GAYA BAHASA EUFEMISME WACANA POLHUKAM (POLITIK, HUKUM, DAN KRIMINAL) MEDIA MASSA OKEZONE.COM EDISI JANUARI-APRIL 2013 DAN SKENARIO PEMBELAJARAN PADA KELAS X SMA Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo ernanoviana89@gmail.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:(1) bentuk dan makna eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com; dan (2) implementasi gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas X semester 1 SMA. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik simak-catat. Data dianalisis dengan metode analisis mengalir Miles dan Humberman. Hasil analisis data disajikan dengan metode informal. Hasil analisis berupa (1) bentuk penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 terdiri atas tiga kategori tipe eufemisme, yakni eufemisme tipe kelompok I merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar; kelompok II merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar tetapi dipertimbangkan pula tingkat atau kedudukan orang yang bersangkutan; dan kelompok III merupakan tipe kelompok eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan. Makna dari tiap-tiap penggunaan gaya bahasa eufemisme dapat diketahui melalui masing-masing konteks wacananya. Diantara ketiga kategori tipe eufemisme tersebut, kategori tipe kelompok III merupakan tipe eufemisme yang banyak digunakan. Dari 35 data didapatkan 29 data merupakan eufemisme tipe kelompok III, (2) skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2. mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku) dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran yakni pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan penutup. Kata Kunci: gaya bahasa eufemisme, wacana polhukam, skenario pembelajaran.
PENDAHULUAN Fenomena memainkan bahasa semakin terlihat jelas dewasa ini. Memasuki dunia globalisasi yang di dalamnya terdapat banyak dinamika sosial, menyebabkan manusia tanpa sengaja telah membangun era komunikasi modern. Arus informasi yang demikian kuatnya merupakan akibat dari diciptakannya alat-alat pendukung komunikasi seperti surat kabar, radio, telepon seluler, televisi, dan internet menyebabkan banyak pihak, khususnya kalangan berpendidikan sangat mengandalkan bahasa sebagai mediator komunikasi antarmanusia. Dengan demikian, kemampuan komunikasi yang baik dan keterampilan dalam memanfaatkan bahasa menjadi sangat penting artinya (Ruriana dan Azhar, 2010: Vol 5).Dalam menyampaikan informasi tersebut selain digunakan bahasa baku, dalam surat kabar juga sering digunakan istilah-istilah khusus atau kata-kata tertentu untuk menggantikan hal-hal yang dianggap kasar. Bahasa yang digunakan untuk menggantikan istilah lain agar terdengar lebih halus itulah yang dinamakan eufemisme. Subroto (2011: 154) menyatakan bahwa eufemisme (dalam bahasa Yunani berarti wellspeaking ) adalah praktek berbahasa atau praktek membahasakan sesuatu yang menghindari sifat kasar, jorok, tabu, tidak santun menjadi pembahasan yang bersifat menyenangkan, santun, halus, dan sebangsanya. Penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam bidang politik seringkali mengurangi kejelasan informasi. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Subroto yang menyatakan bahwa kelompok gejala eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan merupakan eufemisme sebagai penghalusan yang memiliki dampak pengaburan dan kadang justru mengarah pada pembodohan (2011: 155). Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti berpendapat bahwa gaya bahasa eufemisme bidang Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com dapat dijadikan objek pembelajaran bahasa yang dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2 mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku). Secara lengkap, penelitian ini berjudul Gaya Bahasa
Eufemisme Wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) Media Massa Okezone.com Edisi Januari-April 2013 dan Skenario Pembelajaran pada Siswa Kelas X SMA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:(1) bentuk dan makna eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com; dan (2) implementasi gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) pada media massa Okezone.com dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas X semester 1 SMA. Tinjauan pustaka yang penulis gunakan sebagai kajian kritis dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Tia Rubby dan Dardanila (2008) dan Lilimiwirdi (2011). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013. Penelitian ini difokuskan pada aspek gaya bahasa, yakni gaya bahasa kias jenis eufemis-me, yang meliputi kategori eufemisme dan makna eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 dan skenario pembelajaran pada kelas X SMA. Selanjutnya, Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013. Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai instrumen penelitian. Penulis dalam mencatat hasil penelitian menggunakan kartu pencatat data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik simak-catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis mengalir Miles dan Humberman yang telah disarikan oleh Rohidi yang meliputi tiga komponen, yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan simpulan (1992:
16-18). Analisis model mengalir mempunyai tiga komponen yang saling terjalin baik, yaitu sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan pengumpulan data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis penggunaan gaya bahasa eufemisme pada wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dalam media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013, ditemukan bentuk penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari- April 2013 terdiri atas tiga kategori tipe eufemisme, yakni eufemisme tipe kelompok I merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar; eufemisme tipe kelompok II merupakan tipe kelompok eufemisme yang mempergunakan istilah lain dari sesuatu hal yang dirasa lebih halus untuk menggantikan istilah yang sebelumnya dirasa kasar namun dipertimbangkan pula tingkat atau kedudukan orang yang bersangkutan; dan eufemisme tipe kelompok III merupakan tipe kelompok eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan. Makna dari tiap-tiap penggunaan gaya bahasa eufemisme dapat diketahui melalui masing-masing konteks wacananya. Diantara ketiga kategori tipe eufemisme tersebut, kategori tipe kelompok III merupakan tipe eufemisme yang banyak digunakan. Dari 35 data didapatkan 29 data merupakan eufemisme tipe kelompok III. Skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2 mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku) dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran. Langkah pertama adalah pendahuluan, yaitu guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Langkah kedua adalah inti, adalah (a) guru menjelaskan materi keterampilan
berbicara dengan penerapan analisis penggunaan gaya bahasa eufemisme, (b) guru menjelaskan penggunaan gaya bahasa eufemisme dalam wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com sebagai sampel kepada siswa, (c) guru menyuruh siswa mencari topik wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) dan diskusikan secara berkelompok. Langkah ketiga adalah penutup, yaitu guru bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dengan disiplin dan guru mengucapkan salam sebagai tanda bahwa proses pembelajaran telah berakhir. Model pembelajaran kontekstual tipe Problem bassed learning merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk mem-peroleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Model pembelajaran tersebut dipilih dengan tujuan siswa dapat dilibatkan dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah disajikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah (1) menurut teori Subroto (2011: 155) terdapat tiga kategori kelompok eufemisme. Diantara ketiga kategori tipe eufemisme tersebut, kategori tipe kelompok III merupakan tipe eufemisme yang banyak digunakan. Dari 35 data didapatkan 29 data merupakan eufemisme tipe kelompok III. kelompok III merupakan tipe kelompok eufemisme yang banyak digunakan dalam kegiatan politik praktis dan birokrasi pemerintahan. Makna dari tiap-tiap penggunaan gaya bahasa eufemisme dapat diketahui melalui masing-masing konteks wacananya. (2) skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media wacana Polhukam (Politik, Hukum, dan Kriminal) media massa Okezone.com edisi Januari-April 2013 pada siswa kelas X semester 1 SMA dengan kompetensi dasar 2.2. mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita, artikel, atau buku) dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe
problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran yakni pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan penutup. Model pembelajaran tersebut dipilih dengan tujuan siswa dapat dilibatkan dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Berdasarkan simpulan diatas, maka saran penulis untuk tenaga pendidik dan redaksi Okezone.com adalah guru mampu menciptakan proses belajar mengajar lebih bervariasi agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Pemvariasian dapat dilakukan dengan cara melibatkan siswa untuk aktif mencari bahan pembelajaran. Selanjutnya, redaksi Okezone.com hendaknya memperhatikan bahwa pembaca media massa bukan hanya masyarakat dari kalangan terpelajar, melainkan juga sampai kepada masyarakat bawah yang mungkin bukan merupakan kalangan terpelajar yang dapat dengan mudah memahami wacana yang ia baca. Khusus dalam penggunaan gaya bahasa eufemisme, perlu diperhatikan agar penggunaan gaya bahasa eufemisme tidak mengaburkan konteks wacana sehingga pembaca masih dapat memahaminya secara jelas. DAFTAR PUSTAKA Lilimiwirdi. 2011. Eufemisme dalam Masyarakat Minangkabau di Kota Padang. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Rubby, Tia dan Dardanila. 2008. Eufemisme pada Harian Seputar Indonesia. E- Journal.usu.ac.id. Volume IV. No. 1. Hal. 55-63. Ruriana, Puspa dan Iqbal Nurul Azhar. 2010. Variasi Makna Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah Kebahasaan Medan Bahasa. Volume V. No. 1. Hal. 55-67. Subroto, D. Edi. 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media.