BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

MATERI DAN METODE. Materi

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

Desikator Neraca analitik 4 desimal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

Bab III Bahan dan Metode

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Lampiran 1 Lay out penelitian I

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

METODE. Materi. Rancangan

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Februari 2013 sampai dengan September 2013 pada lahan pertanaman tebu di PT

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dari bulan Agustus 2013 sampai dengan September 2013. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah batuan fosfat, limbah cair industri tahu, larutan asam sulfat (H 2 SO 4 1 N ), dan bahan-bahan kimia untuk analisis P-total (HCl 25%), P-larut (asam sitrat 2%), N-total (metode kjeldahl), dan ph (metode elektrometrik). Batuan fosfat yang digunakan berasal dari PTPN Bergen. Limbah cair industri tahu diambil dari industri tahu milik Bapak Dadi di Kelurahan Gunung Sulah Bandarlampung. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain toples, mixer, alat tulis, pipa, timbangan, dan alat-alat laboratorium lainnya yang digunakan dalam analisis di laboratorium. 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perlakuan faktorial 5x4 yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan (kelompok).

17 Faktor pertama adalah perbandingan campuran limbah cair tahu dengan asam sulfat (P), yaitu: P1 = 100% limbah cair tahu (500 ml) : 0% asam sulfat (0 ml H 2 SO 4 1 N) P2 = 95% limbah cair tahu (475 ml) : 5% asam sulfat (25 ml H 2 SO 4 1 N) P3 = 85% limbah cair tahu(425 ml) : 15% asam sulfat (75 ml H 2 SO 4 1 N) P4 = 75% limbah cair tahu (375 ml) : 25% asam sulfat (125 ml H 2 SO 4 1 N) P5 = 0% limbah cair tahu (0 ml) : 100% asam sulfat (500 ml H 2 SO 4 1 N) Faktor kedua adalah lama inkubasi perendaman batuan fosfat (T), yaitu: T1 = T2 = T3 = T4 = 1 hari setelah perendaman 3 hari setelah perendaman 7 hari setelah perendaman 14 hari setelah perendaman Data dikelompokkan berdasarkan keserentakan dalam analisis batuan fosfat di laboratorium. Kemudian data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan Uji Bartlett dan aditivitasnya dengan Uji Tukey. Apabila asumsi terpenuhi, data kemudian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Selanjutnya dibuat korelasi antara peubah utama (P-larut) dengan peubah pendukung (P-total dan ph).

18 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pengambilan Limbah Cair Tahu Limbah cair industri tahu diambil dari industri tahu milik Bapak Dadi di Kelurahan Gunung Sulah Bandarlampung. Limbah cair tahu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah cair dalam keadaan segar hasil dari proses pemasakan bubur kedelai yang telah disaring karena memiliki ph yang cukup rendah mendekati ph pelarut asam sulfat. Limbah cair industri tahu tersebut dianalisis awal untuk mengetahui kadar COD, BOD, fosfor, N-total, dan ph. Analisis awal dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung. Hasil analisis awal limbah cair tahu tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis awal limbah cair tahu. No Parameter Satuan Sampel Segar Metode 1 ph - 3,76 Elektrometrik 2 COD mg l -1 9900 Spektrophotometri 3 BOD mg l -1 924,97 DO Metri 4 Fosfor (P) mg l -1 5,37 Spektrophotometri 5 N-total mg l -1 673,01 Kjeldahl 3.4.2 Persiapan Pelarut Asam Sulfat Normalitas pelarut asam sulfat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1 N. Kemudian pelarut asam sulfat dianalisis ph-nya. Analisis awal dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Unila. Hasil analisis ph pelarut asam sulfat tertera pada Tabel 3.

19 Tabel 3. Analisis ph asam sulfat. No Parameter Satuan Asam Sulfat Metode 1 ph - 1 Elektrometrik 3.4.3 Persiapan Awal Batuan Fosfat Batuan fosfat diambil dari PTPN Bergen dalam keadaan tepung batuan fosfat yang sudah lolos ayakan 1 mm. Kemudian tepung batuan fosfat ditimbang sebanyak 0,5 kg toples -1. Batuan fosfat dianalisis awal untuk mengetahui kadar P- total, P-larut, dan ph. Analisis awal dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Unila. Hasil analisis awal batuan fosfat tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis awal batuan fosfat. No Parameter Satuan Sampel Segar Metode 1 ph - 7,72 Elektrometrik 2 P-total %P 2 O 5 25,09 HCl 25% (SNI) 3 P-larut %P 2 O 5 6,08 Asam sitrat 2% (SNI) 3.4.4 Perendaman Batuan Fosfat Limbah cair industri tahu disiapkan dalam keadaan segar dan pelarut asam (H 2 SO 4 1 N). Tepung batuan fosfat (lolos saringan 1 mm) ditimbang sebanyak 0,5 kg toples -1. Kemudian tepung batuan fosfat sebanyak 0,5 kg toples -1, limbah cair industri tahu, dan pelarut asam sulfat (kombinasi pelarut 500 ml toples -1 ) secara bersamaan dan perlahan-lahan dimasukkan ke dalam mixer selama 5 menit. Setelah itu campuran tersebut dituang ke dalam toples dan toples ditutup rapat. Kemudian seluruh toples perendaman ditempatkan di lokasi pada suhu normal selama inkubasi.

20 3.4.5 Pengambilan Sampel dan Analisis Pada waktu awal inkubasi 1 hari setelah pencampuran (perendaman), dari setiap toples diambil sampelnya menggunakan pipa sebanyak 5 titik kemudian dicampurkan. Masing-masing sampel ditimbang sesuai kebutuhan untuk analisis P-larut, P-total, dan ph. Analisis sampel dilakukan serentak untuk setiap ulangan (kelompok). Pengambilan sampel dan analisis berikutnya dilakukan pada inkubasi 3 hari, 7 hari, dan 14 hari. 3.5 Prosedur Analisis 3.5.1 Analisis ph Metode yang digunakan dalam analisis ph yaitu metode elektrometrik. Analisis ph dilakukan dengan cara 8 g batuan fosfat ditimbang dan dimasukkan ke dalam botol film. Kemudian 25 ml aquades ditambahkan dan dikocok dengan menggunakan shaker selama 30 menit. Selanjutnya sampel diukur dengan menggunakan ph-meter (Tipe Horiba F-51) yang sudah dikalibrasi dengan larutan buffer ph 4 dan ph 7. 3.5.2 Analisis P- total Metode yang digunakan dalam analisis P-total yaitu metode HCl 25%. Analisis P-total dilakukan dengan cara 4 g batuan fosfat ditimbang dan dimasukkan ke

21 dalam erlenmeyer 250 ml. Kemudian ditambahkan 20 ml HCl 25% ke dalam erlenmeyer tersebut. Kemudian dikocok dengan menggunakan shaker selama 5 jam. Setelah dikocok selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas saring dan terdapat filtrat berwarna kuning (sampel). Setelah itu dengan menggunakan bubble bulb diambil 1 ml sampel (filtrat berwarna kuning) dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan aquades 99 ml (pengenceran 100 ). Selanjutnya diambil 1 ml dari pengenceran tersebut dan dimasukkan ke botol film kemudian ditambahkan 24 ml aquades (pengenceran menjadi 2500 ). Dari pengenceran diatas diambil 1 ml sampel dengan menggunakan bubble bulb dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 4 ml aquades (sehingga total pengenceran yang digunakan menjadi 12.500 ). Selanjutnya ditambahkan 10 ml pereaksi P (pereaksi 1 terdiri dari amonium molibdat, antimonil kalium tartad, asam sulfat pekat, aquades, dan pereaksi 2 yaitu asam askorbat). Kemudian dibiarkan selama 10 menit, lalu diukur dengan menggunakan spektrophotometer (Tipe Spectronic 20) pada panjang gelombang 693 nm. Adanya senyawa kompleks berwarna biru menunjukkan P-total. 3.5.3 Analisis P- larut Metode yang digunakan dalam analisis P-larut yaitu metode asam sitrat 2% yang mengacu pada prosedur kerja SNI (Sulaeman, Suparto, dan Eviati, 2005). Analisis P-larut dilakukan dengan cara 0,25 g batuan fosfat ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Kemudian ditambahkan 50 ml asam sitrat 2% ke dalam erlenmeyer tersebut. Kemudian dikocok dengan menggunakan shaker selama 1 jam. Setelah dikocok selanjutnya disaring dengan menggunakan

22 kertas saring dan terdapat filtrat berwarna kuning kecoklatan (sampel). Setelah itu dengan menggunakan bubble bulb diambil 1 ml sampel (filtrat berwarna kuning kecoklatan) dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 9 ml pereaksi campuran (pereaksi 1 dan pereaksi 2 dengan perbandingan 1 : 1). Pereaksi 1 terbuat dari 10 g amonium molibdat (NH 4.Mo 7 O 24.4H 2 O) dalam 1.000 ml aquades. Pereaksi 2 terbuat dari 0,5 g amonium vanadat (NH 4 VO 3 ) + 70 ml HNO 3 dalam 1.000 ml aquades. Pereaksi campuran digunakan dalam keadaan segar, tidak dapat digunakan lebih dari 1 malam. Kemudian diukur dengan menggunakan spektrophotometer (Tipe Spectronic 20) pada panjang gelombang 466 nm. Adanya senyawa kompleks berwarna kuning menunjukkan P-larut. 3.5.4 Analisis COD Metode yang digunakan dalam analisis COD yaitu metode spektrophotometri. Analisis COD limbah cair tahu dilakukan dengan cara 0,2 ml atau 200 μl larutan sampel (standar tanpa pengenceran) diambil kemudian ditambahkan 5 ml larutan regen COD (larutan pencerna 1,5 ml + larutan pereaksi asam sulfat 3,5 ml). Selanjutnya dipanaskan pada DRB 200 dengan suhu 150 o C selama 2 jam kemudian didinginkan selama 30 menit. Diukur kadar COD dengan alat spektrophotometer (Tipe Hach DR/ 4000U) pada panjang gelombang 620 nm. 3.5.5 Analisis BOD Metode yang digunakan dalam analisis BOD yaitu metode DO Metri. Analisis BOD limbah cair tahu dilakukan dengan cara aquades dimasukkan ke dalam gelas beker, diaduk dengan stirrer dan diberi aerasi selama 15 menit, kemudian aquades

23 dimasukkan ke dalam botol BOD sampai penuh sambil terus diaduk dengan stirrer. Selanjutnya angka pada DO meter dibaca, pada saat stabil ditekan tombol cal pada DO meter. Setelah itu disiapkan buffer (magnesium sulfat, ferri klorida, kalsium klorida, fosfat) dan seed bakteri. Selanjutnya dimasukkan masing-masing buffer sebayak 1 ml ke dalam erlenmeyer ukuran 1.000 ml (sampel dan blanko) kecuali seed. Kemudian ditambahkan larutan sampel sebanyak 20 ml ke dalam masing-masing erlenmeyer dan ditambahkan aquades sebanyak 800 ml ke dalam masing-masing erlenmeyer. Setelah itu ditambahkan seed bakteri 10 tetes ke dalam erlenmeyer kemudian diaduk dengan stirrer selama 5 10 menit dan blanko yang telah disiapkan diaduk dengan stirrer selama 3 menit. Setelah itu dimasukkan blanko ke dalam botol BOD (sebelumnya dicatat volume botol) dan diukur dengan DO meter (Tipe DO 24-P), dan terus diulang untuk sampel berikutnya (dibilas bila sampel yang digunakan berbeda). Kemudian botol BOD yang telah diukur dipenuhi dan disimpan dalam inkubator dengan suhu 20 o C. Setelah 5 hari, diulangi lagi pengukuran dengan poses yang sama dengan sampel yang telah disimpan di inkubator. 3.5.6 Analisis N-total Metode yang digunakan dalam analisis N-total yaitu metode kjeldahl. Analisis N- total limbah cair tahu dilakukan dengan cara 10 ml sampel ditambah katalis 1 g, dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 100 ml. Kemudian ditambahkan 1 g campuran selenium dan 3 ml asam sulfat pekat. Selanjutnya dipanaskan dengan alat destruksi, mula-mula dengan nyala kecil selama 15 menit kemudian dengan nyala besar hingga larutan jernih. Kemudian pemanasan dilanjutkan selama 15

24 menit. Selanjutnya labu kejhdahl didinginkan, setelah dingin ditambahkan air suling sampai volume sampel 250 ml dan seluruh ekstrak contoh dipindahkan ke dalam labu didih (gunakan aquades dan botol semprot), kemudian disiapkan penampung untuk NH 3 yang dibebaskan, yaitu erlenmeyer yang berisi 25 ml asam borat 1% yang ditambahkan 2 tetes indikator conway (berwarna merah). Dengan gelas ukur ditambahkan NaOH 40% sebanyak 20 ml, kemudian labu didih yang berisi contoh cepat ditutup. Didestilasi hingga volume penampung mencapai 50 75 ml (berwarna hijau). Kemudian dititrasi destilat dengan HCl 0,1 N (berubah warna menjadi merah muda). Dicatat volume titrasi contoh kemudian dihitung kadar N-totalnya. 3.5.7 Analisis Fosfor (P) Limbah Cair Tahu Metode yang digunakan dalam analisis P-total limbah cair tahu yaitu metode spektrophotometri. Analisis P-total limbah cair tahu dilakukan dengan cara 5 ml limbah cair tahu yang telah disaring sebelumnya diambil dengan menggunakan bubble bulb dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambah 10 ml pereaksi P (pereaksi 1 terdiri dari amonium molibdat, antimonil kalium tartad, asam sulfat pekat, aquades, dan pereaksi 2 yaitu asam askorbat). Kemudian dibiarkan selama 10 menit, lalu diukur dengan menggunakan spektrophotometer (Tipe Spectronic 20) pada panjang gelombang 693 nm. Adanya senyawa kompleks berwarna biru menunjukkan adanya fosfor.

25 3.6 Peubah Pengamatan 3.6.1 Peubah Utama Peubah utama yang diamati adalah analisis P-larut dalam asam sitrat 2% (SNI). 3.6.2 Peubah Pendukung Peubah pendukung yang diamati adalah: a. ph (Metode elektrometrik), meliputi ph batuan fosfat, ph limbah cair tahu dan ph pelarut asam. b. P-total (HCl 25%).