BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Univariat. 1. Karakteristik responden. Reponden pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Fase remaja merupakan fase dimana fisik seseorang terus tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara maju. Di Indonesia sejak tahun 1950 sudah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Pokok Bahasan. Ruang Lingkup. Gizi Bagi Pekerja. Kebutuhan Gizi Pekerja. ASI di Tempat Kerja 31/03/2014 2

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang. Terlalu banyak mengkonsumsi satu jenis makanan tanpa mengimbanginya. seseorang mengabaikan pola makan yang seimbang.

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan LAKI-LAKI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan merupakan status gizi tidak seimbang akibat asupan giziyang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. peranan penting untuk menghasilkan generasi yang berkualitas yaitu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang tidak seimbang. Hal tersebut terutama terlihat di kota-kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. ini anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan disekolah dengan

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir. Overweight dan obesitas menjadi masalah kesehatan serius

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. belakangi penelitian. Bab pendahuluan ini dibagi ke dalam beberapa subbab: (a)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double

BAB I PENDAHULUAN. Serat termasuk bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna dan. sumbangan gizinya dapat diabaikan, namun serat makanan sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan Iswaranti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

Kuesioner Penelitian Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang terdiri dari 5,7% balita yang gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan kemampuan keluarga dalam mengendalikan gaya hidup anak overweight dan obesitas setelah penerapan Family Empowerment Modified Model pada kelompok perlakuan dan kontrol. Perubahan kemampuan keluarga yang baik pada kelompok perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol. 2. Ada perbedaan IMT anak setelah penerapan Family Empowerment Modified Model pada kelompok perlakuan dan kontrol. Terjadi penurunan IMT anak pada kelompok perlakuan sedangkan kelompok kontrol terjadi peningkatan IMT anak. 3. Ada perbedaan pengetahuan keluarga tentang anak overweight dan obesitas setelah penerapan Family Empowerment Modified Model pada kelompok perlakuan dan kontrol. Perubahan pengetahuan keluarga yang baik pada kelompok perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol. 4. Ada perbedaan budaya keluarga tentang anak overweight dan obesitas setelah penerapan Family Empowerment Modified Model

184 pada kelompok perlakuan dan kontrol. Perubahan budaya keluarga yang mendukung pada kelompok perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol. 5. Ada perbedaan aktivitas fisik anak setelah penerapan Family Empowerment Modified Model pada kelompok perlakuan dan kontrol. Perubahan aktivitas fisik anak yang baik pada kelompok perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol. 6. Ada perbedaan asupan karbohidrat anak setelah penerapan Family Empowerment Modified Model pada kelompok perlakuan. Terjadi penurunan asupan karbohidrat yang lebih besar pada kelompok perlakuan daripada kelompok kontrol. 7. Ada hubungan pengetahuan keluarga dengan kemampuan keluarga dan IMT anak melalui penerapan Family Empowerment Modified Model. 8. Ada hubungan budaya keluarga dengan kemampuan keluarga dan IMT anak melalui penerapan Family Empowerment Modified Model. 9. Ada hubungan aktivitas fisik anak dengan kemampuan keluarga dan IMT anak melalui penerapan Family Empowerment Modified Model. 10. Tidak ada hubungan asupan karbohidrat anak dengan kemampuan keluarga dan IMT anak melalui penerapan Family Empowerment Modified Model.

185 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan serta manfaat dalam penelitian ini, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Penelitian a. Untuk aspek pengembangan ilmu dan penelitian lanjutan untuk Family Empowerment Modified Model dapat menggunakan sampel pada berbagai tingkat usia anak khususnya pada sampel overweight dan obesitas dan sebagai pencegahan keluarga yang memiliki anak dengan status gizi normal. b. Perlu ketelitian dalam mencatat kembali asupan makan anak dan dapat menggunakan instrumen food frequency. c. Pelaksanaan intervensi Family Empowerment Modified Model sebaiknya dilakukan sepanjang musim yang sama seperti pada musim panas. d. Bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan media intervensi lainnya seperti media elektronik: video, handphone yang berisi program gaya hidup sehat anak dan keluarga khususnya anak overweight dan obesitas dalam jangka waktu lebih lama dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan mengembangkan variabel lainnya.

186 2. Pelayanan a. Perlunya sosialisasi buku panduan gaya hidup sehat pada anak usia sekolah dasar kepada pemerintah, sekolah-sekolah dalam upaya mengubah budaya masyarakat tentang anak gemuk, sehingga resiko penyakit dapat dicegah, meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anak. b. Pentingnya penyuluhan berkala bagi keluarga tentang asupan makanan seimbang yaitu dalam membatasi konsumsi jumlah karbohidrat, lemak, cukup protein, meningkatkan asupan vitamin C, vitamin E dan makanan berserat serta menghindari makanan ringan, jajanan, minuman ringan pada anak overweight dan obesitas. c. Perlunya kerjasama guru untuk memantau status gizi pada anak sejak dini di sekolah dasar dan memberikan penyuluhan atau pelatihan kepada guru-guru sekolah tentang pentingnya gaya hidup sehat pada anak dan cara menilai status gizi anak sehingga anak dapat menerapkan gaya hidup sehat dan menjadi data dasar untuk penelitian lanjut. d. Perlunya kerjasama antara pemerintah, puskesmas dan sekolah dalam memberikan penyuluhan rutin, menilai status gizi anak dan sekolah termasuk pengelolaan kantin menu sehat, pengaturan aktivitas fisik anak serta pentingnya keterlibatan orangtua dalam mengendalikan gaya hidup anak dalam upaya

187 menurunkan kejadian overweight dan obesitas sejak dini di Indonesia. e. Memberdayakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam menerapkan program-program proaktif kesehatan bagi anak sekolah yaitu memberikan penyuluhan tentang gaya hidup sehat pada anak sekolah untuk mencegah obesitas dan setiap siswa memiliki buku panduan gaya hidup sehat. 3. Pendidikan a. Mensosialisasikan Family Empowerment Modified Model sebagai referensi bagi tenaga pengajar dan peserta didik pada mata kuliah keperawatan dasar, keperawatan anak, keperawatan keluarga dan keperawatan komunitas serta praktek profesi keperawatan. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran data awal bagi peserta didik dalam melakukan penelitian.