MENGOPTIMALKAN EFISIENSI MESIN PELEMBUT SEBAGAI PENGOLAH AWAL PROSES DAUR ULANG SAMPAH RUMAH TANGGA BERKAPASITAS 3 m³ PER JAM

dokumen-dokumen yang mirip
Sutriyono Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Indutri ITN Malang ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

Mesin Pemisah dan Pencacah Sampah Organik dan Plastik Untuk Bahan Kompos

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

PERANCANGAN MESIN PENCACAH SAMPAH TYPE CRUSHER

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

PERENCANAAN MESIN PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK DENGAN KAPASITAS SAMPAI 30 KG/JAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

APLIKASI DAN UJI KINERJA DISKSAW CHOPPER UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

Tugas Akhir RM 0504 RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK PADA RUMAH TANGGA. Oleh : Ellza Gita Wardhany ( )

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Urang Kota Malang mencapai 1642,5 m 3 atau 420,48 ton per 12 jam bisa

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan tambah ditambahkan untuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

III. METODE PENELITIAN

Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1)

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

PENGARUH VARIASI KADAR amba AIR PADA ADONAN PELET PUPUK TERHADAP KONSUMSI DAYA LISTRIK

Presentasi Tugas Akhir

KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT PENDAHULUAN

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBEKALAN KKN -PENGOLAHAN LIMBAH PIAT UGM- Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah Pusat Inovasi Agroteknologi UGM 2017

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Visi dan Misi. Sumber Sampah % Komposisi Sampah %

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah serasah di lapangan

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

KAJIAN AWAL PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI SAMPAH DAUN KAMPUS MEMAKAI REAKTOR BIODIGISTER PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA II.

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian

RANCANG BAGUN MESIN PENCACAH DAN PENGADUK UNTUK PAKAN SAPI DAN KAMBING

PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM

PEMBERDAYAAN SDM DALAM PEMANFAATAN SAMPAH BASAH SEBAGAI PUPUK CAIR DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. disebut ruminansia sangat bergantung pada ketersediaan pakan, baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAJANG MEKANIK KRIPIK

Perancangan Desain Pisau Mesin Sampah Organik. David Gracia Hutagalung, Fedia Restu,S.T. Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam

Rancang Bangun Mesin Perontok Padi (Paddy Thresher) dalam Upaya Peningkatan Kualitas dan Efisiensi Produksi Beras Pasca Panen

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi Pengolahan Limbah Padat. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

UJI KINERJA HAMMER MILL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG [Performance Test Hammer Mill With Corn Feed Corncob]

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

Pembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

Konsep penanganan sampah dengan sistem koperasi. Oleh Kelompok 9

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

Transkripsi:

MENGOPTIMALKAN EFISIENSI MESIN PELEMBUT SEBAGAI PENGOLAH AWAL PROSES DAUR ULANG SAMPAH RUMAH TANGGA BERKAPASITAS 3 m³ PER JAM Sutriyono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang Kampus II, Jl. Karanglo Km.2 Malang ABSTRAK Hambatan utama dari proses daur ulang sampah rumah tangga, terletak pada pengolahan awal yang meliputi pemisahan dan penghancuran, agar sampah tereduksi menjadi butiran butiran kecil yang homogen. Mesin pelembut, dirancang sebagai pengolah awal yang dapat untuk mereduksi ukuran sampah menjadi potongan-potongan kecil yang homogen. Masalahnya : Bagaimana mengoptimalkan efisiensi mesin pelembut sampah agar berhasil guna sebagai pengolah awal. Efisiensi mesin pelembut diukur dari perbandingan antara volume sampah yang diumpan dengan volume potongan yang dihasilkan tiap jam. Percobaannya dilakukan dua tahap yaitu tahap rancang bangun yang terdiri dari mesin pencacah, pemilah dan pelembut dan uji coba kinerja mesin dengan urutan proses sesuai fungsinya sebagai pengolah awal. Pada percobaan tahap satu bertujuan untuk mengetahui keseimbangan masing masing mesin tanpa beban, dengan variasi putaran rendah, menengah dan maksimal. Di ulang 10 kali dengan waktu 3 jam. Percobaan tahap dua dilakukan untuk mengetahui perbandingan besarnya volume sampah yang diumpan dengan volume keluaran, dengan variasi volume sampah dan ukuran butiran sampah yang dihasilkan dari satu kesatuan proses pengolahan awal. Percobaan tahap satu menunjukan hasil bahwa keseimbangan pemasangan mesin stabil dan kuat. Karena pada proses uji coba tanpa beban tidak terjadi gangguan dan berdasarkan catatan data pengamatan yang meliputi putaran, daya, dan torsi sesuai dengan karakter masing masing mesin. Percobaan tahap dua, hasil yang didapatkan bahwa mesin pencacah dan pelembut efisiensinya lebih besar jika potongan butiran sampah lebih kasar. Rata-rata efisiensi 80% sampai dengan 86 %, dan untuk mesin pemilah mampu memisahkan 55% sampah organik, 27 % campuran dan 18 % anorganik. Kesimpulan hasil percobaan dari mesin pelembut, bahwa efisiensi mesin lebih baik jika kisi kisi pemotong yang digunakan lebih kasar ukurannya, karena perbandingan volume umpan dan keluaran prosentasenya lebih besar pada putaran menengah 1800 rpm Kata kunci : Mengoptimalkan efisiensi mesin pengolah awal sampah PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Sampah rumah tangga merupakan limbah padat yang sering menjadi permasalahan di lingkungan karena mengganggu kesehatan dan kenyamanan, jika kurang ditangani keberadaannya. Proses perlakuan untuk mengatasi sampah masih terbatas pada penampungan dan pembuangan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan setempat. Namun belum di upayakan lebih seksama untuk memproses kembali (daur ulang) sampah rumah tangga agar lebih bermanfaat guna mengurangi dampak lingkungan dan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial di masyarakat. 38

Hambatan yang utama untuk keperluan daur ulang, terletak pada proses pengolahan awal, yang meliputi pemilahan dan penghancuran sampah, agar terbagi antara sampah organik, anorganik serta mereduksi ukuran dan volumenya menjadi potongan kecil yang homogen. Mencermati permasalahan sampah rumah tangga yang makin hari makin bertambah volumenya, karena seiring dengan jumlah pertambahan penduduk maka diperlukan upaya untuk rekayasa mesin pelembut sampah rumah tangga, yang dapat di fungsikan sebagai pengolah awal untuk proses daur ulang Berkaitan dengan permasalahan pengolahan awal dari proses daur ulang sampah rumah tangga, dikonsentrasikan pada mesin pelembut yang dirancang bangun dengan kapasitas 3 m³ perjam. Sehingga masalahnya dirumuskan sebagai berikut : "Bagaimana mengoptimalkan efisiensi mesin pelembut sampah agar dapat berhasil guna sebagai pengolah awal ". Tujuan uji coba poses mesin pelembut yang dirancang bangun yaitu untuk menentukan efisiensi yang diperoleh dari perbandingan antara volume sampah yang diumpan dengan volume sampah keluaran berukuran potongan-potongan kecil. Efisiensi optimal diperlukan agar kesatuan rangkaian yang terdiri dari mesin pencacah, pemilah dan pelembut berfungsi untuk pengolahan awal sampah rumah tangga. 1. Diperoleh rancangan konstruksi mesin pencacah, pemilah dan pelembut, yang mampu berfungsi sebagai pengolahan awal sampah rumah tangga yang hemat energi, effisien, ekonomis dan ekologis. 2. Mesin pelembut yang di fungsikan sebagai pengolahan awal, menjadi alternatif untuk memproses daur ulang sampah rumah tangga agar permasalahan sampah dapat tereduksi. RANCANGAN PERCOBAAN UJI EFFISIENSI MESIN PELEMBUT Tahapan Percobaan Pelaksanaan uji effisien mesin pelembut yang difungsikan sebagai pengolahan awal sampah rumah tangga dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap percobaan keseimbangan mesin dari hasil rancang bangun tanpa beban dan uji effisiensi produk mesin pelembut sebagai pengolahan awal. Uraiannya sebagai berikut : Tahap uji keseimbangan, bertujuan untuk mengukur kerja mesin pencacah, pemilah dan pelembut agar didapatkan keseimbangan putaran, dan kekuatan konstruksi dari masingmasing mesin. Tahap uji effisiensi produk, bertujuan untuk mengetahui optimalisasi produk, dengan variasi putaran dan ukuran kisi kisi pemotong pada stator, agar diperoleh nilai produktivitas dari mesin yang difungsikan sebagai pengolahan awal.. Alat dan Tempat Percobaan 1. Mesin pencacah : Type JC-5025-VB-D 2. Mesin pemilah : Type SW-250125-EL 3. Mesin pelembut : Type HM-430-35- VE 39

Tempat percobaan di Work Shop Produksi Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Malang. Mesin Pengolah Sampah Mesin pengolah sampah dirancang dan dibuat khusus sebagai pelembut sampah agar hasilnya dapat diproses sebagai bahan baku untuk dibuat kompos atau biogas. Sampah yang sudah diproses hasilnya berbentuk butiran atau potongan kecil yang lebih homogen, baik ukuran maupun jenisnya. Sehingga dirancang 3 (tiga) mesin yang fungsinya berbedabeda, antara mesin satu dengan yang lain. 1. Mesin Pencacah Mesin yang berfungsi untuk mencacah sampah campuran menjadi serpihan atau potongan-potongan kasar yang dilakukan oleh putaran pembawa atau rotor. Sampah yang berputar bersama putaran rotor akan terpotong-potong karena adanya pisau pemotong yang disusun pada stator atau rumah mesin. 2. Mesin Pemilah Dirancang untuk memilah smpah yang sudah dicacah menjadi 3 bagian yaitu berat, sedang, dan ringan. Pemilahan ini dilakukan oleh kecepatan dan tekanan udara yang dihasilkan dari putaran blower (kipas). Kerja mesin ini didasarkan pada perpaduan tinggi jatuh dan kecepatan atau tekanan udara. 3. Mesin Pelembut Bertujuan untuk melembutkan potongan-potongan sampah organik dari hasil pemilahan. Perputaran rotor pada poros pemutar akan membawa sampah untuk diraut pada pisau pemotong yang dipasang menjadi satu kesatuan dengan penyaring potongan sampah. Hasil potongan-potongan sampah berbentuk potongan-potongan sampah yang lembut dan ragam. Bentuk Rancangan Mesin Pencacah Gambar 1. Mesin Pencacah Sampah Keterangan Gambar: 1. Rotor Pembawa Sampah 2. Poros Pemutar 3. Rumah Sebagai Pendukung Rotor 4. Corong Pemasukan Sampah 5. Tempat Pisau dan Pengeluaran 6. Corong Pengeluaran sampah 7. Pully Pemutar 8. Kaki Penyangga Setelah dirancang didapatkan ukuranukuran utama sebagai berikut: 1. Diameter rotor Pembawa Sampah (Dr) = 20 cm 2. Panjang Pembawa (ls) = 10 cm 3. Panjang Rotor (Lr) = 48 cm 4. Diameter Poros (dp) = 10 cm 5. Tebal Plat Rumah Rotor (tr) = 10 mm 6. Putaran Rotor (n r ) = 1000 rpm 7. Daya yang diperlukan (Np) = 4,5 pk 8. Kapasitas (Vp) = 2,5 m 3 /jam 9. Lebar kisi saringan (K s ) = 2 cm 10. Luas kisi saringan (A s ) = 600 cm 2 40

Kerja mesin pencacah sampah dijelaskan sebagai berikut: putaran rotor dihasilkan oleh putaran motor diesel yang dihubungkan melalui putaran pully. Kemudian diteruskan melalui putaran poros ke rotor pembawa untuk mendapatkan putaran yang stabil. Sampah dari rumah tangga dimasukkan melalui corong pemasukan, masuk ke rotor pembawa. Putaran sampah yang cepat kemudian terkupas oleh pisau pemotong yang dipasang di kisi-kisi saringan. Karena proses putaran yang terus menerus, sehingga sampah yang sudah terpotong dan yang mempunyai ukuran sesuai secara otomatis terdorong keluar melalui corong pengeluaran, dan mempunyai ukuran yang seragam (1 s / d 2 cm). Potongan-potongan sampah dari rumah tangga masih berupa campuran antara jenis daun-daunan dan kertas, sehingga untuk mendapatkan jenis sampah yang seragam, organik atau Anorganik diproses ke dalam mesin pemilah. Bentuk Rancangan Mesin Pemilah Sampah Gambar 2. Mesin Pemilah Sampah Keterangan : 1. Rotor pemutar kipas 2. Daun kipas 4 buah 3. Poros dan bantalan penyangga 4. Saluran udara pengatur tekanan 5. Pully penggerak 6. Corong pemasukan potongan-potongan sampah 7. Penggerak untuk mengatur sampah jatuh 8. Saluran pengeluaran sampah berat 9. Saluran pengeluaran sampah sedang 10. Saluran pengeluaran sampah ringan 11. Kerangka penahan mesin Data Ukuran Mesin Pemilah: 1. Diameter poros rotor (d r )= 20 cm 2. Jumlah kipas (n k ) = 4 buah 3. Lebar kipas (l k ) = 40 cm 4. Panjang kipas (p k ) = 45 cm 5. Lebar corong (A l ) = 900 cm 2 6. Panjang corong (p l ) = 165 cm 7. Volume corong pemasukan (V m ) = 0,125 m 3 8. Putaran poros rotor (n r ) = 5000 rpm 9. Daya poros rotor (N r ) = 2 pk 10. Putaran motor penggerak (n s ) = 1000 rpm 11. Lebar saluran pengeluaran (l p ) = 30 cm Cara kerja mesin pemilah sampah, diuraikan sebagai berikut; putaran kipas pada rotor dipindahkan dari pully dengan putaran antara 3000 s / d 5000 rpm, sehingga udara yang melalui saluran pengatur akan melewati corong yang sudah dibentuk untuk mendapatkan efek tekanan dan kecepatan berdasarkan besarnya putaran rotor. Sampah yang dimasukkan melalui corong pemasukan, berupa sampah yang 41

sudah berupa potonagan-potongan, kemudian dengan digerakkan oleh penggerak sampah jatuh terurai. Karena perbedaan berat jenisnya, kecepatan dan tekanan udara dari kipas akan berpengaruh uraian sampah berat, sedang, dan ringan. Sampah berat terdiri dari jenis daun-daunan, rumput atau senyawa organik. Sampah sedang terdiri dari campuran senyawa organik (dan kering) dari jenis kertas pembungkus dan jenis-jenis yang lebih ringan akan terbawa lebih jauh seperti halnya kertas, plastik(tas pembungkus) dan jenis lain yang lebih ringan. Bentuk Rancangan Mesin Pelembut Gambar 3. Mesin Pelembut Sampah Keterangan Gambar: 1. Rotor pembawa sampah 2. Poros pemutar 3. Rumah penutup dan pendukung rotor 4. Corong pemasukan sampah 5. Tempat sampah dan pengeluaran 6. Corong pengeluaran sampah lembut 7. Pully pemutar 8. Kerangka penyangga Data-data Mesin Pelembut Sampah: 1. Diameter rotor pembawa sampah (D r ) = 30 cm 2. Panjang pembawa sampah (L s ) = 5 cm 3. Panjang rotor (l r ) = 40 cm 4. Diameter Poros (d f ) = 18 cm 5. Tebal plat rumah rotor (t r ) = 10 mm 6. Putaran motor max (n r ) = 300 rpm 7. Daya yang diperlukan (N p ) = 4 5 pk 8. Kapasitas produksi (V p ) = 3,5 m 3 /jam 9. Lebar kisi-kisi saringan (K s ) = 0,5 cm 10. Luas kisi-kisi saringan (A s ) = 700 cm 2 Fungsi mesin pelembut untuk menghasilkan sampah organik dengan potongan-potongan yang lebih halus atau kecil ± 0,5 cm. Hasil potongan sampah tersebut dapat ditentukan berdasarkan lebar kisi-kisi saringan yang diputar oleh rotor pembawa dan terpotong oleh adanya pisau pemotong yang ditempatkan di kisi-kisi sarangan. Hasil Percobaan Mesin-Mesin Pengolah sampah Mesin-mesin pengolah sampah yang dimaksudkan meliputi mesin pencacah, pemilah dan pelembut. Percobaan mesinmesin tersebut dilaksanakan dalam kesatuan proses yang berkelanjutan dan terdiri dari tiga tahapan. Tahapan prosesnya meliputi pencacahan, pemilahan, dan pelembutan. Penataan 42

urutan proses dan tata letak mesin diskemakan seperti gambar berikut Gambar 4. Proses Pengolahan Sampah Rumah Tangga Sesuai Tata Letak Mesin Kerja mesin dan produknya dijelaskan menurut fungsinya yaitu: Tahap I : Tahap Pencacahan Sampah dari rumah tangga diproses dalam mesin pencacah agar terpotong menjadi ukuran yang lebih ragam dengan ukuran 5 4 cm. Kapasitas produksi mesin 2-2,5 m 3 /jam, sampah yang sudah tercacah jenis dan komposisinya bercampur antara basah dan kering atau organik dan anorganik. Selain sampah menjadi potongan-potongan, volume sampah akan tereduksi sehingga volume sampah rumah tangga yang dicacah akan menyusut atau tereduksi menjadi dua per tiganya atau 75% volume semula. Tahap II : Tahap Pemilahan Hasil dari mesin pencacah dengan komposisi campuran dan berupa potongan-potongan selanjutnya diproses di mesin pemilah agar terpisah antara sampah yang berbeda berat jenisya. Karena perbedaan berat jenis dan hembusan udara dari blower, secara otomatis potongan sampah akan terpilah berdasarkan berat jenisnya. Potonganpotongan sampah yang berbeda berat jenisnya akan terpilah melalui saluran keluar yang atur jaraknya berdasarkan perbandingan ketinggian jatuh dan kecepatan hembusan blower. Tahap III : Tahap Pelembutan Sampah organik yang didapat dari hasil pemilahan selanjutnya diproses dalam mesin pelembut yang berfungsi untuk memperkecil atau mereduksi potongan-potongan sampah. Sampah organik yang dihasilkan dari mesin pelembut berkisar antara 0,5 cm sampai 0,25 cm, sehingga volume sampah yang dilembutkan tereduksi 5-4 atau 80% dari volume awal. Proses yang bertahap dan berkelanjutan pengolahan sampah rumah tangga akan dapat memberikan keuntungan yaitu untuk mereduksi volume sampah dan menghasilkan bahan baku untuk pembuatan kompos dan bahan bakar biogas. Sampah rumah tangga dengan senyawa organik sebesar 70% s / d 43

75,6% menjadi bahan yang berhasil guna jika diberdayakan kembali untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi, kebersihan lingkungan, dan memberdayakan tenaga kerja. 2.1. Hasil Percobaan Efisiensi Produksi Mesin-Mesin Pengolah sampah Hasil Percobaan efisiensi produksi mesin untuk masing-masing sebagai berikut: 1. Nama Mesin: Mesin Pencacah Sampah Type Mesin Putaran Daya : JC-5025-VB-D : 1800 rpm : 5 Hp Jumlah percobaan : 30 kali Ukuran luas kisi-kisi : 5 cm 2 Kapasitas Volume In : 3,5 m 3 / jam Kapasitas Volume Out : 2,48 m 3 / jam Efisiensi Produksi : 73% Jumlah percobaan : 30 kali Ukuran luas kisi-kisi : 8 cm 2 Kapasitas Volume In : 3,5 m 3 / jam Kapasitas Volume Out :2,71 m 3 / jam Efisiensi Produksi : 81% Perbandingan efisiensi produksi dengan perbedaan luas kisi-kisi: Effisiensi (%) 100 1800 73 81 50 0 0 5 10 Luas kisi-kisi (cm 2 ) 2000 1000 0 putaran (rpm) Gambar 5. Grafik Efisiensi Mesin Pencacah Dari grafik efisiensi mesin pencacah dapat ditentukan angka reduksi volume yang berbanding terbalik dengan efisiensi produksi. Makin besar penyusutan volume menjadi Makin kecil efisiensi produksinya, dan makin kecil penyusutan voume menjadi makin besar efisiensi produksi mesin. 2. Hasil percobaan efisiensi produksi mesin pemilah Nama : Mesin Pemilah Sampah Type Mesin: SW-250125-EL Putaran : 3000 rpm Daya : 2 Hp Jumlah percobaan : 30 kali Rata-rata prosentase Pemilahannya: 1. Komposisi Organik : 55% 2. Komposisi Campuran : 27% 3. Komposisi Anorganik : 18% 44

Prosentase (%) 50 0 55 27 18 Organik Campuran Anorganik Komposisi Gambar 6. Grafik Pemilahan Komposisi oleh Mesin Pemilah Dari hasil pemilahan komposisi sampah oleh mesin pemilah, prosentase komposisi organik menunjukkan prosentase terbesar sehingga efisiensi produksi pemilahannya menjadi masih memberikan hasil yang signifikan untuk dapat diproses lebih lanjut. 3. Hasil Percobaan efisiensi produksi mesin untuk masing-masing sebagai berikut: Nama Mesin : Mesin Pelembut Sampah Organik Type Mesin Putaran Daya : HM-430-35-VE : 2500 rpm : 5 Hp Jumlah percobaan : 30 kali Ukuran luas kisi-kisi : 0,0625 cm 2 Kapasitas Volume In : 3 m 3 / jam Kapasitas Volume Out Efisiensi Produksi : 80% : 2,4 m 3 / jam Ukuran luas kisi-kisi : 0,25 cm 2 Kapasitas Volume In : 3 m 3 / jam Kapasitas Volume Out : 2,6 m 3 / jam Efisiensi Produksi : 86% Kapasitas volume input/output 4 3 2 1 0 3 3 2,4 2,6 80% 86% 0 0,25 0,5 0,75 1 Ukuran kisi-kisi (cm) Gambar 7. Grafik Efisiensi Produksi Mesin Pelembut Sampah Organik Hasil dari mesin ini berupa potonganpotongan sampah organik yang lebih halus dan ukurannya rata-rata sebesar 0,25 cm. Efisiensi produksi diukur berdasarkan perbandingan antara volume input dan volume output. Makin besar perbandingannya makin kecil efisiensinya, dan makin kecil perbandingannya makin besar efisiensinya. Mesin pelembut tersebut sangat berpengaruh untuk pengolahan awal sampah organik jika digunakan sebagai bahan baku kompos dan biogas. Karena potonganpotongan sampah yang lembut makin mudah untuk berkembangbiaknya mikroorganisme. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Komposisi sampah rumah tangga yang terdiri dari sampah organik (73% -75%), sampah anorganik (18% -19%) dan lainlain (6% -8%). Komposisi sampah sebagian besar terdiri dari senyawasenyawa organik, sehingga sifatnya 45

mudah membusuk dan mudah terurai oleh mikroorganisme, mudah terdegradasi, mudah berkembangnya cacing tanah sehingga sampah organik mengandung nutrien yang subur untuk berkembangnya humus tanah. Adanya unsur karbon hidrogen dan oksigen yang terkandung dalam senyawa organik merupakan potensi sebagai bahan baku untuk diolah menjadi kompos dan biogas. Sampah rumah tangga yang tadinya merupakan bahan tidak berharga sumber pengotoran lingkungan, ternyata dengan teknologi tepat guna dapat diubah fungsi menjadi bahan baku melalui proses produksi sehingga berubah fungsi menjadi sumber daya yang berpengaruh terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi masyarakat apabila diolah lebih lanjut. 2. Secara umum sistem pemanfaatan sampah setelah dipisah menurut komposisinya kemudian dihancurkan atau dilembutkan, dapat mengoptimalkan pengolahan selanjutnya. Pembuatan kompos dan biogas dengan bahan baku sampah optimasinya ditentukan oleh bentuk sampahnya, sehingga semakin lembut bahan baku makin maksimal terbentuknya kompos dan biogas. 3. Proses penghancuran dan pelembutan sampah sebagai bahan baku kompos dan biogas dapat dipercepat prosesnya dengan mesin pencacah dan pelembut sebagai alat utama untuk memproses sampah organik sebagai bahan baku kompos dan biogas. Sehingga mesin pencacah type JC-5025-VB-D, mesin pemilah type SW-250125-EL dan mesin pelembut sampah type HM-430-35-VE merupakan alat mesin utama utuk memproses sampah rumah tangga menjadi bahan baku kompos dan biogas. Keunggulan alat mesin utama ini dapat dioperasikan berpindahpindah ( mobile), sehingga mesin yang mendatangi sampah dan bukan sampah yang mendatangi mesin sehingga biaya operasional pengolahan sampah dapat menjadi lebih murah. Penggunaan lahan untuk pembuangan sampah menjadi efektif, transportasi untuk pengangkutan sampah dapat dikurangi, sehingga permasalahan transportasi, pengotoran lingkungan, penumpukan sampah di tempat pembuangan sementara atau tempat pembuangan akhir dapat diatasi. 46

Saran 1. Instalasi pengolahan sampah terpadu (IPST) merupakan cara penanggulangan sampah rumah tangga yang makin hari makin menimbulkan permasalahan kebersihan dan kesehatan lingkungan. 2. Penanggulangan sampah dapat dilakukan dengan reduction (pengurangan), reuse (penggunaan kembali), dan recycling (mendaur ulang). Khusus untuk sampah rumah tangga, penanggulangan yang paling tepat adalah dengan mereduksi volume sampah dan mendaur ulangnya. 3. Pengolahan sampah menjadi bahan baku kompos dan biogas memerlukan penanganan yang lebih mengarah pada bahan-bahan yang mudah dan cepat membusuk, sehingga dampak lingkungan dapat dieliminasi. 4. Sampah yang menimbulkan permasalahan kenyamanan estetika dan kesehatan, kehidupan, ternyata masih memberikan sumber potensi ekonomi dan lapangan pekerjaan untuk bagian masyarakat tertentu. Sehingga pengolahan terpadu dan padat karya perlu dikembangkan. 5. Menggunakan teknologi yang tepat guna, seperti mesin penghancur dan pemilah sampah merupakan solusi yang sesuai dengan kehidupan masyarakan yang mengandalkan kehidupannya dari mengais sampah. DAFTAR PUSTAKA Achsin Uatmi Choliq, 2004, Pemanfaatan Sampah Organik untuk Petamanan dan Peternakan, Litbang DEPTAN, Jakarta. Chonggrak Polpasert, 1989, Organic Waste Recycling, John Wiley & Sons, New York. Clara dkk., 2004, Pengolahan Sampah Terpadu, Salah Satu Upaya Mengatasi Sampah Di Perkotaan, PPS, IPB Bogor. Gumbira Sa id, 1987, Bioindustri, Penerapan Teknologi Fermentasi, Melton Putra, Jakarta. Herry Agoes Hermadi, 2001, Alternatif Penanganan Populasi Limbah Domestik di Kodya Surabaya, Universitas Airlangga, Surabaya. L. Murbandono, H.S., 2003, Membuat Kompos, Penebar Swadaya, Jakarta. Michael H. Walizet, Arif Sukadi Sadiman, 1990, Metode dan Analisis Penelitian, Erlangga, Jakarta. 47

Murtadho, E. Gumbira Said, 1988, Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat, Jakarta. Rudy C.T., 2004, Pengelolaan Sampah Terpadu Sebagai Salah Satu Upaya Problem Sampah di Perkotaan, IPB Bogor. Soewedo, 1983, Pemanfaatan Sampah Organik, Jakarta. 48