BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
|
|
- Agus Johan Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar (SD) yang tergabung dalam Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Di Gugus Maju terdapat 7 SD yang terdiri dari: 1 SD inti dan 6 SD imbas. Sebagai SD inti adalah SD Negeri Dempet 1 yang terletak di Desa Dempet Kecamatan Dempet. Sekolah Dasar yang menjadi SD imbas adalah: (1) SD Negeri Dempet 2; (2) SD Negeri Dempet 3; (3) SD Negeri Dempet 4 semuanya terletak di Desa Dempet Kecamatan Dempet; (4) SD Negeri Botosengon 1 yang terletak di Desa Botosengon Kecamatan Dempet; (5) SD Negeri Botosengon 2, yang terletak di Desa Botosengon Kecamatan Dempet; dan (6) SD Negeri Kedungori yang terletak di desa Kedungori Kecamatan Dempet. Responden dalam penelitian ini terdiri dari pengurus komite sekolah, kepala sekolah, guru, orang tua siswa, dan siswa: Selanjutnya data tentang responden dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut: 47
2 NO Kategori Subjek Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Jml (org) Usia Masa Kerja (tahun) Jml Pendidikan Jenjang 1 Komite Sarjana Sekolah 4 Sarmud 11 SLTA 7 SLTP 2 SD 2 Kepala Sarjana Sekolah 3 Guru Sarjana 4 Orang Sarjana Tua 6 SLTA Siswa 1 SLTP 3 SD 5 Siswa Sumber: Data Primer, 2012 Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa anggota komite sekolah dari 7 sekolah dasar se-gugus Diponegoro yang bukan berasal dari dewan guru berjumah 28 orang dengan usia termuda 30 tahun dan usia tertua 70 tahun. Masa kerja mereka sebagai Komite Sekolah berkisar antara 3 sampai 9 tahun. Tingkat pendidikan mereka terbanyak SLTA sejumlah 11 orang, SLTP sebanyak 7 orang, berpendidikan sarjana, sarjana muda masing-masing 4 orang, dan SD 2 orang. Sebanyak 7 kepala sekolah di Sekolah Dasar se- Gugus Diponegoro berusia antara 49 sampai 56 tahun, dengan masa kerja sebagai kepala sekolah 48
3 antara 3 sampai 12 tahun. Tingkat pendidikan mereka, 6 orang berijazah sarjana dan 1 orang yang sedang menempuh studi lanjut S2. Responden dari dewan guru sebanyak 14 orang dari 7 sekolah. Usia mereka berkisar antara 30 sampai 56 tahun dengan masa kerja sebagai guru antara 5 sampai 30 tahun. Tingkat pendidikan mereka 13 orang berijazah sarjana,1 tengah mengikuti studi lanjut. Orang tua siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 14 orang, adalah mereka yang anaknya menjadi responden dan dipilih secara acak. Usia termuda mereka 30 tahun dan usia tertua 55 tahun. Tingkat pendidikan mereka cukup variatif yaitu berijazah sarjana 4 orang, SLTA 6 orang, SLTP 1 orang, dan berijazah SD 3 orang. Siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 14 orang berasal dari 7 sekolah. Mereka dipilih secara acak diambilkan dari kelas 6 dan kelas 3 yang orang tuanya juga menjadi responden dalam penelitian ini. Kisaran umur mereka antara 10 sampai 13 tahun. 4.2 Analisis Dalam bagian ini akan dilakukan analisis terhadap data hasil penelitian terhadap empat peran komite sekolah yaitu sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol dan sebagai mediator. 49
4 4.2.1 Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pertimbangan Komite sekolah sabagai badan pertimbangan dituntut untuk mampu memberikan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam rangka penentuan kebijakan sekolah. Dalam perannya tersebut komite sekolah diharapkan dapat mamberikan pertimbangan kepada sekolah dalam hal pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pandidikan yang ada dalam masyarakat; memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah; menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada sekolah; menyampaikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan; memberi pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal dan meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan; serta memverivikasi RAPBS yang diajukan oleh kepala sekolah, memberikan pengesahan terhadap RAPBS setelah proses verivikasi dalam rapat komite sekolah. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 28 pengurus komite sekolah yang berasal dari tujuh sekolah yang tergabung dalam Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet diperoleh data sebagaimana pada Tabel 4.2 berikut: 50
5 Tabel 4.2 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan NO Indikator Min Max Mean SD 1 Mengadakan pendataan kondisi 1 5 2,92 1,36 sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya yang ada dalam masyarakat. 2 Memberikan masukan dan 1 5 3,21 1,17 pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, dan tujuan, kebijakan dan kegiatan sekolah. 3 Menganalisa hasil pendataan 2 5 3,28 0,81 sebagai masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada sekolah 4 Menyampaikan masukan, 1 4 2,28 1,36 pertimbangan dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan. Total 1 5 2,87 1,18 Sumber: Data Primer yang diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa peran komite sekolah sebagai badan pertimbangan diperoleh rerata sebesar 2,72 yang masuk dalam kategori cukup baik (2,60-3,39) dengan standar deviasi 1,18. Hal ini dapat diartikan sebagian besar responden beranggapan bahwa komite sekolah sudah melaksanakan perannya sebagai badan pertimbangan dengan baik. Ada 1 peran yang tergolong sangat sering yaitu dalam hal menga-dakan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat. Ada peran komite yang tergolong cukup yaitu dalam hal menyampaikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kuri-kulum muatan lokal dan meningkatkan 51
6 proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan. Hal ini disebabkan karena kurikulum muatan lokal di Seko-lah Dasar sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan demi keseragaman. Oleh karena itu di tingkat sekolah kurikulum ini sudah tidak dilakukan pengembangan, dan kepada komite sekolah hanya diberikan informasi saja. Pemberian informasi inilah yang oleh sebagian besar komite sekolah sudah dianggap sebagai permintaan pertimbangan Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung Dalam perannya sebagai badan pendukung, komite sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan untuk secara preventif dalam memberantas penyebarluasan narkoba di sekolah serta pemeriksaan kesehatan siswa; memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegitan ekstrakurikuler; mencari bantuan dana dari dunia usaha dan dunia industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu; serta melaksanakan konsep subsidi silang dalam penarikan iuran dari orang tua siswa. Hasil penelitian untuk peran komite sekolah sebagai badan pendukung dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini: 52
7 Tabel 4.3 Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung NO Indikator Min Max Mean SD 1 Memberikan dukungan kepada sekolah 2 5 3,53 0,79 untuk secara preventif dalam memberantas penyebarluasan narkoba di sekolah, serta pemeriksaan kesehatan siswa. 2 Memberikan dukungan kepada sekolah 1 5 3,10 1,35 dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. 3 Mencari bantuan dana dari dunia 1 4 1,67 0,98 industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. 4 Melaksanakan konsep subsidi silang 1 4 2,53 0,99 dalam penarikan iuran dari orang tua siswa. Total 2,71 1,03 Sumber: Data Primer yang diolah, 2012 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran komite sekolah sebagai badan pendukung cukup baik (2,60-3,39) dilihat dari perolehan total rerata sebesar 2,71 dengan standar deviasi 1,03. Dari empat indikator satu indikator dikategorikan rendah sekali yaitu peran Komite Sekolah dalam mencari bantuan dana dari dunia industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu dimana perolehan rataratanya 1,67. Hal ini disebabkan karena di sekolah dasar kerjasama dengan dunia industri dirasa belum penting disebabkan pada umumnya sudah bebas biaya murni. Artinya semua siswa baik yang kaya maupun yang miskin dibebaskan dari segala jenis iuran. 53
8 4.2.3 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol Dalam perannya sebagai badan pengontrol, komite dekolah berperan untuk meminta penjabaran kepada sekolah tentang hasil belajar siswa; menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari masyarakat; serta menyampaikan laporan secara tertulis tentang hasil pengamatan Komite Sekolah terhadap sekolah. Hasil penelitian tentang peran komite sekolah sebagai badan pengontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pengontrol NO Indikator Min Max Mean SD 1 Meminta penjabaran kepada sekolah tentang hasil belajar siswa. 2 Menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari masyarakat. 3 Menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis tentang hasil pengamatan komite sekolah terhadap sekolah ,10 1, ,67 1, ,67 1,31 Total 1 5 2,78 1,25 Sumber: Data Primer yang diolah, 2013 Data hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Komite Sekolah sebagai badan pengontrol cukup baik (2,60-3,39) dengan diperolehnya rata-rata 2,78 dan standar deviasi 1,25. Dalam hal meminta penjabaran 54
9 kepada sekolah tentang hasil belajar siswa tergolong cukup berperan dengan diperolehnya rata-rata 3,00. Hal ini disebabkan selama ini komite sekolah memang diundang ke sekolah rata-rata hanya dalam rangka penerimaan rapor atau kelulusan. Dengan demikian forum tersebut sekaligus merupakan forum penjabaran hasil belajar siswa Peran Komite Sekolah Sebagai Mediator Peran komite sekolah sebagai mediator diuraikan dalam delapan indikator yaitu membantu sekolah dalam menciptakan hubungan dan kerja sama antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat; mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau insidental dengan kepala sekolah dan dewan guru; mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah, atau dengan dewan guru di sekolah; bekerja sama dengan pihak sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni. Data hasil penelitian tentang peran komite sekolah sebagai mediator dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: 55
10 Tabel 4.5 Peran Komite Sekolah Sebagai Mediator NO Indikator Min Max Mean SD 1 Membantu sekolah dalam menciptakan 1 4 3,04 0,58 hubungan dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. 2 Mengadakan rapat atau pertemuan secara 3 4 3,21 0,42 rutin atau insidental dengan kepala sekolah dan dewan guru. 3 Mengadakan kunjungan atau silaturahmi 2 5 2,61 0,50 ke sekolah, atau dengan dewan guru di sekolah. 4 Bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni ,11 0,92 Total 1 5 2,20 0,60 Sumber: Data Primer yang diolah, 2013 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa secara keseluruhan peran komite sekolah sebagai mediator kurang baik (1,80-2,59) dengan diperolehnya rerata 2,20 dan standar deviasi 0,60. Hal yang jarang dilakukan oleh semua komite sekolah adalah dalam hal bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni. Penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan Komite Sekolah tentang perannya dalam manajemen berbasis sekolah, dan juga karena pihak sekolah belum menempatkan komite sekolah sesuai peran, tugas dan fungsinya sebagaimana yang diamanatkan oleh Kepmendiknas No. 044/U/2002. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan untuk rerata empat peran komite sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol dan mediator sebagai berikut: 56
11 Tabel 4.6 Tabel Rerata Peran Komite Sekolah No Peran Komite Min Max Mean SD 1 Badan Pertimbangan 1 5 2,87 1,18 2 Badan Pendukung 1 5 2,71 1,03 3 Badan Pengontrol 1 5 2,78 1,25 4 Mediator 1 5 2,20 0,60 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ada tiga peran komite sekolah cukup baik, yaitu peran komite sekolah sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, dan badan pengontrol. Sedangkan peran komite sekolah sebagai mediator dalam kategori kurang baik. 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data, secara keseluruhan peran komite sekolah dalam manajemen berbasis sekolah di Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet dalam katagori baik. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan per aspek mengenai peran komite sekolah dalam manajemen berbasis sekolah di Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pertimbangan Untuk peran komite sekolah sebagai badan pertimbangan dikategorikan baik. Hal ini berarti bahwa di Gugus Diponegoro, komite sekolah cukup dalam 57
12 memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka menentukan kebijakan sekolah yang tampak dalam banyak hal. Dalam mendata kondisi sosial ekonomi peserta didik dan sumber daya pendidikan yang ada dalam masyarakat, komite sekolah sudah banyak berperan. Namun demikian dalam hal memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah serta dalam memverivikasi RAPBS yang disusun sekolah. Komite belum banyak terlibat, kondisi ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah satu ketua komite sekolah: Sekolah menentukan kondisi sosial ekonomi berdasarkan analisa mereka terhadap keseharian siswa dengan pertimbangan dari Komite Sekolah. Ini disebabkan karena kebanyakan guru berdomisili jauh dari sekolah sehingga mereka kurang memahami kondisi sosial ekonomi siswa. Sedangkan dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah yang ada di dalam KTSP dan RAPBS, Komite Sekolah belum dilibatkan. Biasanya kepala sekolah akan meminta tanda tangan Ketua Komite Sekolah untuk bukti pengesahan KTSP dan RAPBS yang telah tersusun. Jadi Komite Sekolah tidak terlibat dalam penyusunan KTSP dan tidak melakukan verivikasi terhadap RAPBS yang disusun sekolah. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa di Sekolah Dasar se-gugus Diponegoro, komite sekolah sebagai badan pertimbangan banyak diberdayakan. Hal ini tentu saja sangat menggembirakan. Dengan demikian dengan pertimbangan dari Komite Sekolah, sasaran bantuan dari sekolah akan lebih 58
13 tepat. Juga tentang visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah yang disusun dan dilaksanakan akan lebih sesuai dengan kondisi masyarakat setempat mengingat komite sekolah merupakan representasi dari orang tua siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Sementara itu dalam hal menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada sekolah; dan menyampaikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi secara tertulis kepada sekolah dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan, belum banyak dilakukan oleh komite sekolah. Penyebabnya adalah karena komite sekolah di sekolah dasar berada dekat dengan sekolah sehingga saran masukan lebih banyak disampaikan langsung secara lisan kepada sekolah. Untuk pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal, dan meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan cukup sering dilakukan, karena kurikulum muatan lokal, sudah merupakan paket dari Dinas Pendidikan maka tidak perlu lagi pengembangan di tingkat sekolah, hanya pemberitahuan saja oleh pihak sekolah kepada komite sekolah yang sudah dianggap sebagai pemberian pertimbangan. Kondisi ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah seorang kepala sekolah di Gugus Diponegoro: 59
14 Komite Sekolah memang belum pernah memberikan saran pertimbangan secara terulis kepada kami dengan tembusan kepada Dinas Pedidikan. Saran tertulis yang diberikan kepada sekolah biasanya hanya dituliskan di buku tamu, itu juga lebih banyak berupa kesan bukan pesan. Untuk pengembangan Kurikulum Muatan Lokal di tingkat sekolah kami memang belum pernah melakukannya karena Kurikulum Muatan Lokal sudah merupakan paket dari Dinas Pendidikan untuk keseragaman. Kami hanya memberitahu saja kepada Komite Sekolah tentang mata pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah kami. Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Sekolah Dasar di Gugus Diponegoro sudah banyak mendapatkan pertimbangan dari Komite Sekolah dalam banyak hal. Untuk Kurikulum Muatan Lokal, sebaiknya pengembangan di tingkat satuan pendidikan masih diperlukan meskipun kurikulum tersebut merupakan paket dari Dinas Pendidikan dan ada keseragaman di tingkat kabupaten/kota. Ini lebih dikarenakan agar pembelajaran muatan lokal yang dilaksanakan di sekolah lebih sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah, lebih sesuai dengan makna muatan lokal itu sendiri, serta sesuai dengan semangat otonomi yang sesunggguhnya. Secara keseluruhan peran komite sekolah di sekolah dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet sebagai badan pertimbangan dikategorikan baik. Yang berarti bahwa komite sekolah sudah banyak memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan visi, misi, tujuan, kebijakan dan kegiatan sekolah. 60
15 4.3.2 Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Komite Sekolah di Sekolah Dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet sebagai badan pendukung dikategorikan baik. Namun dalam hal mencari bantuan dana dari dunia industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, belum banyak dilakukan. Penyebabnya adalah karena di sekolah dasar se-gugus Diponegoro semua siswa dibebaskan dari segala jenis iuran. Sedangkan dalam pelaksanaan konsep subsidi silang dalam penarikan iuran dari orang tua siswa telah banyak dilakukan oleh komite sekolah se-gugus Diponegoro. Ini disebabkan komite sekolah yang ada di Gugus Diponegoro kebanyakan adalah mereka yang benar-benar memahami kondisi sosial ekonomi orang tua siswa. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah satu Ketua Komite Sekolah di Gugus Diponegoro: Sekarang ini di Sekolah Dasar telah diterapkan kebijakan bebas biaya murni, akan tetapi bila dibutuhkan dana untuk keperluan insidental, Komite Sekolah yang maju ke depan, dan biasanya kami menerapkan konsep subsidi silang. Dengan adanya BOS memang sekolah tidak diperbolehkan menarik iuran untuk keperluan apapun. Untuk itu apabila sekolah memerlukan dana untuk pengembangan sekolah, sekolah meminta kami yang menghimpunnya sehingga tidak menyalahi aturan dari pemerintah. 61
16 Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa konsep subsidi silang masih tetap diterapkan. Meskipun sekolah sejak adanya dana BOS dilarang melakukan penarikan iuran dalam bentuk apa pun, akan tetapi untuk pengembangan sekolah, sering sekolah meminta bantuan dana Komite Sekolah. Dana ini akan dihimpun oleh komite sekolah dan pelaksanaan program juga oleh komite sekolah sehingga sekolah terhindar dari sanksi yang mengancam. Dalam hal memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif memberantas penyebarluasan narkoba di sekolah, serta pemeriksaan kesehatan di sekolah masih dikategorikan rendah. Demikian pula untuk hal memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. Kondisi ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu guru di Gugus Diponegoro yang mengatakan: Selama saya menjadi guru belum pernah ada anggota Komite Sekolah yang memberikan penyuluhan kepada anak didik kami, juga dalam hal kegiatan ekstrakurikuler, ada yang membantu akan tetapi dilaksanakan insidental hanya sebatas bila akan ada lomba saja, selain itu tidak. Hal ini didukung pula oleh hasil wawancara dengan salah satu siswa di Gugus Diponegoro yang mengatakan: Belum pernah ada anggota komite sekolah yang masuk ke ruangan kelas untuk mengajar. Untuk kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah kami 62
17 tidak ada yang dibantu oleh komite sekolah. Ada yang dibantu oleh komite sekolah yaitu pada kegiatan olahraga sepak bola tetapi itu hanya kalau akan ada lomba saja. Kedua wawancara tersebut membuktikan bahwa selama ini komite sekolah belum banyak terllibat dan dilibatkan dalam kegiatan sekolah baik kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler. Komite sekolah hanya terlibat secara insidental belum secara terprogram. Hasil penelitian tentang peran Komite Sekolah sebagai badan pendukung secara umum dikategorikan baik, yang berarti Komite Sekolah banyak memberikan dukungan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sekolah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Pantjastuti (2008) yang mengatakan bahwa selama ini komite sekolah yang ada masih meneruskan peran dan fungsi BP3 di masa lalu yang hanya berfungsi sebagai stempel saja bagi sekolah Peran Komite Sekolah sebagai Badan Pengontrol Data hasil penelitian tentang peran komite sekolah di sekolah dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet sebagai badan pengontrol tergolong baik. Dalam perannya untuk meminta penjabaran kepada sekolah tentang hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh kategori baik sekali. Artinya komite 63
18 sekolah telah sering meminta penjabaran kepada sekolah tentang hasil belajar siswa. Hal ini sering dilakukan oleh Komite Sekolah karena pertemuan antara sekolah dengan komite sekolah biasanya hanya diadakan dalam rangka penerimaan rapot. Pada kesempatan ini tentu saja merupakan forum penjabaran hasil belajar siswa. Dalam hal menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari masyarakat tergolong cukup, tetapi ada juga Komite Sekolah di Gugus Diponegoro yang tidak pernah melakukan hal ini. Kondisi tersebut merupakan bukti bahwa peran ini memang belum tersentuh. Penyebabnya adalah karena komite sekolah di sekolah dasar berada dekat dengan lokasi sekolah dan juga tempat tinggal orang tua siswa, sehingga saran dan masukan bisa langsung disampaikan dan diakomodir tanpa harus melalui kuesioner. Dalam hal menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis tentang hasil pengamatan komite sekolah terhadap sekolah, hasil penelitian menunjukkan kategori baik. Hal ini disebabkan karena komunikasi dengan pihak sekolah dapat dilakukan secara langsung kapan saja diperlukan. Di samping itu juga karena pengetahuan komite sekolah akan keharusan hal tersebut. Penyebab lain di antaranya adalah karena Pengurus komite sekolah yang ada selama ini lebih bersifat pasif dalam arti tidak melaksanakan peran dan fungsinya bila tidak ada undangan 64
19 dari pihak sekolah. Komite sekolah yang ada sebagian besar juga merupakan pemain lama yang selama menjadi komite sekolah belum pernah dilakukan reorganisasi. Pembaharuan kepengurusan hanya dilakukan apabila ada pengurus yang mengundurkan diri dengan cara tambal sulam. Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara dengan salah satu kepala sekolah di Gugus Diponegoro yang mengatakan: Komite Sekolah yang ada di sekolah ini belum pernah diganti selama kepemimpinan saya, mereka semua dibentuk sebelum saya bertugas di sekolah ini. Selama kepemimpinan saya, saya belum pernah memberikan sosialisasi kepada anggota komite sekolah tentang tugas, peran dan fungsinya karena saya juga belum pernah mendapatkan penjelasan tentang hal tersebut. Hasil wawancara di atas membuktikan bahwa keanggotaan komite sekolah di sekolah dasar Gugus Diponegoro tidak dibatasi waktu. Seharusnya keanggotaan komite sekolah dibatasi masa baktinya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang disepakati bersama. Hal ini untuk menghindari kesan kenggotaan komite seumur hidup dimana dari tahun ke tahun tidak ada perubahan sehingga tidak ada dampak positif terhadap sekolah. Secara keseluruhan peran komite sekolah di sekolah dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet sebagai badan pengontrol dikategorikan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Sulistyo (2007) 65
20 yang mengatakan bahwa dalam konteks manajemen berbasis sekolah dalam banyak kasus pembentukan komite sekolah sebagai mitra kepala sekolah dalam mengelola pendidikan dalam rangka kemajuan sekolah, masih belum dipahami secara proporsional. Akibantnya masih banyak ketimpangan dalam penyelenggaraan manajemen berbasis sekolah. ada pembentukan komite sekolah yang hanya merupakan syarat karena itu perlu ada di sekolah, sementara itu kinerja yang diharapkan belum ada. Sementara itu pada sekolah yang memiliki komite sekolah yang aktif malah terjadi tarik menarik kepentingan, bahkan persaingan antara komite sekolah dengan kepala sekolah dalam pengelolaan pendidikan di sekolah. Singkatnya dapat dikatakan bahwa komite sekolah yang diharapkan dapat memberdayakan sekolah melalui partisipasi masyarakat masih belum optimal Peran Komite Sekolah sebagai Mediator Hasil penelitian tentang peran komite sekolah di sekolah dasar Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet sebagai mediator dikategorikan baik. Dalam hal menciptakan hubungan dan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat dikategorikan baik. Artinya komite sekolah telah cukup sering membantu sekolah menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua dan masyarakat. Hal ini terjadi karena sebagian besar 66
21 anggota komite sekolah di sekolah dasar Gugus Diponegoro adalah orang tua siswa sehingga mereka selalu membina hubungan baik dengan sekolah untuk kepentingan pendidikan anak-anak mereka. Dalam mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau insidental dengan kepala sekolah dan dewan guru diperoleh kategori baik, artinya peran ini sudah banyak dilakukan, disebabkan karena rapat atau pertemuan dengan kepala sekolah dan dewan guru hanya dilakukan rutin, tidak hanya apabila ada undangan dari sekolah. Sementara itu dalam hal mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah atau dengan dewan guru di sekolah diperoleh kategori sangat baik. Artinya peran ini sudah cukup sering dilakukan oleh komite sekolah. Sedangkan dalam hal penelusuran alumni belum banyak dilakukan. Demikian pula dalam membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan dengan dunia usaha/ dunia industri serta dalam mengadakan penjajakan kerjasama atau MOU dengan dunia usaha/dunia industri, tergolong rendah sekali bahkan cenderung tidak pernah dilakukan. Hal ini lebih karena adanya anggapan sekolah gratis telah mematikan ide kreatif untuk pengembangan sekolah. Kondisi ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu ketua komite sekolah di Gugus Diponegoro: 67
22 Sekolah kami kebetulan berada di pedesaan dimana tidak terdapat kegiatan industri maju yang dapat memberikan sembangan kepada sekolah kami. Selama ini dana operasional di sekolah telah mencukupi dengan adanya dana BOS dari pemerintah, sehingga kami tidak atau belum pernah melakukan usaha untuk memperoleh bantuan kecuali dari pemerintah yang sering kami tempuh. Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa komite sekolah belum banyak melakukan usaha kreatif untuk pengembangan sekolah. Pengembangan sekolah hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Seharusnya pengembangan sekolah dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan dunia usaha atau dunia industri yang tidak harus berada di sekitar sekolah. Misalnya dengan penerbit buku yang tentu akan dengan senang hati membantu pengembangan sekolah bila dilakukan MOU yang menguntungkan kedua pihak. Berikutnya dalam hal mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan kasadaran dan kemitraan masyarakat, dikategorikan rendah sekali bahkan belum pernah dilakukan oleh komite sekolah. Sedangkan untuk mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dan insidental dengan orang tua dan anggota masyarakat tergolong rendah artinya masih belum banyak dilakukan. Ini didukung dengan hasil wawancara dengan salah satu orang tua siswa di Gugus Diponegoro: 68
23 Selama kami menyekolahkan anak kami di sekolah dasar, kami pernah diundang untuk mengikuti rapat hanya untuk penerimaan rapot dan pengumuman kelulusan. Sekolah juga belum pernah mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan kesadaran dan kemitraan dengan masyarakat baik atas ide sekolah sendiri maupun atas ide komite sekolah. Bahkan banyak orang tua siswa yang tidak mengenal anggota komite sekolah kecuali ketua komite sekolah yang memang sering mengikuti kegiatan apabila ada rapat sekolah dengan orang tua siswa. Hasil wawancara tersebut menunjukkan rendahnya peran komite sekolah sebagai mediator. Seharusnya komite sekolah lebih bersifat proaktif dengan banyak berinisiatif dan berinovasi untuk pengembangan sekolah. Komite Sekolah perlu melakukan banyak pertemuan yang tidak hanya melibatkan ketua Komite Sekolah saja akan tetapi juga melibatkan anggota Komite Sekolah yang lain. Hal ini sangat diperlukan agar Komite Sekolah benar-benar dapat menjadi partner bagi kepala sekolah dalam pengembangan sekolah. Secara keseluruhan peran Komite Sekolah di sekolah dasar Gugus diponegoro Kecamatan Dempet sebagai mediator dikategorikan baik. Akan tetapi masih ada peran yang harus ditingkatkan perannya yaitu dalam hal penelusuran alumni. Hal ini senada dengan pendapat Akbar (2008) yang mengatakan peran dan fungsi komite sekolah tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan manajemen pendidikan di tingkat sekolah. Beberapa aspek manajemen yang 69
24 secara langsung dapat diserahkan sebagai urusan yang menjadi kewenangan tingkat sekolah adalah sebagai berikut: Pertama, menetapkan visi, misi, strategi, tujuan, logo, lagu, dan tata tertib sekolah. Kedua, memiliki kewenangan dalam penerimaan siswa baru sesuai dengan ruang kelas yang tesedia, fasilitas yang ada, jumlah guru, dan tenaga administratif yang dimiliki. Ketiga, menetapkan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang akan diadakan dan dilaksanakan oleh sekolah. Keempat, pengadaan sarana dan prasana pendidikan, termasuk buku pelajaran dapat diberikan kepada sekolah, dengan memperhatikan standar dan ketentuan yang ada. Kelima, penghapusan barang dan jasa dapat dilaksanakan sendiri oleh sekolah, dengan mengikuti pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten. Keenam, proses pengajaran dan pembelajaran. Ini merupakan kewenangan profesional sejati yang dimiliki oleh lembaga pendidikan sekolah. Ketujuh, urusan teknis edukatif yang lain sejalan dengan konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) merupakan urusan yang sejak awal harus menjadi tanggung jawab dan kewenangan setiap satuan pendidikan. Dari analisis dan pembahasan diperoleh hasil bahwa peran komite sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah di Gugus Diponegoro Kecamatan Dempet baik sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol maupun sebagai mediator masih dikategorikan baik. 70
25 Dari keempat peran tersebut diketahui bahwa peran komite sekolah sebagai badan mediator paling kurang optimal dibandingkan dengan peran lainnya. Hal tersebut disebabkan karena selama ini komite sekolah yang ada lebih bersifat pasif. Mereka melakukan tugas peran dan fungsinya hanya bila ada undangan dari pihak sekolah. Dengan kondisi tersebut menjadikan komite sekolah hanya sebagai pelengkap, artinya merupakan sebuah badan yang harus ada di sekolah. Keberadaan mereka tidak diikuti dengan pemahaman akan perannya sebagai partner sekolah dalam mengelola pendidikan guna kemajuan sekolah. Akibatnya, masih banyak ketimpangan dalam penyelenggaraan manajemen berbasis sekolah. Kondisi di atas sesuai dengan pendapat Jalal (2001) yang mengatakan bahwa pendidikan dengan segala persoalannya tidak mungkin diatasi hanya oleh lembaga persekolahan. Untuk melaksanakan programprogramnya sekolah perlu mengundang berbagai pihak (keluarga, masyarakat, dan dunia usaha/industri) untuk berpartisipasi secara aktif dalam berbagai program pendidikan. Partisipasi ini perlu dikelola dan dikoordinasikan secara baik agar lebih bermakna bagi sekolah terutama dalam meningkatkan mutu dan efektivitas pendidikannya. Partisipasi masyarakat tidak seharusnya hanya dalam bentuk dana, melainkan juga sumbangan pikiran dan tenaga. 71
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
106 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan, dan pembahasan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu
Lebih terperinciKUESIONER TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH
Lampiran 1 I. Tujuan KUESIONER TENTANG PERAN KOMITE SEKOLAH Kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang peran Komite Sekolah sebagai mitra dalam dunia pendidikan saat ini. Penulis mengharapkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang: Jenis Penelitian; Subjek Penelitian; Jenis Data dan Prosedur Pengumpulan Data; serta Teknik Analisis Data. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Guru dan Komite Sekolah SD Negeri dan Swasta di Kecamatan Tingkir, Salatiga Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar (SD) yang berada di Kecamatan Tingkir, Salatiga.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORETIS
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORETIS 2.1 Kajian Teori dan Kerangka Teoritis 2.1.1 Pemangku Kepentingan Konsep pemangku kepentingan kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pemikiran manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing belum optimal,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
47 BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas tentang (1) Pendekatan dan Rancang Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Sumber Data Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan Data, (5) Analisis Data,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG
54 BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG A. Analisis Pengelolaan Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SD Islam Al
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reformasi yang sedang bergulir, membawa perubahan yang sangat mendasar pada tatanan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dikeluarkannya UU No 22 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan tentang gambaran peran Komite Sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal satu disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi diri peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah adanya partisipasi masyarakat di dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar
Lebih terperinciPERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA OLEH DIAH ANITA SUKMAWATI 802010025 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hubungan kemitraan antara pihak Sekolah dengan Orang Tua peserta didik, mula-mula tergabung dalam wadah yang diberi nama Persatuan Orang Tua Murid dan Guru
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak
Lebih terperinci5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kinerja Komite Sekolah antara SD Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki kepedulian sosial
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Berbasis Sekolah Suparlan, dkk (2012) Manajemen Berbasis Sekolah sebagai terjemahan dari School Based Management, dapat diartikan sebagai pengalihan dalam pengambilan
Lebih terperinciIKA FIA UB GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 STATUS ANGGOTA 1. Anggota IKA FIA UB terdiri dari: a. Anggota Biasa b. Anggota Luar
Lebih terperinciKEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen
PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DINAS PENDIDIKAN SLTP NEGERI 6 SRAGEN Jl. Mayor Suharto No. 1 Telp. (0271) 891913 SRAGEN 57213 KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang peran komite sekolah di SMA PGRI 1 Temanggung ini dibagi menjadi lima bagian. Lima bagian tersebut antara lain gambaran
Lebih terperinciANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMATIKA FMIPA UNY
ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMATIKA FMIPA UNY 2017... FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KELENGKAPAN ORGANISASI ANGGARAN DASAR HIMATIKA FMIPA UNY 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas
Lebih terperinciIndikator Empirik Penjabaran Sub Peran dan Fungsi Komite Sekolah KOMITE SEKOLAH. pada satuan pendidikan dalam. program. satuan
LAMPIRAN 1 NO SUB PERAN KOMITE SEKOLAH 1. Pemberi pertimbangan (advisory) Indikator Empirik Penjabaran Sub Peran dan Fungsi Komite Sekolah FUNGSI INDIKATOR EMPIRIK KOMITE SEKOLAH 1.1. Memberikan 1.1.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara hakiki pambangunan pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. mengutamakan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Manajemen Mutu Terpadu Pengertian Manajemen Mutu Terpadu ( MMT ) pada dasarnya adalah mengutamakan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 berdampak ke hampir seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu dampak dari adanya reformasi adalah perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan desentralisasi tata kelola sistem pendidikan dasar dan menengah sebagai bagian dari pengalihan tanggung
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA PENDAHULUAN Sebagai penjabaran dan pelaksanaan Anggaran Dasar, maka disusunlah Anggaran Rumah Tangga Ikatan Alumni SMA Negeri 8 Jakarta ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan telah diyakini sebagai salah satu aspek pembangunan bangsa yang sangat penting untuk mewujudkan warga Negara yang handal profesional dan berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu bentuk investasi sumber daya manusia ( SDM ) yang lebih penting dari investasi modal fisik. Pendidikan memberikan sumbangan yang amat
Lebih terperinciA N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH
A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH Bahwa Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga telah menghasilkan
Lebih terperinciDRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut
Lebih terperinciPERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN
2.036 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 21 Tahun ke-5 2016 PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN THE PARTICIPATION OF SCHOOL COMMITTE TO IMPROVE
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite
110 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SMK Negeri 2 Metro dapat diambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor yang secara signifikan mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu pembangunan pendidikan memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebijakan desentralisasi pendidikan yang mengacu pada undang-undang No. 32 dan 33 tahun 2004 dimana terdapat prinsip-prinsip baru dalam pengelolaan pendidikan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan berhubungan dengan proses penyelenggaraan pendidikan, sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi desentralisasi Indonesia yang dimulai pada tahun 2001 sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya. Terbentuknya organisasi. sesama manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu bentuk dari rasa empati manusia adalah dengan cara tolongmenolong. Hal ini terjadi karena manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY
ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA
Lebih terperinciIKATAN ALUMNI CEDS UI
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI CEDS UNIVERSITAS INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Setiap lulusan program pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Yang menjadi simpulan dalam penelitian ini adalah: 1. Tugas kepala sekolah dalam manajemen berbasis adalah dalam pelaksanaan kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara detail latar belakang dan alasan pemilihan judul tesis, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritik
Lebih terperinciKEPUTUSAN MUSYAWARAH BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
KEPUTUSAN MUSYAWARAH BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN YAPEN
RAFT 4 RANPERDA final BUPATI KEPULAUAN YAPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN YAPEN,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar
Lebih terperinciWALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan
Lebih terperinciSOAL EDS ONLINE UNTUK KS.
SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)
BAB VI PENUTUP Bagian ini merupakan bagian terakhir dari bagian isi tesis. Pada bagian ini memuat tiga sub bab, yaitu: kesimpulan, implikasi, dan saran. Ketiga sub bab tersebut akan disajikan secara rinci
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DAN MEKANISME PENGGALIAN SUMBANGAN SUKARELA DARI MASYARAKAT KATEGORI MAMPU DALAM IKUT MEMBANTU PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal
Lebih terperinciLembaran Negara Nomor 4548);
QANUN PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH PROPINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU
PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komite sekolah adalah nama badan yang berkedudukan pada satu satuan pendidikan, baik jalur sekolah maupun di luar sekolah atau beberapa satuan pendididkan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH
BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah
Lebih terperinciMUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:
MUKADDIMAH Dalam rangka menunjang pencapaian sasaran pembangunan pertanian (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Teknologi Pertanian), diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelola
Lebih terperinciFORM EDS KEPALA SEKOLAH
FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciBUPATI MANDAILING NATAL
- 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEMBUKAAN Pada awal mulanya Sekolah Bisnis IPB bernama Magister Manajemen Agrisbisnis IPB atau biasa disingkat MMA-IPB. MMA-IPB memiliki
Lebih terperinci2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.
No.261, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pelaksanaan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5958) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciISMKMI Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Indonesian Public Health Student Executive Board Association
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SENAT MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I PENGERTIAN Pasal 1 ISMKMI adalah organisasi yang menghimpun Lembaga Eksekutif Mahasiswa Kesehatan Masyarakat se-indonesia.
Lebih terperinciMEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd
MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd Pendahuluan Govinda (2000) dalam laporan penelitiannya School Autonomy and Efficiency Some Critical
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan
Lebih terperinciPangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI
Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciBUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang
Lebih terperinciRINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN
RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN Oleh: Darwing Paduppai, Suradi, & Sabri I. PERMASALAHAN PENELITIAN Komite sekolah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden Responden yang menjadi sampel dari penelitian ini di kelompokkan dalam dua kategori yaitu responden dari SD Negeri Poncoruso sebagai SD Inti dan
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciAD ART Komite Sekolah
AD ART Komite Sekolah Contoh ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE... (NAMA SEKOLAH)... TAHUN... MUKADIMAH Dengan nama Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa Untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinci1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi
2017 June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari Sunardi Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Galuh. Jl. R.E Martadinata
Lebih terperinciPARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN
PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN THE PARTICIPATION OF SCHOOL BOARD IN CONDUCTING EXTRA CURRICULAR ACTIVITIES IN MOST OF STATE
Lebih terperinciASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)
ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat
Lebih terperinci2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciKELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015
ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (ART KM FEB UB) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KM FEB UB adalah Mahasiswa Aktif S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Lebih terperinciPilihlah satu jawaban yang paling tepat
Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota (1) Anggota IKANI SKANEMA adalah lulusan SMK Negeri 5 Denpasar yang terdaftar dalam Daftar Anggota IKANI SKANEMA.
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Setiap lulusan program pendidikan yang diselenggarakan
Lebih terperinci