EXECUTIVE SUMMARY RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 27 MAMUJU-MAMASA-TORAJA-KENDARI

dokumen-dokumen yang mirip
Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

Propinsi SULAWESI TENGGARA. Total Kabupaten/Kota

Lampiran I.74 PENETAPAN DAERA H PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGO TA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRO VINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

OLEH GUBERNUR SULAWESI TENGGARA GORONTALO, 3 MARET 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TORAJA UTARA DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TORAJA UTARA DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Workshop Sosialisasi Perpres 88 Tahun 2011 Makassar, 31 Oktober 2013

UU 29/2003, PEMBENTUKAN KABUPATEN BOMBANA, KABUPATEN WAKATOBI, DAN KABUPATEN KOLAKA UTARA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TORAJA UTARA

RGS Mitra 1 of 10 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LUWU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EXECUTIVE SUMMARY RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 10 YOGYAKARTA-SOLO-SEMARANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

EXECUTIVE SUMMARY RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 16 TANJUNG-MATARAM-MANDALIKA

UU 13/1999, PEMBENTUKAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LUWU UTARA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 13 TAHUN 1999 (13/1999)

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUWU UTARA

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMASA DAN KOTA PALOPO DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

dan Program Strategis Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

PROYEK STRATEGIS NASIONAL DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

RGS Mitra 1 of 6 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOMBANA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Pembentukan. KUA. Kecamatan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMASA DAN KOTA PALOPO DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMBANGUNAN SEKTOR PERHUBUNGAN TOTAL ANGGARAN PERHUBUNGAN LAUT RP ,-

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

DAMPAK RENCANA TATA RUANG PULAU SULAWESI TERHADAP PENINGKATAN PEREKONOMIAN SULAWESI

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Data Agregat per Kecamatan BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMASA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM DAS KONAWEHA. Luas dan Wilayah Administrasi DAS Konaweha. Iklim

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

SULTAN BACHTIAR NAJAMUDIN MUJIONO

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

ERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOMBANA TAHUN

Notulensi Pertemuan. Pemaparan APN 2015 Kepala Bappeda Prov. Sulawesi Tenggara Kabid Ekonomi Kabid Fispra Kabid Pengemb Wilayah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PROFIL SANITASI SAAT INI

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

STRATEGI DAN KESIAPAN SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN SULAWESI SELATAN MENGHADAPI AEC 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

BAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

Visi dan Misi Calon Bupati Kolaka Timur Periode GAMBARAN UMUM KABUPATEN KOLAKA TIMUR A. Kondisi Wilayah

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MAMASA TAHUN

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN

UU 7/2003, PEMBENTUKAN KABUPATEN LUWU TIMUR DAN KABUPATEN MAMUJU UTARA DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Bappeda Provinsi Sumatera Selatan

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

Transkripsi:

DWPS 7 RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS 7 MAMUJU-MAMASA-TORAJA-KENDARI EXECUTIVE SUMMARY PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DAFTAR ISI WPS 7 PROFIL Halaman ULTIMATE Halaman 6 STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH Halaman 9 4 STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR Halaman 57 RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TERPADU MAMUJU-MAMASA-TORAJA- KENDARI ii

PROFIL # Panorama Pantai Manakarra, Sulawesi Barat

PROFIL WILAYAH POSISI GEOGRAFIS WPS 7 () PROFIL WILAYAH D- POSISI GEOGRAFIS WPS 7 () WPS 7 Berada di Pulau Sulawesi, Meliputi Propinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. 4 5 0 6 7 8 9 0 4 5 6 7 4 5 7 9 6 0 8 4 8 9 D- Regional Positioning & Support Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) Nasional Pusat Pertumbuhan Terpadu Pusat Pertumbuhan Sedang Pusat Berkembang Pertumbuhan Baru Pulau-pulau Terluar Memiliki fungsi strategis secara nasional dengan keberadaan, KSPN (Tanatoraja dan Wakatobi) Sebagai Destinasi Wisata, KSN (Tanatoraja, Wakatobi, Rw Aopa) 4 KTM, KSCT, Kawasan Industri Konawe, serta Kapet Banksejahtera. Fokus pengembangan menjadi 5 segmen. Mamuju dsk. Tanatoraja dsk. Palopo dsk 4. Konawe dks 5. Kendari dsk Bandara Tampa Padang Mamuju Jarak : ± 750 Km Waktu : ± Jam 50 menit Biaya : ± 900 Rb Jarak : ± 409 Km Waktu : ± Jam 5 menit Biaya : ± 750 Rb Bandara Matohara Wakatobi Segmen II (Mamasa, Tanatoraja, Toraja Utara) Segmen III (Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur) Segmen IV (Kolaka Timur, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe) Segmen V (Kendari, Konawe Selatan, Muna, Muna Barat, Buton, Buton Barat, Wakatobi) Jarak : ± 50 Km Waktu : ± 45 menit Biaya : ± 400 Rb Jarak : ± 58 Km Waktu : ± Jam 0 menit Biaya : ±. jt Jarak : ± Km Waktu : ± Jam 0 menit Biaya : ± 950 Rb REGIONAL POSITIONING Karakteristik kepulauan menjadikan dukungan sistem transportasi laut dan udara lebih kental dibandingkan transportasi darat WPS 7 memiliki KSN (Wakatobi, Tanatoraja dsk, Rawa Aopa dsk) menjadikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung Konektifitas utama melalui jalur udara menuju WPS 7 melalui Makasar INTERNAL CONNECTIVITY Terdapat ± bandar udara, ± pelabuhan dan 5 terminal yang menghubungkan antar wilayah Moda transportasi udara dan laut/penyeberangan menjadi alternatif utama sebagai konektifitas antar wilayah di WPS 7 Bandara Maranggo Tomia Internal connectivity Bandara Tampa Padang Mamuju ± 600 Km ± 74 Km ± 448 Km Segmen I (Mamuju, Mamuju Tengah) Jarak : ± 80 Km Waktu : ± 0 menit Biaya : ± 400 Rb Bandara Sultan Hasanudin Makasar Bandara Soekarno Hatta Jakarta Bandara Husein Sastanegara Bandung Bandara Haluoleo Kendari Jarak : ± 450 Km Waktu : ± 50 menit Biaya : ± 500 Rb ± 48 Km Bandara Haluoleo Kendari ± 5Km ± 98 Km ± 80 Km ± 50 Km Bandara Matoha Wakatobi ± 50 Km ± 00 Km ± 5 Km Bandara Sultan Hasanudin Makasar ± 50 Km

PROFIL WILAYAH POSISI GEOGRAFIS WPS 7 () D- Konsep Implikasi Ruang Sistem pergerakan multimoda yang terintegrasi antar wilayah Jaringan Jalan (Backbone) Kontektifitas WPS Mamuju-Wangi dihubungkan oleh status jalan nasional (mamujukendari) dan jalur penyeberangan (kendari-wakatobi) Pusat Pertumbuhan (Kawasan Strategis) Konstribusi Wilayah sekitar (hinterland) Batasan Administrasi Kota kota dan kawasan ekonomi yang di hubungkan oleh jarigan jalan memberikan pengaruh sosial ekonomi pada wilayah yang lebih luas PROFIL WILAYAH WILAYAH ADMINISTRASI WPS 7 () Fokus pengembangan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS 7) di bagi kedalam 5 segmen yang masing masing memiliki fungsi khusus diantaranya : LUWU TIMUR (LT) Malili Burau Angkona Wotu Tomoni Timur Tomoni KI Konawe KSCT Salemo KTM Tobadak KTM Mahalona KTM Hialui KTM Tinanggea KSN Wakatobi, Tanatoraja dsk, Rawa Aopa dsk KAPET Banksejahtera PKN Kendari, Mamuju Sorowako KK06 KK08 KK09 KK KK0 KK Loea Raterate Lalolae Tirawuta Tinondo Mowewe KT0 KT09 KT07 KT0 KT06 KT04 KONAWE (KW) Onembute Puriala Sampara Lambuya Besulutu Pondidaha Wonggeduku Uepal Wawotowi Unaaha Selatan IV. : Logistik, Pertambangan Nikel, Industri, Pangan Dan Energi, Pertanian. V. : Pariwisata, Pertambangan, Perikanan, Maritim KONAWE SELATAN (KS) KOLAKA TIMUR (KT) KW- KW- KW- KW-4 KW-5 KW-6 KW-7 KW-8 KW-9 KW-0 Palangga Selatan Lainea Laeya Kolono Moramo Angata Landono Ranomeeto Moramo Utara Ranomeeto Barat KS06 KS08 KS09 KS0 KS KS0 KS8 KS6 KS KS7 KENDARI (KD) Baruga KD06 Kambu KD0 Poasia KD07 Wua-wua KD05 Abeli KD09 Kadia KD04 Kendari KD08 Kendari Barat KD0 Puuwatu KD0 Mandonga KD0 MAMUJU (MJ) Wilayah belakang memberikan konstirbusi ekonomi pada pusatpusat atau memanfaatkan pusat dengan membuka hubungan sosial ekonomi antar wilayah PermukimanPerdesaan Wilayah khusus (pariwisata, konservasi, Pertanian) Wilayah lindung lainnya Pengelolaan kewilayah di batasi oleh batas adminsitrasi. Otonomi daerah memberikan ruang pengelolaan yang besar pada daerah Prov Sulbar: Mamasa, Mamuju, Mamuju Tengah Prov Sulsel: Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Tana Toraja, Toraja Utara, Kota Palopo Prov Sultra: Buton, Buton Utara, Muna, Kota Kendari, Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Selatan, Kabupaten Konawe Utara, Wakatobi Kota Bau-Bau Segmen II (Mamasa, Tanatoraja, Toraja Utara) KOLAKA (KK) Wundulako Kolaka Latambaga Samaturu Wolo Iwoimendaa : Koridor logistik dan ekonomi, Lintas Sulawesi Bagian Barat II. : Koridor Pariwisata III. : Koridor Logistik, perkebunan dan Perikanan, Lintas Sulawesi Bagian Tappalang Tapalang Barat Mamuju Simboro Kakukku Bonehau Papalang Sampaga Tommo MJ0 MJ09 MJ05 MJ08 MJ0 MJ0 MJ06 MJ07 MJ MAMUJU TENGAH (MT) Pangale Budong-budong Tobadak Topoyo Karossa MT0 MT0 MT04 MT05 MT0 MAMASA (MS) Sumarorong Tanduk Kalua Mehalaan Rantebulahan Timur Sesena Padang Balla Tawalian Tabang Mambi Mamasa Bambang Aralle Buntu Malangka Tabulahan MS0 MS07 MS7 MS MS09 MS08 MS0 MS05 MS MS06 MS MS4 MS6 MS5 TORAJA UTARA (TU) Rantebua Sanggalangi Sopai Kesu Dende Piongan Napu Tallunglipu Tondon Nanggala Tikala Sesean Kapala Ritu Awan Ranta Karua Sesean Saloara Balusu TU0 TU8 TU TU4 TU TU6 TU5 TU7 TU0 TU08 TU TU04 TU07 TU09 TANATORAJA (TT) Segmen I (Mamuju, Mamuju Tengah) LT04 LT0 LT0 LT LT08 LT07 I. D-4 Batasan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 7 Batasan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 7 () Kriteria Segmen III (Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur) Segmen IV (Kolaka Timur, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe) Segmen V (Kendari, Konawe Selatan, Muna, Muna Barat, Buton, Buton Barat, Wakatobi) Makale Selatan Sangalla Malimbong Balepe Makale Rembon Sangalla Utara Saluputti Rantetayo Makale Utara Kurra Bittuang Masanda TT TT07 TT7 TT0 TT5 TT09 TT TT8 TT TT9 TT4 TT6 PALOPO (PL) Sendana Wara Selatan Mungkajang Wara Timur Wara Utara Wara Barat PL0 PL07 PL0 PL08 PL09 PL06 LUWU (LW) Larompong Selatan Larompong Suli Barat Suli Belopa Bajo Belopa Utara Kamanre Ponrang Selatan Bua Ponrang Ponrang Bua Walenrang Timur Walenrang Barat Walenrang Lamasi Walenrang Utara LW0 LW0 LW04 LW0 LW05 LW08 LW07 LW06 LW5 LW LW4 LW6 LW8 LW LW7 LW9 LW0 LUWU UTARA (LU) Sukamaju Sabbang Bone bone Baebunta Masamba Mappedeceng LU04 LU08 LU05 LU0 LU0 LU0 KOLAKA UTARA (KL) Wawo Ranteangin Lambai Lasusua Katoi Kodeoha Tiwu Watunohu Ngapa Pakue Pakue Tengah Pakue Utara Batu Putih Porehu KL0 KL0 KL0 KL04 KL05 KL06 KL07 KL09 KL08 KL0 KL KL KL KL4 MUNA (MN) Pasi Kolaga Pasir Putih Wakorumba Selatan Duruka Kontunaga Watopute Batukara Batalaiworu Lasalepa Maligano Napabalano Towea BUTON (BT) MN0 MN9 MN8 MN MN09 MN0 MN MN4 MN6 MN MN5 MN7 MUNA BARAT (MB) Tiworo Tengah Tiworo Kepulauan Sawerigadi Tiworo Utara Kusambi Napano Kusambi MB0 MB0 MB04 MB0 MB06 MB07 Wambulu Lakudo Sampolawa Pasarwajo Wolowa Siotapina BT08 BT7 BT07 BT04 BT05 BT0 Lasalimu Selatan Kapontori Lasalimu BT0 BT4 BT0 BUTON UTARA (BU) Kambowa Bonegunu Wakorumba BU0 BU0 BU0 WAKATOBI (WW) Wangi-Wangi Selatan Wangi- Wangi WT08 WT07

PROFIL WILAYAH PEMBAGIAN SEGMEN PENGEMBANGAN Pembagian SEGMEN Wilayah Pengembangan Strategis WPS 7 D-5 LUAS WPS 7 DIRINCI PER KAB/KOTA Luas (Ha) Kabupaten/Kota di WPS 7 D-6 Kabupaten/Kota Luas (Ha) Presentase Sulawesi Barat Kab. Mamuju 4807.0 7.65 Kab. Mamuju Tengah 0670.59 4.9 Kab. Mamasa 98.05 5.06 Sulawesi Selatan Kab. Luwu 95.97 4.67 Kab. Luwu Timur 59659.9 9.45 Kab. Luwu Utara 7605.9.58 Kab. Tanatoraja 979.8. Segmen : logistik dan ekonomi, Lintas Sulawesi Bagian Barat Kab. Toraja Utara 57.7.4 Kota Palopo 5445.5 0.4 Sulawesi Tenggara Segmen : Pariwisata Segmen : Logistik, perkebunan dan Perikanan, Lintas Sulawesi Bagian Selatan Segmen 4:, Pertambangan Nikel, Industri, Pangan Dan Energi, Pertanian Segmen 5: Pariwisata, Pertambangan, Perikanan, Maritim Kab. Buton 0907.5 4.78 Kab. Buton Utara 74946.9.77 Kab. Buton Tengah*) Kab. Buton Selatan*) Kab. Kolaka 956.87 4.68 Kab. Kolaka Timur 85497.6 6. Kab. Kolaka Utara 69.9 5.09 Kab. Konawe 477959.4 7.57 Kab. Konawe Selatan 44.9 6.99 Kab. Konawe Utara 457954.96 7.5 Kab. Muna 65887.76 4. Kab. Muna Barat*) Kab. Wakatobi 44986.9 0.7 Kota Bau-Bau 90.8 0.46 Kab. Muna 4% Kab. Konawe Utara 8% Kab. Konawe Selatan 7% Kab. Kolaka Utara 5% Kab. Kolaka Timur 6% Kab. Kolaka 5% Kab. Wakatobi % Kab. Konawe 8% Kab. Buton Utara % Kota Bau-Bau 0% Kab. Mamuju 8% Kab. Buton 5% Kota Kendari 0% Kab. Mamuju Tengah 5% Kab. Luwu Timur 0% Kab. Luwu Utara % Kab. Mamasa 5% Kab. Tanatoraja % Kab. Toraja Utara % Kota Palopo 0% Proporsi Luas Kabupaten/Kota WPS 7 Sumber: Peraturan Menteri PUPR No../PRT/M/05 Keterangan: *) Kabupaten Pemekaran Segmen I (Mamuju, Mamuju Tengah) Segmen II (Mamasa, Tanatoraja, Toraja Utara) Segmen III (Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur) Segmen IV (Kolaka Timur, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe) Segmen V (Kendari, Konawe Selatan, Muna, Muna Barat, Buton, Buton Barat, Wakatobi) Kota Kendari 8.9 0.8 Total 6.5.79,76 00 WPS 7 MAMUJU-MAKALE-PALOPO-KENDARI-BAU BAU-WANGI WANGI

Mamuju Mamuju Tengah Mamasa Kota Palopo Luwu Luwu Utara Luwu Timur Toraja Utara Tana Toraja Kota Kendari Konawe Konawe Selatan Konawe Utara Kolaka Kolaka Timur Kolaka Utara Buton+ Buton Buton Utara Muna+Muna Wakatobi Kota Bau Bau Mamuju Mamuju Tengah Mamasa Kota Palopo Luwu Luwu Utara Luwu Timur Toraja Utara Tana Toraja Kota Kendari Konawe Konawe Selatan Konawe Utara Kolaka Kolaka Timur Kolaka Utara Buton+ Buton Buton Utara Muna+Muna Wakatobi Kota Bau Bau PROFIL KEPENDUDUKAN WPS 7 400,000 50,000 00,000 50,000 00,000 50,000 00,000 50,000 0 Jumlah Penduduk Tahun 05 (jiwa) D-7 PROFIL PEREKONOMIAN WPS 7 Grafik Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Kostan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Tahun 04 D-8 6 4 0 8 6 4 0 Kepadatan Penduduk Tahun 05 (Km/jiwa) Grafik Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Tahun 04 Sumber: Sumber: Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara Dalam Angka, 06 Keterangan: *) Kabupaten Pemekaran Sumber: Kabupaten Dalam Angka dan Produk Domestik Bruto Kabupaten menurut Lapangan Usaha 00 04 WPS 7 MAMUJU-MAKALE-PALOPO-KENDARI-BAU BAU-WANGI WANGI WPS 7 MAMUJU-MAKALE-PALOPO-KENDARI-BAU BAU-WANGI WANGI

PROFIL PEREKONOMIAN WPS 7 PDRB PER KAPITA PDRB per Kapita Menurut Lapangan Usaha Provinsi Tahun 04 (Juta Rupiah) Tahun Provinsi Sulawesi Barat Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara 00 4.80.000.00.000.570.000 0 6.980.000 4.00.000 4.00.000 0 8.580.000 7.700.000 7.580.000 0 0.460.000.000.000 9.640.000 04.60.000 5.600.000.0.000 40.00 5.00 0.00 5.00 0.00 5.00 0.00 5.00 0.00.0.57 4.8 4.0 4.0 6.98 7.70 7.58 8.58.00 9.64 0.46 00 0 0 0 04 5.60..6 Sumber: Sulawesi Barat, Selatan dan Tenggara Dalam Angka 00 04 Struktur Ekonomi WPS 7 Tahun 04 (Persen) Jasa-Jasa Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Pengangkutan & Komunikasi Perdagangan, Hotel & Restoran Bangunan Listrik, Gas dan Air Bersih Industri Pengolahan Pertambangan & Penggalian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0. 5. 5.86 4.77.6.65 4.0.0 Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi Barat Provinsi Sulawesi Tenggara STRUKTUR EKONOMI Sektor Primer, Sekunder dan Tersier WPS 7 Tahun 04 (Persen) Sektor Tersier, 7.5 %.99 Sektor Sekunder, 6.6 % Sektor Primer, 46.0 % Sumber: Kabupaten Dalam Angka dan Produk Domestik Bruto Kabupaten menurut Lapangan Usaha 04, diolah WPS 7 MAMUJU-MAKALE-PALOPO-KENDARI-BAU BAU-WANGI WANGI D-9 PROFIL INFRASTRUKTUR STRATEGIS INFRASTRUKTUR NON PUPR () Bandar Udara 8 9 0 4 6 7 5 D-0 Bandar Udara WPS 7 MAMUJU-MAKALE- PALOPO-KENDARI-BAU BAU- WANGI WANGI. Bandar Udara Tampa Padang di Mamuju. Bandar Udara Pongtiku di Tanatoraja. Bandar udara Sumarorong di Mamasa 4. Bandar udara Bua di Luwu 5. Bandar Udara Andi Jemma/Masamba di Luwu Utara 6. Bandara Sorowako di Luwu Timur 7. Bandar Udara Haluoleo di Kendari 8. Bandar Udara Sugimanuru di Muna 9. Bandar Udara Beto Ambari di Bau-Bau 0.Bandara Sangia Nibandera di Kolaka.Bandar Udara Matohara di Wakatobi

PROFIL INFRASTRUKTUR STRATEGIS INFRASTRUKTUR NON PUPR () Pelabuhan D- PROFIL INFRASTRUKTUR STRATEGIS INFRASTRUKTUR NON PUPR () Terminal D- Pelabuhan di WPS 7 5 6 4 MAMUJU-MAKALE-PALOPO- KENDARI-BAU BAU-WANGI WANGI. Pelabuhan Nasional Belang Belang di Mamuju. Pelabuhan Nasional Tanjung Ringgit/Palopo. Pelabuhan Nasional Malili di Luwu Timur 4. Pelabuhan Nasional Kolaka di Kolaka 5. Pelabuhan Kendari di Kendari 6. Pelabuhan Regional Lapuko di Konawe Selatan 7. Pelabuhan Nusantara/Lokal Maligano di Muna 8. Pelabuhan Lokal Torobulu di Konawe Selatan 9. Pelabuhan Lokal Tampo, di Muna 0. Pelabuhan Regional Lasalimu, Buton. Pelabuhan Wanci, Wakatobi. Pelabuhan Murhum, Bau Bau 5 7 8 4 9 0 Terminal di WPS 7 MAMUJU-MAKALE-PALOPO-KENDARI-BAU BAU-WANGI WANGI. Terminal Tipe A Simbuang di Mamuju. Terminal Tipe A Bolu Rantepao. Terminal Tipe A Palopo 4. Terminal Tipe C Mandonga 5. Terminal Tipe A Kendari 6. Terminal Tipe B Pomala

PROFIL INFRASTRUKTUR STRATEGIS INFRASTRUKTUR JALAN D- PROFIL INFRASTRUKTUR STRATEGIS INFRASTRUKTUR NON PUPR () Lokasi Bandar Udara D-4 Kondisi Jalan di Backbone WPS 7 MAMUJU-MAKALE-PALOPO-KENDARI-BAU BAU-WANGI WANGI. Lebih dari 60% dalam kondisi mantap. Lebih dari 0 % sedang dalam peningkatan/pembetonan. Lebih dari 0 % kondisi rusak WPS 7 MAMUJU-MAKALE-PALOPO-KENDARI-BAU BAU-WANGI WANGI

PROFIL INFRASTRUKTUR STRATEGIS INFRASTRUKTUR CIPTAKARYA Lokasi TPA, IPAL, SPAM, IPA D-5 PROFIL INFRASTRUKTUR STRATEGIS INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR Lokasi BENDUNG, PENGAMAN PANTAI, EMBUNG DAN BENDUNGAN D-6 7 7 6 4 4 4 5 5 5 6 6 4 7 6 8 6 9 8 7 7 5 5 5 4 6 9 7 5 4 4 TPA. TPA Botteng (baru) di Mamuju. TPA Tabolang. TPA Mancani 4. TPA Tomoni 5. TPA Puuwatu 6. TPA Totallang 7. TPA Mamasa SPAM. SPAM Tobadak. SPAM Rantetabayo. SPAM Rembon 4. SPAM Palopo 5. SPAM Larompong 6. SPAM Luwu Timur 7. SPAM Baruga 8. SPAM Muna 9. SPAM Kolaka 0. SPAM Baubau IPAL. IPAL Kota Bau bau. IPAL Kota Kendari. IPAL Mamuju 4. IPAL Palopo 5. IPAL Luwu 6. IPAL Masamba IPA. IPA Bajo. IPA Unaaha. IPA Toraja Utara 4. IPA Palopo 5. IPA Luwu Timur 8 BENDUNG. Bendung Irigasi Kalaena. Bendung Irigasi Lambandia. Bendung Wundulako 4. Bendung Irigasi Benua Aporo 5. Bendung Irigasi Ladongi 6. Bendung Padang Alipang 7. Bendung Irigasi Bambaira 8. Bendung padang sappa EMBUNG. Embung Sondoang. Embung Anggotoa. Embung Sindangkasih II 4. Embung Wundumbolo 5. Embung Tinondo 6. Embung Tamasapi 7. Embung Tondok Bakaru 8. Embung WS Saddang PENGAMAN PANTAI. Pengaman Pantai Budong budong. Pengaman Pantai Tamboli. Pengaman Pantai Watubangga 4. Pengaman Pantai Wameo 5. Pengaman Pantai Lemo Bajo BENDUNGAN. Bendungan Kopantori. Bendungan Balambano. Bendungan Langgapulu 4. Bendungan Wawatobi 5. Bendungan Larona 6. Bendungan Watunohu 7. Bendungan Pundoho 8. Bendungan Pasamai 9. Bendungan Bambalu 0. Bendungan Papalang. Bendungan Fiona 4

PROFIL INFRASTRUKTUR STRATEGIS INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA ENERGI D-7 PROFIL KAWASAN STRATEGIS WPS 7 () KAWASAN INDUSTRI KONAWE (KIK) D-8 LOKASI KAWASAN INDUSTRI KONAWE (KIK) Kecamatan Morosi Kab. Konawe... 4. 5. PLTD Topoyo 750 KV GI Palopo 50/0 KV GI Lasusua 50/0 KV GI Kolaka ext 4 LB 50 KV GI Kolaka (GI baru) + LB 50/0KV 6. PLTM Mikoasi 50/0 KV 7. GI Unahaa +4 LB 50/0 KV 8. GI Kendari + ext 4 LB 50 KV 9. GI Kendari 50/ 0 KV 0. GI Kendari IBT X,5 MVA 50/70 KV. PLTM Rongi 0,8 MV Kawasan Industri Konawe (KIK) Profil Progres/ Kemajuan Lokasi di Kec. Morosi dan Kapolala Kab. Konawe. Luas Lahan ± 5.000 Ha. Integrrated Industri Ferronickel, Stainles Steel dan produk hilirnya. Nilai Investasi ± Rp. 8,7 T. Pengelola kawasan PT. Konawe Putra Propertindo/ Virtue Dragon. Rencana Penyerapan Tenaga Kerja sebanyak 8.00 TK. Sudah dilakukan tahap land clearing dan kontruksi awal berupa pembangunan kantor dan mess serta penyelesaian pelabuhan. Telah ada surat dukungan Gubernur Sultra dan Bupati Konawe. Isu-Isu Strategis PT. Konawe Putra Propertindo / Virtue Dragon, sebagai pengelola Kawasan Industri Konawe, lebih memprioritaskan Tenaga Kerja Asing (buruh dll) Permasalahan Belum keluarnya ijin pelabuhan oleh pemprov Amdal kaw industri disetujui Amdal kab namun belum di ajukan ke komite amdal prop Belum disesuiakan RTRW Kab Konawe dalam RTRW Propinsi Sultra

PROFIL KAWASAN STRATEGIS WPS 7 () D-9 KAWASAN WAKATOBI DSK PROFIL KAWASAN STRATEGIS WPS 7 () DAYA TAMPUNG KAWASAN WAKATOBI DSK Top 0 Destinasi Pariwisata Nasional CAGAR BIOSFER KE-8 DI INDONESIA Kluster WangiWangi Kluster Kaledupa Kluster Tomia dan Binongko Sumber: Diolah dari Berbagai Sumber, Tahun 06 WPS 7 MAMUJU-MAKALE-PALOPO-KENDARIBAU BAU-WANGI WANGI D-0

PROFIL KAWASAN STRATEGIS WPS 7 (5) KAWASAN TANATORAJA dsk D- PROFIL KAWASAN STRATEGIS WPS 7 (6) KAWASAN TANATORAJA dsk D- Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional MAJENE dskt Tana Toraja, dihuni oleh Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional MAKASSAR KOTA dskt Parepare-Toraja Sumber: Rencana Pengembangan Kawasan Makassar- KSPN TORAJA. WISATA BUDAYA TRADISIONAL: peningkatan kualitas dan value for money, elemen tambahan Museum dan Art Center yang diaktivasi;. WISATA MINAT KHUSUS geotrek Gunung Api Purba Toraja (utara, barat); jalur kopi (timur); perbukitan karst (selatan), lingkar Buntu Sarira (plus interpretasi/buku panduan);. WISATA BUDAYA REKREASIONAL - nostalgia - vfr, Makula hotspring, fotografi, belanja, makanan tradisional, hang out, olah raga Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional SENGKANG dskt Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional MAROS KARST dskt Produk pariwisata dominan geowisata & wisata budaya. Fenomena huruf K benturan lempeng Eurasia- India-Australia. Mahaseni batucadas (rock art petroglyph & pictograph). Karst : Ramang, Maros, 4. Fenomena Danau Tempe 5. Enrekang : Bukit Nona dan Bambapuang 6. Permukiman Bugis dan Jalur 00 menara 7. Pusat tenun/sutera 8. Pare-pare : kampung nelayan, masjid Habibie 9. Sejarah Bugis vs Toraja Kawasan Toraja merupakan kawasan wisata unggulan DPN Diperkirakan wisatawan yang akan berkunjung ke Toraja sebesar 85.055 jiwa (dengan dominan wisatawan dalam negeri 70%) Proyeksi Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Nusantara di Toraja Tahun 05-04 Sumber ; Rencana Detil KSPN Toraja, 05 Proyeksi Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Nusantara di Toraja Tahun 05-04 Sumber: Rencana Pengembangan Kawasan Makassar-Parepare-Toraja dan Rencana Detil KSPN Toraja Daya dukung lingkungan Daya Dukung Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Tana Toraja, dihuni oleh Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Rekomendasi Pengembangan Tidak direkomendasikan Rekomendasi rendah Rekomendasi sedang Rekomendasi tinggi Produk pariwisata dominan geowisata & wisata budaya. Fenomena huruf K benturan lempeng Eurasia-India-Australia. Mahaseni batucadas (rock art petroglyph & pictograph). Karst : Ramang, Maros, 4. Fenomena Danau Tempe 5. Enrekang : Bukit Nona dan Bambapuang 6. Permukiman Bugis dan Jalur 00 menara 7. Pusat tenun/sutera 8. Pare-pare : kampung nelayan, masjid Habibie 9. Sejarah Bugis vs Toraja

Konsep Ultimate WPS Mamuju-Wangi Wangi D- Konsep Ultimate WPS Mamuju-Wangi Wangi ()

ULTIMATE GOAL PENGEMBANGAN WPS 7 D-6 Meningkatkan konektifitas antar wilayah Area inkubator sebagai triger perkembangan wilayah (outlet/inlet/pintu Gerbang) terhubung dengan kuat oleh adanya sabuk WPS Penguatan Instititusi Bisnis Pengembangan Infrastruktur Strategi Optimalisasi Pemanfaatan Infrastruktur # ULTIMATE Tujuan Pengembangan Wilayah Mamuju-Wangi Wangi Mewujudkan tatanan ruang berbasiskan pada sektor industri, pertanian, perikanan kelautan dan pariwisata yang berdaya saing dengan memperhatikan kelestarian lingkungan Bandara Haluoleo, Kota Kendari

Panorama Bawah Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH #

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) D-9 Strategi : Peningkatan Koneksitas () Pembangunan rel kereta api Provinsi Sulawesi Selatan-perbatasan Provinsi Sulawesi Tengah D-0 Strategi : Peningkatan Koneksitas () Peningkatan jalan nasional serta penyediaan fasilitas jalan (akses masuk menuju kawasan wisata budaya) Peningkatan pelabuhan budong-budong dan pelabuhan sampaga STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) Peningkatan jalan kewenangan kabupaten D C peningkatan/pengembangan transportasi laut pelabuhan internasional Belang Belang B Peningkatan/pengembangan pelabuhan khusus Bintang terminal tipe B di Kaluku C Peningkatan/pengembangan pelabuhan khusus Bintang Gunung, Kaluku AA Pengembangan Kawasan Terpadu Mandiri Tobadak Peningkatan/pengembangan pelabuhan pengumpul laut mamuju Peningkatan jalan kewenangan kabupaten Peningkatan dan pemeliharaan terminal angkutan darat tipe A di Terminal Mamuju B pemeliharaan bandara pengumpul tampa padang A Peningkatan Bandara Sumarorong, Mamasa Pembangunan Stasiun Kereta Api Peningkatan Bandara Pongtiku, Tana Toraja A Pusat Perkotaan B C A B Segmen I (Mamuju, Mamuju Tengah) Segmen II (Mamasa, Tanatoraja, Toraja Utara) Segmen III (Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur) Pusat Perkotaan Mamuju Pusat Perkotaan Mamuju Tengah SimpulProduksi Mamasa Pusat Perkotaan Tana Toraja Pusat Perkotaan Toraja utara D Pusat Perkotaan Mamuju SimpulProduksi Keterikatan Antar Pusat Perkotaan Keterkaitan antara pusat perkotaan dengan simpul produksi Keterkaitan antara pusat perkotaan dengan simpul produksi Segmen IV (Kolaka Timur, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe) Segmen V (Kendari, Konawe Selatan, Muna, Muna Barat, Buton, Buton Barat, Wakatobi) Segmen I (Mamuju, Mamuju Tengah) Segmen II (Mamasa, Tanatoraja, Toraja Utara) Segmen III (Luwu, Palopo, Luwu Utara, Luwu Timur) Segmen IV (Kolaka Timur, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe) Segmen V (Kendari, Konawe Selatan, Muna, Muna Barat, Buton, Buton Barat, Wakatobi)

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) D- Strategi : Peningkatan Koneksitas () STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) D- Strategi : Peningkatan Koneksitas (4) Peningkatan dan Pembangunan Bandara Soroako C D A Pusat Perkotaan D Pusat Perkotaan B E Pusat Perkotaan C Luwu Pusat Perkotaan Palopo Pusat Perkotaan Luwu utara Luwu Timur Keterikatan Antar Pusat Perkotaan (Rel kereta api) SimpulProduksi Kokala utara Keterkaitan antara pusat perkotaan dengan simpul produksi Peningkatan Bandara Andi Jemma/Masamba Peningkatan dan pemeliharaan pelabuhan malili B A D Pemeliharaan Terminal A Palopo A Peningkatan pelabuhan nasional palopo E B Peningkatan pelabuhan watunohu, pelabuhan nasional, kolaka utara Peningkatan dan pembangunan bandara lagaligo, Luwu C

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) D- Strategi : Peningkatan Koneksitas (5) A A Pusat Perkotaan G Pusat Perkotaan B H Pusat Perkotaan C Pembangunan jembatan teluk kendari D Pusat Perkotaan E B Kendari Pusat Perkotaan Konawe Selatan Pusat Perkotaan Muna Barat F Pembangunan jalan lingkar Kota Kendari Muna Pusat Perkotaan Buton Tengah Pusat Perkotaan Buton Utara Rencana Pemantapan jalur penyeberangan Bau Bau Buton I Pusat Perkotaan Wakatobi (wangi wangi) Jalur penyeberangan eksisting SimpulProduksi Keterkaitan antara pusat perkotaan dengan simpul produksi STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) Strategi : Inkubasi Pengembangan WPS 7 ( Lokasi Mamuju dsk) D-4 Fokus Inkubasi yang ada di WPS 7 berada di (tiga) lokasi, yaitu di Mamuju dsk, Palopo dsk dan Kendari dsk. Dengan tema penanganan berbeda yang dapat dilihat pada peta Koneksitas Jalur Udara, Outlet Bandara Tampa Padang, Kab Mamuju. Feeder WPS Sebagai jalur logistik dengan kawasan produksi dan pusat-pusat pertumbuhan F Peningkatan Bandar Udara Matahora C D Koneksitas Jalur Laut, Outlet Pelabuhan Nasional BelangBelang Pembangunan Jembatan Selat Baruta (Penghubung Pulau muna dan Pulau Buton) H E I G Feeder WPS Sebagai jalur logistik dengan kawasan produksi dan pusat-pusat pertumbuhan Sabuk WPS sebagai jalur logistik antar pusat kota (Konekstivitas Jalur Backbone) Zona Inti Pi nt u ge r b an g, Tran s p o rtasi, L o gi st i k Pu s at ke g i atan p e re ko n o m i an, p erd agan gan d an j as a Zona Manfaat H i nte rl and w i l ayah yai t u Kab M am asa m en j ad i w i l ayah yan g m e m i l i k i m anfaat d ar i zo n a i nt i M e n j ad i p e n d u ku n g b ag i w i l ayah i nt i

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) Strategi : Inkubasi Pengembangan WPS 7 ( Lokasi Palopo dsk) PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) D-5 STRATEGI Strategi : Inkubasi Pengembangan WPS 7 ( Lokasi Kendari dsk) Sebagai jalur distribusi penghubung dengan wilayah industri lainnya Sabuk WPS sebagai jalur logistik antar pusat kota (Konekstivitas Jalur Backbone) Pelabuhan Tj Ringgit Koneksitas penyeberangan D-6 Kecamatan Morosi Industri Konawe (Luas ±5.500 Ha) Industri Feronikel (Berbasis mineral logam nikel) Pusat Kegiatan Nasional Kendari Pusat logistik, ekonomi, pangan, energi, dan simpul transportasi, Koneksitas jalur udara, outlet Bandara Haluoleo Kendari. Sebagai zona peruntukan Permukiman, pendukung wilayah inti Fasilitas penunjang pusat Feeder WPS Sebagai jalur logistik Zona Inti Pusat CBD, Perekonomia, logistik, transportasi. Perikanan. KSCT Salemo Industri, Transpotasi, logistik Zona Pendukung Sebagai zona peruntukan Permukiman, pendukung wilayah inti Fasilitas penunjang lainnya Transportasi dan logistik Kegiatan industri, transportasi dan jalur logistik logistik yang menghubungkan antar pusat pertumbuhan baru. Feeder WPS Sebagai jalur logistk antara pusat inkubasi dengan kawasan produksi lainnya Sabuk WPS sebagai jalur logistik antar pusat kota (Konekstivitas Jalur Backbone) Pusat CBD Perekonomian Perdagangan jasa, Pendidikan, Transportasi, dll Usulan lokasi Anjungan Cerdas Bukit Sampodo, Kab Palopo. Model concentric zone Adanya Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Hialiu, sebagai pendukung CBD

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) Strategi : Penguatan Instititusi Bisnis Pengembangan Infrastruktur D-7 STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH (SPW) Strategi 4: Strategi Optimalisasi Pemanfaatan Infrastruktur D-8 Permasalahan Pemanfaatan Infrastruktur oleh Masyarakat Strategi penguatan institusi bisnis infrastruktur dengan mengkombinasikan peran dunia usaha dan masyarakat dalam mendukung pembangunan infrastruktur, terutama dari aspek ketersediaan tanah, kemitraan pembiayaan, dan pengoperasian serta pemeliharaan infrastruktur. Jenis infrastruktur yang dimaksud antara lain: Bandara, Terminal, Pelabuhan, Infrastruktur lingkungan hidup (keciptakaryaan) Kawasan Industri Kawasan Pariwisata CK (Sampah, Air Limbah, Drainase) Pengembangan Perumahan Rakyat SDA (Sumber daya Air)

SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen D-9 SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen Tahun 07 D-40

SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen Tahun 08 D-4 SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen Tahun 09 D-4

SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen Tahun 00 D-4 SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen Tahun 0-06 D-44

SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen D-45 SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen D-46

SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen 4 D-47 SKENARIO PENGEMBANGAN WPS 7 Segmen 5 D-48

Alternatif Lokasi Kawasan Anjungan Cerdas D-49 BUKIT SAMPODO, KOTA PALOPO D-50 BUKIT SAMPODDO, PALOPO Rest Area di Bukit Sampoddo Penggunaan saat ini: Tempat istirahat, tempat makan Gardu pandang ke Pantai Palopo

LAHAN BEKAS TAMBANG KABUPATEN KOLAKA UTARA D-5 KAWASAN HUTAN PINUS, KECAMATAN LALOLAE (KOLAKA KENDARI) D-5 TARGET GROUP Penggunaan saat ini: Tempat istirahat Hutan pinus WISATA Umum (Wisatawan Lokal) PELINTAS JALAN NASIONAL MOBILITAS LOKAL Rest Area di Bukit Sampoddo Umum dan Pribadi Masyarakat dan Keluarga Penggunaan saat ini: Lahan kosong, eks tambang Rest Area KONTUR di Bukit KAWASAN HUTAN PINUS, KECAMATAN LALOLAE Sampoddo (KOLAKA KENDARI)

PENILAIAN LOKASI ANJUNGAN CERDAS D-5

Bandara Haluoleo, Kota Kendari STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR #4

STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS WPS 7 (Sektor Binamarga ) STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WPS 7 (Sektor Ciptakarya)

STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR (Sektor Sumber Daya Air) D-59 STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR (Sektor Perumahan) D-60