BAB III ANALISA ALIRAN TURBULENT TERHADAP ALIRAN FLUIDA CAIR PADA CONTROL VALVE ANSI 150 DAN ANSI. 300 PADA PT.POLICHEM INDONESIA Tbk
|
|
- Yanti Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISA ALIRAN TURBULENT TERHADAP ALIRAN FLUIDA CAIR PADA CONTROL VALVE ANSI 150 DAN ANSI 300 PADA PT.POLICHEM INDONESIA Tbk Dalam bab ini penulis akan mengolah data yang telah didapatkan dari sebuah plant yaitu di PT.POLICHEM INDONESIA Tbk. Data data yang akan diolah merupakan data control valve yang digunakan di PT.POLICHEM. data control valve yang diambil adalah control valve jenis AGVB ANSI 150 dengan tag number TV-7101 dan control valve jenis HCB ANSI 300 dengan tag number HV-201. Dari data data tersebut penulis akan mencoba menghitung Re number dari kedua control valve tersebut, penulis akan menghitung Re number kedua control valve tersebut pada kondisi operasi yang sama. Yaitu pada kondisi operasi saat temperatur fluida 30 0 C, 70 0 C dan pada temperatur C, sehingga akan terlihat perbedaannya, dan mampu menentukan serta membandingkan jenis aliran diantara kedua control valve tersebut. 54
2 3.1 Data data control valve ANSI 150 PT.POLYCHEM INDONESIA tbk Gambar No 24 data data contol valve ANSI
3 3.1.1 gambar control valve ANSI 150 Gambar No 25 contol valve ANSI
4 3.2 Data data control valve ANSI 300 PT.POLYCHEM INDONESIA tbk Gambar No 26 data data contol valve ANSI
5 3.2.1 gambar control valve ANSI 300 Gambar No 27 contol valve ANSI
6 3.2.2 tabel ukuran flange pada control valve Gambar No 28 data data ukuran flange 59
7 3.3 Perhitungan Aliran Turbulen Dalam tugas akhir ini penulis ingin menganalisa tentang penyebab penyebab terjadinya aliran pada aliran fluida di control valve, sehingga penulis memiliki gambaran tentang aliran fluida secara umum dan aliran pada khususnya. Dalam sub bab ini penulis ingin membandingkan aliran yang terjadi pada control valve jenis ANSI 150 dan ANSI 300. Aliran pada control valve dapat digolongkan jenis alirannya, apakah merupakan aliran laminar, transisi ataupun. Aliran tersebut dapat ditentukan dari hasil perhitungan dari bilangan reynold numbernya (Re). Yang dirumuskan sebagai berikut : Rumus Reynolds Number : Dengan, ρ = densitas (kg/m3) μ = viskositas dinamis (N. det/m2) d = diameter dalam dari saluran (m) υ = viskositas kinematis (m2/det) γ = berat jenis fluida (N/m3) V = kecepatan rata rata fluida (m/det) 60
8 3.3.1 Perhitungan Reynold Number Pada Control Valve Jenis ANSI Perhitungan reynold number pada kecepatan rata rata fluida yang berbeda pada temperatur 30 0 C A. data spesifikasi dari pipa 1. D (diameter pipa) = 3 inch = 76,2 mm Tabel 3: ukuran pipa 61
9 B. data spesifikasi dari air 1. densitas (ρ) dalam (kg/m3) Densitas adalah massa dari materi atau zat setiap satu satuan volumenya, Densitas suatu zat atau materi dapat dilihat dari temperaturnya. Semakin tinggi temperatur dari zat atau materi maka densitas dari zat tersebut akan semakin rendah Grafik No 3: kerapatan air berbanding dengan temperatur Dari data-data yang disediakan oleh vendor dan tabel diatas dapat dihitung kerapatan dari fluida air,dimana: fluida beroperasi pada temperatur maksimum C,namun penulis mengambil data pada temperatur 30 0 C, 70 0 C, dan C. dari data diatas densitas air pada suhu 30 0 C sebesar 994 kg/m 3, 70 0 C sebesar 977,81 kg/m 3, dan C sebesar 958,38 kg/m 3 62
10 densitas 2. viskositas kinematis (μ) (m 2 /det) Viskositas kinematis adalah perbandingan antara viskositas dinamis dengan ʋ = µ / ρ dimana, υ = Viskositas kinematis (m 2 /det) μ = Viskositas dinamis (N.det/m 2 ) ρ = Densitas (kg/m 3 ) Tabel 4 : viskositas air 63
11 Tabel 4 viskositas air (lanjutan) Dari data serta grafik didapatkan viskositas dinamik pada temperatur 30 0 C sebesar 0,795 x 10-3 m 2 /det. 64
12 3. kecepatan rata rata fluida (V) (m/det) maka kecepatan rata-rata fluida bisa didapat dengan menggunakan persamaan kontinuitas aliran sebagai berikut: Dengan, V = Kecepatan rata-rata (m/det) Q = Debit aliran (m 3 /det) A = Luas penampang saluran (m 2 ). SATUAN `VARIABEL KECEPATAN Ft/sec 0,009 0,016 0,022 0,026 0,03 0,09 0,13 0,16 0,26 0,3 0,36 m/sec 0,003 0,005 0,007 0,008 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,04 0,05 Tabel 5: Tabel kecepatan pada pipa yang berukuran 3 inch (0,076 m) 65
13 Dari data data yang telah didapatkan maka kita dapat menghitung reynold number, karena penulis telah memutuskan pengambilan variabel pada suhu 30 0 C, 70 0 C, dan C, maka semua variabel akan sama, kecuali variabel kacepatan, agar perhitungan Re numbernya bervariasi dan jenis aliran fluidanyapun dapat ditentukan. Diket : densitas (ρ) air pada suhu 30 0 C sebesar 994 kg/m 3 viskositas dinamik (μ) pada temperatur 30 0c sebesar 0,795 x 10-3 m 2 /det diameter (d) pada pipa sebesar 3 inch = 0,76 m Kecepatan pada 0,003 m/sec Jadi: Re = kg 994 x 0,003m/s x m m 3 0,795 x 10 3 m2/det = 285,1 aliran bersifat laminar 66
14 Data diambil saat temperatur operasi 30 0 C, dengan kecepatan fluida yang berbeda Pada control valve ANSI 150 NO densitas viskositas diameter pipa Kecepatan Re (ρ) dinamik (μ) (d) fluida (v) number Sifat (kg/m 3 ) (m 2 /det) (m) (m/s) aliran ,795 x ,076 0, ,1 laminar ,795 x ,076 0, ,1 laminar ,795 x ,076 0, ,2 Laminar ,795 x ,076 0, ,2 Laminar ,795 x ,076 0,01 950,2 Laminar ,795 x ,076 0, ,4 Laminar ,795 x ,076 0, ,5 Laminar ,795 x ,076 0, ,6 Transisi ,795 x ,076 0, ,7 Transisi ,795 x ,076 0, Transisi ,795 x , ,2 Turbulen Tabel 6 : hasil perhitungan Re number vs kecepatan fluida pada temperatur 30 0 C pada control valve ANSI
15 Re number Teknik Mesin Grafik aliran fluida pada temperatur 30 0 C pada ANSI 150 dengan variabel kecepatan yang berbeda laminar laminarlaminarlaminarlaminar Transisi Transisi Laminar Laminar Transisi 0,003 0,005 0,007 0,008 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0, kecepatan rata - rata fluida (m/s) Grafik 4 : hasil perhitungan Re number vs kecepatan fluida pada temperatur 30 0 C pada ANSI Perhitungan reynold number pada kecepatan rata rata fluida yang berbeda pada temperatur 70 0 C Diket : densitas (ρ) air pada suhu 70 0 C sebesar 977,81 kg/m 3 viskositas dinamik (μ) pada temperatur 70 0 C sebesar 0,395 x 10-3 m 2 /det diameter (d) pada pipa sebesar 3 inch = 0,76 m Kecepatan pada 0,003 m/sec Jadi: Re = kg 977,81 x 0,003m/s x m m 3 0,395 x 10 3 m2/det = 562,6 aliran bersifat transisi 68
16 Data diambil saat temperatur operasi 70 0 C, dengan kecepatan fluida yang berbeda Pada control valve ANSI 150 NO densitas viskositas diameter pipa Kecepatan Re (ρ) dinamik (μ) (d) fluida (v) number Sifat (kg/m 3 ) (m 2 /det) (m) (m/s) aliran 1 977,81 0,395 x ,076 0, ,6 laminar 2 977,81 0,395 x ,076 0, ,7 laminar 3 977,81 0,395 x ,076 0, laminar 4 977,81 0,395 x ,076 0, laminar 5 977,81 0,395 x ,076 0, laminar 6 977,81 0,395 x ,076 0, Transisi 7 977,81 0,395 x ,076 0, ,7 Transisi 8 977,81 0,395 x ,076 0, ,4 Turbulen 9 977,81 0,395 x ,076 0, ,1 Turbulen ,81 0,395 x ,076 0, ,4 Turbulen ,81 0,395 x ,076 0, ,7 Turbulen Tabel 7 : hasil perhitungan Re number vs kecepatan fluida pada temperatur 70 0 C pada control valve ANSI
17 Re number Teknik Mesin Grafik aliran fluida pada temperatur 70 0 C pada ANSI 150 dengan variabel kecepatan yang berbeda laminar laminarlaminarlaminarlaminar Transisi Transisi 0,003 0,005 0,007 0,008 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,04 0,05 kecepatan rata - rata fluida (m/s) Grafik 5 : hasil perhitungan Re number vs kecepatan fluida pada temperatur 70 0 C pada ANSI Perhitungan reynold number pada kecepatan rata rata fluida yang berbeda pada temperatur C Diket : densitas (ρ) air pada suhu C sebesar 958,38 kg/m 3 viskositas dinamik (μ) temperatur C sebesar 0,270 x 10-3 m 2 /det diameter (d) pada pipa sebesar 3 inch = 0,76 m Kecepatan pada 0,003 m/sec Jadi: Re = kg 958,38 x 0,003m/s x m m 3 0,270 x 10 3 m2/det = 809,3 aliran bersifat laminar 70
18 Data diambil saat temperatur operasi C, dengan kecepatan fluida yang berbeda Pada control valve ANSI 150 NO densitas viskositas diameter pipa Kecepatan Re (ρ) dinamik (μ) (d) fluida (v) number Sifat (kg/m 3 ) (m 2 /det) (m) (m/s) aliran 1 958,38 0,270 x ,076 0, ,3 Laminar 2 958,38 0,270 x ,076 0, ,8 Laminar 3 958,38 0,270 x ,076 0, ,4 Laminar 4 958,38 0,270 x 10 0,076 0, ,1 Transisi 5 958,38 0,270 x 10 0,076 0, ,7 Transisi 6 958,38 0,270 x 10 0,076 0, ,5 Transisi 7 958,38 0,270 x 10 0,076 0, ,3 Turbulen 8 958,38 0,270 x 10 0,076 0, ,2 Turbulen 9 958,38 0,270 x 10 0,076 0, ,9 Turbulen ,38 0,270 x 10 0,076 0, ,6 Turbulen ,38 0,270 x 10 0,076 0, ,3 Turbulen Tabel 8 : hasil perhitungan Re number vs kecepatan fluida pada temperatur C pada control valve ANSI
19 Re number Teknik Mesin Grafik aliran fluida pada temperatur C pada ANSI 150 dengan variabel kecepatan yang berbeda Transisi laminar LaminarLaminar transisi transisi 0,003 0,005 0,007 0,008 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,04 0,05 kecepatan rata - rata fluida (m/s) Grafik 6 : hasil perhitungan Re number vs kecepatan fluida pada temperatur C pada ANSI 150 Dari hasil perhitungan diatas dapat kita lihat, pada kecepatan minimum aliran fluida bersifat laminar, namun semakin bertambahnya kecepatan aliran maka sifat aliran berubah, yang pada awalnya aliran bersifat laminar berubah menjadi tak beraturan atau. Fluida pada temperatur operasi yang tinggi lebih cenderung terjadinya aliran. Karena semakin tinggi temperatur maka semakin kecil nilai densitas dan nilai viskositas dinamiknya, sehingga mengakibatkan nilai Re numbernya lebih besar dibandingkan temperatur operasi yang lebih rendah. 72
20 perhitungan Reynold number pada control valve jenis ANSI Perhitungan reynold number pada kecepatan rata rata fluida yang berbeda pada temperatur 30 0 C A. data spesifikasi dari pipa 1. D (diameter pipa) = 6 inch = 150 mm Tabel ukuran pipa SATUAN `VARIABEL KECEPATAN Ft/sec 0,009 0,016 0,022 0,026 0,03 0,09 0,13 0,16 0,26 0,3 0,36 m/sec 0,003 0,005 0,007 0,008 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,04 0,05 Tabel 9 : Tabel kecepatan pada pipa yang berukuran 6 inch (0,15 m) 73
21 Semua cara perhitungan serta variabel pada ANSI 300 ini sama dengan perhitungan pada ANSI 150,yaitu variabel pada suhu 30 0 C, 70 0 C, dan C, maka semua variabel akan sama, kecuali variabel kacepatan, agar perhitungan Re numbernya bervariasi dan jenis aliran fluidanyapun dapat ditentukan Diket : densitas (ρ) air pada suhu 30 0 C sebesar 994 kg/m 3 viskositas dinamik (μ) pada temperatur 30 0 C sebesar 0,795 x 10-3 m 2 /det diameter (d) pada pipa sebesar 6 inch = 0,15 m Kecepatan pada 0,003 m/sec Jadi: Re = kg 994 x 0,003m/s x 0.15 m m 3 0,795 x 10 3 m2/det = 562,6 aliran bersifat laminar 74
22 Data diambil saat temperatur operasi 30 0 C, dengan kecepatan yang berbeda Pada control valve ANSI 300 NO densitas viskositas diameter pipa Kecepatan Re (ρ) dinamik (μ) (d) fluida (v) number Sifat (kg/m 3 ) (m 2 /det) (m) (m/s) aliran ,795 x ,15 0, ,6 Laminar ,795 x ,15 0, ,7 Laminar ,795 x ,15 0, ,8 Laminar ,795 x ,15 0, ,4 Laminar ,795 x ,15 0, ,5 Laminar ,795 x ,15 0, ,2 Transisi ,795 x ,15 0, ,9 Transisi ,795 x ,15 0, ,7 Turbulen ,795 x ,15 0, ,4 Turbulen ,795 x ,15 0, ,9 Turbulen ,795 x ,15 0, ,4 Turbulen Tabel 10 : hasil perhitungan Re number vs kecepatan fluida pada temperatur 30 0 C pada control valve ANSI
23 Re number Teknik Mesin Grafik aliran fluida pada temperatur 30 0 C pada ANSI 300 dengan variabel kecepatan yang berbeda Transisi Transisi laminar laminarlaminar Laminar Laminar 0,003 0,005 0,007 0,008 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,04 0,05 kecepatan rata - rata fluida (m/s) Grafik 7 : perhitungan Re number vs kecepatan pada temperatue 30 0 C berbeda pada ANSI Perhitungan reynold number pada kecepatan rata rata fluida yang berbeda pada temperatur 70 0 C. Diket : densitas (ρ) air pada suhu 70 0 C sebesar 977,81 kg/m 3 viskositas dinamik (μ) pada temperatur 70 0 C sebesar 0,395 x 10-3 m 2 /det diameter (d) pada pipa sebesar 6 inch = 0,15 m Kecepatan pada 0,003 m/sec Jadi: Re = kg 977,81 x 0,003m/s x 0.15 m m 3 0,395 x 10 3 m2/det = 1113,9 aliran bersifat Laminar 76
24 Data diambil saat temperatur operasi 70 0 C, dengan kecepatan yang berbeda Pada control valve ANSI 300 NO densitas viskositas diameter pipa Kecepatan Re (ρ) dinamik (μ) (d) fluida (v) number Sifat (kg/m 3 ) (m 2 /det) (m) (m/s) aliran 1 977,81 0,395 x ,15 0, ,9 Laminar 2 977,81 0,395 x ,15 0, ,6 Laminar 3 977,81 0,395 x ,15 0, ,2 Transisi 4 977,81 0,395 x ,15 0, ,6 Transisi 5 977,81 0,395 x ,15 0, ,2 Transisi 6 977,81 0,395 x ,15 0, ,8 Turbulen 7 977,81 0,395 x ,15 0, ,4 Turbulen 8 977,81 0,395 x ,15 0, Turbulen 9 977,81 0,395 x ,15 0, ,6 Turbulen ,81 0,395 x ,15 0, ,8 Turbulen ,81 0,395 x ,15 0, ,0 Turbulen Tabel 11 : hasil perhitungan Re number vs kecepatan fluida pada temperatur 70 0 C pada control valve ANSI
25 Re number Teknik Mesin Grafik aliran fluida pada temperatur 70 0 C pada ANSI 300 dengan variabel kecepatan yang berbeda Turbulen Turbulen Turbulen Turbulen Laminar LaminarTransisi Transisi Transisi Turbulen Turbulen 0,003 0,005 0,007 0,008 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,04 0,05 kecepatan rata - rata fluida (m/s) Grafik 8 : perhitungan Re number vs kecepatan berbeda pada temperatur 70 0 C pada ANSI Perhitungan reynold number pada kecepatan rata rata fluida yang berbeda pada temperatur C. Diket : densitas (ρ) air pada suhu C sebesar 958,38 kg/m 3 viskositas dinamik (μ) temperatur C sebesar 0,270 x 10-3 m 2 /det diameter (d) pada pipa sebesar 6 inch = 0,15 m Kecepatan pada 0,003 m/sec Jadi: Re = kg 958,38 x 0,003m/s x 0.15 m m 3 0,270 x 10 3 m2/det = 1597,3 aliran bersifat Laminar 78
26 Data diambil saat temperatur operasi C, dengan kecepatan fluida yang berbeda Pada control valve ANSI 300 NO densitas viskositas diameter pipa Kecepatan Re (ρ) dinamik (μ) (d) fluida (v) number Sifat (kg/m 3 ) (m 2 /det) (m) (m/s) aliran 1 958,38 0,270 x ,15 0, ,3 Laminar 2 958,38 0,270 x ,15 0, ,2 Transisi 3 958,38 0,270 x ,15 0, Transisi 4 958,38 0,270 x 10 0,15 0, ,5 Turbulen 5 958,38 0,270 x 10 0,15 0, ,3 Turbulen 6 958,38 0,270 x 10 0,15 0, ,5 Turbulen 7 958,38 0,270 x 10 0,15 0, ,7 Turbulen 8 958,38 0,270 x 10 0,15 0, ,8 Turbulen 9 958,38 0,270 x 10 0,15 0, Turbulen ,38 0,270 x 10 0,15 0, ,3 Turbulen ,38 0,270 x 10 0,15 0, ,7 Turbulen Tabel 12 : hasil perhitungan Re number vs kecepatan fluida pada temperatur C pada control valve ANSI
27 Re number Teknik Mesin Grafik aliran fluida pada temperatur C pada ANSI 300 dengan variabel kecepatan yang berbeda Turbulen Laminar TransisiTransisiTurbulenTurbulen Turbulen Turbulen Turbulen Turbulen Turbulen 0,003 0,005 0,007 0,008 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,04 0,05 kecepatan rata - rata fluida (m/s) Grafik 9 : perhitungan Re number vs kecepatan berbeda pada temperatur C pada ANSI ANALISA HASIL PERHITUNGAN A. Dapat dianalisa bahwa penyebab aliran adalah kecepatan aliran fluida yang terlalu tinggi disaat fluida mengalir melalui contorl valve,dan disebabkan juga karena temperatur proses dari fluida yang terlalu besar, menyebabkan nilai kerapatan dan viskositas dinamik menurun,sehingga mempengaruhi dan menyebabkan nilai Re-nya menjadi besar, B. serta dari hasil perhitungan yang telah dilakukan terjadi perbedaan nilai Re antara ANSI 150 dan ANSI 300, ANSI 300 memiliki Re number yang lebih besar bila dibandingkan dengan ANSI 150 pada kondisi operasi dan kecepatan fluida yang sama. Hal ini diakibatkan karena diameter pipa pada ANSI 300 lebih besar sehingga menyebabkan Re numbernyapun lebih besar. 80
BAB III ANALISA NOISE PADA CONTROL VALVE ANSI 150 PADA. PT.POLICHEM INDONESIA Tbk
BAB III ANALISA NOISE PADA CONTROL VALVE ANSI 150 PADA PT.POLICHEM INDONESIA Tbk 3.1 Pengumpulan data dari PT. POLYCHEM INDONESIA 3.1.1 Data data control valve ansi 150 PT.POLYCHEM INDONESIA tbk Universitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Aliran Turbulen Terhadap Aliran Fluida Cair Pada Control Valve AGVB ANSI 150 Dan ANSI 300
TUGAS AKHIR Analisa Aliran Turbulen Terhadap Aliran Fluida Cair Pada Control Valve AGVB ANSI 150 Dan ANSI 300 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciMasalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel
Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa
Lebih terperinciAnalisa Noise PAda Control Valve AGVB ANSI 150 BAB I PENDAHULUAN. Mengikuti kehidupan modern sekarang ini, control valve mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengikuti kehidupan modern sekarang ini, control valve mempunyai penggunaan yang sangat luas di hampir seluruh bidang kegiatan proses industri. Sebagai final
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR
ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR Oleh : DEKY PUTRA 04 04 22 013 3 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul
Lebih terperinciREYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4
REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada
Lebih terperinciRumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
Lebih terperinciAliran Turbulen (Turbulent Flow)
Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan
Lebih terperinciHIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinematika adalah tinjauan gerak partikel zat cair tanpa memperhatikan gaya yang menyebabkan gerak tersebut. Kinematika mempelajari kecepatan disetiap titik dalam medan
Lebih terperinciJUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI
JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan
Lebih terperinciAliran Fluida. Konsep Dasar
Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Dinamika Sistem Fluida
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Model Dinamika Sistem Fluida 2 Pada pokok bahasan ini akan dibahas mengenai bagaimana tahapan dalam menurunkan model matematis dari system yang mengandung variable
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul
Lebih terperinciHUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
HUKUM STOKES I. Pendahuluan Viskositas dan Hukum Stokes - Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir. Makin besar viskositas suatu fluida, makin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka Ristiyanto (2003) menyelidiki tentang visualisasi aliran dan penurunan tekanan setiap pola aliran dalam perbedaan variasi kecepatan cairan dan kecepatan
Lebih terperinciALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng
ALIRAN PADA PIPA Oleh: Enung, ST.,M.Eng Konsep Aliran Fluida Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa Jenis dan Viskositas. Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciV 1,2 = kecepatan aliran fluida dititik 1 dan 2 (m/det)
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Performance Alat Penjernih Air Sistem Gravitasi Penelitian ini menitikberatkan pada parameter-parameter yang diperlukan dalam perencanaan sistem distribusi air
Lebih terperinciALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng
ALIRAN FLUIDA Kode Mata Kuliah : 2035530 Bobot : 3 SKS Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng Apa yang kalian lihat?? Definisi Fluida Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN
PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
Lebih terperinciPERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT. ABSTRACT
PERENCANAAN INSTALASI PEMIPAAN DENGAN MENGGUNAKAN METHODE PIPE FLOW EXPERT. Arif Setyo Nugroho Jurusan Teknik Mesin AT Warga Surakarta www.atw.ac.id ABSTRACT In the installation of the pipe network should
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA
MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM dan LINGKUNGAN JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 MATERI I KALIBRASI SEKAT UKUR
Lebih terperinciAnalisa Tekanan Air Dengan Methode Pipe Flow Expert Untuk Pipa Berdiameter 1, ¾ dan ½ Di Instalasi Pemipaan Perumahan
Analisa Tekanan Air Dengan Methode Pipe Flow Expert Untuk Pipa Berdiameter 1, ¾ dan ½ Di Instalasi Pemipaan Perumahan Oleh : 1), Arif Setyo Nugroho, 2). Martinus Heru Palmiyanto.3) AEB Nusantoro 3). 1,2,3)
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON
TUGAS AKHIR PERENCANAAN SYSTEM HYDROLIK PADA MOVABLE BRIDGE DERMAGA KAPASITAS 100 TON Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh
Lebih terperinciKOEFISIEN GESEK PADA RANGKAIAN PIPA DENGAN VARIASI DIAMETER DAN KEKASARAN PIPA
KOEFISIEN GESEK PADA RANGKAIAN PIPA DENGAN ARIASI DIAMETER DAN KEKASARAN PIPA Yanuar, Didit Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Depok Abstraksi Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Turbin Tesla Turbin Tesla merupakan salah satu turbin yang memanfaatkan energi fluida dan viskositas fluida untuk menggerakkan turbin. Konsep turbin Tesla ditemukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Pengurangan Tekanan pada Katup. Pada bab ini akan dilakukan analisa kebocoran pada power steering system meliputi perhitungan kerugian tekanan yang dialami
Lebih terperinciGambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...
Lebih terperinciBAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR
BAB II SIFAT-SIFAT ZAT CAIR Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konsep mekanika fluida, teori hidrostatika dan hidrodinamika. Tujuan Intruksional
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA
Vol. 1, No., Mei 010 ISSN : 085-8817 STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA Helmizar Dosen
Lebih terperinciANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE
ANALISIS LAJU ALIRAN PANAS PADA REAKTOR TANKI ALIR BERPENGADUK DENGAN HALF - COIL PIPE Ir.Bambang Setiawan,MT 1. Chandra Abdi 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering,
Lebih terperinciAnalisa Aliran Control Valve HCB BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK
38 BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK 4.1 Aplikasi Control Valve Pada PT Polichem Indonesia Tbk. PT Polichem Indonesia Tbk. adalah sebuah perusahaan yang memproduksi
Lebih terperinciBAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK
BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan
Lebih terperinciANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS
Seminar Nasional Inovasi dan Aplikasi Teknologi di Industri 2018 ISSN 2085-4218 ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS UNTUK RUMAH SUSUN PENGGILINGAN JAKARTA TIMUR Surya Bagas Ady Nugroho 1), 2. Ir. Rudi Hermawan,
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Kecepatan
PRESENTASI TUGAS AKHIR JUDUL TUGAS AKHIR : Studi Eksperimen Pengaruh Kecepatan Arus Dalam Pertumbuhan Marine Growth OLEH: I Wayan Sumardana Eka Putra 4306 100 076 Dosen Pembimbing: Haryo Dwityo Armono,ST,M.Eng,Ph.D
Lebih terperinciLaporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN
Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan efflux time dalam dunia industri banyak dijumpai pada pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan pipa tertutup serta tangki sebagai
Lebih terperinciPENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM
PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM Franciscus Manuel Sitompul 1,Mulfi Hazwi 2 Email:manuel_fransiskus@yahoo.co.id 1,2, Departemen
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK
BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa
KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1 Aplikasi Katup Kontrol Pada PT Polychem PT Polychem adalah sebuah perusahaan yang memproduksi produkproduk kimia, di perusahaan ini banyak menggunakan katup kontrol dalam proses
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum Sarjana Strata Satu (S-1)
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL RUGI TEKAN (HEAD LOSS) DAN FAKTOR GESEKAN YANG TERJADI PADA PIPA LURUS DAN BELOKAN PIPA (BEND)
TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI KAJI EKSPERIMENTAL RUGI TEKAN (HEAD LOSS) DAN FAKTOR GESEKAN YANG TERJADI PADA PIPA LURUS DAN BELOKAN PIPA (BEND) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan
Lebih terperinciLAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida)
LAJU ALIRAN MASSA DAN DEBIT ALIRAN (Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mesin Fluida) Oleh: Tan Ali Al Ayubi NRP. 4216106028 Dosen Pengampu: Ede Mehta Wardhana, ST., MT. TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Lebih terperinciMEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida
MEKANIKA FLUIDA Zat dibedakan dalam 3 keadaan dasar (fase), yaitu:. Fase padat, zat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar dikerjakan pada benda padat. 2. Fase
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS PERUBAHAN KELENGKUNGAN PARABOLOID PADA FLUIDA YANG DIPUTAR http://www.gunadarma.ac.id/ Disusun Oleh: Yatiman (21401472) Jurusan Teknik Mesin Pembimbing:
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM Naskah Publikasi ini disusun guna memenuhi Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4. PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan pipa spiral dan pipa bulat ½ in, didapatkan data mentah berupa perbedaan tekanan manometer
Lebih terperinciPERHITUNGAN DEBIT PADA SISTEM JARINGAN PIPA DENGAN METODA HARDY-CROSS MENGGUNAKAN RUMUS HAZEN-WILLIAMS DAN RUMUS MANNING
PERHITUNGAN DEBIT PADA SISTEM JARINGAN PIPA DENGAN METODA HARDY-CROSS MENGGUNAKAN RUMUS HAZEN-WILLIAMS DAN RUMUS MANNING Disusun oleh : Agus Susanto NRP : 9621003 NIRM : 41077011960282 Pembimbing : Kanjalia
Lebih terperinciBAB III SISTEM PENGUJIAN
BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Penelitian sling pump jenis kerucut variasi jumlah lilitan selang dengan menggunakan presentase pencelupan 80%, ketinggian pipa delivery 2 meter,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke
Lebih terperinciWATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian
1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran
Lebih terperinciFLUID FLOW ANALYSIS IN PIPE DIAMETER 12.7 MM ACRYLIC (0.5 INCHES) AND 38.1 MM (1.5 INCH) Eko Singgih Priyanto, Ridwan., ST., MT
FLUID FLOW ANALYSIS IN PIPE DIAMETER 1.7 MM ACRYLIC (0.5 INCHES) AND 38.1 MM (1.5 INCH) Eko Singgih Priyanto, Ridwan., ST., MT Professional Program, 008 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel
Lebih terperincipipa acrylic diameter 5, mm (1 inci) dan pipa acrylic diameter 38,1 mm (1,5 inci) Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan penulis yai
ANALISA ALIRAN FLUIDA PADA PIPA ACRYLIC DIAMETER 1,7 MM (0,5 INCI) DAN 38,1 MM (1,5 INCI) Disusun oleh: Eko Singgih Priyanto Fakultas Teknologi Industri, Teknik Mesin ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan
Lebih terperinciPENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM
PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FRANCISCUS
Lebih terperinci2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml
KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien
Lebih terperinciProses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit
TUGAS UNIT OPERASI II : MEKANIKA FLUIDA Proses Pengosongan Mixer Batch Larutan Cat Densitas 1,66; Viskositas 110 Cp; Volume 20000 Liter Ke Hopper Pengalengan Selama 20 Menit Disusun oleh : Kelompok 7 Abrar
Lebih terperinciPengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat
Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat Rachmat Subagyo 1, I.N.G. Wardana 2, Agung S.W 2., Eko Siswanto 2 1 Mahasiswa Program Doktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Kompresor Aksial Kompresor aksial merupakan salah satu tipe kompresor yang tergolong dalam rotodynamic compressor, dimana proses kompresi di dalamnya dihasilkan dari efek dinamik
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER
BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI ALIRAN AIR BERSIH PADA PERUMAHAN TELANAI INDAH KOTA JAMBI SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HITLER MARULI SIDABUTAR NIM.
Lebih terperinciPERPINDAHAN MASSA KONVEKTIF DENGAN KONTROL TURBULENSI MENGGUNAKAN GANGGUAN DINDING PADA SEL ELEKTROKIMIA PLAT SEJAJAR SKRIPSI
PERPINDAHAN MASSA KONVEKTIF DENGAN KONTROL TURBULENSI MENGGUNAKAN GANGGUAN DINDING PADA SEL ELEKTROKIMIA PLAT SEJAJAR SKRIPSI Oleh INDRAWAN PRASETYO 04 03 02 043 2 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontiniu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT. Massa jenis cairan : 1 kg/liter. Kapasitas : liter/menit = (1250 gpm) Kondisi kerja : Tidak kontinyu
Tugas Akir BAB IV PERHITUNGAN INSTALASI POMPA HYDRANT 4.1 Data data Perencanaan Jenis cairan : Air Massa jenis cairan : 1 kg/liter Temperatur cairan : 5ºC Kapasitas : 4.731 liter/menit (150 gpm) Kondisi
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH VARIASI DIAMETER PIPA HISAP PVC PADA SISTEM PERPIPAAN TUNGGAL POMPA SANYO Oleh : 1),, Heri Kustanto,, 2). Joko Yunianto Prihatin
KAJIAN PENGARUH VARIASI DIAMETER PIPA HISAP PVC PADA SISTEM PERPIPAAN TUNGGAL POMPA SANYO Oleh : 1),, Heri Kustanto,, ). Joko Yunianto Prihatin 1), ). (Laboraturium Mesin Fluida, Jurusan Teknik Mesin AT
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)
BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) 4.1 Pendahuluan Kerugian tekan (headloss) adalah salah satu kerugian yang tidak dapat dihindari pada suatu aliran fluida yang
Lebih terperinciMempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut.
KINEMATIKA ZAT CAIR Mempelajari grafik gerak partikel zat cair tanpa meninjau gaya penyebab gerak tersebut. Jenis aliran. Aliran inisid dan iskos Aliran inisid aliran dengan kekentalan zat cair μ 0 (zat
Lebih terperinciBAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada
BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada
Lebih terperinciDitulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS SISTEM PENURUNAN TEMPERATUR JUS BUAH DENGAN COIL HEAT EXCHANGER Nama Disusun Oleh : : Alrasyid Muhammad Harun Npm : 20411527 Jurusan : Teknik
Lebih terperinciMenghitung Pressure Drop
Menghitung Pressure Drop Jika di dalam sebuah pipa berdiameter dan panjang tertentu mengalir air dengan kecepatan tertentu maka tekanan air yang keluar dari pipa dan debit serta laju aliran massanya bisa
Lebih terperinciDAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Batasan
Lebih terperinciPADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI
ANALISIS LOSSES PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu sistem transfer fluida dari suatu tempat ke tempat lain biasanya terdiri dari pipa,valve,sambungan (elbow,tee,shock dll ) dan pompa. Jadi pipa memiliki peranan
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER NOZEL UDARA PADA SISTEM JET
i Saat ini begitu banyak perusahaan teknologi dalam pembuatan satu barang. Salah satunya adalah alat penyemprotan nyamuk. Alat penyemprotan nyamuk ini terdiri dari beberapa komponen yang terdiri dari pompa,
Lebih terperinciSTUDY EKSPERIMENTAL PERILAKU ALIRAN FLUIDA PADA SAMBUNGAN BELOKAN PIPA
STUDY EKSPERIMENTAL PERILAKU ALIRAN FLUIDA PADA SAMBUNGAN BELOKAN PIPA Hariyono, Gatut Rubiono, Haris Mujianto Universitas PGRI Banyuwangi, Jl. Ikan Tongkol 22 Banyuwangi Email: rubionov@yahoo.com ABSTRACT
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida Penentuan kecepatan disejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga
Lebih terperinciEfek Kekentalan pada Aliran
ALIRAN ZAT CAIR RIIL Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng Dr. Eng. Alwafi Pujiraharjo Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Efek Kekentalan pada Aliran Pada anggapan ideal fluid (zat cair ideal) tidak mempunyai
Lebih terperinciAnalisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter
Analisis Unjuk Kerja pada Air Jenis Pompa Shimizu PS-135E dengan Menggunakan Alat Ukur Flowmeter Endang Prihastuty 1, Wasiran 2 1,2 Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL
BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL 4.1 Kondisi perancangan Tahap awal perancangan sistem perpipaan air untuk penyiraman kebun vertikal yaitu menentukan kondisi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Kapasitas Pompa 3.1.1 Kebutuhan air water cooled packaged (WCP) Kapasitas pompa di tentukan kebutuhan air seluruh unit water cooled packaged (WCP)/penyegar udara model
Lebih terperinciANALISA DISTRIBUSI TEKANAN UDARA YANG MELEWATI ELBOW 90 0 Yuspian Gunawan 1, Muhammad Hasbi 2, Muh. Sakti Jaya 3
ANALISA DISTRIBUSI TEKANAN UDARA YANG MELEWATI ELBOW 90 0 Yuspian Gunawan 1, Muhammad Hasbi 2, Muh. Sakti Jaya 3 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo 2 3 Dosen Jurusan
Lebih terperinciJawaban Soal No Diameter pipa : D=150 mm = 0,15 m. Kekentalan Kinematik : Kecepatan Aliran :
Jawaban Soal No.01 Diameter pipa : D150 mm 0,15 m Kecepatan liran : 6 ν 1,3 x 10 m / V 5,5m d Tipe liran dapat diketahui dari angka Renolds : Re VD 5,5x0,15 6,35x10 ν 1,3 x10 6 5 Karena angka Renolds >
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISA EFISIENSI CIRCULATING WATER PUMP 76LKSA-18 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MENGGUNAKAN METODE ANALITIK *Eflita Yohana, Ari
Lebih terperinciFLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta
FLUIDA DINAMIS Ada tiga persamaan dasar dalam hidraulika, yaitu persamaan kontinuitas energi dan momentum. Untuk aliran mantap dan satu dimensi persamaan energi dapat disederhanakan menjadi persamaan Bernoulli
Lebih terperinciAnalisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto
Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto Jurusan teknik kimia fakultas teknik universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4. 1. Perhitungan Pompa yang akan di pilih digunakan untuk memindahkan air bersih dari tangki utama ke reservoar. Dari data survei diketahui : 1. Kapasitas aliran (Q)
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA KATA PENGANTAR PENYUSUN: Nanang Wahdiat ( ) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA SELATAN
LAPORAN PRAKTIKUM ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA PENYUSUN: Nanang Wahdiat (4311216186) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA SELATAN 2013 KATA PENGANTAR 1 Atas limpahan taufik dan hidayah Allah SWT,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD
SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinci