BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

BAB I PENDAHULUAN. pantai mencapai km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 menyatakan bahwa hutan adalah

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

VI. PERANAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN SIAK

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung dunia dalam memasok pangan dunia terutama dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

TUGAS MODEL EKONOMI Dosen : Dr. Djoni Hartono

METODE PENELITIAN. menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN , , , , ,4 10,13

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas perairan yang di dalamnya terdapat beraneka kekayaan laut yang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI INPUT OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Karimunjawa). Jarak dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari Utara ke

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar sekali. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

PERNYATAAN ORISINALITAS...

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Dr. Ir. Sri Yanti JS. MPM

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya kelautan merupakan salah satu aset yang penting dan memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai 104.000 km, dengan luas wilayah laut berdasarkan UNCLOS tahun 1982 mencapai 284.210,9 km 2 laut teritorial, 2.981.211 km 2 ZEEI, dan 279.322 km 2 laut 12 mil. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikarunia sumberdaya kelauatan yang besar termasuk keanekaragaman hayati dan nonhayati kelautan terbesar. Laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP tahun 2014), menjelaskan bahwa potensi untuk pengembangan perikanan tangkap di laut sebesar 6,5 juta ton dan di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton per tahun, untuk budidaya laut seluas 8,3 juta hektar yang terdiri dari budidaya ikan seluas 20 persen, budidaya kekerangan seluas 10 persen, budidaya rumput laut seluas 60 persen, dan budidaya lainnya seluas 10 persen. Selanjutnya, potensi budidaya air payau (tambak) seluas 1,3 juta hektar, budidaya air tawar yang terdiri dari kolam seluas 526,40 ribu hektar, perairan umum seluas 158,2 ribu hektar, sawah untuk mina padi seluas 1,55 juta hektar, serta bioteknologi kelautan untuk pengembangan bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan dan udang, 1

serta industri bahan pangan serta nonpangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti untuk industri kesehatan dan kosmetika. Daryanto (2007), menjelaskan bahwa perikanan merupakan salah satu sumberdaya yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan dapat menjadi penggerak utama (prime mover) perekonomian nasional. Hal tersebut didasarkan pada kondisi Indonesia yang memiliki sumber daya perikanan yang besar baik ditinjau dari kuantitas maupun difersitas, serta industri di sektor perikanan memiliki keterkaitan (backward and forward linkages) yang kuat dengan industriindustri lainnya. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan. PDB sektor perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 2010 2011 2012 2013 2014 PDB Perikanan PDB Nasional PDB Sektor Pertanian Sumber: BPS (2014), diolah Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan PDB Sektor Perikanan Tahun 2010 2014 (%) 2

Gambar 1.1 menunjukkan pertumbuhan PDB sektor perikanan berdasarkan harga konstan tahun 2000 selama kurun waktu 2010 2014 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,95 persen per tahun. Pada tahun 2011, pertumbuhan PDB sektor perikanan sebesar 7,0 persen. Pertumbuhan ini lebih besar dari kelompok sektor pertanian sebesar 3,4 persen, dan PDB nasional sebesar 6,5 persen. Pada tahun 2014, pertumbuhan PDB sektor perikanan sebesar 6,96 persen. Pertumbuhan ini juga lebih besar dari kelompok sektor pertanian sebesar 3,3 persen, dan PDB nasional sebesar 5,1 persen. Secara keseluruhan, PDB sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata sektor pertanian dan nasional. Hal ini disebabkan oleh faktor musiman pada kelompok sektor pertanian terutama subsektor tanaman bahan makan dan tanaman perkebunan, bahkan beberapa komoditas tanaman bahan makan telah melewati masa panen. Besarnya pertumbuhan PDB sektor perikanan ini juga menunjukkan bahwa sektor perikanan memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian secara umum maupun pada PDB nasional. Selanjutnya, peran sektor perikanan terhadap perekonomian nasional bisa dilihat dari jumlah kontribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional. Gambar 1.2 menunjukkan kontribusi sektor perikanan dari tahun 2010 2014 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 kontribusi sektor perikanan sebesar Rp189.643 miliar, meningkat menjadi Rp143.559 miliar pada tahun 2014. Meningkatnya kontribusi sektor perikanan ini disebabkan oleh peningkatan produksi perikanan tangkap tahun 2014 sebesar 1,28 persen, atau sebesar 5,78 juta ton, sedangkan produksi perikanan budidaya tahun 2014 3

mencapai 9,53 juta ton. Selain dipengaruhi oleh produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang mengalami peningkatan, faktor lain yang mempengaruhi adalah harga ikan. Selama tahun 2014 harga ikan di pasar produsen pergerakannya cukup stabil. 200,000 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 2010 2011 2012 2013 2014 Kontribusi Sektor Perikanan Sumber: BPS (2014), diolah Gambar 1.2 Grafik Kontribusi Sektor Perikanan terhadap PDB Tahun 2010 2014 (Miliar Rupiah) Jika dilihat dari perkembangan nilai ekspor-impor sektor perikanan di Indonesia, nilai ekspor jauh lebih tinggi dari nilai impor (Tabel 1.1). Dalam kurun waktu 2010 2014, nilai ekspor sektor perikanan mengalami peningkatan ratarata sebesar 12,96 persen per tahun. Nilai ekspor perikanan pada tahun 2014 mencapai USD4.638.536 juta, lebih tinggi pada tahun sebelumnya yaitu sebesar USD4.181.857 juta pada tahun 2013. Tingginya nilai ekspor sektor perikanan dikarenakan adanya peningkatan jumlah produksi komoditas rumput laut sebesar 33,21 persen, disusul komoditas udang naik sebesar 29,63 persen, komoditas kepiting naik sebesar 15, 33 persen, dan komoditas cumi-cumi naik sebesar 6,71 persen. 4

Tabel 1.1 Nilai Ekspor-Impor Sektor Perikanan Tahun 2010 2014 (USD Juta) Uraian Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Nilai Ekspor 2.8633.81 3.521.091 3.853.658 4.181.857 4.638.536 Nilai Impor 391.365 492.598 412.362 457.247 462.406 Sumber: KKP (2014), diolah Nilai impor sektor perikanan dari tahun 2010 2014 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah nilai impor sektor perikanan sebesar USD391.365 juta, meningkat menjadi USD492.598 juta pada tahun 2011, kemudian pada tahun 2012 menurun menjadi menjadi USD412.362 juta. Penurunan nilai impor sektor perikanan ini karena produk perikanan yang masuk ke Indonesia tidak termasuk sumber bahan baku bagi industri pengolahan ikan, akan tetapi lebih didominasi oleh ikan yang siap konsumsi. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2015, menunjukkan investasi di sektor perikanan pada Triwulan I tahun 2015 mencapai Rp669,70 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai investasi sektor perikanan tahun 2014 yang hanya mencapai Rp374,85 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa investasi sektor perikanan pada triwulan I tahun 2015 tumbuh sebesar 78,66 persen dibandingkan total investasi sektor perikanan tahun 2014. Selanjutnya, laporan BKPM (2015) menunjukkan bahwa total investasi sektor perikanan triwulan I tahun 2015 sebesar 40,57 persen merupakan investasi dalam negeri (PMDN). Hal ini menunjukkan minat investor dalam negeri mulai membaik sejak sepuluh tahun terakhir. Meningkatnya minat investor dalam negeri tersebut hendaknya menjadi perhatian utama pemerintah agar potensi sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia 5

sendiri. Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 33 (3) Ayat UUD 1945 yang menyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk terus meningkatkan kontribusi sektor perikanan bagi perekonomian nasional dibutuhkan perhatian yang lebih dari pemerintah melalui peningkatan jumlah investasi di sektor perikanan. Pengembangan sektor perikanan tentunya akan mempengaruhi sektor-sektor yang lain, baik sektor sebagai penyedia inputnya, maupun sektor pengguna outputnya. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung dari nilai multiplier yang dimiliki sektor tersebut. Penelitian ini akan menganalisis dampak investasi pemerintah pada sektor perikanan terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, output sektor produksi, distribusi pendapatan tenaga kerja dan bukan tenaga kerja, permintaan akan komditas domestik maupun impor serta distribusi pendapatan rumah tangga dan karakteristiknya. 1.2 Keaslian Penelitian Fokus dari penelitian ini untuk menganalisis dampak investasi pemerintah di sektor perikanan terhadap perekonomian Indonesia menggunakan pendekatan Social Acouting Matrix (SAM). Penelitian ini didasari oleh beberapa penelitian terdahulu yang telah melakukan analisis dampak sektor perikanan terhadap perekonomian. Adapun penelitian-penelitian tersebut dipaparkan secara ringkas sebagai berikut. 6

1. Arita et al. (2014), meneliti dampak sektor perikanan terhadap sosial ekonomi di Hawai dengan menggunakan analisis Social Accaunting Matrik (SAM). Penggunaan SAM dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak pengganda sektor perikanan terhadap distribusi pendapatan tenaga kerja dan distribusi pendapatan rumah tangga. Rumah tangga dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu: rumah tangga kelas bawah, menengah dan atas. Data yang digunakan adalah tabel SAM Hawaii tahun 2005, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 430,007 rumah tangga. 2. Seung dan Waters (2013), menganalisis dampak sektor perikanan di Alaska terhadap total output, pengganda tenaga kerja, nilai tambah (kompensasi pekerja, tambahan pendapatan, dampak tidak langsung dari pajak usaha, pendapatan lainnya), pendapatan rumah tangga (dikelompokkan menjadi rumah tangga berpendapatan rendah, menengah dan atas), pendapatan negara dan keuntungan yang diterima oleh pemerintah daerah. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Accounting Matrix (SAM) dengan menggunakan tabel SAM Alaska tahun 2004. Hasil penelitian ini secara umum adalah sektor perikanan memiliki dampak sekitar 30 persen terhadap perekonomian baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Viedertye (2012), menganalisis dampak sektor maritim terhadap pertumbuhan eknomi Lithuania. Integrasi perekonomian di Eropa membawa pengaruh terhadap perekonomian anggota Uni Eropa sendiri ataupun di luar anggota Uni Eropa. Sektor maritim merupakan salah satu sektor yang bekembang pesat dikarenakan adanya ekpor-impor antar anggota, sehingga 7

pada gilirannya akan tercipta lapangan pekerjaan baru, peningkatan jumlah produksi barang dan jasa serta adanya nilai tambah dari proses produksi tersebut. Penelitian ini mengamati perkembangan perekonomian Lithuani dari tahun 2007 2011 yang berfokus pada sektor maritim. Sektor maritim di Lithuania terdiri dari perusahaan perkapalan, pelabuhan dan industri pendukung. 4. Kwak et al. (2004), mengestimasikan dapak sektor maritim di Korea Selatan dengan mengguankan analisis model Input Output (IO). Tabel IO yang digunakan adalah tabel IO tahun 1975 1998. Model IO telah secara luas digunakan untuk meneliti keterkaitan antarsektor produksi dalam suatu perekonomian. Dikenal dua jenis keterkaitan, yaitu backward linkages yang merupakan keterkaitan dengan bahan mentah dan dihitung menurut kolom, dan forward linkages yang merupakan keterkaitan penjualan barang jadi dan dihitung menurut baris. Dalam penelitian ini tabel IO digunakan untuk melihat dampak investasi di sektor maritim terhadap perekonomian Korea Selatan yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pengembangan sektor maritim. 5. Labajos (2001), menganalisis pola pengeluaran wisata sektor maritim terhadap terhadap terciptanya lapangan pekerjaan di Spanyol. Kelebihan dari analisis ini adalah mengetahui dampak langsung terhadap perekonomian daerah Cantabria, dan mengetahui permintaan akhir dari wisata sektor maritim. Pengeluaran dalam penelitan ini dihitung sebagai investasi yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta. Model yang digunakan adalah model 8

input output dengan analisis employment multipliers, mengguankan tabel input output 1998. 1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut. 1. Bagaimanakah dampak investasi pemerintah di sektor perikanan terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia? 2. Bagaimanakah dampak investasi pemerintah di sektor perikanan terhadap output sektor produksi, distribusi pendapatan tenaga kerja dan bukan tenaga kerja, serta permintaan komoditas domestik dan impor di Indonesia? 3. Bagaimanakah dampak investasi pemerintah di sektor perikanan terhadap distribusi pendapatan rumah tangga di Indonesia dan karakteristiknya? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian ini disusun sebagai berikut. 1. Menganalisis dampak investasi pemerintah di sektor perikanan terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. 2. Menganalisis dampak investasi pemerintah di sektor perikanan terhadap output sektor produksi, distibusi pendapatan tenaga kerja dan bukan tenaga kerja, serta permintaan komoditas domestik dan impor di Indonesia. 3. Menganalisis dampak investasi di sektor perikanan terhadap distribusi pendapatan rumah tangga dan karakteristiknya. 9

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Memberikan informasi kepada pemerintah Indonesia sebagai bahan untuk evaluasi efekifitas kebijakan di sektor perikanan dan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan untuk meningkatkan petumbuhan ekonomi yang bersumber dari sektor perikanan. 2. Menjadi sumber referensi dan tambahan informasi untuk penelitian selanjutnya mengenai sektor perikanan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut. 1. Bab I Pengantar, berisi latar belakang, keaslian penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. 2. Bab II Kajian Pustaka, berisi teori, sektor perikanan Indonesia, kajian penelitian terdahulu. 3. Bab III Metodelogi Penelitian, berisi alat analisis, operasional simsip SAM, metode pengumpulan data, definisi operasional, dan simulasi kebijakan. 4. Bab IV Analisis Hasil dan Pembahasan, berisi deskripsi data, pembahasan. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran. 10