BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Analisa efek secondary..., Paian Oppu Torryselly, FT UI, 2008

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK

II. TINJAUAN PUSTAKA

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS BAB II

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

ANALISA EFEK SECONDARY FLOW PADA PIPA BULAT DAN KOTAK TUGAS AKHIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

KOEFISIEN GESEK PADA RANGKAIAN PIPA DENGAN VARIASI DIAMETER DAN KEKASARAN PIPA

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

BAB III ANALISA ALIRAN TURBULENT TERHADAP ALIRAN FLUIDA CAIR PADA CONTROL VALVE ANSI 150 DAN ANSI. 300 PADA PT.POLICHEM INDONESIA Tbk

BAB II LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

BAB II LANDASAN TEORI

Aliran Fluida. Konsep Dasar

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

Analisa Pengaruh Variasi Volume Tabung Udara Dan Variasi Beban Katup Limbah Terhadap Performa Pompa Hidram

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS SARJANA MESIN-MESIN FLUIDA

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PERANCANGAN ALAT UJI GESEKAN ALIRAN DI DALAM SALURAN

I. TUJUAN PRINSIP DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB III SISTEM PENGUJIAN

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

BAB III RANCANG BANGUNG MBG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

PENGARUH DIAMETER NOZEL UDARA PADA SISTEM JET

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

Analisa Pengaruh Penambahan Rambut dan Serat Pisang Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

PERPINDAHAN MASSA KONVEKTIF DENGAN KONTROL TURBULENSI MENGGUNAKAN GANGGUAN DINDING PADA SEL ELEKTROKIMIA PLAT SEJAJAR SKRIPSI

Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : AKRAM Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

pipa acrylic diameter 5, mm (1 inci) dan pipa acrylic diameter 38,1 mm (1,5 inci) Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan penulis yai

PENELITIAN TERDAHULU Penelitian Chi ming Lai (2003)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

FLUID FLOW ANALYSIS IN PIPE DIAMETER 12.7 MM ACRYLIC (0.5 INCHES) AND 38.1 MM (1.5 INCH) Eko Singgih Priyanto, Ridwan., ST., MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Analisa Pengaruh Penambahan Serat Bambu dan Serat Kelapa Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

FENOMENA KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA MENGGUNAKANPENDEKATANMODEL FISIK SKALA LABORATORIUM ABSTRAK

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE

Transkripsi:

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul antara lain sebagai berikut : 1. Data massa fluida. Fluida yang mengalir dengan kecepatan pompa yang bervariasi di tampung dalam nereca ukur selama penampungan fluida waktu di ukur. Fluida yang tertampung ditimbang untuk mengetahui massa fluida.. Data temperature Temperatur fluida selama pengujian di ukur dengan thermometer. Dipergunakan untuk menentukan data fluid properties. 3. Putaran propeller bebas Putaran propeller bebas pada sisi masukan pompa dan sisi keluar pompa di ukur dengan menggunakan rpm meter inframerah. 4. Tekanan dinamik dan head hisap Tekanan pada bagian masuk pompa dan tekanan pada bagian keluaran tepat di depan propeller bebas di ukur dengan menggunakan manometer air raksa (hg). ntuk mengetahui besar efek secondary flow pada penampang pipa yang berbeda, putaran pompa di variasikan dengan kecepatan putaran mulai dari 1000 rpm, 100 rpm, 1400 rpm, 1600 rpm, 1800 rpm, 000 rmp, 00 rpm, 400 rpm, 600 rpm 800 rpm dan 930 rpm. Pada tiap kecepatan putaran ini data-data tersebut telah diambil dan diakumulasi. Kecepatan putaran pompa sentrifugal diatur dengan menaikan atau menurunkan voltage regulator dan putaran diukur oleh troboskop. Data keseluruhan yang diambil pada penelitian dapat dilihat pada bagian lampiran. 30

Adapun asumsi yang di gunakan untuk memperoleh data dan mempermudah perhitungan, antara lain: Fluida yang digunakan adalah fluida inkompresible Seluruh aliran yang terjadi selama percobaan adalah aliran turbulen Tidak ada gelembung udara yang terjebak dalam manometer air raksa Tidak ada kebocoran dalam sistem sirkulasi Perubahan tekanan udara diabaikan pada permukaan air Selanjutnya data yang ada dapat diolah untuk memperoleh debit, kecepatan rata-rata aliran, Kecepatan aliran rata-rata pada bilah propeller, kecepatan putaran teoritis dan bilangan Reynolds 4. PENGOLAHAN DATA Berikut ini adalah parameter dan kondisi yang terjadi selama percobaan yang di perlukan untuk pengolahan data. Pipa inlet dan outlet berpenampang bulat dengan diameter dalam (d) 36 mm 0,036 m Bentuk penampang pipa kotak adalah persegi empat sama sisi dengan panjang dan lebar 36 mm x 36 mm. Massa air yang ditampung ditimbang bersamaan dengan itu, waktu penampungan di ukur. misalnya pada putaran pompa 1000 rpm, (m) 964 gram 0,964 kg,waktu yang tercatat pada saat pengambilan data (t) 6.03 detik Massa jenis air (T 7 o C) 996,59 kg/m 3 Massa jenis air raksa Hg (T 7 o C) 13.531 kg/m 3 Viskositas kinematik fluida air (T 7 o C) 8,574 x 10-7 m /s Gravitasi (g) 9,81 m/s Sudut sudu () propeller bebas 45 o terhadap sumbu aliran fluida. Diameter hub propeller bebas 10 mm. 31

4..1 Pengolahan data untuk pipa bulat Dari data-data yang telah di peroleh selanjutnya pengolahan data dapat diproses dengan persamaan dasar mekanika fluida. Dari salah satu data hasil pengujian pada pipa bulat, parameter yang diperoleh dari pengujian pipa bulat yaitu: Putaran pompa : 1000 rpm Massa : 0,964 kg Waktu aliran (t) : 6,03 s Head inlet( h in ) : -1,75 mm Head outlet( h out ) : 18,5 mm Temperatur fluida (T) : 7 o C Rpm inlet : 0,80 Rpm Rpm outlet : 10,55 Rpm Berikut ini urutan pengolahan data yang hasilnya dapat di lihat dalam table di bagian lampiran D. 1. Menghitung kecepatan rata-rata aliran pada pipa berpenampang bulat. Q A m πd ρ. t 4 4. m ρ t π d 4.(0,964) (996,59)(6,03)(3,14)(0,036) 0,157 m/s Dimana: Q debit aliran (m 3 /s) A luas penampang pipa (m ) kecepatan rata-rata (m/s) h kecepatan rata-rata bilah propeller (m/s) m massa fluida (kg) ρ massa jenis fluida (kg/m 3 ) 3

t waktu fluida penampung (s) d diameter penampang pipa (m) d h diameter hub propeller bebas (m) D rp diameter tengah bilah propeller (m) r diameter tengah propeller bebas (m) sudut sudu turbin terhadap sumbu aliran N teoritis kecepatan putaran propeller teoritis. Menghitung kecepatan aliran rata-rata pada bilah propeller bebas untuk pipa bulat. Q A m π ρ. t h ( d d ) h 4 4. m ρ t π ( d d ) 4.(0,964) (996,59)(6,03)(3,14) h ( 0,036 0,010 ) 0,170 m/s 3. Menghitung kecepatan putaran teoritis propeller bebas. N teoritis h.60 π. d. tgθ r p N teoritis (0,170).60 33 Rpm o π.(0,014). tg45 4. Menghitung tekanan aliran fluida. Pada pipa inlet : P inlet γ. g. ΔH Hg inlet ( 13531)(. 9,81 )(. 0,00175) P -3,93 pascal inlet Pada pipa outlet : P outlet γ. g. ΔH Hg outlet 33

( 13531 )(. 9,81 )(. 0.0185) P.4,489 pascal otlet 5. Menghitung bilangan Reynolds untuk mengetahui jenis aliran laminar atau turbulen. Dari hasil perhitungan kecepatan rata-rata diatas maka bilangan Reynolds bisa dihitung, sebesar: d Re v (0,157)(0,036) Re 665,76 7 8,574x10 4.. Pengolahan data untuk pipa kotak Pengolahan data yang diproses untuk pipa kotak sama dengan yang dilakukan untuk pipa bulat namun hanya berbeda pada luasan penampang kotak saja. Diameter yang di pergunakan untuk mencari bilangan reynold adalah diameter hidrolik Dh. Data pengujian pipa bulat Putaran pompa : 1000 rpm Massa : 1,15 kg Waktu aliran (t) : 7,65 s Head inlet( h in ) : - mm Head outlet( h out ) : 14,5 mm Temperatur fluida (T) : 7 o C Rpm inlet : 143,7 Rpm Rpm outlet : 19,8 Rpm 1. Menghitung kecepatan rata-rata aliran pada pipa keluaran berpenampang kotak. Q A m l ρ. t 34

m ρ t l (1,15) (996,59)(7,65)(0,036) 0.1 m/s Dimana: Q debit aliran (m 3 /s) A luas penampang pipa (m ) kecepatan rata-rata (m/s) h kecepatan rata-rata bilah propeller (m/s) m massa fluida (kg) ρ massa jenis fluida (kg/m 3 ) t waktu fluida penampung (s) l rusuk penampang pipa kotak (m) d h diameter hub propeller bebas (m) d rp diameter tengah bilah propeller (m) D h diameter hidrolik r diameter tengah propeller bebas (m) sudut sudu turbin terhadap sumbu aliran N teoritis kecepatan putaran propeller teoritis. Menghitung kecepatan aliran rata-rata pada bilah propeller bebas untuk pipa kotak. Q A m l ρ. t h πd h ρ t.(l 4 m πd h (996,59)(7,65) 4 h ) (1,15) ((0.036) ( 3,14)( 0.01) / 4 ) 0,130 m/s 35

3. Menghitung kecepatan putaran teoritis propeller bebas. N teoritis h.60 π. d. tgθ rp N teoritis (0,130).60 149,89 Rpm o π.(0,014). tg50 4. Menghitung tekanan aliran fluida. Pada pipa inlet : P inlet γ. g. ΔH Hg inlet ( 13531)(. 9,81 )(. 0.00) P -65,478 pascal inlet Pada pipa outlet : P outlet γ. g. ΔH Hg outlet ( 13531 )(. 9,81 )(. 0.0145) P 194,7 pascal otlet 5. Menghitung bilangan Reynolds Dari hasil perhitungan kecepatan rata-rata diatas maka bilangan Reynolds bisa dihitung, sebesar: 4A D h p 4A D h r 4r D Re h v (0,130)(0,036) Re 6575,70 7 8,574x10 4.3 HASIL PENGOLAHAN DATA Hasil yang didapat dari pengolahan data-data percobaan diplot ke dalam grafik untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh kecepatan aliran terhadap putaran propeller bebas. Grafik pengolahan data dapat dilihat dalam subbab 4.3 (Analisa data) 36

4.4 ANALISA DATA Hasil-hasil pengolahan data dari semua percobaan dapat dilihat pada grafik-grafik berikut: Gambar 4.1. Grafik debit aliran terhadap putaran pompa. Grafik 4.1 merupakan grafik yang menunjukan hubungan antara kecepatan putaran pompa terhadap debit aliran. Pada percobaan ini putaran pompa sentrifugal di mulai dari putaran terendah yaitu 1000 Rpm hingga mencapai 930 Rpm. Grafik ini menunjukan bahwa debit aliran fluida untuk pipa berpenampang kotak maupun bulat berimpitan untuk tiap putaran yang sama. Namun demikian karena luas penampang pipa bulat dan kotak tidak sama maka kecepatan rata-rata aliran pada tiap penampang tidak sama. Melalui perhitungan mekanika fluida maka kecepatan aliran dapat menunjukan bilangan Reynolds. Pada putaran terendah 1000 Rpm aliran fluida dengan nilai bilangan reynold > 000 dapat diasumsikan sebagai aliran turbulen. Sehingga pada kedua jenis pipa ini mengalir aliran turbulen. Penampang pipa kotak sama sisi memiliki diameter hidrolik yang sama dengan diameter hidrolik pipa bulat, sehingga pada kecepatan rata-rata aliran yang sama memiliki bilangan reynold yang sama. 37

Gambar 4.. Grafik kecepatan aliran rata-rata vs putaran pompa. Gambar 4. menunjukan bahwa kecepatan rata-rata diperoleh dengan membagi kapasitas yang dihasilkan pompa dengan luasan penampang pipa. Akan tetapi untuk mendapatkan kecepatan rata-rata pada pipa berpenampang persegi-n (persegi banyak), membagi debit atau kapasitas pompa dengan luasan belum tentu tepat. Gambar 4.3. Grafik putaran propeller bebas vs putaran pompa pada pipa bulat. 38

Sekarang kita memperhatikan kecepatan angular dari propeller bebas pada pipa bulat. Pengukuran menunjukan pada putaran rendah perbedaan kecepatan tidaklah signifikan. Namun seraya putaran pompa meningkat terjadi perubahan kecepatan pada putaran propeller bebas pada sisi keluar. Karena debit aliran fluida dengan diameter pipa bulat yang sama pada bagian inlet maupun outlet maka kecepatan aliran rata-rata adalah sama, kecepatan putaran propeller bebas pun seharusnya sama jika komponen kecepatan hanya satu. Salah satu penyebab perbedaan kecepatan putaran propeller bebas adalah berasal dari komponen kecepatan yang radial terhadap arah sumbu aliran yang dikenal sebagai Secondary flow. Sehingga komponen kecepatan ini mempengaruhi kecepatan putaran propeller bebas. Kenaikan sebesar 7,5% dari nilai putaran inlet terjadi pada putaran pompa 930 rpm. Efek secondary flow dapat menambah kecepatan putaran propeller bebas dan juga bisa sebaliknya jika arah komponen kecepatan tersebut berlawanan dengan putaran propeller bebas. Dalam grafik 4.3 juga di tampilkan putaran teoritis, dengan menerapkan vektor kecepatan pada bilah propeller bebas. Maka perumusan kecepatan putaran propeller bebas teoritis dapat di prediksikan secara kasar. Tentunya faktor-faktor kerugian gesek dan koefisien drag dalam hal ini di abaikan. Gambar 4.4. Grafik putaran propeller bebas vs putaran pompa pada pipa kotak 39

Efek secondary flow pada pipa kotak hampir tidak mempengaruhi kecepatan putaran propeller bebas dalam variasi kecepatan manapun. Hal ini dapat di lihat jelas pada grafik 4.4 dimana gradien kecepatan putaran propeller bebas di bagian inlet dan outlet untuk pipa kotak sejajar. Pada aliran fluida pipa kotak secondary flow yang di hasilkan pompa sentrifugal tertahan pada sudut pipa kotak dan terpecah menjadi vortex-vortex lebih kecil. Gradien kecepatan teoritis dan kecepatan aktual sejajar, namun besaran putaran teoritis lebih besar dari aktual hal ini karena kecepatan putaran teoritis tidak memasukan kerugian-kerugian lain dalam aliran fluida. Gambar 4.5. Grafik putaran propeller bebas vs putaran pompa pada pipa kotak dan pipa bulat Jika grafik antara pipa kotak dan pipa bulat di gabungkan seperti pada grfik 4.3 dapat terlihat bahwa gradien kecepatan putaran pada pipa bulat lebih menanjak di bandingkan pipa kotak. Secondary flow yang terjadi pada pipa inlet yang di sebabkan oleh putaran pompa juga telah menyebabkan penambahan kecepatan putaran propeller bebas. Dan pengaruh secondary flow pada pipa bulat bagian keluaran memiliki gradien yang lebih menanjak lagi. Ini menunjukan bahwa secondary flow pada pipa keluaran memiliki pengaruh yang signifikan. 40

Sedangkan pada pipa kotak bagian masuk dan keluar secondary flow dalam bentuk vorteks yang lebih kecil tidak mempengaruhi putaran propeller bebas. Gambar 4.5. Grafik putaran propeller bebas vs bilangan Reynolds pada pipa kotak dan pipa bulat Telah di ketahui secara umum koefisien gesek pipa kotak lebih kecil dari pada pipa bulat, salah satu alasan adalah secondary flow kuat terjadi pada p bulat. Penelitian L.schiller menunjukan bahwa koefisien gesek pada pipa kotak lebih kecil dari pada pipa bulat pada bilangan Reynolds yang sama. Grafik 4.5 gabungan dari pengukuran data putaran propeller bebas pada pipa bulat dan kotak jika di bandingkan pada bilangan Reynolds yang sama. Karena kecepatan aliran fluida berbanding lurus dengan bilangan Reynolds maka grafik 4.5 secara tidak langsung menunjukan perbandingan kecepatan putaran propeller bebas pada kecepatan aliran yang sama. Dapat terlihat bahwa pipa bulat pada bagian outlet memiliki putaran yang paling cepat, sedangkan aliran pipa bulat bagian inlet hampir memiliki kecendrungan kecepatan putaran yang sama dengan pipa kotak. 41