Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

dokumen-dokumen yang mirip
Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Rumah Impian Mahasiswa

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Era of Documentation Sumber: Autodesk, 2016b

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Lingkungan Rumah Ideal

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

DAFTAR PUSTAKA. xiv

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Ruang Favorit dalam Rumah

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung

MENARA SINAR MAS DI KAWASAN MEGA KUNINGAN, JAKARTA DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR AR 4099

SAT MPB EKMA 5104 Tutorial Ke 4 Page 2 of 5

METODOLOGI PENELITIAN PWK 230 ( 2 SKS) DOSEN PENGAMPU : MYRNA SUKMARATRI, ST., MT.

PENGGUNAAN FISIKAL MODEL DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Physical Milieu Ruang Komunal Desa Adat (Pakraman) Tenganan Pegeringsingan Bali

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

MENGIDENTIFIKASI ISU-MASALAH & MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN 1

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

APLIKASI PESAN ANTAR MAKANAN DENGAN MENGGUNAKAN LBS PADA SMARTPHONE ANDROID

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Persepsi Masyarakat terhadap Transportasi Umum di Jababodetabek

Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PEMANFAATAN ENERGI DI INDONESIA

Autodesk Revit Project Completion. Greg Gegana, S.Ars, M.Arch BIM CONSULTANT JAKARTA. Seri Building Information Modeling

Mushola di dalam Rumah

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Proposal. Workshop Mata Kuliah AR 2250 Studio Komputasi Arsitektur. Aswin Indraprastha. 23 September 2015

ANALISIS DAN PERANCANGAN E- LEARNING PADA INSTITUT PENDIDIKAN YAYASAN KENANG INDONESIA

RANCANGAN PEMBELAJARAN

BAB 12 POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Perencanaan Pembelajaran

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi Yulita Hanifah Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Salah satu teknologi pada sektor AEC yang tengah berkembang di dunia pada saat ini adalah BIM(Building Information Modelling). Negara-negara di Asia Tenggara telah menggunakan BIM dalam praktik AEC, salah satunya Indonesia. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain, perkembangan BIM di Indonesia masih belum kuat (Gegana & Widjanarso, 2015). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat awareness, penggunaan dan kecenderungan pemanfaatan BIM, khususnya pada akademisi dan praktisi di bidang Arsitektur pada saat ini. Penelitian ini menggunakan metode mixed-method. Hasilnya, dapat disimpulkan bahwa tingkat awareness cukup tinggi dengan 70% responden yang mengenal BIM. Namun tingkat penggunaanya masih rendah dengan 38% yang menggunakan BIM. Responden dengan profesi sebagai praktisi cenderung menggunakan BIM karena memiliki manfaat dari segi efisiensi; antara lain waktu, pelaksanaan, biaya dan energi. Namun, responden dengan profesi sebagai akademisi cenderung menggunakan BIM karena memiliki manfaat dalam mempermudah proses modelling. Kata-kunci : Awarness, Akademisi,, BIM, Pemanfaatan, Praktisi Pengantar Berdasarkan prediksi PwC (Pricewaterhouse- Coopers), Indonesia akan berada di urutan 5 besar pertumbuhan konstruksi di Asia Tenggara sampai dengan tahun 2025 (PwC, 2014). Hal tersebut tentu saja bukan hanya secara otomatis akan berpengaruh ke sektor AEC (Architecture, Engineering, and Construction), tetapi juga menjadi peluang bagi ketiga sektor tersebut. Namun, setelah berjalannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), persaingan masyarakat Indonesia untuk terlibat di dalam pasar konstruksi dalam negeri menjadi semakin ketat. Sehingga akan semakin sulit mendapatkan peluang tersebut tanpa memiliki skill yang mumpuni untuk dapat bersaing dengan negara lain di Asia. Salah satu teknologi pada sektor AEC yang tengah berkembang di dunia pada saat ini adalah BIM(Building Information Modelling). BIM merupakan adalah salah satu perkembangan yang paling menjanjikan dalam sektor AEC (Eastman dkk., 2011). BIM menyediakan sistem integritas dari keseluruhan desain serta konstruksi dan mampu mengkoordinasi proses secara digital dari tahap pra konstruksi sampai dengan tahap konstruksi. (Garber, 2014). Sehinga, dengan adanya BIM, ketiga sektor dapat berkolaborasi dalam satu sistem, yaitu BIM. Negara-negara di Asia Tenggara telah menggunakan BIM dalam praktik AEC, salah satunya Indonesia. Namun, Singapura merupakan negara yang paling cepat dalam implementasi BIM di negaranya. Dibandingkan dengan negara-negara lain, perkembangan BIM di Indonesia masih belum kuat (Gegana & Widjanarso, 2015). Dalam implementasi BIM, peran akademisi dan praktisi sangat dibutuhkan. Tanpa pengetahuan dan pemahaman tentang BIM dari praktisi, bukan tidak mungkin pasar konstruksi Indonesia pada masa depan akan dikuasai oleh negara lain.sementara itu peran akademisi juga dibutuhkan untuk menghasilkan individu-individu yang memiliki skill dalam BIM. ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2016 H 049

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat awareness, penggunaan dan kecenderungan pemanfaatan BIM, khususnya pada akademisi dan praktisi di bidang Arsitektur pada saat ini. Hal ini penting agar seluruh masyarakat yang terlibat di dalamnya, baik praktisi maupun akademisi, setidaknya mengetahui pemahaman apa itu BIM dan manfaatnya. Sehingga, aka-demisi dan praktisi di Indonesia dapat bersaing dengan negara lain di masa yang akan datang. Metode Penelitian ini menggunakan metode mixedmethod, dengan menggunakan gabungan metode kualitatif dan kuantitatif (Creswell, 2008). Selain itu, penelitian ini juga bersifat eksploratif, karena bertujuan untuk mengeksplor intrepertasi responden (Groat & Wang, 2002). MetodePengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah survei, dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu kuisioner yang disebarkan secara online. Kuisioner tersebut disebarkan dengan menggunakan snowball sampling, yaitu proses pemilihan sampel dengan menggunakan jaringan individu, komunitas, atau organisasi (Kumar, 2005). Penyebaran kuisioner dilakukan peneliti melalui individu dan komunitas, dalam kurun waktu sekitar 2 minggu. Dilakukan pembatasan sampel pada akademisi dan praktisi di bidang arsitektur. Selain itu juga dilakukan pembatasan pada tingkat pendidikan yaitu minimal lulusan SMA/SMK. Dari hasil penyebaran kuisioner tersebut didapatkan data dari 88 responden yang kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Metode Analisis Data Mengacu pada tujuan penelitian ini, metode yang akan digunakan untuk mengungkap tingkat awareness terhadap BIM dan penggunaannya akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan diagram frekuensi distribusi. Data diperoleh melalui pertanyaan Apakah Anda menggunakan BIM? dengan pilihan Ya atau Tidak. Setelah itu, responden yang memilih Tidak akan diberi pertanyaan kembali yaitu Apakah Anda pernah mendengar tentang BIM? dengan pilihan jawaban yang sama. Sedangkan untuk mengukur kecenderungan pemanfaatan BIM, dilakukan analisis secara kualitatif menggunakan grounded theory.data diperoleh melalui pertanyaan terbuka (open-ended). Untuk pengguna BIM, diajukan per-tanyaan mengenai alasan penggunaan BIM. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengetahui intrepertasi dari manfaat BIM bagi pengguna. Analisis dan Interpretasi Sebanyak 88 responden yang mengisi kuisioner, terdapat 49% merupakan akademisi dan 51% merupakan praktisi. Sementara itu, responden yang paling banyak mengisi berasal dari kota Bandung dengan presentase sebesar 82%. Lalu, sebesar 10% responden berasal dari kota Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Sebesar 8% responden berasal dari kota lain seperti Bengkulu, Denpasar, Medan, dan Padang. 100% 80% 60% 40% 20% 0% Gambar 1. Sebaran kota asal responden Bandung Jabodetabek Kota Lainnya Dari total 88responden yang mengisi kuisioner, pertanyaan Apakah Anda menggunakan BIM? dijawab Ya oleh 33 responden dan Tidak oleh 55 responden.kemudian dari 55 responden yang menjawab Tidak terdapat 30 responden yang mengenal BIM dan 25 responden yang tidak mengenal BIM. H 050 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2016

Hasil tersebut kemudian diubah kedalam distribusi data dengan 3 kategori yaitu Menggunakan, Tahu tetapi Tidak Menggunakan, dan Tidak Tahu. Dari hasil distribusi, secaraumum diperoleh data 38% responden menggunakan BIM, 28% responden tahu tetapi tidak menggunakan BIM, dan 34% tidak tahu tentang BIM. 40% 30% 20% 10% 0% Gambar 2. Tingkat Awareness BIM Dapat diintrepertasikan bahwa tingkat awareness cukup tinggi, dimana sekitar 70% dari responden mengenal BIM dan 30% tidak mengenal BIM. Namun, tingkat penggunaan BIM masih rendah, dimana kurang dari 50% responden yang menggunakan BIM. Penggunaan BIM Menggunakan Tahu, Tidak Menggunakan Tidak Tahu Dari 33 responden yang menggunakan BIM, kemudian diperoleh bagaimana penggunaan BIM oleh responden. Melalui pertanyaan Aplikasi apa saja yang Anda gunakan pada BIM? diperoleh data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil analisis tersebut yaitu sebagian besar responden hanya memanfaatkan BIM untuk 3D Modelling dan Visualisasi, dengan presentase masing-masing 37% dan 29%. Sedangkan sisanya, 9% responden menggunakan Building Performance, 8% menggunakan Coordination Building System, 7% menggunakan Energy Modelling, 6% menggunakan aplikasi 4D, 3% menggunakan 5D, dan hanya 1% yang menggunakan aplikasi lainnya. 0% 20% 40% Gambar 3. Penggunaan BIM Yulita Hanifah Dari data tersebut dapat diintrepertasikan bahwa penggunaan BIM masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar pengguna belum menggunakan keseluruhan aplikasi yang ada pada BIM. Pemanfaatan BIM Visualisasi 3D Modelling 4D Modelling 5D Modelling Energy Modelling Building Performance Coordination Building System Lainnya Untuk mengetahui kecenderungan pemanfaatan BIM oleh pengguna, peneliti membagi analisis menjadi tiga tahapan.tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. Membagi profesi pengguna BIM kedalam dua kategori yaitu akademisi dan praktisi. Kemudian kedua kategori dianalisis menggunakan distribusi frekuensi. Melakukan analisis kualitatif grounded theory mengenai alasan penggunan BIM. Analisis korespondensi untuk menentukan kecenderungan pemanfaatan BIM oleh pengguna. Gambar 4. Alur Penelitian Pemanfaatan BIM Pada tahap pertama, diperoleh sebanyak 66% yang merupakan praktisi dan 34% yang merupakan akademisi. Kelompok kategori praktisi antara lain Arsitek/Desainer, Konsultan, Kontraktor, Drafter, Freelance, dan Wirausaha. Sementara kelompok kategori Akademisi antara lain Mahasiswa, Guru, dan Asisten Dosen. ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2016 H 051

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Gambar 5. Distribusi Data Kelompok Profesi Kemudian pada tahap kedua, peneliti melakukan analisis data kualitatif yaitu grounded theory. Analisis dilakukan pada pertanyaan terbuka (open-ended) yaitu Jelaskan mengapa Anda menggunakan aplikasi tersebut. Pada tahap ini, hal pertama yang dilakukan adalah analisis kata kunci dari jawaban responden atau open coding. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasikan jawaban responden menjadi beberapa kata kunci. Berikut beberapa contoh jawaban responden mengenai alasan penggunaan BIM. Memudahkan dalam mendesign dan mempresentasikan design tersebut. Dan bisa memperjelas design yg dimaksud dalam bentuk 3D. (Praktisi) Lebih efisien waktudan kelengkapan fitur yang memenuhi kebutuhan sehingga tidak perlukan lagi aplikasi lain,misal menggambar 2D dengan Autocad,modelling 3D dengan Sketchup atau 3D Max dan rendering masih gunakan plugin lagi misal V-ray, Max-well etc. Hanya saja menggunakan BIM masih membatasi kreatifitas. Karena sangat sulit membuat model jendela/pintu dengan bentuk lokal khas daerah." (Praktisi) Karena dengan menggunakan aplikasi ini, mengerjakan tugas menjadi lebih cepat, mudah, dan akurat. Semua gambar terintegrasi sehingga ketika ada kesalahan pada satu gambar kita hanya perlu mengubah salah satu. (Akademisi) H 052 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2016 Praktisi Akademisi Berdasarkan deskripsi dari beberapa jawaban responden di atas diperoleh kata kunci terkait dengan alasan penggunaan BIM, yakni Memudahkan dalam mendesain, Memudahkan presentasi, Memperjelas bentuk 3D, Efisien waktu, Kelengkapan fitur, Tidak perlu aplikasi lain, Tugas menjadi lebih cepat, Tugas menjadi lebih mudah, Akurat, dan Semua gambar terintegrasi. Setelah proses open coding dilakukan proses axial coding yaitu pengelompokan kata kunci. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kata kunci yang berulang. Berikut contoh pengelompokan kata kunci menjadi kategori melalui axial coding dalam bentuk tabel. Tabel 1. Pengkategorian Kata Kunci No Kategori Kata kunci 1 Mempermudah proses modelling Membantu dalam proses modelling Mempermudah desain bentukan bangunan 3D didapatkan secara sekaligus Menerapkan dalam bentuk 3D ide Tidak perlu aplikasi lain untuk 3D Praktis dalam modelling 2D ke 3D 2 Efisien Mudah dan lebih cepat Pekerjaan lebih cepat menjadi Lebih efisien waktu Efisien dari segi pelaksanaan, biaya, energi, waktu Pekerjaan bangunan lebih efisien Pada proses ini, diperoleh 6 kategori yaitu mempermudah proses modelling, memperjelas visualisasi, mempermudah pekerjaan,

efisien, terintegrasi, dan mempermudah manajemen konstruksi. Dari hasil kategori tersebut kemudian dianalisis frekuensinya untuk mengetahui jawaban dominan dari responden. Yulita Hanifah korespondensi dilakukan dengan menggunakan ward hierarchical clustering, yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar 7. Akademisi terintegrasi mempermudah proses modelling mempermudah pekerjaan mempermudah manajemen konstruksi memperjelas visualisasi mempermudah proses modelling memperjelas visualisasi mempermudah pekerjaan Praktisi efisien terintegrasi mempermudah manajemen Gambar 7. Korespondensi antara profesi dengan alasan penggunaan BIM efisien 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% Gambar 6. Alasan Penggunaan BIM Berdasarkan hasil distribusi frekuensi diketahui bahwa kategori yang paling berpengaruh dalam penggunaan BIM adalah mempermudah pekerjaan dengan presentase 24%. Alasan yang termasuk kedalamnya antara lain seperti mempermudah pekerjaan, mempermudah dalam mendesain bangunan, mempermudah tugas dari institut/universitas, mempermudah pengerjaan sayembara, serta membantu proses perancangan menjadi alasan paling dominan bagi pengguna dalam menggunakan BIM. Kategori dominan yang kedua adalah kategori terintegrasi dengan 18.5%. Alasan yang termasuk kedalam kategori tersebut antara lain seperti terstruktur, fitur yang terkoneksi, memiliki workflow yang terintegrasi, serta dapat mendapatkan keseluruhan data dalam satu software. Kategori lainnya menyusul dengan presentase secara berurut yaitu, efisien dengan 17.1%, mempermudah manajemen konstruksi serta memperjelas visualisasi dengan 12.8% dan mempermudah proses modelling dengan 10%. Pada tahap terakhir, dilakukan analisis korespondensi dengan melakukan selective coding. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan pengguna dalam menggunakan BIM berdasarkan dua kategori profesi. Analisis Responden yang berprofesi sebagai Arsitek/ Desainer, Konsultan, Kontraktor, Drafter, Freelance, dan Wirausahalebih cenderung menggunakan BIM karena memiliki manfaat dari segi efisiensi, antara lain waktu, pelaksanaan, biaya dan energi. Selain itu, profesi tersebut juga memperhatikan manfaat dari sistem integritas pada BIM, seperti terstruktur, fitur yang terkoneksi, memiliki workflow yang terintegrasi, serta dapat mendapatkan keseluruhan data dalam satu software. Mempermudah manajemen pada saat mendesain dan membangun juga menjadi manfaat yang dirasakan oleh praktisi, walaupun memiliki tingkat kecenderungan yang paling rendah. Responden yang berprofesi sebagai Mahasiswa, Guru, dan Asisten Dosen lebih cenderung menggunakan BIM karena memiliki manfaat dalam mempermudah dalam proses modelling, seperti 3D dapat diperoleh sekaligus, mempermudah proses bentukan bangunan, dan mempermudah penerapan ide dalam 3D. Selain itu, profesi tersebut juga memperhatikan manfaat visualisasi dari BIM yang akan mempermudah pekerjaan mereka antara lain seperti tugas, sayembara, atau proyek. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap tingkat awareness, tingkat penggunaan dan kecenderungan pemanfaatan BIM oleh pengguna. Untuk mengetahui tingkat awareness dan ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2016 H 053

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi penggunaan dilakukan analisis distribusi. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kecenderungan pemanfaatan BIM dilakukan analisis korespondensi. Hasilnya, dapat disimpulkan bahwa tingkat awareness cukup tinggi dengan 70% responden yang mengenal BIM. Namun tingkat penggunaanya masih rendah dengan 38% yang menggunakan BIM. Dari 38% yang menggunakan BIM, penggunaan dengan frekuensi tertinggi adalah untuk 3D Modelling dan Visualisasi. Sementara itu, penggunaan BIM untuk 5D Modelling/Cost Estimate serta Doku-mentasi berada di frekuensi terendah. Sementara itu, untuk mengetahui kecenderungan pengguna dalam memanfaatkan BIM, pengguna dikategorikan menjadi akademisi dan praktisi. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa responden dengan profesi sebagai praktisi cenderung menggunakan BIM karena memiliki manfaat dari segi efisiensi; antara lain waktu, pelaksanaan, biaya dan energi. Namun, responden dengan profesi sebagai akademisi cenderung menggunakan BIM karena memiliki manfaat dalam mempermudah proses modelling. Kekurangan Penelitian Hasil penelitian ini belum dapat diintrepretasikan secara general untuk seluruh akademisi dan praktisi pada bidang arsitektur di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pemilihan responden dengan teknik snowball sampling yang menunjukan bahwa asal kota responden belum dapat mewakili kota-kota yang ada di Indonesia. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan teknik sampling yang lebih sesuai. Teknik Stratified random sampling atau Cluster sampling mungkin dapat digunakan untuk membagi kota-kota di Indonesia. Hal ini dikarenakan kedua teknik ini membagi data responden terlebih dahulu berdasarkan kategori yang berhubungan dengan tujuan penelitian (Kumar, 2005). Sehingga hasil penelitian mungkin akan lebih mewakili untuk seluruh akademisi dan praktisi pada bidang arsitektur di Indonesia. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Eastman, Chuck, dkk. (2011). BIM Handbook: A Guide to Building Information Modeling for Owners, Managers, Designers, Engineers, and Contractors. New York: John Wiley & Sons. Inc. Garber, Richard. (2014). Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. New York: John Wiley & Sons. Inc. Gegana, Gregorius & Widjanarso, Tony H. (2015). BIM Course Development And Its Future Integration At University Of Indonesia And Institute Of Technology Bandung, Indonesia. 9th BIM Academic Symposium & Job Task Analysis Review, Washington, DC, 7-8 April 2015 Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Kumar, Ranjit. (2005). Research Methodology: A Stepby-Step Guide for Beginners. California: Sage Publications, Inc. PwC. (2014). A Summary of South East Asian Infrastructure Spending: Outlook to 2025. London: PwC, Inc. Namun, peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian untuk penelitian selanjutnya. Rekomendasi H 054 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 2016