LAPORAN AKHIR KOTA PALANGKA RAYA KEGIATAN PLPBK LANJUTANN TAHUN 2016 KEL. KERENG BANGKIRAI KEC. SABANGAU

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan

Rencana Tahapan Pelaksanaan Siklus PLPBK Lanjutan. Kelurahan Baru Tengah Kecamatan Balikpapan Barat Kota Balikpapan

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

PROFIL BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Bilah Makmur

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

ATURAN BERSAMA (AB) BKM KAHANJAK TENTANG PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PROFIL BKM SEI RAJA BERSATU KELURAHAN SEI RAJA

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA

GAMBARAN UMUM DESA DONOROJO

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

PROFIL PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 LANDASAN HUKUM.

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

B. Kondisi Demografi. Usia (tahun) Jumlah (orang) No keatas 2.724

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM. Keberadaan BKM dan Lingkungan. Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA INVESTASI 5.1. INDIKASI SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN LIMUSNUNGGAL

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PELAKSANAAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH UNTUK MENDUKUNG TERWUJUDNYA PERMUKIMAN LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

PROFIL LKM ANUGERAH KELURAHAN SIUMBUT BARU KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

PROFIL LKM MUTIARA SEJAHTERA KELURAHAN MUTIARA KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

PROFIL LKM MAJU MANDIRI KELURAHAN KARANG ANYER KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

USULAN ATURAN BERSAMA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BAB III ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN

PERENCANAAN PARTISIPATIF PJM PRONANGKIS DESA SINDANGLAYA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

PROFIL LKM MEKAR TANJUNG KELURAHAN TANJUNG MARULAK HILIR

BAB I PENDAHULUAN. Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE )

KOLABORASI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU Lusi Dwi Putri 1)

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

Kelurahan Matahalasan merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

PROFIL KOTA PEMATANGSIANTAR

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Transkripsi:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN PLPBK LANJUTANN TAHUN 2016 KEL. KERENG BANGKIRAI KEC. SABANGAU KOTA PALANGKA RAYA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia- NYA, Laporan Akhir ini dapat terselesaikan. Semua itu atas kepercayaan dan kerja sama dari semua elemen sehingga PLPBK Lanjutan Tahun 2015 ini dapat terlaksana dengan baik. Kami ucapkan syukur pada Tuhan YME karena pada tahun 2015 kami BKM Kereng Membangun Kelurahan Kereng Bangkirai mendapatkan program PLPBK Lanjutan sebagai reward atas keberhasilan BKM Kereng Membangun Kelurahan Kereng Bangkirai dengan kinerja yang baik dalam melaksanakan program penanggulangan kemiskinan. Seiring dengan kegiatan PLPBK Lanjutan Tahun 2015 di wilayah Kelurahan Kereng Bangkirai, telah memberikan banyak pembelajaran bagi masyarakat, terutama di kawasan prioritas, baik dari segi pembelajaran dalam manata hunian lingkungan permukiman maupun dalam tahapan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, yang akhirnya mampu memberikan kehidupan dan penghidupan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan. Semoga Laporan Akhir ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, khususnya masyarakat Kelurahan Kereng Bangkirai agar dalam menjalankan program-program kedepannya semakin baik. Palangka Raya, 31 Maret 2016 BKM Kereng Membangun Koordinator Reddy

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN PLPBK LANJUTAN TAHUN 2015 BKM Kelurahan Kecamatan Kota : Kereng Membangun : Kereng Bangkirai : Sabangau : Palangka Raya Dokumen Laporan Akhir PLPBK Lanjutan Tahun 2015 Kelurahan Kereng Bangkirai telah disusun berdasarkan pelaksanaan kegiatan Perencanaan Partisipatif, dan Pelaksanaan Kegiatan Fisik. Selanjutnya, Laporan Akhir ini dapat disepakati dan dijadikan Dokumen Pertanggungjawaban Kegiatan PLPBK Lanjutan Tahun 2015 di Kelurahan Kereng Bangkirai, Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya. Disahkan di : Kereng Bangkirai Tanggal : 31 Maret 2016 Lurah Kelurahan Kereng Bangkirai BKM Kereng Membangun Kelurahan Kereng Bangkirai Nurdin NIP. 19720606 199403 1008 Reddy Team Leader OSP 6 Kalimantan Tengah Koordinator Kota Palangka Raya Anto S. Andai Yogi Surwiatmoko

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Gambaran Umum Kawasan... 2 1.3. Potensi, Permasalahan dan Harapan... 9 BAB II RANCANGAN KEGIATAN PLPBK 2.1. Tinjauan Umum Kawasan Prioritas... 11 2.2. Review RTPLP... 13 2.3. Rencana Pelaksanaan Kegiatan... 22 BAB III CAPAIAN KEGIATAN 3.1. Tahap Persiapan... 26 3.2. Tahap Perencanaan... 26 3.3. Tahap Pelaksanaan... 29 BAB IV PROGRES KEUANGAN... 32 BAB V RENCANA KERJA... 33 BAB VI CAPAIAN KEGIATAN 6.1. Kesimpulan... 34 6.2. Rekomendasi... 35

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Cara pandang masyarakat dalam melihat pentingnya upaya membangun bangsa yang madani menjadi hal penting dalam proses pembangunan masyarakat dalam segala bidang. Peran serta masyarakat dalam melaksanakan pembangunan masih sangat dibutuhkan demi lancar dan suksesnya pembangunan, sehingga perlunya kesadaran semua lapisan masyarakat. Pembangunan wilayah dalam suatu kawasan permukiman menuju lingkungan yang bersih selaras dan sehat merupakan dambaan segenap masyarakat Indonesia, menjadi tanggung jawab bagi kita semua warga bangsa Indonesia untuk bersatu padu membangun lingkungan yang diidamkan, peran serta lapisan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam program pembangunan ini, pemerintah sebagai pengayom dan pelayan masyarakat menjadi partner yang harus selalu bekerjasama bersatu padu demi suksesnya program-program yang berbasis komunitas. Program Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas atau disingkat PLP-BK Lanjutan merupakan peningkatan dari P2KKP (Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman) untuk tingkat kawasan/ lingkungan permukiman dengan penekanan khusus pada penataan sarana lingkungan dan kualitas hunian yang direncanakan dan dibangun dengan pendekatan kolaboratif antara bottom up approach (partisipasi masyarakat) dan top down approach (partisipasi pemda dan stakeholders lainnya). Sebagai program peningkatan dari P2KKP, prinsip-prinsip dasar P2KKP, pendekatan pemberdayaan masyarakat dan good governance tetap dipertahankan keterpaduannya dengan tujuan mewujudkan pembangunan berbasis komunitas ( community baseddevelopment) yang berkelanjutan (sustainable). Untuk mewujudkan keberlanjutan ( sustainability) pembangunan permukiman seperti yang diharapkan, dibutuhkan tiga syarat utama, yakni : a. Perubahan perilaku (attitude) 1

b. Pengelolaan masyarakat sendiri (self community management) c. Inovasi dan kreativitas masyarakat (enterpreneurship) Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Lanjutan pada dasarnya merupakan bentuk stimulan bagi keberhasilan masyarakat di Kelurahan yang telah mampu membangun lembaga masyarakat (BKM) mencapai kualifikasi BKM Berdaya menuju Mandiri atau BKM Mandiri. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas secara substansi merupakan implementasi konsep kemitraan dan channelling program pada skala yang lebih kecil, yakni skala Kelurahan. Diharapkan, melalui kegiatan ini berlangsung proses pembelajaran, pengembangan dan pelembagaan kemitraan sinergis antara masyarakat, pemerintah Kelurahan dan kelompok peduli setempat. Prosesnya lebih mengutamakan pada keswadayaan, kemandirian dan kerja keras untuk menggalang segenap potensi sumber daya yang dimiliki bersama dan mengakses berbagai sumberdaya dari luar lainnya dalam upaya mengembangkan lingkungan permukiman yang sehat, tertib, selaras, berjati diri dan lestari menuju cita-cita masyarakat yang sejahtera. 1.2. Gambaran Umum Kawasan 1.2.1. Karakteristik Wilayah Kelurahan Kereng Bangkirai jika dilihat dari geografis wilayahnya merupakan wilayah kelurahan yang diapit oleh empat wilayah yang lainnya yaitu: Sebelah Utara : Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kelurahan Menteng Kecamatan Jekan Raya. Sebelah Selatan : Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Katingan atau Pulang Pisau. Sebelah Timur : Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kelurahan Sabaru Kecamatan Sabangau. Sebelah Barat : Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Kecamatan Jekan Raya. 2

1.2.2. Demografi Dari data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintahan kelurahan Kereng Bangkirai, tercatat kelurahan Kereng Bangkirai memiliki jumlah penduduk pada tahun 2012 sebesar 7.535 jiwa, dengan pembagian seperti terlihat di tabel kependudukan. Tabel 1.1. Kependudukan Kelurahan Kereng Bangkirai NO DATA TAHUN 2012 1 Jumlah Laki-laki 3.859 Orang 2 Jumlah Perempuan 3.676 Orang 3 Jumlah Kepala Keluarga 2.036 KK 4 Kepadatan Penduduk 37 Orang per km 2 (sumber: Statistik Kelurahan tahun 2012) Dari data tabel diatas dapat dilihat jumlah penduduk kelurahan Kereng Bangkirai lebih banyak penduduk laki-laki namun dari data di atas dapat katakan bahwa jumlah penduduk kelurahan Kereng Bangkirai berdasar jenis kelamin relatif seimbang antara jumlah penduduk perempuan dengan jumlah penduduk laki-laki. Berkaitan dengan kependudukan di Kelurahan Kereng Bangkirai mengenai sumber daya dan sumber mata pencaharian sangat erat kaitannya dengan sumber daya berupa tenaga kerja yang ada di Kelurahan Kereng Bangkirai sehingga jumlah tersebut dapat di kelompokan menjadi beberapa strata umur penduduk yang ada seperti terlihat di tabel berikut ini. Tabel 1.2. Komposisi Pendidikan Kelurahan Kereng Bangkirai NO TENAGA KERJA LAKI-LAKI PEREMPUAN 1 Pendidikan usia 18-56 tahun 1.635 orang 3.386 orang 2 Penduduk usia 18-56 tahun yang 2.101 orang 179 orang bekerja 3 Penduduk usia 18-56 tahun belum 50 orang 24 orang atau tidak bekerja 4 Penduduk 0-6 Tahun 100 orang 60 orang Jumlah 3.886 orang 3.649 orang (sumber: PLPBK Kelurahan Kereng Bangkirai) 3

Tabel 1.3. Komposisi Etnis Penduduk kelurahan Kereng Bangkirai NO ETNIS LAKI-LAKI PEREMPUAN 1 Batak 160 orang 100 orang 2 Sunda 122 orang 155 orang 3 Jawa 852 orang 876 orang 4 Madura 10 orang 5 orang 5 Bali 30 orang 27 orang 6 Banjar 900 orang 643 orang 7 Dayak 2000 orang 1575 orang 8 Makassar 3 orang 1 orang 9 Ambon 16 orang 10 orang 10 Flores 19 orang 23 orang Jumlah 4.120 orang 3.415 orang (sumber: PLPBK Kelurahan Kereng Bangkirai) Tabel 1.4. Komposisi Keyakinan Agama Kelurahan Kereng Bangkirai NO AGAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN 1 Islam 2.719 orang 2.168 orang 2 Kristen 1.139 orang 1.213 orang 3 Katolik 35 orang 47 orang 4 Hindu 72 orang 128 orang 5 Budha 8 orang 7 orang Jumlah 3.972 orang 3.563 orang (sumber: PLPBK Kelurahan Kereng Bangkirai) 1.2.3. Kondisi Penggunaan Lahan Luas wilayah Kelurahan Kereng Bangkirai memiliki luas wilayah 483,53 Ha terbagi menjadi beberapa perentukuan lahan yang ada yaitu: Pemukiman 112 Ha Persawahan 60 Ha Perkebunan 124 Ha Kuburan 0,8 Ha Pekarangan 2,03 Ha 4

Taman 0,3 Ha Perkantoran 3,4 Ha Prasarana Umum lainnya 180 Ha 1.2.4. Jaringan Jalan Jaringan jalan yang ada di kelurahan Kereng Bangkirai memiliki peranan yang penting dalam roda perekonomian di kelurahan Kereng Bangkirai, beberapa jenis berdasar jenis material yang ada dapat dibagi menjadi 3 jenis jalan yang ada seperti: Jalan Aspal, biasanya merupakan jalan pada akses-akses utama yang ada di Kelurahan Kereng Bangkirai, namun kondisi yang ada sekarang ini masih perlu banyak perbaikan yang mengingat sebagian jalan banyak yang sudah mengalami kerusakan yang tergolong parah, hal tersebut mengganggu aksesibilitas menuju wilayah kelurahan Kereng Bangkirai Gambar 1.1. Kondisi Jalan Aspal Di Kelurahan Kereng Bangkirai Jalan Setapak, jalan ini biasanya digunakan masyarakat untuk jalan penghubung menuju kebun atau tempat ternak masyarakat, kondisi yang ada tergolong ada yang layak dan tidak layak. Gambar 1.2. Kondisi Jalan Setapak Di Kelurahan Kereng Bangkirai 5

Jalan Tanah, jalan ini merupakan jalan tembus antar warga yang biasa dilalui oleh warga dalam melakukakan aktifitasnya, jalan ini banyak terdapat di daerah perumahan yang baru dibangun, dikarenakan pembangunan jalan yang ada masih belum terencana sampai kedaerah baru. Gambar 1.3. Kondisi Jalan Tanah Di Kelurahan Kereng Bangkirai 1.2.5. Jaringan Air Bersih Dan Sistem Pengolahan Air Limbah a. Air Bersih Kebutuhan air bersih penduduk dapat dipenuhi apabila diukur dengan menggunakan standar kebutuhannya, tetapi Kondisi sumber air bersih yang ada di Kelurahan Kereng Bangkirai khususnya di kawasan prioritas masih sangat memerlukan Air Bersih karena hanya beberapa saja yang menggunakan sumur bor (hitachi). b. SPAL (Sistem Pengolahan Air Limbah) Limbah rumah tangga dari kegiatan mandi, mencuci pada umumnya langsung dibuang ke sungai melalui saluran yang mereka buat sendiri. 1.2.6. Jaringan Persampahan Pola pembuangan sampah yang biasa dilakukan penduduk adalah dengan cara dibakar, dibuang kesungai atau membuat lubang-lubang yang kemudian ditimbun. Masih minimnya sarana dan prasarana dalam menampung sampah yang dihasilkan oleh limbah rumah tangga. 6

Gambar 1.4. Kondisi Sampah Di Kelurahan Kereng Bangkirai Perlu pembelajaran dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan yang didukung dengan sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga pola hidup yang sehat dan upaya menciptakan lingkungan yang bersih akan terwujud. 1.2.7. Jaringan Utilitas Dalam mengembangkan suatu kawasan keberadan utilitas sangat penting guna menunjang kegiatan lainnya. Air bersih, listrik, jaringan drainase, persampahan dan lainnya merupakan faktor utama dalam pemenuhan pelayanan kebutuhan penduduk. Kebutuhan akan utilitas umum mutlak diperlukan bagi kelangsungan kemasyarakatan di kelurahan Kereng Bangkirai, minimnya utilitas umum yang dapat menunjang aktifitas masyarakat di kelurahan Kereng Bangkirai menjadi kendala tersendiri dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan di kelurahan Kereng Bangkirai. Hal yang menjadi kendala akan keberlangsungan hal tersebut adalah kurangnya anggaran dalam memaksimalkan program-program yang ada yang kaitannya dengan masalah utilitas umum, penanganan utilitas umum yang ada di kelurahan Kereng Bangkirai masih belum memenuhi standart. 7

Gambar 1.5. Saluran drainase Alami Gambar 1.6. Saluran drainase Buatan 1.2.8. Sarana Pelayanan Publik Di Kelurahan Kereng Bangkirai telah tersedia fasilitas pendidikan seperti PAUD, SD, Madrasah, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat ada bermacam-macam mulai dari berdagang, bertani dan menjadi nelayan. 1.2.9. Identifikasi Aktivitas Ekonomi Potensial Kegiatan perdagangan yang ada antara lain toko/kios tradisional dan warung makan. Kegiatan produksi berupa home industry kerajianan tangan dengan skala kecil serta hasil-hasil perikanan. Pemasaran hasil-hasil produksi ini masih berskala lokal di sekitar Kelurahan Kereng Bangkirai, namun ada juga yang memasarkan sampai ke luar Kota Palangkaraya. Kegiatan jasa yang ada berupa bengkel motor, bengkel las dan penjahit. 8

1.2.10. Identifikasi Kelembagaan Di Kelurahan Kereng Bangkirai terdapat beberapa lembaga kemasyarakatan baik yang sifatnya formal maupun informal, antara lain LKMD, PKK, Karang Taruna, Kelompok Tani, Koperasi Tani, Kelompok Nelayan, BKM, RT, RW. 1.3. Potensi, Permasalahan Dan Harapan Dari pemetaan swadaya yang dilakukan diperoleh gambaran mengenai kondisi Kelurahan Kereng Bangkirai. Selain itu, juga diperoleh gambaran mengenai potensi dan kendala yang ada di Kelurahan Kereng Bangkirai serta harapan dari warga. Identifikasi terhadap potensi dan kendala ini dilakukan melalui FGD dengan menggunakan pohon masalah. Secara umum potensi yang ada di Kelurahan Kereng Bangkirai diantaranya : 1. Sumber daya manusia. Penduduk usia produktif dan belum memiliki keahlian masih cukup banyak. Mayoritas penduduk memiliki keahlian nelayan dan petani. 2. Sumber daya alam. Kelurahan Kereng Bangkirai masih memiliki lahan kosong yang cukup luas dan kawasan sungai. 3. Sumber daya ekonomi. Terdapat kegiatan peternakan diantaranya ternak unggas, ternak kambing, ternak sapi, pembibitan ikan. Kegiatan ekonomi lain yang tersebar adalah home industri, diantaranya kerajinan tangan, pembuatan makanan dan lain-lain. Selebihnya adalah kegiatan berdagang dan kios. Permasalahan yang teridentifikasi diantaranya : 1. Sebagian warga yang masih membuang limbah cair maupun padat ke pekarangan rumah. 2. Sampah belum terkelola dengan baik 3. Kurangnya sarana sosial seperti lapangan olahraga, sarana bermain anak, balai RW, balai pelatihan dan pos ronda. 4. Kegiatan ekonomi belum berkembang dan belum mampu menyerap tenaga kerja. 5. Air bersih belum terpenuhi 9

Harapan dari warga Kelurahan Kereng Bangkirai yang dapat teridentifikasi adalah : 1. Diperbaikinya jalan-jalan yang rusak 2. Dibuatkan saluran drainase yang dapat mengatasi masalah genangan air hujan di beberapa titik yang cukup parah. 3. Adanya pengelolaan sampah rumah tangga yang terkoordinir Kelurahan. 4. Digiatkannya kembali kelembagaan Kelurahan yang ada agar dapat melayani masyarakat dan wadah aspirasi masyarakat. 5. Adanya kelengkapan wadah anak-anak bermain dan belajar seperti taman bacaan dll. 6. Diperbanyaknya penyuluhan masalah sanitasi, kesehatan, peternakan, pertanian dan industri kecil. 7. Terpenuhinya cakupan Air bersih 10

BAB II RANCANGAN KEGIATAN PLPBK 2.1. Tinjuan Umum Kawasan Prioritas 2.1.1. Ruang Terbuka Hijau Pada kawasan prioritas ruang terbuka hijau masih kurang sehingga perlu dipikirkan solusi dari kekurangan yang ada. Pemerintah Kota mempunyai program pembangunan taman yang bertujuan untuk area publik terutama untuk kegiatan keluarga dan anak-anak. Gambar 3.9. Peta Kawasan Prioritas (sumber: PLPBK Kelurahan Kereng Bangkirai) Gambar 3.10. Peta Potensi (sumber: PLPBK Kelurahan Kereng Bangkirai) 11

2.1.2. Kondisi Lingkungan Permukiman Pada kawasan prioritas, terutama di RT01/RW I, RT02/RW I dan RT04/RW I kondisi lingkungan belum memenuhi standar lingkungan yang sehat. Masih terdapat beberapa rumah yang belum memiliki sistem sanitasi yang kurang memadai dan beberapa rumah yang masih semi permanen dengan pencahayaan dan penghawaan buatan yang belum memenuhi standar. 2.1.3. Bangunan Status Bangunan pada kawasan prioritas adalah hak milik dan sewa, hasil pemetaan swadaya, jenis bangunan dapat dimasukkan dalam kategori permanen, semi permanen dan panggung. Sedangkan material bangunan yang digunakan bervariasi. Lantai terdiri dari keramik, semen, dan tanah. Dinding terdiri dari batako dan papan. Sedangkan untuk atap terdiri dari genteng, seng dan metal roof. 2.1.4. Jalan dan Drainase Jalan Lokal yang yang ada pada kawasan prioritas umumnya dalam kondisi kurang baik terutama jalan-jalan tersier. Sistem drainase di lingkungan Kawasan prioritas pada umumnya tidak berfungsi baik, hal ini disebabkan karena adanya sampah yang membuat sistem drainase tidak berfungsi dengan baik, sistem drainase di jalan lingkungan sebagian besar terputus disebabkan disebabkan karena beberapa masyarakat membangun diatas drainase, dan di tutup karena dijadikan jalan. Drainase pada umumnya tersumbat akibat sedimentasi, sampah, dan tertutupnya drainase. 2.1.5. Air Bersih, Hidran Penanggulangan Kebakaran dan Sanitasi Dikawasan prioritas masyarakat menggunakan air sumur bor untuk diminum. Di RT01/RW I, RT02/RW I dan RT04/RW I merupakan permukiman padat dan apabila terjadi kebakaran akan sulit dijangkau pemadam kebakaran dipadamkan. Untuk sanitasi sebagian masyarakat belum memiliki bak peresapan dan pada umumnya menyalurkannya langsung ke drainase. 12

2.1.6. Sampah Sampah termasuk permasalahan utama dalam kawasan ini, dimana sampah telah menyumbat riol kota atau drainase dan sampah yang menumpuk di TPS sehingga menjadikan wajah kota semakin semrawut. 2.2. Review RTPLP Dokumen RTPLP merupakan dokumen inti dalam perencanaan kegiatan di kawasan prioritas. Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang sudah terlaksana pada PLPBK yang lalu maka diadakanlah review RTPLP untuk mengetahui perkembangan pembangunan apa saja yang sudah terlaksana dan apa saja yang masih perlu dibenahi. Hasil review dokumen RTPLP tersebut dapat dilihat pada tabel/ Matrik Berikut 13

Tabel 2.1 Matrik Identifikasi Persoalan Dengan Identifikasi Rencana Tindak No Identifikasi persoalan Hasil Identifikasi Rencana tidak rencana tindak investasi Sesuai sesuai Catatan 1 Kondisi Jalan banyak Memperbaiki Jalan Pembuatan Sesuai dengan Review yang rusak yang rusak Paving Blok 2 Kondisi Jalan Kurang Memperbaiki Jalan Pengaspalan Sesuai dengan Review Memadai yang rusak Jalan 3 Akses Jalan Terputus Membuat Jalan Pembuatan Sesuai dengan Review titian kayu/ Penghubung Jembatan/ Jalan Titian Penghubung 4 Masih banyak yang sarana Air Bersih kurang memadai 5 Limbah Rumah Tangga dibuang ke sungai/ Perkarangan rumah 6 Minimnya sarana dan prasarana dalam menampung sampah 7 Sampah Berserakan di bawah dan belakang rumah Membangun Sarana Air Bersih Membuat Saluran pembuangan Limbah Rumah Tangga Membuat sarana dan prasarana untuk menampung sampah Menyediakan 2 macam bak sampah (organik dan non organik) ditiap rumah Tower Air Sesuai dengan Review Pembuatan septiktank komunal Sesuai dengan Review TPS Sesuai dengan Review Membuat bak sampah Sesuai dengan Review 14

8 Sampah tidak dikelola dengan baik 9 Minimnya kesadaran masyarakat akan kebersihan 10 Saluran drainase rusak/ tidak berfungsi sehingga Banjir Melakukan sosialisasi Melakukan penyadaran dengan penyuluhan tentang kebersihan Membuat Saluran Drainase 11 Air Tergenang/ Banjir Membuat Saluran Yang dapat mengatasi masalah genangan air hujan 12 Saluran Air Mampet/ Banjir Membuat Saluran untuk mengatasi masalah genangan air hujan 13 Rumah kurang layak Membuat Pencahayaan dan penghawaan Rumah yang belum standar 14 Belum ada area publik Membuat ruang/ taman terbuka hijau PHBS Sesuai dengan Review Penyuluhan Sesuai dengan Review tentang kebersihan(phbs) Peningkatan/ perbaikan Drainase Pembuatan Drainase Baru Pembuatan Gorong-gorong Sesuai dengan Review Sesuai dengan Review Sesuai dengan Review Rehap Rumah Sesuai dengan Review Membuat Lapangan olahraga/ sarana bermain/ lapangan terbuka Sesuai dengan Review 15

15 Belum ada area untuk anak-anak Membuat sarana untuk anak-anak 16 Kurangnya sarana sosial Membuat sarana yang membangun sosial 17 Kurangnya sarana Membuat sarana pendukung peningkatan pelatihan kapasitas 18 Kurang paham tentang masalah sanitasi Melakukan penyuluhan sanitasi di kawasan prioritas Membuat penerangan jalan Peningkatan SDM bidang perikanan Taman Bacaan Sesuai dengan Review Balai RW, Pos Sesuai dengan Review Ronda Balai Pelatihan Sesuai dengan Review Penyuluhan tentang sanitasi 19 Minimnya penerangan jalan Lampu penerangan 20 Kurangnya SDM bidang Pelatihan perikanan Budidaya perikanan 21 Kurangnya SDM bidang Peningkatan SDM Pelatihan ketrampilan bidang ketrampilan Kerajinan Tangan 22 Kurangnya SDM bidang Peningkatan SDM Pelatihan pertanian bidang pertanian Budidaya Pertanian 23 Kurangnya SDM Usaha Peningkatan Usaha Pelatihan manajemen kelompok usaha 24 Fungsi Kelembagaan kelurahan masih belum dipahami masyarakat Mengadakan Lokakarya Mengadakan lokakarya tentang fungsi kelembagaan Sesuai dengan Review Sesuai dengan Review Sesuai dengan Review Sesuai dengan Review Sesuai dengan Review Sesuai dengan Review Sesuai dengan Review 16

kelurahan 25 Manajemen/ pelayanan Kelembagaan masih belum dipahami Mengadakan Pelatihan manajemen Pelatihan manajemen/ pelayanan kelembagaan kelurahan Sesuai dengan Review No Rencana Investasi Volume Biaya 1 Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (Bahan Beton) Tabel 2.1 Matrik Ceklist Realisasi Kegiatan Vol Realisasi Realisasi Vol sisa Kesesuaian dengan kumuh Catatan Sesuai Tidak 5 Unit 37.200.000 4 Unit 1 Unit Sesuai dengan 2 3 Tower Air 3 Unit 960.000.000 3 Unit Sesuai dengan Sesuai TPS 1 Unit 20.000.000 1 Unit dengan 17

4 5 6 7 8 9 10 11 Peningkatan Drainase 1.195 M 442.000.000 1.195M Sesuai dengan Pembuatan Drainase Baru Pembuatan Goronggorong Pembuatan septiktank komunal Pembuatan Paving Blok 42 M 19.500.000 42 M Sesuai dengan 1 Unit 10.400.000 1 Unit Sesuai dengan 2 Unit 26.000.000 2 Unit Sesuai dengan 111 M 104.000.000 111 M Sesuai dengan Pengaspalan Jalan 160 M 208.000.000 160 M Sesuai dengan Pembuatan Jembatan Penghubung Pembuatan Gerbang Masuk 912 M2 1.300.000.000 912 M2 Sesuai dengan 3 Unit 52.000.000 3 Unit Tidak Sesuai dengan 18

12 13 14 15 16 17 18 Pembuatan Taman Terbuka 7000 M2 6.500.000.000 7000 M2 Tidak Sesuai dengan Gazebo 8 Unit 650.000.000 8 Unit Tidak Sesuai dengan Lampu Penerangan 70 Unit 364.000.000 70 Unit Tidak Sesuai dengan Pembuatan Bangunan Air Pelatihan Budidaya Perikanan Pelatihan Kerajinan Tangan Pelatihan Budidaya Pertanian 1 Unit 3.900.000.000 1 Unit Sesuai dengan LS 39.000.000 LS Tidak Sesuai dengan LS 39.000.000 LS Tidak Sesuai dengan LS 39.000.000 LS Tidak Sesuai dengan 19

19 20 21 22 23 24 25 Pelatihan Manajemen Kelompok Usaha Mengadakan Lokakarya Tentang Fungsi Kelembagaan Kelurahan Pelatihan Managemen/Pelayanan Kelembagaan Kelurahan Pembangunan dan Peningkatan Jalan Titian Kayu LS 39.000.000 LS Tidak Sesuai dengan LS 65.000.000 LS Tidak Sesuai dengan LS 65.000.000 LS Tidak Sesuai dengan 912 M2 1.500.000.000 912 M2 Sesuai dengan Pembuatan Bak Sampah 3 R 50 Unit 50.000.000 50 Unit Pembuatan Tower Air Pembangunan TPS 3 Unit 960.000.000 3 Unit 1 Unit 20.000.000 1 Unit 26 Rehap Rumah 60 Unit 450.000.000 60 Unit Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan 20

27 28 29 30 31 32 Tidak Sesuai Taman Bacaan 1 Unit 25.000.000 1 Unit dengan Balai RW, Pos Ronda Tidak Sesuai 1 Unit 25.000.000 1 Unit dengan Balai Pelatihan Tidak Sesuai 1 Unit 50.000.000 1 Unit dengan Penyuluhan tentang Tidak Sesuai sanitasi LS 20.000.000 LS dengan Pelatihan membuat pupuk kompos LS 40.000.000 LS Penyuluhan tentang kebersihan LS 20.000.000 LS Tidak Sesuai dengan Tidak Sesuai dengan 21

2.3. Rencana Pelaksanaan Kegiatan 2.3.1. TPS Sementara Kelurahan Kereng Bangkirai belum memiliki jaringan persampahan, sehingga menambah pelik persoalan sampah. Dilain sisi kesadaran warga akan kebersihan lingkungan amatlah kurang. Dalam hal ini perlunya menegakkan akan pentingnya kebersihan lingkungan dan menjadikan sampah sebagai potensi yang baik dan kebersihan menjadi kebiasaan. Pertama, warga diwajibkan untuk menyediakan 2 macam tempat sampah ditiap-tiap rumah, baik untuk sampah organik dan non organik, dimana nantinya sampah organic dikelola oleh unit compositing, sedangkan nonorganic dikoordinir tiap RW. Dari hasil perencanaan dan review dokumen RTPLP kelurahan Kereng Bangkirai akhirnya masyarakat memutuskan untuk membangun sarana persampahan karena dianggap sangat perlu dan paling prioritas dalam penanganan kawasan kumuh. TPS akan dibangun 1 unit yang terletak pada RT 01/ RW I Kelurahan Kereng Bangkirai. Hasil dari usulan masyarakat dan perencanaan dari tenaga ahli dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar. 2.1. DED TPS Sementara 22

Gambar. 2.2. Peta Lokasi Pek. Pembangunan TPS Sementara 2.3.2. Sarana Air Bersih Air bersih masih menjadi masalah yang belum bisa diselesaikan di Kelurahan Kereng Bangkirai. Sumber air masyarakat adalah dari sumur Bor yang tidak terlalu dalam. Akibatnya air tidak bersih karena masih tercemar oleh air sungai dan dekat dengan septiktank. Selain itu juga sampah menjadi sumber pencemaran air bersih, karena sampah berserakan dibawah rumah warga. Berdasarkan dari itu lah masyarakat memutuskan membangun Tower Air Tenaga Surya. Tenaga Surya digunakan karena masih terbatasnya listrik di kawasan prioritas. 23

Hasil dari usulan masyarakat dan perencanaan dari tenaga ahli dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar. 2.3. DED Tower Air Tenaga Surya Gambar. 2.4. Peta Lokasi Pek. Pembangunan Tower Air 24

2.3.3. Analisis Kebutuhan Ruang Hasil dari analisis dan rembug warga menghasilkan beberapa kebutuhan ruang, yaitu : a. Tempat pembuangan sampah sementara (TPS Sementara) memerlukan ruang 6 x 4 m yang terletak dibadan jalan. Lahan adalah Lahan hibah atau milik pemerintah yang diizinkan untuk digunakan menjadi TPS Sementara. b. Penyediaan Air Bersih memerlukan ruang 5 x 3 m yang terletak di tengahtengah penerima manfaat agar pipa distribusi tidak terlalu panjang. Lahan merupakan lahan hibah atau lahan yang dipinjamkan dalam waktu yang panjang oleh warga atau oleh pemerintah. 25

BAB III CAPAIAN KEGIATAN 3.1. Tahap Persiapan a. Sosialisasi Tingkat Kota Sosialisasi dilakukan untuk menyampaikan program PLPBK Lanjutan kepada pelaku tingkat Kota, seperti Wakil Walikota, SKPD, Camat, PJOK, BKM dan Kepala Kelurahan/Lurah se-kota, LSM serta relawan. Maksud dan tujuan sosialisasi ini untuk menggugah keterlibatan pelaku di tingkat Kota Palangka Raya. b. Sosialisasi Tingkat Kelurahan Sosialisasi bertempat di Kantor Kelurahan Kereng Bangkirai. Output dari sosialisasi ini adalah terbangunnya kesadaran bersama masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan PLPBK Lanjutan, serta Masyarakat paham tujuan tentang program PLPBK Lanjutan 2015. Sasaran nya adalah pelaku di tingkat Kelurahan, seperti Lembaga Kelurahan dan jajaranya, BKM, di Kelurahan setempat, serta relawan. 3.2. Tahap Perencanaan a. Review Program Investasi RTPLP Orientasi 100-0-100 Pelaksanaan Review Program Investasi RTPLP Orientasi 100-0-100 bertempat di Kantor Kelurahan Kereng Bangkirai. Review Program Investasi RTPLP dilaksanakan di Tingkat Kelurahan dimana kegiatan ini dihadiri seluruh aparat kelurahan dari Lurah, RW, RT, BKM, Relawan dan kelompok peduli, yang menghasilkan beberapa kesepakatan terkait dengan program investasi Tahun 2015 melalui review RTPLP yang disusun dan disepakati secara bersama. 1. Review Dokumen RTPLP Dokumen RTPLP direview/dikaji kembali sesuai Matrik Hasil review program investasi RTPLP Kelurahan Kereng Bangkirai dapat dilihat pada tabel 3.1. 26

Tabel 3.1 Rencana Investasi yang sesuai kumuh yang belum terlaksana No Rencana Investasi Volume Satuan Biaya Lokasi Tahun 1 Peningkatan Drainase 1.195 M 442.000.000 RT 02/ RW I 2016-2019 2 Pembuatan Drainase 42 M 19.500.000 RT 01/ RW I 2016-2019 Baru 3 Pembuatan Goronggorong 1 Unit 10.400.000 RT 01/ RW I 2016-2019 4 Pembuatan septiktank 2 Unit 26.000.000 RT 01/ RW I 2016-2019 komunal RT 02/ RW I 5 Pembuatan Paving Blok 111 M 104.000.000 RT 01/ RW I RT 02/ RW I 2016-2019 6 Pengaspalan Jalan 160 M 208.000.000 RT 01/ RW I 2016-2019 RT 02/ RW I 7 Pembuatan Jembatan 912 M2 1.300.000.000 RT 02/ RW I 2016-2019 Penghubung 8 Pembuatan Bangunan 1 Unit 3.900.000.000 RT 02/ RW I 2016-2019 Air 9 Pembuatan Bak 50 Unit 50.000.000 RT 01/ RW I 2016-2019 Sampah 3 R RT 02/ RW I 10 Pembuatan Tower Air 3 Unit 960.000.000 RT 01/ RW I 2015 RT 02/ RW I 11 Pembangunan TPS 1 Unit 20.000.000 RT 01/ RW I 2015 RT 02/ RW I 12 Rehap Rumah 60 Unit 450.000.000 RT 01/ RW I RT 02/ RW I 2016-2019 Total (Rp) 7.489.900.000 2. Penetapan Rencana Kegiatan Setelah RTPLP di review maka pada kegiatan selanjutnya adalah penetapan rencana kegiatan yang dibiayai oleh BLM PLPBK lanjutan sebesar Rp 1.000.000.000. Dengan alokasi fisik Rp 980.000.000, alokasi BOP Rp 10.000.000 dan alokasi pembuat DED Rp 10.000.000. Peyepakatan dilakukan dengan cara musyawarah/rembug warga di tingkat kelurahan. Hasil nya adalah: Tabel 3.2 Rekapitulasi Penyepakatan Rencana Kegiatan Pembangunan Fisik BLM PLPBK Lanjutan 2015 Kelurahan Kereng Bangkirai No Kegiatan Lokasi Banyak Jumlah (Rp) 1 Air Bersih sistem tenaga RT 1, 2, 4 / 3 unit 957.900.000 surya RW I 2 TPS Sementara RT 1 / RW I 1 unit 22.100.000 Total 980.000.000 27

3. Review Pelaksanaan Aturan Bersama Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dan atau perubahan prilaku masyarakat kearah yang lebih baik, maka perlu dibuat aturan bersama yang mengakomodir tentang aturan-aturan yang berlaku untuk melancarkan kegiatan serta keberlanjutanya. Aturan bersama tersebut disepakati di tingkat kawasan prioritas. Berikut rekap aturan bersama yang mencakup kedua kegiatan diatas. 1. Aturan Bersama tentang Sarana Air Bersih - Air bersih dekelola oleh tim pengelola yang dibentuk oleh warga sekitar - Tim Pengelola air bersih berfungsi untuk mengelola penyaluran/pendistribusian air ke warga dan sebagai pemungut iuran bulanan penerima air bersih - Untuk penerima air bersih dikenakan iuran Rp 15.000/rumah/bulan. Iuran digunakan untuk operasional dan pemeliharaan sarana air bersih agar tetap berfungsi dengan baik - Kerusakan pipa atau perbaikan pipa di rumah penerima manfaat di tanggung oleh penerima manfaat, sedangkan pipa induk adalah tanggung jawab dari Tim Pengelola - Gunakan air bersih sebijak mungkin 2. Aturan Bersama tentang Tempat Pembuangan Sampah - Tempat pembuangan sampah adalah tempat pembuangan sementara, yang nantinya akan diangkut kembali oleh truk pengangkut sampah ke tempat pembuangan tetap - Tidak boleh membuang potongan pohon/ranting ke bak sampah - Apabila ada kerusakaan bak sampah, warga bergotong royong memperbaikinya dengan biaya swadaya 4. Pembuatan DED Penyusunan DED ( Detail Engineering Design) dilakukan oleh pihak ketiga (konsultan individual) yang dipilih/ditunjuk secara transparan dan akuntabel. Konsultan Individual DED memiliki kewajiban sebagai teknis DED yang meliputi gambar kerja, RAB dan RKS. 5. Pembentukan/Penguatan KSM Pelaksana & Pendampingan Pembuatan Proposal Kegiatan 28

Setelah KSM terbentuk dilakukan penguatan KSM agar KSM paham apa yang harus dilakukan terutama masalah konstruksi bangunan dan RAB. Pembuatan proposal mengacu dari DED & RAB yang telah dibuat oleh konsultan individual. Selanjutnya dilaksanakan MP2K (Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi. 3.3. Tahap Pelaksanaan 3.3.1. Capaian Kegiatan Dalam pelaksanaan kegiatan fisik, pencairan dibagi menjadi 3 tahap 30%, 60% dan 10%. Secara garis besar BKM Kereng Membangun menyelesaikan kegiatan sebagai berikut : 1. KSM V diketuai oleh Bapak Herli dengan alokasi pendanaan dari BLM sebesar Rp. 314.300.000,- dan Swadaya Rp. 8.425.000,- dengan pekerjaan Pembuatan Sarana Air Bersih Sistem Tenaga Surya di RT 04/RW 1 dengan volume pekerjaan 1 Unit. 0 % 50% 100% 29

2. KSM VII diketuai oleh Bapak Sahrijal dengan alokasi pendanaan dari BLM sebesar Rp. 319.300.000,- dan Swadaya Rp. 14.015.000,- dengan pekerjaan Pembuatan Sarana Air Bersih Sistem Tenaga Surya di lokasi RT 02/RW 1 dengan volume pekerjaan 1 Unit. 0% 50% 100% 3. KSM X diketuai oleh Bapak Arianto dengan alokasi pendanaan dari BLM sebesar Rp. 22.100.000,- dan Swadaya Rp. 5.975.000,- dengan pekerjaan Pembuatan TPS Sementara di lokasi RT 01/RW 1 dengan volume pekerjaan 1 Unit. 0% 50% 100% 30

4. KSM VI diketuai oleh Bapak M.Yasir dengan alokasi pendanaan dari BLM sebesar Rp. 324.300.000,- dan Swadaya Rp. 16.790.000,- dengan pekerjaan Pembuatan Sarana Air Bersih Sistem Tenaga Surya di lokasi RT 01/RW 1 dengan volume pekerjaan 1 Unit. 0% 50% 100% 3.3.2. Dampak Kegiatan PLPBK Lanjutan Setelah kegiatan PLPBK terlaksana, ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang telah terlaksana. Ada dampak positif dan ada pula dampak negatif. Berikut dijabarkan dampak-dampak yang ditimbukan dari kegiatan PLPBK lanjutan. a. Dampak Positif - Sadarnya masyarakat tentang pentingnya penggunaan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. - Warga sudah mempunyai tempat membuang sampah, dulunya sampah dibuang ke bawah kolong rumah atau selokan. - Bertambahnya penghasilan warga sekitar yang membantu pelaksanaan pembangunan Tower Air dan TPS Sementara. - Air Bersih didapat dengan mudah dan murah. b. Dampak Negatif - Masih ada kecemburuan sosial terhadap warga kawasan prioritas oleh warga yang tidak termasuk dalam kawasan prioritas. 31

BAB IV PROGRES KEUANGAN Dalam setiap kegiatan Dana PLPBK catatan keuangan dibukukan berdasarkan prosedur operasional baku (POB) pemanfaatan dana PLPBK BKM Kereng Membangun Kelurahan Kereng Bangkirai. Dalam pencataan tersebut disamping dilakukan oleh kesekretariatan BKM, juga dilakukan pertanggungjawaban oleh pelaksana kegiatan baik Panitia atau Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Dibawah ini disajikan tabel pemanfaatan dana yang dilakukan oleh BKM Kereng Membangun Kelurahan Kereng Bangkirai pada proses pelaksanaan PLPBK di Wilayahnya. Pemanfaatan Dana PLPBK Lanjutan Tahun 2015 di bagi atas 2 kegiatan yaitu Perencanaan dan Pelaksanaan fisik. Lebih jelasnya penggunaan Dana BLM PLPBK dapat dilihat tabel 4.1 dibawah ini : Tabel 4.1 Pemanfaatan BLM PLPBK Lanjutan BKM Kereng Membangun Kel. Kereng Bankirai No Nama KSM Kegiatan Lokasi Volume 1 KSM V 2 KSM VII 3 KSM X 4 KSM VI Sarana air bersih sistem tenaga surya Sarana air bersih sistem tenaga surya Sarana air bersih sistem tenaga surya TPS Sementara RT 04 / RW I RT 02 / RW I RT 01 / RW I RT 01 / RW I 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit Nilai Usulan Kegiatan (Rp) Sumber Pendanaan (Rp) BLM PLPBK Lanjutan Swadaya 322.725.000 314.300.000 8.425.000 333.315.000 319.300.000 14.015.000 28.075.000 22.100.000 5.975.000 341.090.000 324.300.000 16.790.000 5 - DED - Ls 10.000.000 10.000.000 6 - BOP - Ls 10.000.000 10.000.000 Total 1.000.000.000 1.000.000.000 45.205.000 32

BAB V RENCANA KERJA No Kegiatan April 16 Mei 16 Juni 16 Keterangan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I Kegiatan Internal 1 Penguatan Tim O & P 2 Identifikasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Bangunan 3 Launching Kawasan Prioritas II 1 Kegiatan Eksternal Identifikasi & Informasi kerjasama dengan dinas terkait No Kegiatan Juli 16 Agus 16 Sep 16 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Keterangan III Kegiatan Internal 1 Penguatan Tim O & P Identifikasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 2 Bangunan 3 Review Kegiatan, Revisi RKTL & Penyusunan Ulang RKTL IV Kegiatan Eksternal Identifikasi & Informasi 1 kerjasama dengan dinas terkait 2 Penyusunan proposal kegiatan No Kegiatan Okt16 Nop 16 Des 16 Keterangan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 V Kegiatan Internal 1 Penguatan Tim O & P 2 Review Kegiatan, Revisi RKTL & Penyusunan Ulang RKTL 3 Sosialisasi kepada warga & penyepakatan RKTL Identifikasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 4 Bangunan VI Kegiatan Eksternal Identifikasi & Informasi 1 kerjasama dengan dinas terkait 2 Penyusunan proposal kegiatan 33

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Pelaksanaan PLPBK Lanjutan Tahun 2015 yang telah dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Kereng Membangun yang didukung oleh Pemerintah Kota Palangka Raya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Ide dan Gagasan masyarakat yang tertuang dalam visi dan misi dalam RPLP dan RTPLP yang telah tersusun dan terkomunikasikan melalui serangkaian sosialisasi dan rembug dimasyarakat dan menjadi gerakan dimasyarakat untuk diwujudkan menjadi tatanan kehidupan yang lebih baik. 2. Dokumen RTPLP dan Aturan Bersama di Kelurahan penerima PLPBK telah terlaksana dengan baik dengan melibatkan seluruh komponen warga, pemerintah Kelurahan, lembaga Kelurahan dan pemangku kepentingan lainnya. 3. Peningkatan kualitas Fisik lingkungan hunian permukiman di wilayah pembangunan yang mencakup peningkatan akses air bersih, ketersediaan sarana pembuangan sampah dan menguatnya sistem kelembagaan sosial di masyarakat. 4. Pembentukan kelembagaan pengelola telah terlaksana dengan melibatkan berbagai pihak termasuk BKM, TIPP, Tim O dan P, Pihak Kelurahan dan Tokoh Masyarakat. 5. Kegiatan PLPBK dinilai mampu menumbuhkan kepedulian dan peran beberapa tokoh masyarakat di lingkungan warga setempat sebagai panutan bagi warga lainnya untuk berbuat lebih baik terhadap lingkungannya. 6. Keterlibatan kelembagan BKM dalam pendampingan proses pembangunan dimasyarakat belum sepenuhnya optimal. Keterlibatan beberapa relawan anggota BKM ditengah-tengah masyarakat baru sebatas pada kepedulian mereka sebagai individu atau tokoh warga setempat, belum mencerminkan peran lembaga. Pola kepemimpinan dan 34

pengambilan kebijakan dalam di lingkup internal BKM Sejahtera cenderung sentralistik. Hal ini tidak saja mengganggu jalannya proses komunikasi warga bersama tim pendamping program PLPBK, namun juga berdampak pada keterlambatan pelaksanaan sejumlah kegiatan PLPBK dimasyarakat. 7. Keterlibatan staf dinas teknis Pemda dalam tahapan perencanaan PLPBK melalui sangat efektif dalam memberikan arahan konsep dan perumusan program/kegiatan pembangunan dan pemasaran yang akan diimplementasikan bersama masyarakat, termasuk membangun sinergisitas program/kegiatan yang ada maupun yang akan direncanakan dalam Renja SKPD. 8. Di tingkat pemerintahan daerah melalui kebijakan Walikota Palangka Raya, telah memunculkan kepedulian, komitmen, dan keberpihakan Pemda dalam mendukung percepatan pencapaian visi pembangunan di kawasan prioritas. 6.2. Rekomendasi 6.2.1. Rekomendasi Pemasaran 1. BKM dan Tim Teknis Senantiasa memberikan pemahaman terhadap masyarakat dikawasan prioritas, hal ini berkaitan dengan perubahan perilaku dan kontribusi terhadap program. 2. Untuk segera menyusun Rencana Kerja dalam hal penggunan dana sisa perencanaan dan pemasaran untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang kawasan prioritas. 3. Pemasaran Sosial selalu digalakan untuk dapat bersinergi dengan pihak swasta dan donatur lainnya, dan menguatkan internal masyarakat dalam memahami danmengawal visi kawasan prioritas. 6.2.2. Rekomendasi Operasional & Pemeliharanaan Kegiatan 1. Dibentuknya sebuah Badan pengelola kawasan yang bertanggung jawab kepada masyarakat melalui BKM dalam kewilayahan yang lebih kecil untuk kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan hasil-hasil pembangunan. 35

2. Tim Pengelola (TP) mempunyai Rencana kerja dan terkomunikasikan kepada masyarakat luas, dilegitimasi oleh lembaga kelurahan sehingga dapat bersinergi dan saling melengkapi 3. Dibutuhkan komunikasi dengan warga setempat untuk menggali swadaya dan gotong royong dalam pelaksanan pemeliharaan. 36