AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BERAS MERAH DAN BERAS HITAM KOMERSIAL SERTA PRODUK OLAHANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BIOKIMIA (Kode : F-07) AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SIRUP ROSELA (Hibiscus sabdariffa) SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI v. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR ix. DAFTAR LAMPIRAN xi. 1.1 Latar Belakang Penelitian..

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa bluggoe ) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN PADA PRODUKSI TAHU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH DURIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

METODELOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR TABEL...

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BERAS MERAH (Oryza sativa L. var Kuku Balam Merah) DENGAN BERBAGAI CARA PEMASAKAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN SAMPEL DAN EKSTRAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)dengan METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl)

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tropis Asia, dimana 90% padi dunia dibudidayakan. Negara-negara di

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TAUGE (Phaseolus radiatus L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK METANOL KELOPAK MERAH DAN UNGU BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa, Linn) SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

PENGARUH ION LOGAM Mg(II) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ANTOSIANIN DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013 MAKALAH PENDAMPING BIOKIMIA (Kode : H-04) ISBN : 979363167-8 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BERAS MERAH DAN BERAS HITAM KOMERSIAL SERTA PRODUK OLAHANNYA Gebi Dwiyanti,* Wiwi Siswaningsih dan Wulan Nur Aprilianti Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia * Keperluan korespondensi, email: gebi.dwiyanti@upi.edu ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak beras merah, beras hitam serta produk olahannya berupa nasi yang dibuat dengan penanakan menggunakan dandang dan rice cooker. Ekstrak sampel diperoleh dengan cara maserasi sampel menggunakan metanol. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan menggunakan metoda radikal DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl) dan instrumen spektrofotometer sinar tampak. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak beras merah 94,14%; beras hitam 48,77%; nasi merah (dandang) 89,93%; nasi merah (rice cooker) 89,44%; nasi hitam (dandang) 31,46%; dan nasi hitam (rice cooker) 30,6%. Aktivitas antioksidan ekstrak beras merah dan beras hitam lebih besar dari aktivitas antioksidan ekstrak produk olahannya (nasi). Teknik pembuatan nasi menggunakan dandang menghasilkan nasi dengan aktivitas antioksidan lebih baik. Kata kunci: aktivitas antioksidan, beras merah, beras hitam, nasi, DPPH PENDAHULUAN Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Masyarakat menggolongkan beras menjadi tiga golongan, yakni beras putih (dipisahkan lagi menjadi pulen dan pera), beras hitam, dan beras merah. Beras yang berwarna merah dan hitam dianggap sebagai makanan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan atau disebut makanan fungsional. Hal ini dikarenakan bahan makanan tersebut memiliki kandungan senyawa aktif yang berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh, memperkecil resiko terkena serangan penyakit tertentu, serta memberikan manfaat kesehatan yang maksimal. Pigmen antosianin yang merupakan salah satu metabolit sekunder pada beras merah dan beras hitam dapat berperan sebagai antioksidan [1]. Pada beras merah, aleuron mengandung gen yang memproduksi antosianin sebagai sumber warna merah atau ungu, sedangkan pada beras hitam, aleuron dan endosperma memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga warna beras menjadi ungu pekat mendekati hitam. Kandungan pigmen beras hitam merupakan yang paling baik diantara jenis Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 626

beras berwarna lainnya [2]. Pigmen antosianin pada beras berwarna tidak hanya terdapat pada perikarp dan tegmen (lapisan kulit) beras, tetapi juga pada setiap bagian gabah bahkan pada bagian tanaman lainnya seperti kelopak daun [3]. Pigmen tersebut mengandung senyawa flavonoid yang kadarnya lima kali lipat dari pada beras putih. Metabolit sekunder yang utama dalam beras hitam adalah antosianin [4]. Total antosianin bebas dalam bahan yaitu sebesar 99,5-99,9% dengan jenis sianidin- 3-glukosida, sianidin-3-rutinosida, dan peonidin-3-glukosisa [5]. Metabolit sekunder yang utama dalam beras merah adalah proantosianidin. Proantosianidin merupakan senyawa golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Selain itu, terdapat pula tanin dan antosianindalam jumlah lebih kecil dibandingkan proantosianidin [6]. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras merah yang berasal dari Cianjur, beras hitam yang berasal dari daerah Punclut Bandung, air, DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl), metanol p.a., aquades, kloroform, KI, HqCl 2, serbuk Mg, HCl pekat, CH 3COOH glasial, H 2SO 4 pekat, FeCl 3, NaOH 0,1 N. Penyiapan Sampel Pada awal penelitian, beras merah dan beras hitam yang akan diekstrak terlebih dahulu ditumbuk hingga halus. Sedangkan beras merah dan beras hitam yang akan diolah menjadi nasi terlebih dahulu dibersihkan dengan cara dicuci dengan air kran pada suhu ruangan dan setelah menjadi nasi dilakukan penghalusan menggunakan blender. Pembuatan Nasi Beras merah dan beras hitam sebanyak 250 gram yang telah dibersihkan ditanak hingga menjadi nasi. Dengan perbandingan antara beras dan air adalah 1:2. Proses penanakan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan rice cooker dan dandang. Ekstraksi Sampel Serbuk beras merah dan beras hitam serta nasi merah dan nasi hitam, masing-masing diekstraksi menggunakan pelarut metanol. Teknik ekstraksi yang digunakan ialah ekstraksi cair-padat dengan metode maserasi. Sampel direndam dalam pelarut metanol dengan perbandingan 1:2 selam 2x24 jam. Ekstrak hasil maserasi kemudian disaring lalu filtratnya dipekatkan menggunakan rotary vaccum evaporator. Ekstrak pekat metanol kemudian ditimbang. Uji Fitokimia Tiap ekstrak bahan diidentifikasi komponen fitokimianya dengan metode pereaksi warna yang bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam masing-masing ekstrak bahan. Uji fitokimia dilakukan terhadap golongan senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, tanin, kuinon, dan antosianin. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Beras Merah dan Beras Hitam serta Produk Olahannya (Nasi) Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 627

Untuk uji aktivitas antioksidan ekstrak beras dan ekstrak nasi terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi larutan DPPH antara konsentrasi DPPH dengan absorbansinya pada panjang gelombang 515,5 nm. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menentukan absorbansi larutan DPPH kontrol dan absorbansi larutan DPPH yang telah dicampur ekstrak beras atau ekstrak nasi. Aktivitas antioksidan ekstrak dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Dari hasil pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak beras merah dan nasi merah menggunakan spektofotometer Vis pada λ = 515,5 nm, diperoleh grafik % aktivitas antioksidan yang dapat dilihat pada gambar 1. Keterangan : Abs DPPH kontrol: absorbansi DPPH sebe- lum direaksikan dengan ekstrak Abs sisa DPPH : absorbansi DPPH setelah direaksikan dengan ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Fitokimia Hasil uji fitokimia golongan senyawa metabolit sekunder terhadap ekstrak beras merah dan beras hitam serta masingmasing produk olahannya menunjukkan bahwa seluruh sampel tersebut mengandung senyawa-senyawa flavonoid, antosianin, tanin, terpenoid, dan kuinon. Senyawa-senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antioksidan. Hal ini dikarenakan adanya ikatan rangkap terkonjugasi dan adanya gugus hidroksil fenolik pada struksur senyawa tersebut. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Beras Merah dan Ekstrak Nasi Merah Gambar 1. Aktivitas Antioksidan pada Beras Merah dan Nasi Merah Berdasarkan data pada gambar 1 terlihat bahwa ekstrak beras merah dan nasi merah memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Tingginya aktivitas antioksidan ekstrak tersebut disebabkan oleh kandungan metabolit sekunder utama yang terdapat pada beras merah yaitu proantosianidin yang merupakan senyawa golongan flavonoid [6]. Proantosianidin memiliki banyak gugus hidroksil yang berada pada posisi yang memungkinkan donasi proton pada radikal bebas sehingga aktivitas antioksidannya besar. Berdasarkan data pada gambar 1 dapat diketahui pula bahwa aktivitas antioksidan ekstrak beras merah lebih besar dibandingkan aktivitas antioksidan ekstrak nasi merah. Walaupun besarnya aktivitas antioksidan kedua ekstrak tersebut tidak begitu jauh perbedaannya. Hal ini menandakan proses penanakan beras merah menjadi nasi merah tidak menyebabkan banyak kerusakan terhadap Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 628

metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antioksidan. Hal ini disebabkan oleh salah satu kandungan metabolit sekunder yang dominan pada ekstrak beras merah yaitu proantosianidin yang memiliki kestabilan yang cukup besar terhadap panas [7]. Penurunan aktivitas antioksidan pada ekstrak nasi merah kemungkinan lebih disebabkan oleh rusaknya kandungan metabolit sekunder lainnya akibat dari proses pemanasan pada penanakan. Salah satunya adalah pigmen antosianin merupakan senyawa yang mudah rusak atau terdegradasi oleh panas. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan nasi merah dengan kedua teknik penanakan menunjukan bahwa teknik penanakan dengan menggunakan dandang dapat lebih mempertahankan aktivitas antioksidan bahan. Walaupun begitu jauh dan dapat dikatakan hampir sama. Hal ini disebabkan suhu penanakan pada kedua teknik sama, hanya saja lama pemanasan pada penanakan menggunakan ricecooker lebih lama dibandingkan penanakan meng-gunakan dandang sehingga kerusakan yang terjadi terhadap kandungan metabolit sekundernya pun lebih banyak. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Beras Hitam dan Ekstrak Nasi Hitam Hasil pengukuran aktivitas antiok-sidan beras hitam dan nasi hitam yang diukur dengan spektofotometer Vis dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Beras Hitam dan Nasi Hitam Berdasarkan data pada gambar 2 terlihat bahwa aktivitas antioksidan ekstrak beras hitam lebih besar dibandingkan aktivitas antioksidan ekstrak nasi hitam. Hal ini disebabkan rusaknya metabolit sekunder utama yang berfungsi sebagai antioksidan pada ekstrak nasi yaitu antosianin akibat dari proses penanakan (pemanasan). Naiknya temperatur pada proses penanakan dapat menginduksi rusaknya struktur antosianin dengan mekanisme terjadinya hidrolisis pada cincin pirilium menghasilkan senyawa kalkon yang tidak berwarna. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan senyawa meta-bolit sekunder tersebut dalam aktivitasnya sebagai antioksidan berkurang. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan nasi hitam dengan kedua teknik penanakan menunjukan bahwa teknik penanakan dengan menggunakan dandang dapat lebih mempertahankan aktivitas antioksidan bahan. Walaupun begitu jauh dan dapat dikatakan hampir sama. Hal ini disebabkan suhu penanakan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 629

pada kedua teknik sama, hanya saja lama pemanasan pada penanakan menggunakan ricecooker lebih lama dibandingkan penanakan menggunakan dandang sehingga keru-sakan yang terjadi terhadap kandungan metabolit sekundernya pun lebih banyak. KESIMPULAN 1. Aktivitas antioksidan ekstrak beras merah lebih besar dibandingkan dengan aktivitas ekstrak nasi merah. 2. Aktivitas antioksidan ekstrak beras hitam lebih besar dibandingkan dengan aktivitas ekstrak nasi hitam. 3. Teknik pengolahan nasi yang dapat mempertahankan aktivitas antioksidan bahan paling baik adalah penanakan menggunakan dandang, walaupun begitu jauh. Induced Inflamatioj of Mouse Skin, J.Agric.Food Chem. 53(25):41-45 [5] Zhang, Ming Wei, et al., 2010, Phenolic Profiles and Antioxidant Activity of Black Rice Bran of Different Commercially Available Varieties, J.Agric.Food Chem., 58 (13):7580-7587 [6] Oki, Tomoyuki, et al., 2002, Polymeric Proanthocyanidin as Radical- Scavenging Component in Red Hulled Rice, J.Agric.Food Chem.,50(26):861-1192 [7] Satoshi, K. et al., 2001, Effect of Heat and ph on the Radical- Scavenging Activity of Proantho-cyanidin-rich Extract from Grape Seeds and Production ofkonjac Enriched with Proantho-cyanidin. J.Jpn.Soc.Food Sci.Technol., 8(8):591-597. DAFTAR RUJUKAN [1] Riyanto, S. dan Faiz F., 2008, Beras Hitam si Lumbung Antioksidan [online], tersedia : http://www.agrina-online.com, [22 Januari 2010] [2] Ridiah, 2010, Black Rice [online], tersedia:http://ridiah.wordpress.com/20 10/03/31/black-rice-skripsi-yangtertunda, [26 Juli 2010] [3] Suardi, Didi, 2008, Potensi Beras Merah Untuk Peningkatan Mutu Pangan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi Sumberdaya Genetik Pertanian. [4] Choi, Sun Phil, 2010, Protective Effects of Black Rice Bran Againts Chemically- Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 630