BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

2015 PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHAD AP PURCHASE D ECISION, SURVEI PAD A KONSUMEN ETUDE HOUSE TOSERBA YOGYA RIAU JUNCTION

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus memperhatikan aspek aspek yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan produk kosmetik lebih banyak yang berasal dari alam. Tetapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK REVLON (Studi Pada Remaja Perempuan Kota Bogor)

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan menggemanya semangat back to nature, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim

BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa disebut bodycare juga digunakan para wanita untuk merawat tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kosmetik secara industri baru dimulai secara besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Kosmetik Wardah. Gambar 1.1 Logo Wardah Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk bukan lagi untuk memenuhikebutuhan (need), melainkan karena

BAB I PENDAHULUAN. dari China yang masuk ke Indonesia antara lain seperti, industri makanan, industri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin dinamis menuntut perusahaan. maupun wirausahawan untuk bergerak mengikuti selera konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicermati dengan semakin banyaknya tempat-tempat per-belanjaan.

BAB I PENDAHULUAN. laku atau kepribadian seseorang bahkan bisa dinilai dari penampilan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. dunia kosmetik menjadi semakin ketat. Berdasarkan analisis data sekunder. diperoleh data pertumbuhan sektor industri kosmetik.

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu industri atau kompetisi bisnis. Dalam menjalani kompetisi bisnis, setiap

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsultan mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kulit. Kosmetik dari zaman dahulu sudah ada, tetapi pada zaman dahulu

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya saja. Persaingan sekarang bukanlah apa yang diproduksi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. industri kosmetika di Indonesia. Saat ini industri kosmetika mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Wanita merupakan simbol dari keindahan. Salah satu upaya wanita untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang berperan penting dalam menciptakan kualitas terbaik.

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1. Brand image berpengaruh positif pada sikap terhadap produk.

BAB I. dalam menghasilkan pembelian produk membuat perusahaan semakin gencar dalam

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang cukup pesat pada abad 21 ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kulit saat ini merupakan isu menarik yang menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Wahai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut sangat lah penting dalam pemakaian bedak tabur muka.

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mereka supaya hidup sehat. Salah satunya dengan cara mengatur asupan gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena mengenai perilaku konsumen dapat di lihat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar kosmetik saat ini tidak hanya didominasi oleh kaum wanita, kaum

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB 1 PENDAHULUAN. ingin menunjukkan eksistensi dirinya dalam sosialitas. Bagi wanita, kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Screamous

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Revlon adalah perusahaan kosmetik dari Amerika Serikat yang sukses di mancanegara termasuk di Indonesia. Revlon didirikan pada tahun 1932 oleh Charles Lachman dan Joseph Revson. Revlon merambah pasar Indonesia sejak 1960-an, dan dicatat sebagai merek kosmetik asing yang pertama masuk di Indonesia. Revlon berada di bawah lisensi PT. Eres Revco yang merupakan anak perusahaan dari PT. Tempo Scan Pacific Tbk, yang kantor pusatnya terletak di Tempo Scan Tower Jl. IR Rasuna Said Kav.3-4 Jakarta. Untuk memudahkan konsumen menyampaikan saran, keluhan, pertanyaan dan mencari informasi mengenai produknya serta salah satu sarana untuk mempromosikan produknya, Revlon Indonesia memiliki kontak email dan berbagai situs web resmi yang dimilikinya, seperti: Email Situs Web : revlon_id@yahoo.com : www.thetempogroup.com www.facebook.com/revlonid www.twitter.com/revlonid www.youtube.com/revlonindonesia 1

1.1.1 Produk dan Harga Berikut ini tertera kategori, produk, dan harga dari produk Revlon Indonesia. Tabel 1.1 Produk dan Harga Kategori Produk Harga Body Parfum Rp. 80.000 Hair Hair Coloring Rp. 60.000 Cuticle Rp. 47.000 Nails Face Care Make Up Cutex Rp. 37.000 Rp. 55.000 Nail Remover Rp. 42.000 Top/Base Coat Rp. 30.000 Rp. 39.000 Acne Foundation Series Rp. 85.000 Rp.150.000 Anti Aging Rp.135.000 Rp.145.000 Cleansing Rp. 42.000 Rp. 90.000 Moisturizer Cream Rp. 90.000 Rp.275.000 Face Sun Screen Rp. 60.000 Face Whitening Rp.155.000 Eye Cream Rp.175.000 Face Serum Rp. 99.000 Rp.250.000 Face Powder Rp. 39.000 Rp.160.000 Blush On Rp. 75.000 Rp.135.000 Eye Shadow Rp. 40.000 Rp.125.000 Eye Liner Rp. 53.000 Rp.100.000 Finishing Touch Rp.120.000 Foundation Rp. 45.000 Rp.175.000 Lip Liner Rp. 60.000 Lip Treatment Rp. 55.000 Rp. 73.500 Lipstick Rp. 33.000 Rp. 88.000 2

Produk Harga Make Up Remover Rp. 60.000 Mascara Rp. 90.000 Rp.110.000 Eyebrow Rp. 72.500 Sumber: Data internal store Revlon Mall BTW Bogor 1.1.2 Strategi Pemasaran Strategi Revlon untuk terus bertahan di dunia persaingan salah satunya adalah dengan membagi divisi produknya. Divisi produk Revlon yang terkenal di mancanegara mencakup: 1. Princess Marcella Borghese untuk pasar internasional 2. Ultima II untuk kalangan atas 3. Revlon untuk kalangan menengah 4. Natural Wonder untuk remaja 5. Moon Drops untuk kulit kering 6. Etherea untuk kulit sensitif Selain itu Revlon banyak memakai bintang Hollywood untuk menjadi ikon Revlon. Bintang Hollywood yang pernah menjadi ikon revlon adalah: 1. Jessica Alba 2. Halle Berry 3. Kate Moss 4. Jessica Biel 5. Emma Stone 6. Olivia Wilde 3

1.1.3 Visi dan Misi Revlon Visi Revlon adalah untuk memberikan kemewahan, kesenangan dan inovasi, melalui produk yang berkualitas dengan harga yang bisa dijangkau. Misi Revlon adalah sebagai perusahaan perawatan pribadi dan kosmetik dominan pada abad ke 21 dengan cara menarik wanita muda/trendi, wanita yang perduli dengan kesehatan (perawatan kulit), dan wanita yang lebih tua melalui beragam mereknya. Gambar 1.1 Logo Revlon Sumber: www.revlon.com 1.2 Latar Belakang Penelitian Konsumen lebih selektif dan lebih teliti ketika dihadapkan dalam sebuah proses pembelian. Dalam membeli dan mengkonsumsi sesuatu terlebih dahulu konsumen membuat keputusan mengenai produk apa yang dibutuhkan, kapan, bagaimana, dan dimana proses pembelian atau konsumsi itu akan terjadi. Banyak faktor yang mempengaruhi manusia dalam menentukan keputusan membeli produk untuk memenuhi kebutuhannya, baik berasal dari faktor internal yaitu dalam diri sendiri maupun faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan. Dilihat dari faktor internal, faktor gaya hidup merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap proses pembelian suatu produk. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan opininya. 4

Gaya hidup itu sendiri merupakan suatu cara yang dapat menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya (Sumarwan,2002:56). Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan dasar yang dirasakan atau disadari. Kebutuhan menjadi suatu dorongan bila kebutuhan itu muncul hingga mencapai taraf intensitas yang cukup. Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder (secondary needs) dan keinginan konsumen, agar tampil lebih cantik dan menarik. Seseorang membeli kosmetik berarti membeli kecantikan. Zaman sekarang ini tekanan kelompok sebaya, baik secara langung seperti di sekolah atau melalui jejaring sosial dan juga citra dari para selebritis muda membuat kebiasaan atau gaya hidup baru di kalangan remaja. Remaja itu sendiri adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 21 tahun. Monks, Knoers, dan Haditono (dalam Deswita, 2006:192) membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 12 tahun, masa remaja awal 12 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 21 tahun. Dikutip dari inilah.com (15 juni 2014) lebih dari 85% perempuan mengatakan, gadis-gadis remaja usia 13 tahun tidak harus menggunakan make up kecuali ada acara khusus, setidaknya dua kali setahun dan itupun paling banyak. Namun juru bicara escentual.com yang melakukan survei mengatakan usia ratarata menggunakan make up di Indonesia telah turun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan secara teratur melihat gadis semuda umur 11 tahun sudah memakai kosmetik Kota Bogor yang merupakan kota metropolitan yang letaknya berdekatan dengan ibu kota negara memiliki jumlah remaja perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah remaja laki-laki, dengan alsan tersebut peneliti akan melakukan penelitian pada remaja perempuan di Kota Bogor. 5

Tabel 1.2 Penduduk Kota Bogor Usia 15-21 Tahun USIA 15 16 17 18 19 20 21 TOTAL LAKI-LAKI 8.614 8.656 8.722 8.649 8.534 8.647 8.500 60.322 PEREMPUAN 8.237 8.310 8.708 8.789 8.503 8.868 9.021 60.436 Sumber: Data BPS Kota Bogor 2013 Peneliti melakukan wawancara pada 10 orang remaja perempuan Kota Bogor dan didapatkan hasil bahwa rata-rata mereka mulai menggunakan make up pada usia 15-16 tahun atau pada saat mereka memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA). Dan mereka pun mengatakan bahwa penggunaan make up di kalangan remaja sekarang ini sudah menjadi sesuatu yang wajar. Pada tahap remaja, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. Kelompok usia remaja sendiri adalah salah satu pasar potensial bagi produsen. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Disamping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak ralistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya. Remaja sadar dukungan sosial dipengaruhi penampilan yang menarik berdasarkan apa yang dikenakan dan dimiliki, sehingga tidak mengherankan bila pembelian kosmetik dan pembelian terhadap pakaian dan aksesoris pada awal masa remaja dianggap penting (Meilaratri, 2004:19-28). Remaja melakukan pembelian secara berlebihan tanpa memperhatikan kebutuhannya melaikan untuk bisa diterima oleh lingkungannya, menaikan gengsi, prestise dan untuk tampil beda dari lingkngannya. Mars (2011) menyebutkan bahwa persaingan di industri kosmetik dewasa ini semakin ketat, hal ini ditandai semakin meningkatnya pertumbuhan industri kosmetik tiap tahunnya. Pada tahun 2010, industri kosmetik mengalami pertumbuhan sebesar 6%. Pada tahun 2011, pertumbuhan diperkirakan 6-10%, 6

bahkan bisa saja melebihi 10%. Ini mengindikasikan bahwa adanya peningkatan jumlah konsumen yang menggunakan kosmetik. Peningkatan tersebut membuat persaingan industri kosmetik menjadi salah satu peluang yang dapat meningkatkan pendapatan. Diketahui Revlon merupakan perusahaan kosmetik dari Amerika Serikat yang sukses di mancanegara termasuk di Indonesia. Revlon merambah Indonesia sejak tahun 1960-an dan tercatat sebagai merek kosmetik asing yang pertama masuk ke Indonesia. Revlon memang sudah lama masuk ke Indonesia, namun Revlon sekarang ini harus bertahan melawan persaingan tidak hanya dari brand luar negeri tapi dari brand dalam negeri juga. Pesaing yang menonjol dari brand dalam negeri ada Mustika Ratu, Sari Ayu dan Wardah. Pesaing yang menonjol dari brand luar negeri ada Maybelline, NYX, dan yang sedang digandrungi remaja saat ini adalah brand-brand dari negara korea seperti Etude House dan Body Shop. Perusahaan-perusahaan kosmetik ini saling bersaing untuk bisa tetap bertahan dipersaingan yang semakin panas dengan berbagai macam strategi. Strategi Mustika Ratu menjadi sponsor Putri Indonesia, strategi Sari Ayu menjadi sponsor Miss Indonesia, dan strategi Wardah menggungulkan label halal untuk menarik konsumen Indonesia yang mayoritas muslim. Strategi Revlon dan Maybelline terdapat persamaan yaitu pada strategi menggunakan ikon model produknya. Pemasaran selebriti adalah bisnis yang besar. Artis, musisi, CEO, dokter, pengacara, dan ahli keuangan kelas atas, dan profesional lainnya dibantu oleh para pemasar selebriti (Kotler & Keller, 2009:7). Sebagai contoh salah satu selebriti Hollywood yang menjadi ikon produknya sampai sekarang adalah Emma Stone. Alasan Revlon memilih Emma adalah karena perempuan asal Arizona tersebut dianggap bisa mewakili karakter riasan remaja masa kini dan dapat menarik minat remaja untuk produk Revlon, sebagaimana yang diketahui bahwa sifat remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, dan suka mengikuti atau mencontoh idolanya. 7

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan melakukan penelitian mengenai Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Proses Keputusan Pembelian Produk Revlon (Studi pada remaja perempuan Kota Bogor). 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gaya hidup pada remaja perempuan Kota Bogor? 2. Bagaimana proses keputusan pembelian pada remaja perempuan Kota Bogor untuk produk Revlon? 3. Bagaimana pengaruh gaya hidup secara simultan terhadap proses keputusan pembelian untuk produk Revlon? 4. Bagaimana pengaruh gaya hidup secara parsial terhadap proses keputusan pembelian untuk produk Revlon? 1.4 Tujuan Penelitian Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas masalah yang dikemukakan diatas. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gaya hidup pada remaja perempuan Kota Bogor. 2. Untuk mengetahui proses keputusan pembelian pada remaja perempuan Kota Bogor untuk produk Revlon. 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup secara simultan terhadap proses keputusan pembelian untuk produk Revlon. 4. Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup secara parsial terhadap proses keputusan pembelian untuk produk Revlon. 8

1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut: A. Kegunaan Teoritis 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen pemasaran. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan tentang pengaruh gaya hidup terhadap proses keputusan pembelian. B. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan dapat digunakan dalam merumuskan strategi pemasaran yang tepat dengan memahami keputusan pembelian masyarakat terutama remaja yang menjadi sempel dalam penelitian ini melalui pola gaya hidup. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal-hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir. 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini berisi pembahasan tentang tinjauan pustaka penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan realibilitas, dan teknik analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan tentang karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan dari keseluruhan hasil penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran sebagai hasil akhir dari penulisan tugas akhir ini. 10