BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menjadi 7.7 % pada tahun 2030 ( Deshpande et al., 2008 ; Ramachandran et

BAB I PENDAHULUAN. plak yang tersusun oleh kolesterol, substansi lemak, kalsium, fibrin, serta debris

BAB I PENDAHULUAN. negara karena serangan Jantung. Salah satu penyakit yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan proses ruptur plak aterosklerosis dan trombosis pada arteri koroner

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dismutase Oral (SOD) terhadap kadar Glicated Albumin (GA) dan high sentitif c-

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peran Sistem Komplemen pada Patogenesis Aterosklerosis

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian

I. Pendahuluan. suatu gejala yang sebagian besar dipicu oleh adanya Coronary Heart. arteri koroner yang merupakan produk dari coronary artery disease

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK)mempunyai risiko lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi depresi pada populasi umum sekitar 4 % sampai 7 %.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. penelitian kohort selama 13 tahun di 3 wilayah di propinsi Jakarta ibukota

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. ditutupi sisik tebal berwarna putih. Psoriasis sangat mengganggu kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu penyebab. morbiditas dan mortalitas utama di seluruh dunia (Ross,1999a).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi hiperglikemia pada saat masuk ke rumah. sakit sering dijumpai pada pasien dengan infark miokard

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani, athere berarti

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan sampai dengan tahun 2020 diprediksikan merupakan penyebab kematian

BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari

Kenaikan konsentrasi kolesterol dalam darah merupakan salah satu dari banyak faktor risiko terjadinya PJK. Faktor risiko atau atherogenic factor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB I PENDAHULUAN. Cedera ginjal akut (Acute Kidney Injury / AKI) memiliki insidensi yang terus meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak negara tropis dan subtropis. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aterosklerosis merupakan penyakit akibat respon inflamasi kronis pada

I. PENDAHULUAN. selain kelainan vaskular ( Junaidi, 2011). Terdapat dua macam stroke,

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. negara-negara maju maupun di negara berkembang. Acute coronary syndrome

BAB I PENDAHULUAN. yang mensuplai miokard. Aterosklerosis merupakan suatu keadaan inflamasi

BAB VI PEMBAHASAN. Analisis jumlah limfosit T CD4+ pada penelitian ini dijadikan baseline yang juga

HUBUNGAN TINGKAT ADIKSI MEROKOK DENGAN DERAJAT KEPARAHAN ATEROSKLEROSIS PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

RINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al.,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menempati urutan ketujuh penyebab kematian. Sekitar orang

Peri-procedural myocardial injury pada multi vessel disease: Hubungan dengan skor SYNTAX.

Migrasi Lekosit dan Inflamasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

I. PENDAHULUAN. jantung yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah keadaaan dimana terjadi

HS-CRP AS BIOMARKER OF CORONARY HEART DISEASE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik subyek penelitian Dua puluh empat subyek penelitian ini dilakukan secara consecutive sampling pada penderita dengan stenosis jantung koroner yang mendapat tindakan angiografi jantung. Karakteristik subyek penelitian ditampilkan sebagai berikut : Tabel 3. Karakteristik subyek penelitian Karakteristik Rerata±SB Median (min; maks) n (%) Umur (tahun) 55,96±7,29 55,5 ( 37; 70 ) 24 (100%) Jenis kelamin -Laki-laki -Wanita 17 (70,8%) 7 (29,2%) Umur berdasarkan jenis kelamin (tahun): -Laki-laki - Wanita 55,2±7,3 57,7±7,5 56 ( 37; 65 ) 55 ( 49; 70 ) Viskositas Darah (cp) 5,05±0,72 C-reactive protein/crp (mg/l) 3,38±2,45 Derajat Stenosis (%) 75 (30; 92) 24 (100%) 49

Karakteristik subyek penelitian berdasarkan tabel di atas adalah usia yang termuda 37 tahun dan tertua 70 tahun. Rerata umur subyek penelitian adalah 55,96±7,29 tahun. Jumlah subyek penelitian adalah 24 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 17 orang (70,8%) dan wanita 7 orang (29,2%). Bila umur dijabarkan berdasarkan jenis kelamin akan didapatkan untuk laki-laki usia termuda 37 tahun dan tertua 65 tahun. Subyek wanita didapatkan umur termuda 49 tahun dan tertua 70 tahun. Berdasarkan derajat stenosis ditemukan 2 orang (8,3%) dengan stenosis yang non signifikan. Signifikan stenosis didapatkan sebanyak 22 orang (91,7%) dan tidak ditemukan subyek penelitian dengan normal stenosis (0%). Derajat Stenosis 22 (91,7%) 2 (8,3%) Normal Stenosis (derajat stenosis = 0%) Non Signifikan Stenosis (derajat stenosis <50%) Signifikan Stenosis (derajat stenosis >50%) 50

Gambar 5. Distribusi derajat stenosis subyek penelitian Dilakukan uji normalitas data pada semua data viskositas darah, CRP dan derajat stenosis yang didapat. Diperoleh hasil distribusi normal pada hasil uji normalitas data pada viskositas darah dan CRP, sehingga data CRP dan viskositas darah ditampilkan dalam bentuk mean±sb. Distribusi data pada derajat stenosis adalah tidak normal meskipun sudah dilakukan transformasi data, sehingga data yang ditampilkan dalam bentuk median (min ; maks). Uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Spearman untuk menganalisis hubungan data tersebut. 4.1.2. Hubungan viskositas darah dengan derajat stenosis Hubungan antara viskositas darah dan derajat stenosis setelah dilakukan uji statistik berkorelasi bermakna dengan kekuatan korelasi sedang ( r = 0,549; p = 0,005 ) dengan arah korelasi positif. Hal ini berarti dengan peningkatan kadar viskositas darah akan semakin berat derajat stenosisnya. Bila dilihat pada grafik scatter plot dapat terlihat jelas adanya tren kenaikan antara derajat stenosis dengan viskositas darah. Tabel 4. Hubungan antara VD dengan derajat stenosis Derajat Stenosis (%) Median(min;maks) Viskositas Darah (cp) Rerata±SB r p 75 (30; 92) 5,05±0,72 0,549 0,005 51

Hasil tersebut diatas sejalan dengan penelitian oleh penelitian Kesmarky et al (2006), melakukan penelitian hubungan parameter hemorheologi (hematokrit, fibrinogen, viskositas plasma, viskositas darah, circulatory index ) dengan keparahan coronary artery disease (CAD) yang dibagi dalam 3 grup yaitu no significant, single vessel disease dan multivessel disease. Hasil yang diperoleh semua parameter hemorheologi meningkat secara signifikan dibanding dengan kontrol. Hematokrit dan viskositas darah meningkat secara signifikan di grup multivessel disease dibanding dengan grup no significant dan single vessel disease (p<0,05). 10 100 90 80 70 60 50 40 30 20 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 52

Gambar 6. Scatter plot hubungan derajat stenosis dengan viskositas darah (VD) Hasil yang tidak jauh berbeda pada penelitian Lee BK et al (2008), yang meneliti beberapa parameter hemorheologi (viskositas darah, viskositas plasma dan agregasi eritrosit) pada subyek dengan stable angina (SA), unstable angina (UA) dan acute myocardial infarct (AMI). Semua subyek dilakukan angiografi untuk menegakkan diagnosisnya. Hasil yang diperoleh dibandingkan kontrol menunjukkan peningkatan yang signifikan pada semua grup subyek penelitian (p<0,001) dengan urutan polanya AMI>UA>SA>kontrol. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara abnormalitas hemorheologi dengan keparahan coronary artery disease dan dapat menunjukkan evaluasi terapi intervensi untuk menormalkan rheologi darah dapat mengurangi insiden atau progresifitas coronary artery disease (CAD). 16 Hal ini sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Toth A (2014), 121 subyek CAD yang dilakukan pemeriksaan CT scan arteri koronaria, dibagi menjadi 4 grup yaitu grup negatif, non signifikan, single vessel, dan multi vessels. Hasil yang diperoleh adalah menunjukkan adanya signifikan bermakna kadar hematokrit dan viskositas darah yang lebih tinggi pada semua grup dibandingkan dengan grup negatif. 57 Viskositas darah memainkan peran penting dalam mengatur aliran mikrovaskular dan perubahan variabel-variabel hemorheologi dapat menyebabkan hiperviskositas, sehingga mendukung terjadinya peristiwa trombotik oklusif. 18 Viskositas darah yang meningkat menyebabkan kondisi aliran darah lambat dan 53

dapat menyebabkan aliran yang stasis akan memperburuk perfusi miokard sehingga memperluas ukuran infark miokard. 17 Viskositas darah merupakan parameter biologis dasar yang mempengaruhi aliran darah baik di makrosirkulasi maupun mikrosirkulasi. Peningkatan viskositas darah meningkatkan kekuatan injury pada dinding sel endotel, sehingga berdampak buruk terhadap fungsi endotel dan berkontribusi terhadap proses inflamasi. Keadaan tersebut juga akan menghambat produksi NO melalui penghambatan sintesis enos dan meningkatkan produksi ROS pada sel-sel endotelial dan otot-otot polos vaskuler, sedangkan NO berperan penting dalam regulasi tonus vaskuler juga memiliki antiinflamasi yang kuat, antiapoptosis, anti mitogenik, dan sifat anti trombotik. Peningkatan viskositas darah ini akan berpengaruh langsung terhadap wall/ endotelial shear stress (ESS), sehingga terjadi perubahan tonus vasomotor dan penurunan ESS akibat penurunan aliran darah. 58,59 Peningkatan viskositas darah juga dapat mendorong terjadinya aterosklerosis dengan cara meningkatnya adhesi platelet ke subendothelium, meningkatkan infiltrasi protein ke dalam dinding arteri, dan mengubah shear stress di lokasi atherogenesis. 58,59 Daerah arteri dengan aliran yang tidak terganggu, secara fisiologis pada ESS, sel-sel endotelial akan mengekspresikan berbagai gen ateroprotektif dan menekan beberapa yang pro-aterogenik, yang akhirnya terjadi stabilitas dan ketenangan di daerah tersebut. Sebaliknya, pada daerah dengan aliran rendah dan terjadi aliran yang terganggu, di mana ESS rendah terjadi, maka gen ateroprotektif akan ditekan, sedangkan gen-gen proaterogenik muncul, sehingga meningkatkan proses aterosklerotik. 48 54

4.1.3. Hubungan CRP dengan derajat stenosis Hasil korelasi bermakna diperoleh setelah dilakukan uji statistik antara CRP dan stenosis koroner dengan kekuatan sedang ( r = 0,481 ; p = 0,017 ) dengan arah korelasi positif. Hal ini berarti bahwa dengan peningkatan kadar CRP akan diikuti semakin berat derajat stenosis. Bila dilihat pada grafik scatter plot dapat terlihat jelas adanya tren kenaikan antara derajat stenosis dengan kadar CRP. Hasil di atas sejalan dengan penelitian oleh Hasnat et al (2010), dimana hasil CRP menunjukkan hasil signifikan korelasi positif dengan 90 subyek CAD yang diukur menggunakan skor vessel, skor stenosis dan skor extent. Hasil untuk masing-masing skor tersebur adalah r=0.7409, r=0,6648 dan r=0,6386. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan kadar CRP berkaitan sangat erat dengan keparahan dan derajat stenosis CAD. Peningkatan kadar CRP berhubungan dengan kejadian penyakit kardiovarkuler di masa depan dan dapat memprediksi adanya penyakit aterosklerosis koroner. 26 Tabel 5. Hubungan antara CRP dengan derajat stenosis Derajat Stenosis (%) Median(min;maks) CRP (mg/l) Rerata±SB r p 75 (30; 92) 3,38±2,45 0,481 0,017 Nyandak et al (2007) juga meneliti hubungan CRP dengan stenosis koroner menggunakan angiografi menghasilkan korelasi positif yaitu r=0,316 55

p=<0,04; sedangkan bila CRP dihubungkan dengan skor extent angiografi adalah r=0,338 p<0,005. Hasil yang diperoleh tersebut diatas, yaitu antara luasnya derajat penyakit arteri koroner dan CRP. Kadar CRP lebih tinggi pada pasien dengan tingkatan derajat stenosis lewat angiografi ini, menunjukkan bahwa tingginya kadar CRP memiliki korelasi dengan beratnya derajat penyakit pada pasien CAD. 25 Penelitian lain oleh Ciccone et al (2014), memperoleh hasil dimana penebalan intima media carotis berhubungan dengan CRP (r=0,44, p=<0,01), hal ini menunjukkan bahwa marker inflamasi mempunyai peran terhadap progresifitas aterosklerosis pada subyek obstructive sleep apnea. 60 Momiyama et al (2010), Piranfar MA (2014), Masood et al (2011) dan Chun-lin et al (2011), menunjukkan hasil yang mirip, dimana CRP berkorelasi dengan plak stenosis (r=0,579, p<0.05). Hasil yang didapat adalah CRP sebagai salah satu indeks untuk menilai tingkat keparahan PJK dan dapat mencerminkan kegiatan plak pada pasien PJK, dengan demikian, penting untuk diagnosis klinis dan evaluasi risiko pasien PJK. 61,62,63,64 100 90 80 70 60 50 40 30 20-2 0 2 4 6 8 56

Gambar 7. Scatter plot hubungan derajat stenosis dengan CRP CRP memainkan peran aktif dalam disfungsi endotel dan pembentukan dan perkembangan plak aterosklerosis di mana telah ditemukan dalam plak aterosklerotik. CRP melakukan down-regulated transkripsi endothelial nitric oxide (NO) synthase (enos) di sel endotel dan enos mrna,sehingga mengakibatkan penurunan pelepasan NO. Penghambatan produksi NO ini memfasilitasi sel endotel apoptosis dan menghambat angiogenesis. Di antara efek proaterogenik lainnya, CRP meregulasi molekul adhesi intercellular adhesionmolekul 1 (ICAM-1), VCAM-1, dan E-selektin melalui up-regulated oleh NF-kB yang terlibat dalam transkripsi inti dari beberapa gen proaterosklerotik dan dapat memfasilitasi perpindahan leukosit oleh rangsangan pelepasan MCP-1. Disamping itu juga up-regulated angiotensin type-1 reseptor (AT-1) untuk merangsang migrasi dan proliferasi sel-sel otot polos pembuluh darah, pembentukan neointimal, dan produksi ROS. CRP juga menghambat kelangsungan hidup bone marrow-derived endothelial progenitor cell, diferensiasi, mengganggu pemeliharaan integritas vaskular. Mekanisme lain di mana CRP berpartisipasi aktif dalam pembentukan ateroma yaitu memfasilitasi lewat opsonisasi LDL oleh makrofag yang kemudian menjadi foam-cell. Disamping itu CRP juga mengaktifkan komplemen terutama C3 yang ditemukan dalam lesi aterosklerotik dan terlibat dalam inisiasi dan progresifitas plak aterosklerosis. CRP juga menginduksi produksi endotelin-1 sebagai vasokonstriktor endogen dan mediator disfungsi endotel, aktivasi lekosit dan 57

trombosit serta proliferasi seluler. Akhirnya CRP merangsang produksi IL-6 di pembuluh darah, hal ini sangat penting karena IL-6 terlibat dalam umpan balik positif untuk merangsang CRP yang diproduksi oleh hati. 55 4.2 Keterbatasan penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah tidak diperiksanya komponenkomponen yang dapat berpengaruh, yaitu antara lain, petanda disfungsi endotel seperti NO, endotelin atau yang lainnya. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 1. Terdapat hubungan positif sedang antara viskositas darah dengan derajat stenosis jantung koroner. 2. Terdapat hubungan positif sedang antara CRP dengan derajat stenosis jantung koroner 5.2. Saran 58

1. Faktor-faktor yang dominan berpengaruh seperti petanda disfungsi endotel (seperti NO, endotelin atau yang lainnya) perlu dilakukan pemeriksaan bila penelitian ini akan dilanjutkan. 2. Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk mengetahui sejauh mana viskositas darah dan CRP berpengaruh terhadap stenosis koroner. 59