BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang dilaksanakan oleh tim anggaran

KEPUASAN KERJA SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARAT PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Peran penting anggaran dalam organisasi sektor publik berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Proses penganggaran daerah diatur dalam Permendagri Nomor 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Tim Anggaran Eksekutif bersama-sama Unit Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang. Anggaran menjadi alat manajerial yang umum digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan atau lebih (Mikesell, 2007) dalam Widhianto (2010). Kenis (1979) koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, serta motivasi.

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu, dalam menghadapi pesaing-pesaingnya perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. penganggaran menggunakan penganggaran kinerja (performance

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan penetapan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan paradigma anggaran daerah dilakukan untuk menghasilkan

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak, dan kewajiban. Setiap satuan kerja baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat dengan cara memberikan pelayanan yang efektif,

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah, menyeleksi serta mengimplementasikan proses adaptasi dengan

ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI PARTISIPASI PENGANGGARAN (STUDI EMPIRIS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH DAERAH KOTA PALU) TESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Kajian teoritis yang digunakan di dalam penelitian ini sebagai dasar asumsi penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik (good government governance)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan publik akan pemerintahan yang baik (Good Governance) memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah. Adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang. perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, membawa perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengendalian organisasi karena pengukuran kinerja diperkuat dengan

BAB I PENDAHULUAN. membuka jalan bagi munculnya reformasi total di seluruh aspek kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus urusan. pemerintahan dan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan masyarakat, tidak dipergunakan untuk kepentingan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. dan mendasar yang dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan

PENDAHULUAN. lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah

Agar anggaran itu tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan. kinerja yang baik antara atasan dan bawahan, pegawai dan pimpinan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran (PPA) pada kinerja

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu. terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda hampir di seluruh

Abstrak. Kata Kunci: Sistem pengendalian intern pemerintah, partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja, kinerja individu.

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi yang terjadi pada awal

MAYA PURNASARI B

BAB 1 PENDAHULUAN. agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money dalam menjalankan

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk senantiasa tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya

PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. anggaran, evaluasi anggaran - general, evaluasi anggaran punitive, umpan balik

Pratama Ilham Safitrie B

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJER

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi-fungsinya. Peranan tersebut ditujukan pada seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu manajemen yang baik. Menurut Welsch (2000) misinya tanpa suatu manajemen yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, yang diukur melalui elemen Pendapatan Asli Daerah (PAD). Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah sudah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. perusahaan untuk berbagai macam tujuan Otley (1980) dalam Suryanawa (2008).

BAB I PENDAHULUAN. besar. Oleh karena itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah diberikan kebebasan serta keleluasaan dalam menjalankan pemerintahannya berdasarkan asas desentralisasi yang dianut oleh Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat, daerah provinsi, dan kabupaten/kota. Pemerintah daerah dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan asas-asas pelayanan publik seperti transparasi, akuntabilitas, pastisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak, serta kewajiban. Setiap organisasi pemerintahan pusat maupun daerah dalam melaksanakan tugasnya wajib untuk memiliki perencanaan yang telah disusun dalam bentuk anggaran. Anggaran sebagai bentuk rumusan berbagai kebijakan pemerintah yang telah diatur. Menurut Freeman dalam Nordiawan (2010:53), anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas. Didalam anggaran akan dapat dilihat seberapa besar fungsi pemerintah dalam melaksanakan berbagai urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. 1

Sebagai salah satu implementasi dari akuntabilitas kinerja pemerintah, makan dilaksanakan kewajiban pertanggungjawaban yang dimulai dari proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan atas tugas dan fungsi pemerintah dalam bentuk penetapan anggaran. Oleh karena itu, anggaran dianggap sebagai pencerminan program kerja (Bastian, 2010:66). Keberhasilan dalam proses penyusunan anggaran salah satunya dapat dipengaruhi oleh sikap dan prilaku pihak yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. Tahap penyusunan anggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun (Rahayu, dkk. 2007). Penyusunan anggaran dengan menggunakan pendekatan partisipasi merupakan pendekatan yang lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan lainnya (Lestari dan Sudaryono, 1994). Partisipasi anggaran merupakan tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau bagiannya, baik secara periodik maupun tahunan. Untuk dapat menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) berdasarkan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) diperlukan pegawai yang mempunyai kemampuan analisis kinerja program. Tentu saja hal ini merupakan tanggung jawab yang besar bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku pengguna anggaran untuk menyediakan sumber daya manusia yang memadai, agar dapat mengelola anggaran secara ekonomis, efisien, efektif dan yang benar-benar mencerminkan kepentingan masyarakat. Mengelola anggaran secara ekonomis, efisien dan efektif adalah dengan cara membagi waktu secara proporsional untuk satuan kerja 2

atas dan bawahan. Dengan adanya tuntutan untuk pemerintah daerah agar turut serta berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran, maka diperlukannya komunikasi antara atasan dan bawahan. Proses penyusunan anggaran menekankan pada pendekatan Buttom-up Planning, hal ini sesuai dengan pendapat Argyris (1952) yang menyarankan perlunya bawahan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran karena menurutnya partisipasi dalam penyusunan anggaran diyakini dapat meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah. Menurut Mangkunegara (2005:16), kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan serta menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahliannya dalam bekerja. Kinerja aparat pemerintah yang belum maksimal dalam penyusunan anggaran biasanya dikarenakan karena terbatasnya personel baik kualitas maupun kuantitas di pemerintahan daerah. Partisipasi penyusunan anggaran ini diperlukan agar anggaran yang dibuat sesuai dengan realita yang ada di lapangan. Penelitian tentang proses penyusunan anggaran dan efektivitasnya dalam meningkatkan kinerja manajerial merupakan topik yang penting, karena anggaran menjadi alat utama pengendalian setiap organisasi (Cherrington dan Cherrington, 1973). Pentingnya peran anggaran dapat juga dilihat dari fungsi-fungsi lainnya seperti, anggaran mempunyai fungsi sebagai pedoman untuk menilai kinerja individual para manajer (Schiff dan Lewin, 1970). Anggaran juga dapat dijadikan alat untuk memotivasi kinerja anggota organisasi (Chow, et al1 988), alat koordinasi dan komunikasi antara atasan dengan 3

bawahan (Kenis, 1979), dan alat untuk mendelegasikan wewenang atasan kepada bawahan (Hofstede dalam Supomo, 1998). Dalam hasil pemeriksaan Badan Keuangan (BPK) Tahun 2014, tentang pemeriksaan kinerja menemukan bahwa menemukan 6 kasus ketidakhematan/ ketidakekonomisan senilai Rp 77,90 miliar, 5 kasus ketidakefisienan, dan 173 kasus ketidakefektifan senilai Rp 419,59 miliar. Hasil pemeriksaan kinerja juga mengungkapkan 45 kasus yang mempengaruhi kehematan/ekonomi, efisiensi dan efektivitas, serta 10 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan senilai Rp 42,28 miliar (BPK, 2014). Hasil sebaliknya terjadi di Kabupaten Badung, dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Kabupaten Badung (LAKIP) menyatakan bahwa kinerja pemerintah Kabupaten Badung sangat baik. Dan ketidakkonsistenan hasil audit BPK dengan LAKIP Kabupaten Badung, sehingga penelitian ini dilakukan di Kabupaten Badung. Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Bali. Dari hasil LAKIP (2014), pencapaian kinerja Kabupaten Badung memenuhi target sebesar 98,99%. Tercapainya kinerja yang hampir mencapai target tidak lepas dari adanya partisipasi penyusunan anggaran yang dilakukan di Kabupaten Badung. Proses penyusunan anggaran di sektor publik melibatkan partisipasi antara bawahan dan atasan. Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, diharapkan meningkatkan kinerja manajerial. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hidayat (2009), menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Mediaty (2010) juga mengatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran 4

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aparatur pemda provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, Bangun (2009) dan Erwati (2009) dengan penelitian yang sama bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD. Sedangkan Sarjana, Wahyuni, dan Ambarajaya (2012) yang menyatakan bahwa anggaran pasrtisipatif tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja secara tidak signifikan adalah penelitian yang dilakukan oleh Milani (1975), dan Kenis (1979). Penelitian oleh Utama (2013) juga menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial masih menunjukkan hasil yang bertentangan Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh variabel moderating dalam mengidentifikasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengaruh variabel moderating tersebut dapat bersifat memperkuat atau memperlemah variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel moderating adalah faktor atau variabel yang mempengaruhi hubungan antara dua variabel (Murray, 1990). Penelitian yang menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah yang di moderasi variabel kepuasan kerja telah banyak dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan Wulandari (2011) menyatakan bahwa kepuasan kerja sebagai variabel moderating mempunyai pengaruh terhadap penyusunan anggaran dalam meningkatkan kinerja aparat pemerintah. Penelitian 5

serupa dilakukan oleh Riyadi (2012) menunujukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating. Kepuasan kerja sebagai salah satu perilaku atau sikap yang ditujukan pada suatu penyusunan anggaran pemerintahan. Kepuasan kerja merupakan salah satu aspek yang dapat berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah. Kepuasan kerja aparat pemerintah membuktikan bahwa aparat pemerintah tersebut bersungguh-sungguh dalam mewujudkan suatu rencana yang sudah dirancang sebelumnya. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah? 2) Apakah kepuasan kerja memperkuat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 6

1) Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah. 2) Untuk mengetahui kepuasan kerja memperkuat pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan membuat para pembaca dapat memahami apakah kepuasan kerja sebagai pemoderasi mempengaruhi partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah yang akan membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan. 2) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam rangka pengembangan khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah yang berbeda pada setiap kondisi tertentu berdasarkan teori kontijensi, serta dapat bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan di pemerintah daerah. 7

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar, isi dari masing-masing bab dijelaskan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah kemudian dirumuskan ke dalam rumusan masalah penelitian, juga dibahas mengenai tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan skripsi. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang tentang metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi lokasi penelitian atau ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan. Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai karakteristik sampel, deskripsi variabel penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan. 8

Bab V Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 9