Yayuk Jatining Rahayu 4

dokumen-dokumen yang mirip
Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT PADA SISWA KELAS 1A SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Yosepha Sumarjilah 9. Kata Kunci: Hasl Belajar, Matematika, Media Kongkrit. 9 Guru SDN Rejoagung 01 Jember

Bambang Supriyanto 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Model Number Head Together berbantuan Papan Bilangan.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

JIME, Vol. 2. No. 2 ISSN Oktober 2016

Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

Rinendah Sihwinedar 16

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Widyastuti Puspitarini 18

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN METODE MEMBACA GLOBAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS I SDN 01 SEMBORO KABUPATEN JEMBER

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Siti Solehah 35. Kata Kunci : Aktivitas Hasil Belajar, Sifat Wajib ALLAH, Strategi Pembelajaran Bernyanyi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

Sriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

SKRIPSI OLEH: ROFININGRUM FATIMAH NPM:

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dugunakan dalam penelitian ini termasuk metode penelitian tindakan

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PAJAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Erni Baiti SMP Negeri 2 Comal-Pemalang

Kata-kata Kunci : metode kooperatif, kartu kalino, perkalian, matematika SD.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM MENJUMLAHKAN SATUAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN BASIS ENAM DAN SEPULUH PADA SISWA KELAS 5 SDN TANGGUL WETAN 05 JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas. Karakteristik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Kooperatif Tipe NHT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas V SDn 3 Tonggolobibi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PANGKAT DAN AKAR PANGKAT DUA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO Yayuk Jatining Rahayu 4 Abstrak. Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern. Selain itu, matematika merupakan sarana berpikir dalam menentukan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai peran penting dalam berbagai macam disiplin, dan dapat memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, kreatif dan kemampuan bekerja sama. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana aktivitas siswa dan hasil belajar selama penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pokok bahasan bilangan pangkat dua dan akar pangkat dua sebagai pada siswa kelas V SDN Sdomekar 08 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Semboro Jember?,Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, Aktivitas dan hasil belajar siswa selama penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pokok bahasan bilangan pangkat dua dan akar pangkat dua sebagai pada siswa kelas V SDN Sidomekar 08 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Semboro Jember. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SDN Sidomekar 08 kecamatan Semboro - Jember yang berjumlah 30 siswa.. Penerapan pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar dalam pembelajaran. Pada siklus I ketuntasan klasikal siswa adalah 65,5%. Pada siklus II ketuntasan klasikal siswa adalah 87,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktifitas dan hasil belajar selama pembelajaran dengan penerapan Metode pembelajaran NHT meningkat dan dikatakan tuntas Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Pembelajaran NHT PENDAHULUAN Dalam rangka menyongsong era globalisasi sekarang ini, kita harus bekerja keras agar dapat mempunyai daya saing dengan negara lain. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memajukan pendidikan nasional. Melalui peningkatan mutu dan kualitas pendidikan serta memperluas akses pendidikan untuk masyarakat. Menurut Djamarah dan Aswan (2010: 82), kegiatan belajar mengajar yang melahirkan unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Seorang guru harus selalu berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi peserta didik. Berbekal berbagai teori dan pengalaman yang telah dimilikinya menggunakannya untuk mempersiapkan program pengajaran dengan baik 4 Guru Kelas V SDN Sidomekar 08 Semboro

16 Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 15-24 Mei 2016 dan sistematis. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghendaki adanya perubahan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. KTSP mengharapkan guru mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang mampu menjadikan siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga potensi dan kreativitas siswa dapat digali secara maksimal. Untuk dapat mewujudkan hal itu guru harus kreatif dalam memilih metode pembelajaran yang tepat Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern. Selain itu, matematika merupakan sarana berpikir dalam menentukan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai peran penting dalam berbagai macam disiplin, dan dapat memajukan daya pikir manusia. Untuk mencipta dan menguasai teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan matematika yang kuat sedini mungkin. Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, kreatif dan kemampuan bekerja sama (Depdiknas, 2006:93). Namun demikian matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami karena selalu berkaitan dengan angka rumus. Hal tersebut menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika. Melihat kenyataan yang ada di SDN Sidomekar 08, khususnya di kelas 1, pelajaran matematika bukan merupakan mata pelajaran yang disenangi siswa sehingga nilai hasil evaluasi belajar siswa setiap tahunnya kurang memuaskan. Hal ini bisa saja disebabkan oleh metode yang kurang tepat dalam menyajikan materi pelajaran. Penyajian pembelajaran di kelas yang masih didominasi guru, kurangnya variasi mengajar serta keterbatasan penggunaan media pembelajaran membuat pelajaran pendidikan Matematika kurang diminati dan membosankan. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian mengguakan metode pembelajaran yang tepat. Metode yang akan digunakan memberi variasi dan konsentrasi kegiatan siswa. Meningkatnya minat dan konsentrasi kegiatan belajar diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasar pada permasalahan di atas ada upaya melakukan inovasi pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together). Strategi ini disajikan dengan menggali kemampuan individu untuk menemukan konsep-konsep baik dari berbagai sumber, dari lingkungan maupun dari dasar pengetahuan siswa. Oleh karena itu, Pembelajaran NHT akan mampu mengatasi kesenjangan tersebut di atas.

Yayuk: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan... 17 Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : Hasil belajar akademik stuktural. Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademik, Pengakuan adanya keragaman. Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang, dan Pengembangan keterampilan social. Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang penting dalam pembelajaran melalui aktivitas belajar dapat dinilai efektif tidaknya suatu pembelajaran yang yang dilaksanakan.menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkahl laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya, menurut Hendrawijaya (1994:24) aktivitas belajar adalah aktivitas yang melibatkan fisik maupun mental. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa aktivitas belajar adalah serangkaiaan usaha yang dilakukan seseorang baik secara fisik maupun mental untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melakukan belajar yang biasanya ditunjukkan dalam bentuk nilai atau angka. Sedangkan menurut Hudoyo (dalam Cahyanti, 2006:27) hasil belajar adalah pemahaman atau penguasaan hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah diperoleh sehingga orang tersebut dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari. Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, (1) Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pokok bahasan bilangan pangkat dua dan akar pangkat dua sebagai dasar negara pada siswa kelas V SDN Sidomekar 08 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Semboro Jember?,(2)

18 Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 15-24 Mei 2016 Bagaimana aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pokok bahasan bilangan pangkat dua dan akar pangkat dua sebagai pada siswa kelas V SDN Sdomekar 08 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Semboro Jember?, (3) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pokok bahasan bilangan pangkat dua dan akar pangkat dua sebagai pada siswa kelas V SDN Sidomekar 08 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Semboro Jember?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, (1) Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pokok bahasan bilangan pangkat dua dan akar pangkat dua sebagai pada siswa kelas V SDN Sidomekar 08 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Semboro Jember (2) Aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pokok bahasan bilangan pangkat dua dan akar pangkat dua sebagai pada siswa kelas V SDN Sidomekar 08 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Semboro Jember, (3) Peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pokok bahasan bilangan pangkat dua dan akar pangkat dua pada siswa kelas V SDN Sidomekar 08 Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Semboro Jember. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat, yaitu (1) dapat meningkatkan mutu pembelajaran, penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang berarti dalam meningkatkan mutu dan efektivitas pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. (2) Bagi guru akan dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi dan mendapat tambahan wawasan serta ketrampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. (3) Bagi siswa, akan memperoleh pelajaran Matematika yang lebih menarik dan menyenangkan serta menggugah minat dan perhatian, sehingga merangsang siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dengan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT sehingga hasil belajar siswa akan lebih meningkat. (4) Bagi sekolah (SD) akan memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. (5) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian sejenis.

Yayuk: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan... 19 METODE PENELITIAN Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sidomekar 08 Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah siswa 30 orang, terdiri dari 10 laki-laki dan 20 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober semester ganjil tahun ajaran Tahun Ajaran 2015/2016. Adapun yang menjadi tempat penelitian adalah SDN Sidomekar 08 Kecamatan Semboro. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru kelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto, 2006:96). Menurut Sunardi (2010), penelitian tindakan kelas adalah penyelidikan secara sistematis dan terencana yang dilakukan guru untuk memperbaiki pembelajaran di kelasnya dengan jalan mengadakan perbaikan dan mempelajari akibat yang ditimbulkan. Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam kelas, yang bertujuan untuk memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru kemudian dilakukan oleh siswa. Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran, adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan refleksi, bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek instruksional, dan dilakukan dalam rangkaian langkah dan beberapa siklus (Wibawa dalam Patria, 2007:23). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan dua siklus. Hal ini direncanakan agar dalam proses belajar mengajar diharapkan hasil belajar dapat mencapai peningkatan. Siklus pertama dilakukan sebagai acuan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua, sedangkan siklus kedua dilakukan untuk meyakinkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk membuktikan bahwa pelajaran dapat digunakan dalam indikator yang berbeda dalam materi yang sama. Dalam penelitian ini menggunakan skema penelitian Hopkins dimana penelitian tindakan dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari 4 tahap (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1998:8). Siklus dalam tindakan kelas diawali dengan perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), observasi (observation), dan

20 Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 15-24 Mei 2016 refleksi (reflection). Keempat langkah utama dalam PTK yaitu perencanaan, tindakan, observasi/mengamati, dan refleksi merupakan satu siklus dan dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, mungkin guru akan menemukan masalah baru atau maslah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama. Dengan demikian berdasrkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi pada siklus kedua. Peneliti menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung digali dari subyek penelitian yaitu rekaman penelitian pembelajaran. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara atau pihak lain (dalam hal ini teman sejawat). Selain itu data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan guru, dan hasil ulangan harian pokok bahasan sebelumnya yang diperoleh dari data dokumen guru Kelas V. Analisis data merupakan cara yang paling menentukan untuk menyusun dan mengelola data yang terkumpul dalam penelitian agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan pada hasil observasi dan wawancara. Sedangkan analisis data kuantitatif dikenakan pada hasil tes. Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:1. Penggunaan media benda konkrit dalam meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.2. Persentase ketuntasan hasil belajar seluruh siswa. Prosentase ketuntasan dicari dengan rumus: jumlah siswa yang tuntas dibagi jumlah seluruh siswa dikali 100%. Kriteria Ketuntasan Minimum mata pelajaran Matematika SDN Sidomekar 08 Tahun Ajaran 2015/2016 siswa dinyatakan sebagai berikut: (a.) Daya serap individu, seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai 65 dari nilai maksimal 100. (b.) Daya serap klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas apabila terdapat minimal 70% siswa telah mencapai nilai 65. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan menggunakan dua siklus. Penerapan metode NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V berjalan dengan baik, siswa termotivasi

Yayuk: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan... 21 dan tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga aktifitas siswa cukup kondusif di dalam kelas. Peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I di Kelas V dengan jumlah siswa 30 siswa. Berdasarkan rencana yang telah dibuat, pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada penelitian ini desesuaikan dengan jadwal pelajaran Matematika yang ada di kelas V SDN Sidomekar 08. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan menggunakan pembelajaran NHT dihadiri 30 siswa yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 07 September 2015, pukul 07.35 08.45 WIB. Sebelum melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar guru melakukan apersepsi pada siswa tentang materi yang akan diajarkan, menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan sekilas tentang materi yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran, siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang belum dipahami, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen dan membagikan nomor pada setiap kelompok, siswa dibimbing dan diberitahukan bagaimana cara/prosedur mengerjakan tugas yang diberikan. Guru memanggil nomor dan siswa yang nomornya dipanggil menjawab pertanyaan dari guru. Setelah pembelajaran pada siklus I berakhir guru membagikan lembar soal tes akhir 1 sebagai tugas individu kepada siswa, dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi. Berdasarkan data hasil obserfasi diketahui aktivitas siswa mengalami peningkatan. Persentase aktivitas siswa siklus 1 mencapai 66%, sedangkan hasil tes pada siklus I belum memuaskan karena masih ada beberapa siswa yang nilainya 70. Hasil prosentase ketuntasan yang dicapai secara klasikal sebesar 65,5%, artinya pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran NHT pada siklus I belum berhasil karena secara klasikal belum sesuai dengan standart ketuntasan maksimal (SKM) di SDN Sidomekar 08, yaitu 70% yang telah mencapai skor 65, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Pada pertemuan dapa siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 September 2015. Sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan guru menyampaikan hasil test pada pertemuan sebelumnya dan memberikan hadiah atau reward pada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi, mempersiapkan peraga, melakukan apersepsi tentang materi yang akan diajarkan, menyampaikan tujuan pembelajaran, tanya jawab,

22 Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 15-24 Mei 2016 menjelaskan materi memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami atau mengerti. Siswa membentuk kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya dan membagikan nomor pada setiap kelompok dan mengerjakan lembar kerja yang sudah diberikan guru dan guru memberi batasan waktu dalam mengerjakan. Guru memanggil nomor dan siswa yang nomornya dipanggil menjawab pertanyaan dari guru. Guru menyimpulkan hasil percobaan atau LKS memberi penguatan terhadap materi yang disampaikan. Memberitahukan pada siswa untuk mempersiapkan tes siklus II. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, tetap diadakan terhadap aktivitas siswa oleh observer. Siswa mulai aktif dalam KBM, berdiskusi, bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Pelaksanaan tes akhir pun dapat berjalan lancar, siswa sangat tenang dalam mengerjakan soal untuk prosentase ketuntasan belajar siswa pada saat tes siklus II mencapai 87,5 %. Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi yang telah dilakukan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dan aktivitas siswa mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh pada siklus II sudah cukup memuaskan, meskipun ada 3 siswa yang masih belum tuntas karena nilainya 65. Presentase ketuntasan secara klasikal pada siklus II mencapai 87%, maka pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran NHT pada siklus II dinyatakan berhasil. Berdasarkan analisis aktifitas belajar siswa diperoleh prosentase aktifitas siswa pada siklus I memperoleh 66% dan dikategorikan aktif, sedangkan pada siklus II prosentase keaktifan siswa memperoleh 77% dan dikatagorikan sangat aktif. Yang dapat dilihat dari grafik berikut. 80 75 Siklus I 70 65 60 prosen tase keaktifan siswa Siklus II Gambar 1. Grafik Aktifitas Siswa Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Metode cooperatif NHT dianggap baik dan dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran Matematika di Sekolah terutama di Sekolah Dasar.

Yayuk: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan... 23 Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 65,5%, pada siklus I belum berhasil karena secara klasikal belum sesuai dengan standart ketuntasan maksimal (SKM) di SDN Sidomekar 08, yaitu 70% yang telah mencapai skor 65, maka akan dilanjutkan pada siklus II. pada siklus II ketuntasan klasikal mencapai 87,5% dan dikatakan tuntas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Metode cooperatif NHT dianggap baik dan dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran Matematika di Sekolah terutama di Sekolah Dasar. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan Pembelajaran NHT untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas V SDN Sidomekar 08 Kecamatan Semboro - Jember berjalan dengan baik, siswa terlihat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran. Meskipun dalam pelaksanaannya masih terdapat sedikit hambatan pada awal pembelajaran siswa sedikit gaduh, namun siswa sudah mulai tenang setelah disajikan materi menarik. 2) Penerapan Pembelajaran NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Sidomekar 08 Kecamatan Semboro - Jember. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada analisis hasil tes siswa dalam pembelajaran dengan penerapan pembelajaran NHT mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan Klasikal adalah 65,5%. Pada siklus II siswa ketuntasan klasikal siswa adalah 87,5%. Sehingga dapat disimpulakn bahwa penerapan pembelajaran NHT dapat meningkat hasil belajar dan dikatakan tuntas Setelah dilaksanakan penelitian dengan metode pembelajaran NHT pada mata pelajaran Matematika. Dapat dibuktikan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa. sebagai tenaga pendidik Guru diharapkan terus meningkatkan kemampuan diri demi mutu anak didik dan lembaga tempat guru berkarya.

24 Pancaran, Vol. 5, No. 2, hal 15-24 Mei 2016 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Cipta Rineka Depdiknas. 2006. Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ibrahim dkk. 2010. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: University Pres. Patria. 2007. Pemahaman Konsep. [online]. Tersedia di http:// http://mediaharja. blogspot.com/2011/11/pemahaman-konsep.html. Slameto. 1995. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT.Bumi Aksara. Sunardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas dalam Modul Bidang Studi Guru Kelas SD. Jember: Universitas Jember.