaran bahwa penambahan Jumlah SSP PPh Pasal 25 yang dilaporkan akan meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan. Dengan demikian penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anjani (2010) bahwa Surat Setoran Pajak PPh berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penghasilan, dan juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Sari (2009), Fitriani dan Saputra (2009), Gunawan (2012), dan Nursanti (2013) bahwa Surat Setoran Pajak yang dilaporkan berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan. F. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Wajib Pajak dan variabel Jumlah SSP PPh Pasal 25 berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan, dengan kata lain Self Assessment System berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan, Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil penelitian sebagai berikut:

1. Jumlah Wajib Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t, yang mana menunjukkan nilai t hitung (2,488) lebih besar daripada t tabel (2,009) dengan nilai signifikansi 0,017 < α= 0,05 oleh karena itu H 1 terdukung secara statistik. 2. Jumlah Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 25 berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak. Hal ini ditunjukan dari hasil uji t, yang mana menunjukan nilai t hitung (4,198) lebih besar dari t tabel (2,009) dengan nilai signifikansi 0,000 < α= 0,05 oleh karena itu H 2 terdukung secara statistik. Saran Berdasarkan simpulan yang diperoleh serta adanya keterbatasan dalam penelitian, sehingga saran-saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Meskipun kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar kewajiban pajak sudah baik, akan tetapi harus tetap dilaksanakan pengawasan yang ketat dan teratur, untuk mendukung keberhasilan sistem Self Assessment. 2. Pembaharuan dalam hal perpajakan harus selalu dilanjutkan, seperti: peningkatan kesadaran dalam pembayaran pajak, peningkatan kualitas pelayanan, dan administrasi perpajakan. 3. Pada penelitian selanjutnya disarankan agar menambah periode pengamatan, memperluas cakupan sampel penelitian, dan menambah variabel pengamatan, sehingga hasil penelitian lebih handal dan menambah pengetahuan peneliti selanjutnya.

Daftar Pustaka Anjani, Hanesty Dwi. 2010. Pengaruh Jumlah Wajib Pajak Terdaftar, Surat Setoran Pajak, Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak, dan Jumlah Penyelesaian Keberatan Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Kepanjen). Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya. Anonim. 2007. Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Batu). Jurnal Skripsi& Riset Akuntansi, 26, Oktober. (http://jurnalskripsi.com/pengaruh-self-assessment-system-terhadappenerimaan-pajak-pertambahan-nilai-pada-pengusaha-kena-pajak-studikasus-kantor-pelayanan-pajak-batu-pdf.htm) Fitriani, Dina dan Putu Mahardika Adi Saputra. 2009. Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Batu). Journal of Indonesian Applied Economics. Vol. 3 No. 2 Oktober 2009, 135-149. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Gunawan, Rony. 2012. Pengaruh KepemilikanNPWP, Pelaporan SSP, Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Karanganyar. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Ilyas, B Wirawan dan Rudy Suhartono. 2007. Panduan Komprehensif dan Praktis Pajak Penghasilan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta : BPFE. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 210/PJ./2001. Tentang Angsuran Bulanan Pajak Penghasilan Pasal 25 Dalam Masa Transisi Tahun Pajak 2001. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-207/PJ./2001. Tentang Kewajiban Menyampaikan Surat Pemberitahunan Masa PPh Pasal 25 Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.

Keputusan Menteri Keuangan No. 522/KMK.04/2000. Tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Pajak Berjalan Yang Harus Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi, BUMN, BUMD Dan Wajib Pajak Lainnya Termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu Dalam Hal Tertentu. Mardiasmo. 2006. Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Munawarah. 2010. Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada KPP Pratama Medan Petisah. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Mujiyati dan Abdul Aris. 2011. Perpajakan Kontemporer. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Nursanti, Ika dan Yazid Yud Padmono. 2013. Pengaruh Self Assessment System Dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Pajak Pertambahan Nilai. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, Vol. 1, N0. 1, Januari 2013. Rachmawati, Nila. 2013. Pengertian Surat Setoran Pajak. http://www.scribd.com/doc/ 94884163/Pengertian-Surat-Setoran-Pajak. diakses pada tanggal 15 juni 2013. Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta. Resmi, Siti. 2005. Perpajakan: teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Flex Media Komputindo. Sari, Lidya Purnama. 2009. Pengaruh Self Assessment System Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara. Suandy, Erly.2002. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1967. Tentang Perubahan Dan Penyempurnaan Tatacara Pemungutan Pajak Pendapatan 1944, Pajak Kekayaan 1932 Dan Pajak Perseroan 1925.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun1983. Tentang Pajak Penghasilan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000. Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Undang-Undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007. Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983. Tentang Ketentuan Umum Dan Tatacara Perpajakan. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Tentang Perubahan Keempat Atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2009. Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tatacara Perpajakan Menjadi Undang-Undang.