BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bagi Indonesia, penerimaan pajak sangat besar peranannya mengamankan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Kondisi itu tercapai ketika harga minyak bumi yang berfluktuasi di pasar internasional dalam kurun waktu relatif panjang pada awal dekade 1980-an. Fluktuasi harga itu telah membuat struktur penerimaan negara yang saat itu sangat mengandalkan penerimaan dari minyak bumi dan gas alam (migas) tidak bisa diandalkan lagi. Untuk itu, pemerintah mengambil kebijakan dengan melakukan reposisi bagi penerimaan negara yakni dari migas menjadi pajak. Usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pajak dilakukan untuk mendukung reposisi penerimaan andalan dari sektor pajak agar dapat berjalan dengan baik, diantaranya, pembaharuan sistem perpajakan nasional melalui reformasi perpajakan (tax reform). Tujuan reformasi perpajakan adalah, meningkatkan kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak sebagai sumber aliran dana untuk mengisi kas negara, menekankan terjadinya penyelundupan pajak (tax evasion) oleh Wajib Pajak, meningkatkan kepatuhan bagi Wajib Pajak dalam penyelenggaraan kewajiban perpajakannya, menerapkan konsep good governance, adanya transparansi, responsibility, keadilan, dan akuntabilitas dalam meningkatkan kinerja instansi pajak sekaligus publikasi jelasnya pos penggunaan pengeluaran dana pajak, dan meningkatkan penegakan hukum pajak, pengawasan yang tinggi dalam pelaksanaan administrasi pajak, baik kepada fiskus maupun kepada Wajib Pajak. Reformasi perpajakan (tax reform) untuk pertama kalinya dilakukan pada tahun 1983, yaitu perubahan atas official assessment system menjadi self assessment system. Bila dengan official assessment system, yang menghitung dan menetapkan besarnya pajak terutang yang harus dibayar oleh masyarakat adalah pihak fiskus yakni berdasarkan data dan informasi yang dimiliki, sedangkan dengan self assessment system, Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, 1

2 membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan kata lain, penentuan besarnya pajak yang terhutang, ditentukan oleh perhitungan yang dilakukan oleh Wajib Pajak itu sendiri. Wajib Pajak bertanggung jawab atas segala pembukuan atau pencatatan yang diperlukan untuk menetapkan besarnya pajak yang terutang yang dilakukan dalam Surat Pemberitahuan. Wajib Pajak harus teliti dan benar dengan tanggung jawab yang ada, karena Wajib Pajak harus melaporkan semua informasi yang relevan dalam Surat Pemberitahuannya, menghitung dasar pengenaan pajaknya, menghitung jumlah pajak yang terhutang, dan melunasi pajak yang terhutang atau mengangsur jumlah pajak yang terhutang. Self assesment system cendrung menuntut pemahaman yang seksama dari Wajib Pajak terhadap berbagai aturan tentang perpajakan di Indonesia mulai dari Undang-undang Perpajakan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan-keputusan Direktorat Jendral Pajak, dan ketentuan lainnya yang berhubungan dengan kewajiban pajak dalam rangka memenuhi kewajibannya kepada negara. Kesadaran, kejujuran, kemampuan membayar pajak, dan kedisplinan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, yakni menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutangnya akan menentukan keberhasilan Dirjen Pajak dalam melaksanakan pemungutan pajak. Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada wajib pajak orang pribadi dan pelaksanaan self assesssment system, kemudian menuliskan hasilnya dalam sebuah skripsi yang berjudul: Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System Pajak Penghasilan.. 2

3 1.2. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Berapa besar tingkat hubungan antara persepsi wajib pajak orang pribadi mengenai undang-undang pajak penghasilan dengan tingkat pelaksanaan self assessment sytem pajak penghasilan pada PD BPR Kabupaten Bandung. 2. Berapa besar tingkat pengaruh persepsi wajib pajak orang pribadi mengenai undang-undang pajak penghasilan terhadap tingkat pelaksanaan self assessment system pada PD BPR Kabupaten Bandung Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Adapun maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang diharapkan mengenai: 1. Tingkat hubungan persepsi wajib pajak orang pribadi mengenai undang-undang pajak penghasilan dengan pelaksanaan self assessment system. 2. Tingkat pengaruh persepsi wajib pajak orang pribadi mengenai undang-undang pajak penghasilan terhadap pelaksanaan self assessment system Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai besarnya tingkat pengaruh persepsi wajib pajak orang pribadi mengenai undang-undang pajak penghasilan terhadap pelaksanaan self assessment system pada PD BPR Kabupaten Bandung, khususnya unit kantor pusat operasionalnya. 3

4 1.4. Kegunaan Penelitian Berdasarkan uraian pada tujuan penelitian, penulis mengharapkan agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi penulis, memberikan peluang untuk memperluas wawasan dan pengalaman penulis serta melihat kesesuaian antara teori teori yang diperoleh dengan pelaksanaannya di perusahaan. Selain itu, untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama. 2. Bagi pihak lain, terutama lingkungan Universitas Widyatama, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan praktis bagi peneliti lain dalam mengadakan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan masalah yang diteliti. 3. Bagi kantor operasional pusat, PD BPR Kabupaten Bandung penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan agar pelaksanaan sistem pemungutan pajak di Indonesia yaitu self assesment system bisa semakin baik dan semakin maksimal dalam penerapannya Kerangka Pemikiran berikut: Miftah Thoha (2003:123) memberikan pengertian persepsi adalah sebagai Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatannya, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Pengertian ini mengarah kepada Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai individu yang mempunyai suatu persepsi. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa yang dimaksud dengan Wajib Pajak (tax payer) adalah sebagai berikut: 4

5 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Semua Wajib Pajak berdasarkan sistem self assessment wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jendral Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan sekaligus mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), sesuai dengan pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu: Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstenfisikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak diantaranya, pajak penghasilan. Pajak Penghasilan merupakan salah satu pajak yang sifatnya langsung yang dipungut oleh pemerintah pusat atau merupakan pajak negara sebagai pajak langsung. Dengan demikian maka beban pajak tersebut menjadi tanggungan Wajib Pajak yang bersangkutan, dalam arti bahwa beban pajak tersebut tidak boleh dilimpahkan kepada pihak lain. Undang-undang yang dipakai untuk mengatur besarnya tarif pajak, tata cara pembayaran dan pelaporan pajak penghasilan adalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan bagi Undang-undang Nomor 17 tahun Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, pengertian dari subjek pajak adalah: 5

6 Yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi; warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan yang berhak; badan; dan bentuk usaha tetap. Kemudian pengertian dari objek pajak penghasilan menurut pasal 4 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan adalah: Yang menjadi objek pajak penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh Indonesia adalah sistem self asessment. Sistem ini didasarkan pada kejujuran Wajib Pajak dan kepercayaan pemerintah terhadap Wajib Pajak, sehingga kepada Wajib Pajak diberikan kebebasan dan keaktifan yang besar untuk menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak yang seharusnya terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dari segi administrasi perpajakan, sistem ini mempunyai keunggulan karena dapat mengeliminasi biaya, tenaga, dan waktu yang dibutuhkan instansi perpajakan untuk menghitung jumlah pajak yang seharusnya terutang kepada setiap wajib pajak. Akan tetapi dari segi resiko pemungutan, sistem ini relatif beresiko. Agar sistem ini dapat terlaksana dengan baik, diperlukan tingkat kejujuran, kesadaran, dan pendidikan yang tinggi dari wajib pajak. Sistem self assessment yang telah diterapkan sejak tahun 1984 hingga saat ini pada kenyataannya belum menunjukan hasil yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wajib pajak yang tidak melaksanakan sistem self assessment dengan semestinya. Contoh kondisi tersebut adalah dalam pengisian SPT Tahunan tidak semua wajib pajak mengisinya sendiri, melainkan ada yang menggunakan jasa petugas pajak/ fiskus untuk mengisikan SPT tahunannya. Paling tidak terdapat dua pihak yang menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan self assessment system, yaitu pihak Wajib Pajak dan pihak pemerintah. Dari sisi Wajib Pajak diperlukan faktor kesadaran dan pengetahuan. 6

7 Sedangkan dari sisi pemerintah, perlu adanya penyuluhan (sosialisasi) perpajakan, pelayanan perpajakan, dan pengawasan perpajakan. Melalui proses sosialisasi yang berkesinambungan diharapkan dapat membentuk sebuah masyarakat yang memiliki kesadaran, kepatuhan yang memadai dan memiliki komitmen moral terhadap kewajiban perpajakannya, yang berdampak peningkatan pengetahuan masyarakat secara positif sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib pajak, yang pada akhirnya meningkatkan penerimaan negara. Berdasarkan pada konsep yang telah diuraikan, maka tingkat persepsi wajib pajak memegang peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan self assessment system. Untuk itu, pemerintah harus terus mengupayakan agar Wajib Pajak dapat memahami sepenuhnya kewajiban dan hak perpajakannya serta melaksanakannya dengan penuh itikad baik. Karena jika Wajib Pajak bisa mengerti akan aturan-aturan perpajakan yang berlaku, maka Wajib Pajak tersebut bisa memenuhi kewajiban perpajakannya dengan cara melaporkan secara baik dan benar tanpa melanggar aturan-aturan perpajakan yang berlaku Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskritif analitik (analytical descriptive research) dengan pendekatan survei. Tujuan penelitian deskritif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis dan akurat mengenai fenomena yang akan diteliti, dengan berusaha mengumpulkan, mengklasifikasikan, menyajikan serta menganalisis data, kemudian menarik kesimpulan dari keadaan yang ada pada subjek yang diteliti. Teknik penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data adalah: 1. Penelitian lapangan (field research) Merupakan penelitian dengan maksud untuk mendapatkan data atau informasi dari keadaan yang sebenarnya atau penelitian langsung ke sumber data. Untuk mendapatkan data atau informasi yang demikian, penulis mengadakan: 7

8 a. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak yang berwenang atau bagian lain yang terkait. b. Kuesioner, yaitu lembar isian yang di dalamnya berisi pertanyaanpertanyaan. 2. Studi kepustakaan (library research) Pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari bukti-bukti, atau literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti, sebagai landasan teori dalam penelitian Review Penelitian Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Christiani Maria Pramuditha, NRP: , mahasiswi Universitas Widyatama pada tahun 2006 mengenai Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Pelaksanaan Self Assessment Sytem Pajak Penghasilan (Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees). Sedangkan letak perbedaan dengan penelitian sekarang pada subjek penelitiannya, yang dilakukan pada kantor pusat operasional, PD BPR Kabupaten Bandung Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD BPR) Kabupaten Bandung, khususnya pada kantor pusat operasionalnya yang berlokasi di jalan Raya Soreang no. 26, Soreang, Kabupaten Bandung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai selesai. Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan, meskipun demikian keterbatasan tersebut diharapkan tidak akan mengurangi manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini. 8