Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini bisa didapat di mana saja. Contoh kecil yang ditemui ialah membaca di media masa.

Oleh: Eti Suryati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Idonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. sasaran. Hatim dan Mason (1997:1) mendefinisikan penerjemahan sebagai salah satu

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

EUFEMIA HOTEL PRODEO PADA BERITA KETIKA ANGIE CEK GIGI DAN NYALON DI HOTEL PRODEO

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000: ) yakni publisitas yang menyangkut

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

Oleh: Suharyadi, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, ABSTRAK. Kata kunci: media audio, model stratta, menyimak berita

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh : SABARNO

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK TOKOH UTAMA NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMK

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

ANALISIS NILAI-NILAI BUDAYA DALAM NOVEL SUMPAH KAROLINA KARYA DEWI MAHARANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

Kata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

AMIN MUHTADI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mempelajari geografi sebagai ilmu pengetahuan tidak lepas dari fenomenafenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ANALISIS GEJALA KONTAMINASI, PENGGUNAAN BAHASA ASING DAN DAERAH DALAM BERITA POLITIK SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-NOVEMBER 2009 SKRIPSI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB III METODE PENELITIAN. ekspresi bahasa berita politik pemilu 2014 dari 1 juni 8 juli dari surat

PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN BACAAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GATAK MELALUI PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN PAILKEM PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA ATRIBUT PRODUK DENGAN KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SURAT KABAR KOMPAS. (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kadipiro)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan tidak dapat diperoleh begitu saja

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

Economic Education Analysis Journal

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM CERPEN JALAN LAIN KE ROMA KARYA IDRUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

Transkripsi:

GAYA BAHASA EUFEMISME WACANA POLHUKAM (POLITIK, HUKUM, DAN KRIMINAL) MEDIA MASSA OKEZONE.COM EDISI JANUARI-APRIL 2013 DAN SKENARIO PEMBELAJARAN PADA KELAS X SMA Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo ernanoviana89@gmail.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:(1) bentuk dan makna eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com; dan (2) implementasi gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas X semester 1 SMA. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik simak-catat. Data dianalisis dengan metode analisis mengalir Miles dan Humberman. Hasil analisis data disajikan dengan metode informal. Hasil analisis berupa (1) bentuk penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 terdiri atas tiga kategori tipe eufemisme, yakni eufemisme tipe kelompok I merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar; kelompok II merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar tetapi dipertimbangkan pula tingkat atau kedudukan orang yang bersangkutan; dan kelompok III merupakan tipe kelompok eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan. Makna dari tiap-tiap penggunaan gaya bahasa eufemisme dapat diketahui melalui masing-masing konteks wacananya. Diantara ketiga kategori tipe eufemisme tersebut, kategori tipe kelompok III merupakan tipe eufemisme yang banyak digunakan. Dari 35 data didapatkan 29 data merupakan eufemisme tipe kelompok III, (2) skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2. mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku) dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran yakni pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan penutup. Kata Kunci: gaya bahasa eufemisme, wacana polhukam, skenario pembelajaran.

PENDAHULUAN Fenomena memainkan bahasa semakin terlihat jelas dewasa ini. Memasuki dunia globalisasi yang di dalamnya terdapat banyak dinamika sosial, menyebabkan manusia tanpa sengaja telah membangun era komunikasi modern. Arus informasi yang demikian kuatnya merupakan akibat dari diciptakannya alat-alat pendukung komunikasi seperti surat kabar, radio, telepon seluler, televisi, dan internet menyebabkan banyak pihak, khususnya kalangan berpendidikan sangat mengandalkan bahasa sebagai mediator komunikasi antarmanusia. Dengan demikian, kemampuan komunikasi yang baik dan keterampilan dalam memanfaatkan bahasa menjadi sangat penting artinya (Ruriana dan Azhar, 2010: Vol 5).Dalam menyampaikan informasi tersebut selain digunakan bahasa baku, dalam surat kabar juga sering digunakan istilah-istilah khusus atau kata-kata tertentu untuk menggantikan hal-hal yang dianggap kasar. Bahasa yang digunakan untuk menggantikan istilah lain agar terdengar lebih halus itulah yang dinamakan eufemisme. Subroto (2011: 154) menyatakan bahwa eufemisme (dalam bahasa Yunani berarti wellspeaking ) adalah praktek berbahasa atau praktek membahasakan sesuatu yang menghindari sifat kasar, jorok, tabu, tidak santun menjadi pembahasan yang bersifat menyenangkan, santun, halus, dan sebangsanya. Penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam bidang politik seringkali mengurangi kejelasan informasi. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Subroto yang menyatakan bahwa kelompok gejala eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan merupakan eufemisme sebagai penghalusan yang memiliki dampak pengaburan dan kadang justru mengarah pada pembodohan (2011: 155). Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti berpendapat bahwa gaya bahasa eufemisme bidang Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com dapat dijadikan objek pembelajaran bahasa yang dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2 mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku). Secara lengkap, penelitian ini berjudul Gaya Bahasa

Eufemisme Wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) Media Massa Okezone.com Edisi Januari-April 2013 dan Skenario Pembelajaran pada Siswa Kelas X SMA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:(1) bentuk dan makna eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com; dan (2) implementasi gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas X semester 1 SMA. Tinjauan pustaka yang penulis gunakan sebagai kajian kritis dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Tia Rubby dan Dardanila (2008) dan Lilimiwirdi (2011). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013. Penelitian ini difokuskan pada aspek gaya bahasa, yakni gaya bahasa kias jenis eufemis-me, yang meliputi kategori eufemisme dan makna eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 dan skenario pembelajaran pada kelas X SMA. Selanjutnya, Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013. Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai instrumen penelitian. Penulis dalam mencatat hasil penelitian menggunakan kartu pencatat data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik simak-catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis mengalir Miles dan Humberman yang telah disarikan oleh Rohidi yang meliputi tiga komponen, yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan simpulan (1992:

16-18). Analisis model mengalir mempunyai tiga komponen yang saling terjalin baik, yaitu sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis penggunaan gaya bahasa eufemisme pada wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013, ditemukan bentuk penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari- April 2013 terdiri atas tiga kategori tipe eufemisme, yakni eufemisme tipe kelompok I merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar; eufemisme tipe kelompok II merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar namun dipertimbangkan pula tingkat atau kedudukan orang yang bersangkutan; dan eufemisme tipe kelompok III merupakan tipe kelompok eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan. Makna dari tiap-tiap penggunaan gaya bahasa eufemisme dapat diketahui melalui masing-masing konteks wacananya. Diantara ketiga kategori tipe eufemisme tersebut, kategori tipe kelompok III merupakan tipe eufemisme yang banyak digunakan. Dari 35 data didapatkan 29 data merupakan eufemisme tipe kelompok III. Skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2 mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku) dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran. Langkah pertama adalah pendahuluan, yaitu guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah kedua adalah inti, adalah (a) guru menjelaskan materi keterampilan

berbicara dengan penerapan analisis penggunaan gaya bahasa eufemisme, (b) guru menjelaskan penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com sebagai sampel kepada siswa, (c) guru menyuruh siswa mencari topik wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dan diskusikan secara berkelompok. Langkah ketiga adalah penutup, yaitu guru bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dengan disiplin dan guru mengucapkan salam sebagai tanda bahwa proses pembelajaran telah berakhir. Model pembelajaran kontekstual tipe Problem bassed learning merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk mem-peroleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Model pembelajaran tersebut dipilih dengan tujuan siswa dapat dilibatkan dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah disajikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah (1) menurut teori Subroto (2011: 155) terdapat tiga kategori kelompok eufemisme. Diantara ketiga kategori tipe eufemisme tersebut, kategori tipe kelompok III merupakan tipe eufemisme yang banyak digunakan. Dari 35 data didapatkan 29 data merupakan eufemisme tipe kelompok III. kelompok III merupakan tipe kelompok eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan. Makna dari tiap-tiap penggunaan gaya bahasa eufemisme dapat diketahui melalui masing-masing konteks wacananya. (2) skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2. mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku) dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe

problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran yakni pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan penutup. Model pembelajaran tersebut dipilih dengan tujuan siswa dapat dilibatkan dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Berdasarkan simpulan diatas, maka saran penulis untuk tenaga pendidik dan redaksi Okezone.com adalah guru mampu menciptakan proses belajar mengajar lebih bervariasi agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Pemvariasian dapat dilakukan dengan cara melibatkan siswa untuk aktif mencari bahan pembelajaran. Selanjutnya, redaksi Okezone.com hendaknya memperhatikan bahwa pembaca media massa bukan hanya masyarakat dari kalangan terpelajar, melainkan juga sampai kepada masyarakat bawah yang mungkin bukan merupakan kalangan terpelajar yang dapat dengan mudah memahami wacana yang ia baca. Khusus dalam penggunaan gaya bahasa eufemisme, perlu diperhatikan agar penggunaan gaya bahasa eufemisme tidak mengaburkan konteks wacana sehingga pembaca masih dapat memahaminya secara jelas. DAFTAR PUSTAKA Lilimiwirdi. 2011. Eufemisme dalam Masyarakat Minangkabau di Kota Padang. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Rubby, Tia dan Dardanila. 2008. Eufemisme pada Harian Seputar Indonesia. E- Journal.usu.ac.id. Volume IV. No. 1. Hal. 55-63. Ruriana, Puspa dan Iqbal Nurul Azhar. 2010. Variasi Makna Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Kebahasaan Medan Bahasa. Volume V. No. 1. Hal. 55-67. Subroto, D. Edi. 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media.