BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Kepmendiknas tersebut telah. operasional Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah..

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dampak diberlakukannya Undang Undang tentang otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi kewenangan ke tingkat sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. yang belum sepenuhnya dengan harapan dan ketentuan yang. adalah bukan soal mendirikan atau membentuknya, tetapi bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perkembangan Dana BOS di Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas sesuai dengan perubahan zaman agar tidak terjadi

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

KUESIONER TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO,

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

EFEKTIVITAS PERAN KOMITE SEKOLAH DI SD NEGERI 1 KEBUMEN KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Oleh : Erfan Yusuf Sadewa, Tri Yuniningsih

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komponen-komponen yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi.

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sekolah, pembentukan komite sekolah, peran komite sekolah, fungsi komite

dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya 1. Kesadaran tentang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORETIS

ANALISIS PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN TAMBAKREJO KABUPATEN BOJONEGORO

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH B2-2

AD ART Komite Sekolah

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 89 B. TUJUAN 89 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 89 D. UNSUR YANG TERLIBAT 90 E. REFERENSI 90 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 91

HAKIKAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) 1 (School Based Management/SBM)

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2008

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing belum optimal, terutama peran serta masyarakat yang masih dirasakan belum banyak diberdayakan. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya pembangunan manusia. Upaya upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Masyarakat sebagai stakeholder pendidikan perlu dilibatkan dalam kegiatan peyelengaraan sekolah yang tujuannya untuk menciptakan rasa tanggung jawab, sehingga timbul rasa memiliki terhadap sekolah, bentuk dari keterlibatan masyarakat terhasap sekolah, yaitu dengan adanya komite sekolah yang berperan sebagai pertimbangan (Advisory), pendukung (Supporting), pengontrol (controlling), dan penghubung (mediator). Di bentuknya komite sekolah dimaksudkan agar adanya suatu organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas sekolah. Dewan Pendidik, khususnya Kepala Sekolah bekerjasama dengan masyarakat, baik lingkungan sekitar maupun orangtua/wali murid. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu perangkat pelaksana sistem pendidikan, suatu wadah yang menampung aspirasi masyarakat yang peduli terhadap pendidikan. Perangkat atau wadah inilah yang disebut sebagai Komite Sekolah (school board). Komite 1

2 Sekolah merupakan wakil bagi masyarakat atau orangtua/wali murid yang menjadi mitra bagi sekolah dalam membantu penyelenggaraan program pendidikan. Komite Sekolah dibentuk sesuai dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan salah satu cara pengelolaan sekolah yang pada saat ini sedang digalakkan Pemerintah, sebagai konsekuensi kebijakan desentralisasi yang melimpahkan sebagian besar kewenangan Pemerintah Pusat ke Pemerintahan Daerah di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Strategi Kepala Sekolah sangat memegang peranan panting dalam pemberdayaan komite sekolah. Dalam hal ini adalah adanya asumsi bahwa, peran serta masyarakat kurang diberdayakan sehingga ada pendapat bahwa keberadaan komite sekolah diberbagai sekolah sangat rendah kualitasnya sehingga perlu mendapat pembinaan dari pihak yang berkompeten (Sukri: 2004). Begitu juga pendapat ICW (2004) bahwa, personil komite sekolah dipilih oleh orang-orang yang merupakan personil dari kepala sekolah, sehingga komite sekolah tidak efektif dalam melakukan perannya. Komite Sekolah yang berkedudukan di setiap satuan pendidikan merupakan badan mandiri yang tidak memiliki hubungan hierarkis dengan lembaga pemerintahan. Komite Sekolah dapat terdiri dari satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang berbeda jenjang, tetapi berada pada lokasi yang berdekatan, atau satuan-satuan pendidikan yang dikelola oleh suatu penyelenggara pendidikan, atau karena pertimbangan orang lain. Pada dasarnya posisi komite sekolah berada di tengah-tengah antara orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat, dan

3 kalangan swasta di satu pihak dengan pihak sekolah sebagai institusi, kepala sekolah. Dinas pendidikan wilayahnya, dan pemerintah daerah di pihak lainnya. Menjadi seorang pemimpin pendidikan, tidak saja dituntut untuk menguasai teori kepemimpinan, akan tetapi ia juga harus terampil serta memiliki strategi dalam menerapkan situasi praktis di lapangan kerja dan etos kerja yang tinggi untuk membawa lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Idealnya, jika pemimpin pendidikan selain memiliki bekal kepemimpinan dari teori dan pengakuan resmi yang bersifat ekstern, tetapi juga pembawaan potensial yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa, namun orang dapat melatihnya agar dapat menjadi seorang pemimpin pendidikan yang tangguh dan terampil berdasarkan pengalamannya. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti dapatkan bahwa di SDN 4 Tilango Kabupaten Gorontalo adalah salah satu sekolah yang masih perlu memerlukan perhatian dan pengelolaan secara serius karena di SDN 4 Tilango, masih ada pengurus maupun anggota komite sekolah yang pada umumnya mereka belum mengetahui dengan benar fungsi dan peran komite sekolah. Hal tersebut disebabkan karena pengurus dan anggota komite sekolah tidak menjalankan perannya masing-masing dan hanya menunggu konfirmasi dari pihak sekolah atau kepala sekolah apabila pihak sekolah membutuhkan. Sehingga, komite sekolah di SDN 4 Tilango Kabupaten Gorontalo dalam menjalankan tugasnya selalu dimediasi oleh kepala sekolah. Kepala Sekolah SDN 4 Tilango mengambil peran yang begitu penting dalam pemberdayaan Komite Sekolah.

4 Karena itu, kepala sekolah dengan masyarakat harus semakin cepat dan terbuka menuntut kemampuan yang lebih kreatif, inovatif dan dinamis. Kepala sekolah harus berpegang pada aturan-aturan birokratis dan berfikir secara struktural dan tidak berani melakukan inovasi untuk menyesuaikan tuntutan masyarakatnya, akan ditinggalkan oleh peminatnya. Pada masyarakat yang semakin berkembang demikian cepat dan di dalamnya terjadi kompetisi secara terbuka selalu dituntut kualitas pelayanan yang berbeda dengan masyarakat sebelumnya. Untuk itu kepala sekolah harus lebih aktif untuk mewujudkan program pelaksanaan pendidikan yang direncanakan, maka dalam pelaksanaannya diperlukan seorang kepala sekolah harus punya strategi yang dapat mempengaruhi, mendorong serta menggerakkan komponen-komponen yang ada dalam lembaga pendidikan yang dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan pada suatu lembaga pendidikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran asumsi di atas dalam strategi kepala sekolah dalam pemberdayaan komite sekolah. Dimana strategi merupakan pokok pangkal dalam kegiatan seorang kepala sekolah. Strategi yang baik itu harus mempunyai pedoman yang baku (up to date). Sebagaimana pedoman penyelenggaraan komite disekolah-sekolah. Pedoman tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) No. 044 Tahun 2002 dan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003. Dengan demikian Badan Penyelenggara Program Pendidikan (BP3) tidak berlaku. Di dalam Kepmendiknas No.044/IJ/2002 juga telah diatur selengkap-lengkapnya tentang pemberdayaan komite sekolah dan

5 manajemen sekolah maupun kepala sekolah dapat menjalankan fungsi dan perannya sebagaimana yang diharapkan. Oleh sebab itu, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan Judul Strategi Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan Komite Sekolah di Sekolah SDN 4 Tilango Kabupaten Gorontalo. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini berfokus pada beberapa masalah sebagai berikut: 1. Strategi kepala sekolah memberdayakan komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan dalam: (1) pendataan kondisi sosial ekonomi siswa, (2) pengembangan kurikulum muatan lokal, (3) peningkatan proses pembelajaran yang menyenangkan di sekolah, dan (4) memberi masukan dan pertimbangan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan dan kegiatan sekolah sehingga fungsi komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan untuk mengembangan sekolah (advising) dapat berjalan. 2. Strategi kepala sekolah memberdayakan komite sekolah sebagai pendukung dalam: (1) mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dengan orang tua dan anggota masyarakat, (2) melakukan pendekatan kepada orang tua dan masyarakat yang dipandang mampu untuk menjadi nara sumber dalam kegiatan intrakulikuler bagi peserta didik, (3) mendukung rutinitas pemeriksaan kesehatan anak di sekolah, (4) mendukung pemberantasan penyebarluasan narkoba di sekolah, dan (5) mendukungan pelaksanaan

6 kegiatan ekstrakurikuler di sekolah agar komite sekolah dapat menjalankan fungsinya sebagai pendukung pengembangan sekolah (supporting). 3. Strategi kepala sekolah dalam memberdayakan komite sekolah sebagai pengontrol dalam: (1) pelaksanaan rapat atau pertemuan dengan dewan guru, dan (2) menanggapi hasil belajar siswa dan hal yang dilakukan apabila hasil belajar tersebut kurang memuaskan sehingga komite sekolah dapat menjalankan fungsinya sebagai pengontrol (controling). 4. Strategi kepala sekolah memberdayakan komite sekolah sebagai mediator sekolah dengan stakeholder dalam: (1) membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan di sekitar sekolah, dan (2) mengadakan penjajakan tentang kemungkinan bekerjasama dengan lembaga lain untuk memajukan mutu pembelajaran di sekolah agar fungsi komite sekolah sebagai mediator sekolah dengan stakeholder dapat berjalan dengan baik. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui strategi kepala sekolah memberdayakan komite sekolah dalam memberikan pertimbangan untuk pengembangan sekolah. 2. Untuk mengetahui strategi kepala sekolah memberdayakan komite sekolah dalam mendukung pengembangan sekolah. 3. Untuk mengetahui strategi kepala sekolah memberdayakan komite sekolah dalam menjalankan fungsi kontrol di SDN 4 Tilango.

7 4. Untuk mengetahui strategi kepala sekolah memberdayakan komite sekolah dalam memediasi sekolah dengan stakeholder (Pemda, DPRD di dunia usaha). D. Manfaat Penelitian 1. Bagi kepala sekolah, hasil peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya peningkatan komitmen dan profesinalisme antara pihak sekolah dan orang tua. 2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memfasilitasi pemerintah, masyarakat dan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan. 3. Bagi dinas pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan dan imformasi yang sifatnya ilmiah. 4. Bagi komite sekolah, hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat berguna bukan hanya untuk SDN 4 Tilango Kabupaten Gorontalo tetapi untuk semua komite yang ada di wilayah Gorontalo, sehingga tanggung jawab yang emban dapat dilakukan dengan fungsinya yaitu sebagai penghubung jabatan antara pihak sekolah dan orang tua.