PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB III METODE PENELITIAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L.) TERHADAP PERLAKUAN PUPUK PHONSKA. Karim Fahri, Nikmah Musa, Fitriah S.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Irmawaty Harun , Zulzain Ilahude, Fauzan Zakaria, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara Kecamatan

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

METODOLOGI PENELITIAN

Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan Jagung di Dutohe Kabupaten Bone Bolango

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan (rumah kassa) Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

Transkripsi:

1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L) Mantali Adrian. Azhar, Ikbal Bahua, Fitriah S. Jamin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK Pelangi dan perlakuan pupuk NPK Pelangi yang terbaik pada pertumbuhan dan produksi tanaman terung. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dutohe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, yang dimulai pada Bulan April 2013 sampai Bulan Juli 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan lima perlakuan. Dosis pupuk NPK yang digunakan terdiri atas 5 taraf yaitu: 0, 100, 200, 300, dan 400 kg/ha yang diulang sebanyak tiga kali. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis of varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT jika terdapat pengaruh perlakuan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK pada pertumbuhan dan produksi terung berpengaruh nyata pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST untuk parameter tinggi tanaman, jumlah daun, panjang buah, berat buah dan jumlah buah. Tetapi tidak berpengaruh pada parameter umur berbunga Terung. Perlakuan pupuk NPK terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi terung terdapat pada dosis pupuk NPK 400 kg/ha. Kata Kunci: Pupuk NPK Pelangi, Pertumbuhan dan Produksi Terung PENDAHULUAN Di Provinsi Gorontalo terung merupakan sayuran yang sering di konsumsi oleh masyarakat, karena selain dikonsumsi dengan cara di masak hingga menjadi sayuran, dapat juga dimakan sebagai lalapan mentah. Terung oleh masyarakat Gorontalo banyak disukai karena rasanya enak dan harganya relatif murah dan kandungan gizinya sangat lengkap seperti protein, lemak, zat hidrat arang, kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin B, vitamin C dan air. Berdasarkan data pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo produksi terung di Provinsi Gorontalo pada lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 2007 2011 mencapai 170 ton/ha. Produksi terung ini dipengaruhi oleh tingkat pengembangan tanaman terung oleh petani dibeberapa wilayah Provinsi Gorontalo, seperti di Kabupaten Bone Bolango cukup tinggi dengan produksi mencapai 120 ton/ha, serta sebagian produksi terung berada di Kabupaten Gorontalo Utara.

2 Pemupukan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pupuk pada tanaman yang fungsinya untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan pada tanaman dapat bersumber dari pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemupukan yang sering digunakan oleh petani pada budidaya tanaman adalah dengan menggunakan pupuk anorganik yang mengandung unsur hara makro dan mikro, seperti: N, P, K dan S. Unsur hara makro digunakan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur hara mikro digunakan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif sedikit. Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman terung perlu dilakukan pemupukan yang berimbang dengan pupuk anorganik, seperti pupuk majemuk NPK. Penggunaan pupuk majemuk pada terung dapat diberikan sesuai dosis anjuran berdasarkan kondisi iklim, tanah dan tanaman. Pupuk majemuk NPK pelangi berbentuk butiran granur dan berwarna. Pupuk ini mengandung 20% N, 10% P 2 O 5, dan 10% K 2 O. Fungsi pupuk NPK pelangi adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif dan fase pembungaan serta meningkatkan produksi tanaman pada fase generatif. Pada tanaman terung, pemupukan dengan NPK pelangi dapat diberikan dua kali selama pertumbuhan tanaman terung. Hal ini membutuhkan pengelolaan yang baik dalam memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman terung terutama dalam penentuan dosis pupuk NPK pelangi yang diberikan pada saat musim tanaman dengan memperhatikan iklim dan kesuburan tanah. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk NPK pelangi pada pertumbuhan dan produksi terung perlu dilakukan sebagai salah satu bentuk informasi ilmiah dalam mengembangkan tanaman terung. Hal ini perlu didukung oleh data kesuburan tanah pada lokasi penelitian, ketersediaan pupuk NPK dipasaran dan varietas terung yang dibudidayakan. METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini di laksanakan Desa Dutohe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini selama tiga bulan mulai dari bulan April sampai bulan Juli 2013. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: Bor tanah, bajak sapi, cangkul, parang, meteran rol, tali rafia, kamera, timbangan analitik, dan patok/ajir. Sedangkan bahan, yaitu : pupuk NPK Pelangi, dan bibit Terung, patok/ajir. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas lima perlakuan dan tiga kali ulangan sehingga memperoleh lima belas satuan petak percobaan yang terdiri dari :

3 A. R0 = Tanpa pupuk (kontrol) B. R1 = Dosis pupuk 100 kg/ha C. R2 = Dosis Pupuk 200 kg/ha D. R3 = Dosis Pupuk 300 kg/ha E. R4 = Dosis Pupuk 400 kg/ha Pupuk NPK Pelangi diberikan pada saat tanam, pada saat umur tanaman 35 HST. Parameter yang Diamati Tinggi tanaman diukur 2 minggu setelah pindah tanam, dilakukan dari leher akar sampai titik tumbuh tanaman dengan menggunakan meteran. Interval pengukuran 2 minggu sampai tanaman mulai berbunga. Diameter batang diukur 2 minggu setelah pindah tanam pada setiap sampel dari tiap plot, pengukuran dilakukan pada pangkal batang (5 cm dari permukaan tanah). Interval pengukuran 2 minggu. Umur berbunga dihitung pada saat tanaman berbunga mekar pada masingmasing petakan atau 60 % tanaman terung berbunga, yang diambil pada masingmasing sampel dari tiap plot. Panjang buah diukur dengan pada saat panen, dilakukan pada buah yang di hasilkan dari tanaman sampel, diukur mulai dari pangkal buah sampai ujung buah kamudian di rata-ratakan. Berat buah dihitung dengan menimbang masing-masing buah pada tanaman sampel. Jumlah buah Pengamatannya dilakukan pada saat panen, pada seluruh tanaman tiap plot dengan cara menghitung jumlah buahnya. Analisis Data Data yang di peroleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis sidik ragam. Apabila terdapat perlakuan yang berbeda nyata maka di lanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam terhadap tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman terung pada setiap pengamatan yaitu, 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman terung dijelaskan pada tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Terung Ungu Perlakuan Rataan Tinggi Tanaman (cm) (kg/ha) 14 HST 28 HST 42 HST 56 HST 70 HST 0 10,12 a 25,41 a 49,72 a 69,72 a 89,33 a 100 11,70 b 27,17 b 52,78 ab 72,95 b 93,48 b 200 12,71 c 28,26 b 53,95 bc 74,14 b 95,10 bc 300 12,57 c 28,26 b 57,02 c 77,19 c 96,71 c 400 14,83 d 33,00 c 59,69 d 79,69 d 99,79 d BNT 5% 0,76 1,52 3,39 2,35 2,49 Hal ini dijelaskan pada Gambar 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK pelangi 400 kg/ha berpengaruh nyata pada tinggi tanaman terung di bandingkan dengan perlakuan lainnya. Pengaruh pupuk tersebut mulai nampak pada waktu tanaman berumur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur hara makro yang terkandung dalam pupuk majemuk tersebut berperan dalam mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman, karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang berimbang. Dwidjoseputro (1994) menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh subur apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam proporsi yang seimbang terutama unsur hara makro seperti N,P dan K. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Moh.Saeri dan Suwono (2012) tentang kajian efektivitas pupuk N.P.K pelangi 20:10:10 dalam upaya penigkatan hasil dan pendapatan petani jagung dilahan kering kabupaten Tuban, menyimpulkan bahwa pemberian pupuk 400 kg NPK Pelangi 20-10-10 + 200 kg urea/ha,mampu meningkatkan tinggi tanaman, panjang tongkol dan diameter tongkol. Jumlah Daun Tanaman Hasil Analisis sidik ragam terhadap jumlah daun terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap Jumlah daun terung pada setiap pengamatan yaitu, 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST. Rata-rata Jumlah Daun terung dijelaskan pada Tabel 4.

5 Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Terung Ungu Perlakuan Rataan Jumlah Daun (Helai) (kg/ha) 14 HST 28 HST 42 HST 56 HST 70 HST 0 3,33 a 4,95 a 10,38 a 20,43 a 30,43 a 100 3,67 b 5,62 b 13,95 b 23,48 b 31,19 a 200 3,81 b 5,72 bc 14,33 b 24,29 bc 34,05 b 300 3,86 b 6,05 c 15,43 b 26,00 c 35,95 b 400 4,43 c 6,62 d 17,19 c 27,95 d 37,86 c BNT 5% 0,27 0,34 1,98 1,79 2,39 Pengukuran jumlah daun merupakan salah satu parameter agronomi untuk melihat pengaruh perlakuan pupuk. pemberian perlakuan pupuk NPK Pelangi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman terung pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel pada taraf α=5 %, yaitu 3,01. Pada lima umur tanaman ini, terlihat bahwa dosis pupuk NPK Pelangi 400 kg/ha memberikan nilai jumlah daun terbanyak yaitu pada umur tanaman 56 HST sebesar 27,95 helai dan umur 70 HST sebesar 37,86 helai. Hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh Paian Simanungkalit dkk (2013) tentang Respons pertumbuhan dan produksi tanaman Melon (cucumis melo L.) terhadap pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah di desa Tangga batu, Kecamatan Tiga Juhar, Kabupaten Deli Serdang menyatakan bahwa Perlakuan pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap panjang sulur dan jumlah daun pada 2 minggu setelah tanam (MST), 3 MST, 4 MST, dan 5 MST terjadi peningkatan tanaman yang signifikan pada setiap minggunya Umur berbunga Hasil Analisis sidik ragam terhadap umur berbunga terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan umur berbunga terung padapengamatan. Rata-rata umur berbunga terung dijelaskan pada Tabel 5. Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga Terung Ungu Perlakuan Dosis NPK (kg/ha) Rataan (hari) R0 0 53,67 Tn R1 100 52,67 Tn R2 200 53,00 Tn R3 300 53,67 Tn R4 400 54,67 Tn

6 Hasil penelitian menunjukan perlakuan pupuk NPK Pelangi tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga tanaman terung. Pada lima perlakuan (lampiran 1), bahwa F-Tabel lebih besar dari F-hitung pada taraf α=5 %, yaitu 3,84. Pada lima perlakuan tanaman ini, terlihat bahwa dosis pupuk NPK Pelangi 100 kg/ha lebih cepat menghasilkan bunga yaitu pada umur 52,67 hari. Hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh Gardner, Pearce dan Mitchcell (A. Lubis F. A 2004) tentang Pengaruh pemberian Gibberellin (GA 3 ) dan pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi terung (solanum melongena L.), yang menyatakan bahwa pembungaan dan pembuahan pada tanaman juga tergantung pada faktor lingkungan seperti temperature, suhu, panjang pendeknya hari dan ketinggian tempat. Selain itu umur mulai berbunga dan mulai berbuah juga tergantung dari varietas tanamannya. Panjang Buah Hasil Analisis sidik ragam terhadap panjang buah terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap panjang buah terung pada pengamatan. Rata-rata panjang buah terung dijelaskan pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata Panjang Buah Terung Ungu Perlakuan Dosis NPK (kg/ha) Rataan (cm) R0 0 20,47 a R1 100 22,32 b R2 200 23,36 b R3 300 25,02 c R4 400 26,63 d BNT 5% 1,29 Hasil penelitian menunjukan bahwa panjang buah tanaman Terung ungu pada lima perlakuan (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel pada taraf α=5 %, yaitu 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat tanaman diberikan perlakuan pupuk NPK Pelangi, berpengaruh nyata terhadap panjang buah tanaman terung. Pada lima perlakuan tanaman ini, terlihat bahwa dosis pupuk NPK Pelangi 400 kg/ha dan 300 kg/ha memberikan nilai panjang buah terbesar yaitu pada perlakuan R4 sebesar 26,63 cm dan perlakuan R3 sebesar 25,02 cm. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moh.saeri dan Suwono (2012) tentang kajian efektivitas pupuk N.P.K pelangi 20:10:10 dalam upaya penigkatan hasil dan pendapatan petani jagung dilahan kering kabupaten Tuban, menyatakan bahwa pada pemberian 400 kg NPK Pelangi 20-10-10 + 200 kg urea/ha,mampu meningkatkan tinggi tanaman, panjang tongkol dan diameter tongkol.

7 Berat Buah Hasil Analisis sidik ragam terhadap berat buah terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap berat buah terung pada pengamatan. Rata-rata berat buah terung dijelaskan pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Berat Buah Terung Ungu Perlakuan Dosis NPK (kg/ha) Rataan (g) R0 0 166,29 a R1 100 171,29 b R2 200 169,62 ab R3 300 176,57 c R4 400 185,57 d BNT 5% 4,35 Hasil penelitian menunjukan bahwa Berat buah tanaman terung ungu pada lima perlakuan (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel pada taraf α=5 %, yaitu 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat tanaman diberikan perlakuan pupuk NPK Pelangi, berpengaruh nyata terhadap Berat buah tanaman terung. Pada lima perlakuan tanaman ini, terlihat bahwa dosis pupuk NPK Pelangi 400 kg/ha dan 300 kg/ha memberikan nilai Berat buah terbesar yaitu pada perlakuan R4 sebesar 185,57 g dan perlakuan R3 sebesar 176,57 g. Hasil penelitian sebelumnya oleh A. Lubis F. A (2004) tentang Pengaruh pemberian Gibberellin (GA 3 ) dan pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi terung (solanum melongena L.) menyatakan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK berpengaruh nyata terhadap berat buah per sampel. Hal ini mungkin disebabkan peranan unsur hara makro yang di kandung pupuk majemuk NPK. Dimana unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi masing-masing dalam proses metabolisme tumbuhan. Jumlah Buah Hasil Analisis sidik ragam terhadap jumlah buah terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap jumlah buah terung pada pengamatan. Rata-rata jumlah buah terung dijelaskan pada tabel 8. Tabel 8. Rata-rata Jumlah Buah Terung Ungu Perlakuan Dosis NPK (kg/ha) Rataan (buah) R0 0 2,57 a R1 100 2,76 b R2 200 2,95 c R3 300 3,00 c R4 400 3,25 d BNT 5% 0,13

8 Hasil penelitian menunjukan bahwa Jumlah buah tanaman terung ungu pada lima perlakuan (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel pada taraf α=5 %, yaitu 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat tanaman diberikan perlakuan pupuk NPK Pelangi, berpengaruh nyata terhadap Jumlah buah tanaman terung. Pada lima perlakuan tanaman ini, terlihat bahwa dosis pupuk NPK Pelangi 400 kg/ha dan 300 kg/ha memberikan nilai jumlah buah terbanyak yaitu pada perlakuan R4 sebanyak 3,52 buah dan perlakuan R3 sebanyak 3,00 buah. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Onggo (2001) bahwa komponen hasil tomat yang diamati adalah Berat buah, Jumlah buah, bobot buah dan persen jumlah buah yang dapat dipasarkan. Hasil analisis statistik dari pengamatan tersebut juga menunjukkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan formula pupuk yang dicobakan dan dosis pupuk majemuk. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemberian pupuk NPK Pelangi pada pertumbuhan dan produksi terung berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan yaitu : tinggi tanaman, jumlah daun, panjang buah, berat buah dan jumlah buah, tetapi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur berbunga tanaman. Perlakuan pupuk NPK Pelangi terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi terung yakni terdapat pada pemberian dosis pupuk NPK 400 kg/ha. Saran Diharapkan menjadi bahan informasi bagi petani tentang budidaya pertanian melalui pemupukan NPK terutama untuk pertumbuhan dan produksi terung, Perlu diupayakan penggunaan pupuk NPK Pelangi pada budidaya tanaman terung melalui proses penyuluhan yang lebih efektif serta Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang interaksi pupuk NPK Pelangi dengan berbagai varietas tanaman terung sebagai upaya meningkatkan efektivitas budidaya tanaman terung.

9 DAFTAR PUSTAKA Lubis, 2004 : 47. Pengaruh pemberian Gibberellin (GA 3 ) dan pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi terung (solanum melongena L.. SKRIPSI : Dipublikasikan, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 2004. BPS Provinsi Gorontalo. (2012). Dalam Angka 2012. Badan Pusat Stasistik Provinsi Gorontalo. Gorontalo. Paian Simanungkalit dkk (2013) : 6 Respons pertumbuhan dan produksi tanaman Melon (cucumis melo L.) terhadap pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah. JURNAL : Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 2013 Saeri dan Suwono 2012 : 5 Kajian efektivitas pupuk N.P.K pelangi 20:10:10 dalam upaya penigkatan hasil dan pendapatan petani jagung dilahan kering kabupaten Tuban. JURNAL : Dipublikasikan, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura 2012. Onggo T. M. 2001 : Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat pada Aplikasi Berbagai Formula dan Dosis Pupuk Majemuk Lengkap. JURNAL : Dipublikasikan, : Laboratorium Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Unpad. Kampus Jatinangor, Bandung 40600.