Hubungan Pola Asuh, Asih, Asah dengan Tumbuh Kembang Balita Usia 1 3 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PAUD TEGAR DINOYO SURABAYA

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

PERBEDAAN SOSIAL EKONOMI DAN PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI NORMAL

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN DAN STATUS GIZI ANAK USIA PRASEKOLAH

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

HUBUNGAN POLA MAKAN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DESA PLOSOSARI KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO ANITA ROSADI NIM.

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Anisia Mikaela Maubere ( ); Pembimbing Utama: Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah D III Gizi. Disusun Oleh :

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

TESIS. Oleh ESRAIDA SIMANJUNTAK /IKM

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Emosional. *Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT SADAR GIZI KELUARGA DAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN. Oleh : DEA FADLIANA

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRE SCHOOL ( 3-5 TAHUN) DI TPA BERINGHARJO YOGYAKARTA 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN LINGKUNGAN KUMUH DAN LINGKUNGAN TIDAK KUMUH DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

PENGARUH KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STIMULASI POLA ASUH TERHADAP KESEHATAN INTELEGENSI PADA ANAK BADUTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun

PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI RT 01 RW 01 DESA MANUNGGAL BANGKALAN MADURA. Firdaus *M.

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

Pola Konsumsi Omega 3 Dari Makanan Berbahan Ikan Pada Ibu Hamil di Kota Tarakan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

Catur Saptaning Wilujeng*, Yuseva Sariati**, Ranthy Pratiwi** Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TKK SANG TIMUR MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) TERHADAP PERTUMBUHAN BALITA USIA 6-24 BULAN

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN KINERJA KADER POSYANDU, KARAKTERISTIK DAN PARTISIPASI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH TESIS.

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP OVERWEIGHT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA YANG MEMILIKI JAMKESMAS DI DESA TEGAL GIRI KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI

Transkripsi:

Hubungan Pola Asuh, Asih, Asah dengan Tumbuh Kembang Balita Usia 1 3 Tahun Fitria Nur Maria dan Merryana Adriani* Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair Alamat korespondensi: Dr. Merryana Adriani, SKM., M.Kes Departemen Gizi Kesehatan FKM Unair E-mail: ABSTRACT In the first 3 years childhood is rapid growth and development period. Parents have big role for children growth and development. The basic need for child growth and development are education, love, care pattern. This research is to find the revolution between education, love, care pattern with children growth and development. This research purpose was fi nd the revolution of education pattern consist of nutrition, basic health treatment, housing, body health, love pattern consist of love, safety, care pattern consist of stimulation with growth and development. The research was analytically observational and data was collected by cross sectional. Population was all of children under five years old in Cerme Lor Village, Cerme Sub District, Gresik Regency. The sample of this research was children that age 1-3 years and her mother, using sample random sampling method and sample were 60 children. Collecting data was carried out by using questionnaire such as family characteristic; children characteristic which age 1-3 years. Education, love, care with using questionnaire, for the growth was measured by using weight per age with WHO-NCHS standard and the development using Pre Screening Questionnaire Test. Data were analyze by Spearman test correlation Chi Square. The result showed that were correlation between education pattern, such as nutrition, basic health treatment, housing with growth (p < 0.05) and there were no relation in body health with growth (p > 0.05). There were relation in love pattern with stimulation that can in hunched the growth (p < 0.05). There were no relation in love pattern like love and safety with growth (p > 0.05). The conclusion that can be draw is there are relation between education, love and care pattern with children growth and development which age 1-3 years. There for it needed to emphasize the importance of parent role to take education, love, care their son in order to the problem of growth and development can be reduce. Key words: education, love, care pattern, growth and development, children which age 1 3 years PENDAHULUAN Sekitar 16% dari anak usia di bawah lima (balita) Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat, setiap dua dari 1.000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik serta satu dari 100 anak mempunyai kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Ibu harus memberikan nutrisi yang cukup bagi anak agar dapat mencegah gangguan saraf dan otak serta memberikan stimulus pada anak agar perkembangan dan kecerdasan psikomotorik normal. Pertumbuhan anak yang sehat dipengaruhi oleh pengasuhan orang tua. Orang tua setidaknya memberikan makanan jasmani dan rohani yang tepat agar pertumbuhan anak lebih sehat. Sentuhan kasih sayang dan pemberian ASI memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan anak. Banyak orang tua merasa bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak tergantung pada gen namun pada kenyataannya, banyak pengaruh positif yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak, bila orang tua mau terlibat penuh dalam proses tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam mengembangkan fungsi otak tidak hanya pada masa janin, tetapi sampai masa kanak-kanak. METODE PENELITIAN Penelitian dengan menggunakan rancangan crossectional study yaitu responden hanya diwawancarai dan subjek hanya diukur satu kali dalam waktu tertentu, pengambilan sample dengan menggunakan teknik random sampling. Sample adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia 1 3 tahun dan balita berusia 1 3 tahun pada saat penelitian. Jumlah sampel sebesar 60 responden dan penelitian dilakukan di Desa Cerme Lor, Cerme, Gresik. Pengumpulan data pada penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi wawancara dengan kuesioner pada ibu balita usia 1 3 tahun menyangkut penjabaran dari variabel pada pola asuh yaitu nutrisi, perumahan, perawatan kesehatan dasar, kesegaran jasmani, asih yaitu kasih sayang dan rasa aman, asah yaitu stimulasi. Pengukuran konsumsi makanan responden dengan food recall menggunakan DKBM, kemudian dihitung konsumsi energi dan protein. Pengukuran perkembangan responden dengan menggunakan kuesioner pra skreening test (KPSP) dan penilaian pertumbuhan dengan menggunakan pengukuran antropometri berat badan kemudian distandartkan dengan klasifikasi WHO- NCHS sesuai dengan umur (BB/U). 24

Pola asuh meliputi gizi, perawatan kesehatan dasar, perumahan, kesegaran jasmani dihubungkan dengan pertumbuhan. Pola asih yaitu kasih sayang dan rasa aman dihubungkan dengan pertumbuhan. Sedangkan pada pola asah yaitu stimulasi dihubungkan dengan perkembangan, pada variabel kasih sayang akan dihubungkan juga dengan stimulasi yang nantinya berpengaruh pada perkembangan balita usia 1 3 tahun. Uji hubungan antara pola asuh, asih, asah dengan tumbuh kembang balita usia 1 3 tahun ini menggunakan uji korelasi spearman untuk data ordinal, dan uji chi square untuk data nominal dengan α = 0,05. HASIL PENELITIAN Karakteristik keluarga meliputi tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Karakteristik keluarga meliputi pendidikan ibu dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu responden yang lulusan SD sebanyak 6 orang (10%), lulusan SMP sebanyak 17 orang (28.3), lulusan SMA sebanyak 28 orang (46,7%), lulusan perguruan tinggi/pt sebanyak 9 orang (15%). Pada pendapatan keluarga dapat diketahui bahwa sebagian besar pendapatan keluarga adalah < Rp970.000 sebanyak 34 orang (56,7%), antara Rp970.000 < Rp1.500.000 sebanyak 22 orang (36,7%), antara Rp1.500.000 2.000.000 sebanyak 3 orang (5%), > Rp2.000.000 sebanyak 1 orang (1,7%). Berdasarkan hasil pengukuran tingkat konsumsi energi dan protein dengan menggunakan food recall 2 24 jam dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat konsumsi energi baik sebanyak 28,3%, tingkat konsumsi energi sedang sebanyak 25%, tingkat konsumsi energi kurang sebanyak 43,3% dan defisit sebanyak 3,3%. Responden dengan tingkat konsumsi protein baik sebanyak 30%, tingkat konsumsi protein sedang sebanyak 33,3%, tingkat konsumsi protein kurang sebanyak 33,3% dan defisit 3,3%. Hasil pengukuran pertumbuhan responden dengan menggunakan timbangan dacin dapat diketahui bahwa responden dengan pertumbuhan kategori baik sebesar 51,7%, pertumbuhan responden dengan kategori kurang sebanyak 38,3%, pertumbuhan responden dengan kategori buruk sebesar 5% dan pertumbuhan responden dengan kategori lebih sebanyak 5%. Hasil pengukuran perkembangan responden dengan menggunakan KPSP dapat diketahui bahwa perkembangan responden baik sebesar 23,3%, perkembangan responden kurang sebesar 26%. Distribusi silang menggunakan uji korelasi sperman untuk data ordinal dan uji chi square untuk data nominal antara variabel pada pola asuh, asih, asah dengan tumbuh dan kembang balita usia 1 3 tahun dapat diketahui pada tabel 1. Uji korelasi spearmen tentang hubungan nutrisi berdasarkan indeks > 80 baik, 60 80 kurang dan < 60 kurang dengan pertumbuhan berdasarkan indeks berat badan per umur dapat diperoleh hasil yaitu Sig < α yaitu 0.05 artinya ada hubungan antara nutrisi dengan pertumbuhan gizi balita usia 1 3 tahun. hubungan perawatan kesehatan dasar berdasarkan indeks > 80 baik, 60 80 kurang dan < 60 kurang dengan pertumbuhan berdasarkan indeks berat badan per umur dapat diperoleh hasil yaitu Sig < α yaitu 0,05 artinya ada hubungan antara perawatan kesehatan dasar dengan pertumbuhan gizi balita usia 1 3 tahun. hubungan perumahan berdasarkan indeks > 80 baik, 60 80 kurang dan <60 kurang dengan pertumbuhan berdasarkan indeks berat badan per umur dapat diperoleh hasil yaitu Sig < α yaitu 0.05 artinya ada hubungan antara perumahan dengan pertumbuhan gizi balita usia 1 3 tahun. Tabel 1. Distribusi Silang antara Nutrisi dengan Pertumbuhan Balita Usia 1 3 Tahun di Wilayah Desa Cerme Lor, Kecamatan Cerme, Gresik Tahun 2009 Variabel Buruk (n = 3) Kurang (n = 23) Pertumbuhan Baik (n = 31) Lebih (n = 3) Gizi Kurang 2 (66,7) 14 (60,9) 1 (3,2) 0 (0,0) Sedang 1 (33,3) 6 (26,1) 17 (54,8) 1 (33,3) Baik 0 (0,0) 3 (13,0) 13 (42,0) 2 (66,7) Perawatan Kesehatan Dasar Kurang 1 (33,3) 15 (65,2) 3 (9,7) 0 (00,0) Sedang 1 (33,3) 5 (21,7) 7 (22,6) 1 (33,3) Baik 1 (33,3) 3 (13,1) 21 (67,7) 2 (66,7) Kondisi Perumahan Kurang 3 (100,0) 12 (52,2) 4 (12,9) 0 (00,0) Sedang 0 (00,0) 8 (34,8) 8 (25,8) 1 (33,3) Baik 0 (00,0) 3 (13,0) 19 (61,3) 2 (66,7) Hubungan Pola Asuh, Asih, Asah dengan Tumbuh Kembang Balita Fitria Nur Maria, Merryana Adriani 25

Tabel 2. Distribusi Balita Usia 1 3 Tahun Berdasarkan Stimulasi dan Perkembangan Stimulasi Perkembangan Kurang Baik (n = 14) (n = 46) Kurang 9 (64,3) 0 (00,0) Sedang 5 (35,7) 1 (2,2) Baik 0 (00,0) 45 (97,8) Total 14 (100,0) 46 (100,0) hubungan stimulasi berdasarkan indeks > 80 baik, 60 80 kurang dan < 60 kurang dengan perkembangan menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrening Perkembangan) dapat diperoleh hasil yaitu Sig < α yaitu 0,05 artinya ada hubungan antara stimulasi dengan perkembangan balita usia 1 3 tahun. hubungan kasih sayang berdasarkan indeks > 80 baik, 60 80 kurang dan < 60 kurang dengan pemberian stimulasi dengan kategori > 80 baik, 60 80 kurang dan < 60 kurang, dapat diperoleh hasil yaitu Sig < α yaitu 0.05 artinya ada hubungan antara kasih sayang dengan pemberian stimulasi pada balita usia 1 3 tahun. Tabel 3. Hasil Analisis Hubungan Pola Asuh, Asih, Asah dengan Tumbuh Kembang Balita Usia 1 3 Tahun di Wilayah Desa Cerme Lor, Kecamatan Cerme, Gresik Tahun 2009 Variabel Bebas Variabel Terikat P Sig Nurisi Pertumbuhan 0.000 0,05 Perawatan Pertumbuhan 0.000 0,05 kesehatan dasar Kesegaran Jasmani Pertumbuhan 0.646 0,05 Perumahan Pertumbuhan 0.000 0,05 Kasih Sayang Pertumbuhan 0.844 0,05 Aman Pertumbuhan 0.59 0,05 Stimulasi Perkembangan 0.000 0,05 Kasih Sayang Stimulasi 0,031 0,05 Dari hasil pengujian Chi Square tentang hubungan kesegaran jasmani berdasarkan ya dan tidak dengan pertumbuhan berdasarkan indeks berat badan per umur dapat diperoleh hasil yaitu Sig < α yaitu 0,05 artinya tidak ada hubungan antara kesegaran jasmani dengan pertumbuhan gizi balita usia 1 3 tahun. hubungan kasih sayang berdasarkan indeks >80 baik, 60 80 kurang dan < 60 kurang dengan pertumbuhan berdasarkan indeks berat badan per umur dapat diperoleh hasil yaitu Sig < α yaitu 0,05 artinya ada hubungan antara kasih sayang dengan pertumbuhan gizi balita usia 1 3 tahun. hubungan rasa aman berdasarkan indeks > 80 baik, 60 80 kurang dan < 60 kurang dengan pertumbuhan berdasarkan indeks berat badan per umur dapat diperoleh hasil yaitu Sig < α yaitu 0,05 artinya ada hubungan antara rasa aman dengan pertumbuhan gizi balita usia 1 3 tahun. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai hubungan pola asuh, asih, asah dengan tumbuh kembang pada balita usia 1 3 tahun, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan pada veriabel pola asuh yaitu nutrisi, perawatan kesehatan dasar, perumahan dengan pertumbuhan balita usia 1 3 tahun dengan menggunakan pengukuran antropometri berat badan per umur dan distandartkan dengan WHO-NCHS. Terdapat hubungan pola asah yaitu stimulasi dengan perkembangan pada balita usia 1 3 tahun, yang diukur dengan menggunakan KPSP. Terdapat hubungan pada pola asih yaitu kasih sayang dengan stimulasi yang nantinya akan berdampak pada perkembangan responden. Melalui analisi tersebut juga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pola asih yaitu kasih sayang dan rasa aman dengan pertumbuhan balita usia 1 3 tahun. PEMBAHASAN Sebagian besar pendidikan ibu responden adalah tamatan SMU (46,7%). Menurut Soetjiningsih (1995) dinyatakan bahwa pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik. Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung mudah untuk memahami dan menyerap informasi yang lebih luas dalam proses pengasuhan anak yang baik, yang nantinya Tabel 5. Distribusi Balita Usia 1 3 Tahun Berdasarkan Kasih Sayang dan Stimulasi Stimulasi Kasih Sayang Kurang (n = 9) Sedang (n = 13) Baik (n = 38) Kurang 4 (44,4) 3 (30,8) 1 (2,6) Sedang 0 (00,0) 2 (30,8) 15 (34,2) Baik 5 (55,6) 2 (38,5) 28 (65,2) Total 9 (100,0) 13 (100,0) 38 (100,0) 26 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 6, No. 1, Juli 2009: 24 29

berdampak pada tumbuh kembang anak. Diharapkan keaktifan dan kesadaran ibu baik dari pendidikan rendah maupun tinggi untuk lebih perhatian terhadap kebutuhan tumbuh kembang anak. Pendapatan keluarga sebagian besar adalah < Rp970.000 (56,7%), hal ini menunjukkan pendapatan keluarga yang masih rendah. Menurut Soetjiningsih (1995), dikemukakan bahwa pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Besar pendapatan keluarga menentukan jenis pangan yang dibeli. Pendapatan yang rendah merupakan masalah dalam memenuhi kebutuhan hidup sehat yaitu terpenuhinya zat gizi baik dari sudut kualitas dan kuantitas, sedangkan tingkat pendapatan yang tinggi akan menjamin kualitas gizi keluarga sebab semua kebutuhan tercukupi. Maka dari itu meski pendapatan rendah tetapi keluarga harus tetap dapat memilih makanan yang baik untuk anak, di mana tidak harus mahal tetapi memiliki nilai gizi yang baik. Dilihat dari tingkat konsumsi energi, sebagian besar balita usia 1 3 tahun masih tergolong kekurangan atau defisit energi. Hal ini akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Energi diperlukan manusia untuk bergerak atau melakukan pekerjaan fisik dan juga menggerakkan proses dalam tubuh seperti misalnya sirkulasi darah, denyut jantung, pernafasan, pencernaan dan proses fisiologis lainnya. Makanan merupakan sumber energi, namun tidak semua energi terkandung di dalamnya dapat diubah ke dalam tenaga menjadi panas. Oleh karena itu, biasanya setelah kita melakukan kerja fisik badan kita terasa panas (Suharjo, 1992). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan tingkat konsumsi proteinnya defisit sebanyak 3,3%, kurang sebanyak 33,3 %, sedang sebanyak 33,3% dan baik sebanyak 30%. Persentase balita usia 1 3 tahun yang proteinnya baik sesuai dengan kebutuhan balita usia 1 3 tahun hanya sebesar 30% dan yang kurang dan sedang sebanyak 33,3%. Ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi protein balita usia 1 3 tahun masih banyak yang masih kurang memenuhi kebutuhan protein yang seharusnya. Menurut Sediaetama (1989) dinyatakan bahwa dalam keadaan kekurangan energi seperti kelaparan, maka lemak dan protein dapat diubah dan dipecah menjadi sumber energi bagi tubuh. Namun bila keadaan tersebut berlangsung lama akan mengalami depresi yaitu merosotnya jaringan tubuh yang akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan yaitu penurunan berat badan, sehingga seseorang nampak kurus. Protein yang seharusnya untuk membangun tubuh terbakar, akibatnya proses pembakaran dalam tubuh mengalami gangguan. Dengan demikian, kebutuhan protein anak harus sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya, karena protein berfungsi sebagai zat pembangun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, sebagai pengatur proses kelangsungan hidup dan jika anak kekurangan protein maka pertumbuhan anak akan terhambat. Maka dari itu ibu harus lebih perhatian terhadap asupan makanan terutama kebutuhan zat protein anak untuk pertumbuhan anak yang baik. Pola asuh ibu terutama pada variabel gizi sebagian besar menunjukkan kategori sedang (41,7%). Dari hasil uji statistik antara perawatan kesehatan dasar dengan pertumbuhan menunjukkan ada hubungan yang bermakna (0,00 < 0,05). Menurut teori Soetjiningsih (1995) bahwa makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, karena makanan dibutuhkan untuk pertumbuhan, di mana makanan ini dipengaruhi oleh ketahanan pangan yang mencakup ketersediaan pangan dan pembagian makanan dalam keluarga. Pola asuh pada variabel nutrisi cenderung mempengaruhi pertumbuhan berat badan anak. Anak yang mendapatkan nutrisi yang baik juga cenderung memiliki ketahanan tubuh yang kuat sehingga risiko untuk terkena penyakit adalah kecil, maka dengan ini pertumbuhan dapat berjalan dengan optimal. Diharapkan agar ibu responden lebih perhatian dan lebih protektif terhadap makanan yang dikonsumsi anak, sebab makanan yang baik dari segi kualitas dan kuantitas sangat menunjang pertumbuhan anak. Sebagian besar pola asuh perawatan kesehatan dasar ibu responden menunjukkan kategori baik (45%). Dari hasil uji statistik antara perawatan kesehatan dasar dengan pertumbuhan menunjukkan ada hubungan yang bermakna (0,00 < 0,05). Menurut Harsono (2009), menyatakan bahwa salah satu yang menunjang aspek tumbuh kembang anak adalah perawatan kesehatan dasar tepatnya imunisasi, karena dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas anak secara signifikan. Dengan menurunnya angka morbiditas dan mortalitas anak, akan memberi kesempatan anak dapat tumbuh kembang dengan baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perawatan kesehatan dasar yang mencakup posyandu, pemberian ASI, pemberian imunisasi cenderung dapat menurunkan risiko kejadian kesakitan pada anak karena sistem imunitas anak cenderung lebih kuat, sehingga anak dapat tumbuh dengan baik. Diharapkan adanya kerja sama antara bidan desa dan kader posyandu dalam pemberian informasi kepada masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan dasar yang baik. Perumahan atau tempat tinggal responden yang menunjukkan kategori baik hanya 40%. Dari hasil uji statistik antara perumahan dengan pertumbuhan menunjukkan ada hubungan yang bermakna (0,00 < 0,05). Menurut Azwar (1990) bahwa rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi yang baik mencakup ventilasi, konstruksi bangunan, sarana pembuangan sampah dan kelembaban. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perumahan sehat yang mencakup ventilasi, bahan bagunan, pembuangan sampah cenderung menurunkan risiko terkena penyakit infeksi, sehingga penghuni di dalam rumah dapat hidup dengan sehat, Hubungan Pola Asuh, Asih, Asah dengan Tumbuh Kembang Balita Fitria Nur Maria, Merryana Adriani 27

dan pertumbuhan anak dapat berjalan dengan optimal. Diharapkan adanya penyuluhan tentang sanitasi yang baik pada kader posyandu dan ibu-ibu PKK, yang nantinya dapat memberikan informasi kepada masyarakat. Sebagian besar ibu memberikan kesegaran jasmani (96,7%) pada balita usia 1 3 tahun. Dari hasil uji statistik antara kesegaran jasmani dengan pertumbuhan menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (0,621 > 0,05). Menurut Santrock (1994) pada umumnya masalah kesehatan salah satunya disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang, kesegaran jasmani anak dan aktivitas anak kurang dan pelecehan. Menurut Buck dkk, dalam Santrock (1994) menyatakan selain makanan sehat, kesegaran jasmani merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental anak. Dari hasil penelitian diketahui tidak ada hubungan antara kesegaran jasmani dengan pertumbuhan, hal ini disebabkan karena adanya faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan responden yaitu meskipun kesegaran jasmani responden di atas dalam kategori cukup tetapi bila nutrisi, perawatan kesehatan dasar dan perumahan masih kurang maka mempengaruhi pertumbuhan responden. Di sini diharapkan terdapatnya keseimbangan antar pola asuh kesegaran jasmani dengan variabel pola asuh lainnya agar dapat saling menunjang untuk pertumbuhan. Kasih sayang ibu terhadap balita usia 1 3 tahun sebagian besar menunjukkan kategori baik (56,7%). Dari hasil uji statistik antara kasih sayang dengan pertumbuhan menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (0,844 > 0,05). Menurut Purnamawati (2008) menyatakan bahwa setiap anak membutuhkan kasih sayang yang akan berdampak pada perkembangan fisik dan mental anak. Kasih sayang dari kedua orang tua merupakan fondasi kehidupan bagi anak terlebih ketika dia mengeksplor dunianya. Kasih sayang ibu terhadap responden tidak mempengaruhi pertumbuhan responden, ini dikarenakan terdapatnya faktor lain yaitu pada pola asuh, di mana nutrisi, perawatan kesehatan dasar dan perumahan yang kurang cenderung berpengaruh pada pertumbuhan responden. Diharapkan terdapat keseimbangan dalam pengasuhan antara kasih sayang dengan nutrisi, perumahan, perawatan kesehatan dasar. Sebagian besar pola asih rasa aman dalam kategori baik (77%). Dari hasil uji statistik antara rasa aman dengan pertumbuhan menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (0,059 > 0,05). Menurut Richard (2007) menyatakan bahwa berada dalam pelukan ibu merupakan saat yang penting bagi anak, hal ini mampu memberikan rasa aman dan terjaga pada anak. Kemampuan dalam memberikan rasa aman dengan sebuah pelukan akan meningkatkan tumbuh kembang anak. Dengan demikian diketahui bahwa rasa aman saja terhadap responden tidak mempengaruhi pertumbuhan responden, ini dikarenakan terdapatnya faktor lain yaitu pada pola asuh, di mana nutrisi, perawatan kesehatan dasar dan perumahan yang kurang cenderung berpengaruh pada pertumbuhan responden. Diharapkan terdapat keseimbangan dalam pengasuhan rasa aman dengan nutrisi, perumahan, perawatan kesehatan dasar. Stimulasi yang diberikan oleh ibu pada balita usia 1 3 tahun sebagian besar dalam kategori baik (75%) dan sebagian besar kasih sayang yang diberikan ibu pada responden dalam kategori baik (53,3%). Dari hasil uji statistik antara stimulasi dengan perkembangan menunjukkan ada hubungan yang bermakna (0,00 < 0,05), dan berdasarkan hasil uji statistik antara variabel kasih sayang dengan variabel stimulasi menunjukkan ada hubungan yang bermakna (0,031 < 0,05). Hal ini sesuai dengan Purnamawati (2008) yang menyatakan bahwa antara stimulasi dengan kasih sayang saling berkaitan. Orang tua yang mengungkapkan kasih sayang melalui pelukan, senyuman, belaian, mendengarkan celoteh anak dengan diimbangi pemberian stimulasi akan memberikan dampak yang sangat berarti bagi perkembangan kepribadian dan emosional anak. Berilah stimulasi pada semua indra anak dan ajaklah anak berbicara sesering mungkin, sehingga otaknya senantiasa aktif. Anak yang kerap diajak bicara dan berkomunikasi secara intensif akan memiliki IQ lebih tinggi dan perbendaharaan kata yang lebih kaya. Stimulasi yang diberikan pada anak hendaknya disesuaikan dengan perkembangan anak. Dengan demikian diketahui bahwa responden yang terasah secara terarah dan penuh kasih sayang akan dapat mengendalikan dan mengkoordinasi otot-ototnya yang melibatkan perasaan emosi dan pikiran sehingga perkembangan anak berjalan dengan optimal. Diharapkan ibu memberikan stimulasi dan kasih sayang secara terarah dan terus-menerus pada anak agar perkembangan anak dapat terkontrol dengan baik. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pola asuh yaitu pada variabel nutrisi, perawatan kesehatan dasar, perumahan terhadap variabel pertumbuhan balita, meskipun pada kesegaran jasmani tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan pertumbuhan. Pada pola asih yaitu variabel kasih sayang dan aman tidak berpengaruh pada pertumbuhan responden. Sedangkan pada perkembangan responden terdapat hubungan antara pola asah yaitu stimulasi dengan perkembangan responden, pada pola asih yaitu kasih sayang apabila diikuti dengan pemberian stimulasi akan berpengaruh pada perkembangan responden. Pola asuh, asih, asah cenderung berpengaruh pada tumbuh kembang anak, untuk itu peran orang tua khususnya ibu sebagai pengasuh harus lebih peduli dan perhatian terhadap kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. DAFTAR PUSTAKA Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Ilmu Kesling. Jakarta: Mutiara. Harsono. 2009. Peran Imunisasi untuk Menunjang Tumbuh Kembang Balita Anak Indonesia. http://pustaka.uns.ac.id/include/inc/pdf. php?nid=156 (oleh: Ajick 8April 2009). 28 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 6, No. 1, Juli 2009: 24 29

Purnamawati. Asah, Asih Dan Asuh, Pola Pembentukan Karakter. http://purnamawati.wordpress.com/2008/02/01/asah-asih-asuhpola-pembentukan-karakter/(14 Februari 2008). Soedjatmiko. 2008. Mari Penuhi Hak Tumbuh Kembang Anak. http://medicastore.com/seminar/70/mari_penuhi_hak_tumbuh_ Kembang_Anak.html. (8 April 2008). Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV Sagung Seto. Richard. 2007. Informasi Perkembangan Anak dan Orang Tua. http://www. Perkembangan anak.com (oleh: Yusi Ersiano Rosmansya, 28 Maret 2008). Santrock, John. 1994. Child Development, New York McGraw. Suhardjo dan Clara, M. Kusharto. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Kanius. Yogyakarta. Hubungan Pola Asuh, Asih, Asah dengan Tumbuh Kembang Balita Fitria Nur Maria, Merryana Adriani 29