BAB I PENDAHULUAN. Secara sederhana Anggaran Negara didefinisikan sebagai suatu perkiraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

IV METODE PENELITIAN

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

ANALISIS KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERMERINTAH KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

KONTRAK PERKULIAHAN. Disusun Oleh: Supardi Nani, SE., M.Si

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

Bab III Metoda Taguchi

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN

Inflasi dan Indeks Harga I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

III. METODELOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN DATABASE BUKU TAMU DAN SURAT MENYURAT PADA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BOGOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. X Y X Y X Y sampel

BAB I PENDAHULUAN. Peran suatu perusahaan di dalam dunia bisnis diidentifikasikan melalui

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di lakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan didukung pendekatan kualitatif berupa

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA JL. Jendral Sudirman No Lantai 3-4 Temanggung Kode Pos Telp./Fax. (0293)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan ini dapat dijadikan landasan

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENGETAHUAN BISNIS KODE : EK11. B112. Sub pokok bahasan TIK Referensi

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

A. Pengertian Hipotesis

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

BAB III METODE PENELITIAN

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Secara sederhaa Aggara Negara didefiisika sebagai suatu perkiraa peerimaa da pegeluara dalam suatu periode dimasa depa (umumya utuk jagka waktu 1 tahu). Bayak versi tetag defiisi Aggara, amu pada dasarya terdapat kesamaa. Yag membedakaya adalah karea pada sisi padag atau aspekya yag berbeda. Salah satuya meurut pedapat Due da Baswir medefiisika Aggara Negara sebagai suatu perkiraa Peerimaa da Pegeluara dalam suatu periode di masa datag (Jamaluddi, PSPK, 2002: 1). Peetapa Aggara Pedapata da Belaja Negara (APBN) merupaka maifestasi pelaksaaa kewajiba kostitusioal Pemeritah da Dewa Perwakila Rakyat (DPR) sesuai ketetua Pasal 23 Ayat (1) UUD 1945. Sebagai suatu recaa kerja peyeleggara yag mecakup berbagai program da atau kegiata, maka peyusua APBN harus didasarka berbagai pertimbaga da perkiraa terhadap faktor-faktor, baik eksteral maupu iteral yag aka mempegaruhi APBN (Sutomo, 2003: 11). Pedapata Negara merupaka sumber utama belaja Negara disampig kompoe pembiayaa Aggara Pedapata Negara yag meliputi peerimaa perpajaka da peerimaa buka pajak, peraaya dalam membiayai kegiata belaja diharapka semaki meigkat dari tahu ke tahu, sehigga APBN mejadi berimbag dalam tahu 2004. Hal ii berarti bahwa semua belaja 1

2 Negara dapat dibiayai dari pedapata Negara. Hibah merupaka sumber belaja yag relatif sulit utuk diharapka da diperkiraka keberadaaya selajutya megigat peerimaa buka pajak relatif kurag stabil dalam mejami pedapata Negara keterkaitaya pada kodisi eksteral secara sigifika, maka upaya peigkata pedapata Negara lebih diharapka dari sisi peerimaa perpajaka, tapa meiggalka program pegembaga peerimaa buka pajak (Sutomo, 2003: 64). Sebagai perbadiga dapat disaksika pada tabel 2.1 da 2.2 dibawah ii : Tabel 2.1 Amerika Serikat : Pegeluara Pemeritah Daerah, 1975 Pos Pegeluara $ AS (Jutaa) % Pedidika 87,9 33,1 Jala Raya 22,5 08,5 Kesejahteraa Sosial 28,2 10,6 Kesehata da Rumah Sakit 18,8 07,1 Polisi da Kebakara 11,8 04,4 Jamia Sosial 18,5 06,7 Utility (listrik, gas, air mium) 17,3 06,5 Lai-lai 61,2 23,1 Jumlah 266,2 100,0 Sumber : Facts ad Figures o Govermet Fiace, Tax Foudatio Ic, New York, 1977, Halama : 137.

3 Tabel 2.2 Amerika Serikat : Pedapata Pemeritah Daerah, 1975 Pos Pedapata $ AS (Jutaa) % Pajak Peghasila 21,5 08,2 Pajak Perseroa 06,6 02,5 Pajak Pejuala da Cukai 49,8 19,0 Pajak Kekayaa 51,5 19,7 Pajak Laiya 32,2 12,3 Puguta laiya 53,1 20,3 Subsidi Pemeritah Pusat 47,1 18,0 Sumber : Jumlah 261,6 100,0 Facts ad Figures o Govermet Fiace, Tax Foudatio Ic, New York, 1977, Halama : 124. Bahwa di Negara maju seperti Amerika Serikat, Pemeritah Daerah disaa juga mejalaka tugas-tugas yag sifatya umum (Public) yag sedikit sekali kemugkiaya diseleggaraka oleh pihak swasta. Pada sisi pegeluaraya Pemeritah Daerah di Amerika Serikat meyeleggaraka kegiata pedidika sebagai kegiata yag meyedot sekitar 33% pegeluara total Pemeritah Daerah, diikuti oleh sektor kesejahteraa sosial, pembuata da pemeliharaa jala raya (8,5%), serta pemeliharaa kesehata masyarakat (6,7%), da utility (6,5%). Sedagka pada sisi pedapataya tampak bahwa sumber pedapata Pemeritah Daerah yag utama berasal dari pajak kekayaa yaitu 19,7% dari total pedapata Pemeritah Daerah pada tahu 1975. Kemudia diikuti dega pedapata dari pajak pejuala da cukai (19%), puguta lai (20,3%), da subsidi Pemeritah Pusat (18%). Dalam hal ii tampak bahwa dega kecilya

4 persetase subsidi Pemeritah Pusat kepada Pemeritah Daerah berarti Pemeritah Pusat tidak begitu bayak mecampuri urusa daerah sehigga lebih bersifat desetralisasi dibadig dega sistem pemeritaha di Negara sedag berkembag, khususya di Idoesia (Drs. M. Suparmoko, 2001: 27-29). Pajak adalah puguta oleh Negara kepada pedudukya yag didasarka pada udag-udag perpajaka, bersifat dapat dipaksaka da bagi pembayaraya tidak diberika kotrapersepsi secara lagsug. Pegeaa pajak mempuyai tiga fugsi ekoomi yaitu, Fugsi Peerimaa (Budgetair), Fugsi Pegatura (Regulator), da Fugsi Distribusi. Berkaita dega fugsi peerimaa, pajak dikeaka dega tujua utuk megumpulka Peerimaa Negara dalam ragka membiayai kegiata Pemeritah atau Pegeluara Pemeritah (Sutomo, 2002 : 65). Pegeluara Pemeritah mecermika Kebijaka Pemeritah. Kalau kita melihat perkembaga kegiata Pemeritah dari tahu ke tahu, bahwa peraa Pemeritah tersebut selalu meigkat hampir didalam semua sistem perekoomia. Semaki meigkatya peraa Pemeritah dalam proporsiya terhadap peghasila asioal. Pegeluara Pemeritah dalam arti riil dapat dipakai sebagai idikator besarya kegiata Pemeritah yag dibiayai oleh Pegeluara Pemeritah itu. Semaki bayak kegiata Pemeritah, semaki besar pula pegeluara pemeritah yag bersagkuta, tetapi hedakya kita sadari bahwa proporsi pegeluara pemeritah terhadap Pedapata Nasioal Bruto (GNP) adalah suatu ukura yag sagat besar terhadap kegiata atau peraa pemeritah dalam suatu perekoomia (Dalto, 1954 : 139-142).

5 Berbagai macam Pegeluara Ruti yag dilakuka Pemeritah seperti, Belaja Pegawai, Belaja Barag, Belaja Pemeliharaa, Subsidi da lai-lai dibiayai oleh Peerimaa Negara. Terutama dari Peerimaa Pajak yag berasal dari Pajak Pedapata Bumi da Bagua, Pajak Pejuala Ekspor da Impor, Pajak Bea Masuk, Cukai da lai-lai. Semaki besar jumlah pajak yag diterima Pemeritah aka berakibat terhadap meigkatya pedapata yag diterima Pemeritah utuk membiayai Pegeluara Pemeritah, dimaa aka memberika pegaruh terhadap lacarya kegiata Pemeritah. Sebalikya meuruya peerimaa pajak yag diterima, aka megakibatka berkuragya peerimaa Negara, sehigga pemeritah aka megeluarka lebih bayak pegeluara dega megguaka sumber-sumber peerimaa Negara yag lai utuk membiayai berbagai Pegeluara Pemeritah (Sutriso, 1983). Dalam teori perkembaga Pegeluara Pemeritah yag dikemukaka oleh Peacock da Wisema megataka bahwa perkembaga ekoomi meyebabka pemuguta pajak yag semaki meigkat walaupu tarif pajak tidak berubah, da meigkatya peerimaa pajak meyebabka pegeluara pemeritah juga semaki meigkat. Oleh karea itu dalam keadaa ormal meigkatya GNP meyebabka Peerimaa Pemeritah yag semaki besar (Gurito, 1994). Pajak diguaka sebagai sumber daa atau saraa utuk membiayai pegeluara-pegeluara Negara, yaitu Pegeluara Ruti, Pegeluara Pembagua da bila ada sisi (surplus) aka diguaka sebagai tabuga pemeritah utuk ivestasi pemeritah. Sumbaga peerimaa perpajaka terhadap peerimaa dalam egeri diharapka meigkat dari tahu ke tahu,

6 sehigga dapat medukug tercapaiya Aggara Pedapata da Belaja Negara yag berimbag. Kodisi tersebut perlu disadari oleh masyarakat khususya para pegambil keputusa di bidag fiskal, utuk diguaka sebagai dasar pertimbaga dalam megambil berbagai lagkah kebijaka (Sutomo, 2003). Realisasi Peerimaa da Pegeluara Pemeritah Daerah Kabupate/Kota Surakarta 1998/1999 1999/2000 Ricia PENERIMAAN 1. Sisa lebih Perhituga tahu lalu 2. Pedapata Asli Daerah 3. Pedapata dari Pemeritah da atau Istasi yag lebih tiggi 4. Pijama Pemeritah Daerah 1998/1999 (Milyar Rp) 1999/2000 (Milyar Rp) Perubaha ( % ) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) 20.853,87 28.431,02 36,33 500,59 1.190,55 137,83 2.323,13 2.790,71 20,13 17.862,91 167,24 24.362,03 87,73 36,38-47,54 PENGELUARAN A Ruti 1. Belaja Pegawai 2. Belaja Barag 3. Biaya Pemeliharaa 4. Belaja Perjalaa Dias 5. Belaja Lai-lai 6. Aggara Pijama/Hutag 7. Gajara/subsidi/sumbaga 8. Pegeluara yag tidak termasuk bagia laiya 9. Pegeluara tidak tersagka B. Pembagua Sumber : Bagia Keuaga Kodya Surakarta 19.624,11 13.354,13 9.903,28 1.297,88 281,97 154,00 964,52 115,78 245,61 294,71 96,38 6.269,98 27.070,10 18.641,84 14.052,52 1.721,48 356,41 200,94 1.177,13 128,43 360,01 470,81 174,11 8.428,26 37,94 39,60 41,90 32,64 26,40 30,48 22.04 10,39 46,58 59,75 80,65 34,42 Sejak tahu 1967 RAPBD (Racaga Aggara Pedapata da Belaja Daerah) di Idoesia disusu da diberlakuka mulai taggal 1 April sampai dega taggal 31 Maret tahu berikutya. Namu khusus utuk tahu 2000 tahu aggara aka dimulai pada 1 April da berakhir 1 Desember. Utuk tahu-

7 tahu berikutya tahu aggara aka dimulai pada taggal 1 Jauari da berakhir pada taggal 31 Desember, seperti yag perah dijalaka sebelum tahu aggara 1967/1968 (Dr. Suparmoko, 2001: 26). Dalam Udag-udag Republik Idoesia No.22 Tahu 1999 Bab VIII, Pasal 78 diyataka bahwa peyeleggaraa tugas pemeritah daerah da Dewa Perwakila Daerah (DPRD) dibiayai dari da atas beba Aggara Pedapata da Belaja Daerah (APBD), sedagka peyeleggaraa tugas pemeritah (Pusat) di daerah dibiayai dari da atas beba Aggara Pedapata da Belaja Negara (APBN). Disampig itu pemeritah baik Pusat maupu Daerah wajib melaksaaka tugas da fugsiya dalam pelayaa, pegatura, da perliduga terhadap masyarakat, pegelolaa kekayaa Negara serta pemafaata sumber daya alam. Berdasarka uraia di atas peulis tertarik utuk megaalisis kausalitas Atara Peerimaa Pajak dega Pegeluara Pemeritah di Surakarta. Oleh karea itu peulis megambil judul: UJI KAUSALITAS PENERIMAAN PAJAK DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DI KOTA SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRANGER TAHUN 1978-2003. B. Perumusa Masalah Perkembaga ekoomi meyebabka pemuguta pajak yag semaki meigkat walaupu tarif pajak tidak berubah, da meigkatya peerimaa pajak meyebabka pegeluara pemeritah juga semaki meigkat, oleh karea itu, dalam keadaa ormal, meigkatya GNP meyebabka peerimaa pemeritah yag semaki besar, begitu juga dega pegeluara pemeritah mejadi semaki besar.

8 Berdasarka latar belakag yag telah diuraika diatas maka dalam peelitia ii dirumuska masalah yaitu: Bagaimaakah pola kausalitas atara Peerimaa Pajak da Pegeluara Pemeritah di Kota Surakarta. C. Tujua Peelitia Sesuai dega latar belakag da Perumusa Masalah maka tujua Peelitia ii adalah: Utuk megetahui da Megaalisis Hubuga Kausalitas atara Peerimaa Pajak da Pegeluara Pemeritah di Kota Surakarta. D. Mafaat Peelitia 1. Bagi peulis merupaka kesempata utuk meerapka teori-teori yag telah diperoleh dibagku kuliah da utuk memperoleh gelar Sarjaa Ekoomi di Uiversitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Bagi disipli ilmu utuk megetahui hubuga kausalitas atara Peerimaa Pajak da Pegeluara Pemeritah. 3. Peyusua ii diharapka dapat dijadika sebagai acua da pembadig bagi peelitia sejeis. E. Hipotesis Berdasarka teori da hasil peelitia sebelumya diduga bahwa peerimaa pajak berpegaruh positif terhadap pegeluara pemeritah.

9 F. Metodologi Peelitia 1. Jeis da Sumber Data Pada peelitia ii data yag diguaka adalah tetag peerimaa pajak da data tetag pegeluara pemeritah. Adapu data yag diguaka adalah data sekuder yaitu data yag diterbitka oleh Statistik Ekoomi Keuaga Kota Surakarta, Bada Pusat Statistik Tahua (BPS) Kota Surakarta, Nota Keuaga da RAPBN/RAPBD, bacaa pustaka, dokumetasi atau publikasi da data-data lai yag releva. 2. Cara Pegumpula Data Pada data urut waktu (Time Series) tetag Peerimaa Pajak da Pegeluara Pemeritah dari Tahu 1978 sampai dega Tahu 2003, yaitu selama dua puluh eam tahu. 3. Aalisis Data Pada data urut waktu (Time Series) serig terjadi hubuga korelasi lacug (Spurious) karea masalah data yag tidak stasioer da tidak terkoitegrasi. Oleh karea itu pada peelitia ii dilakuka tahapa peelitia sebagai berikut : a. Uji stasioeritas terhadap variabel Peerimaa Pajak (Y) da Pegeluara Pemeritah dega megguaka uji Root Dickey-Fuller da Augmated Dickey-Fuller. b. Apabila teryata kedua variabel stasioer, maka dilajutka ke Uji Kausalitas Grager pada data asli. Apabila kedua data atau salah satu data tidak stasioer, maka aka dilakuka pegujia utuk megetahui apakah kedua variabel terkoitegrasi atau tidak.

10 c. Apabila teryata kedua variabel terkoitegrasi, maka aka dilajutka Uji Kausalitas Grager pada data asli, apabila tidak terkoitegrasi maka data yag tidak stasioer aka distasioerka dega cara pembedaa (Differecig), baru kemudia dilakuka Uji Kausalitas Grager pada data yag stasioer. Pegujia Kausalitas Grager diformulasika dega betuk regresi sebagai berikut : X 1 m = i = 1 ai X t-1 + bj Y t-j + U t Y t m = i = 1 ci Y t-1 + dj X t-j + U t Dimaa : X t = Peerimaa Pajak Y t = Pegeluara Pemeritah, m = Jumlah Lag U t Apabila hasil da uji adalah : = Variabel Peggaggu 1. Jika bj 0 da dj = 0, maka terdapat kausalitas satu arah dari variabel Pegeluara Pemeritah ke variabel Peerimaa Pajak. 2. Jika bj = 0 da bj 0, maka terdapat kausalitas satu arah dari variabel Peerimaa Pajak ke variabel Pegeluara Pemeritah.

11 3. Jika bj = 0 da dj = 0, maka tidak terdapat hubuga atara variabel tigkat Peerimaa Pajak da variabel Pegeluara Pemeritah. 4. Jika bj 0 da dj 0, maka terdapat dua arah atara variabel Peerimaa Pajak da Pegeluara Pemeritah. d. Defiisi Operasioal Variabel 1. Pajak yaitu suatu puguta yag merupaka hak prerogatif Pemeritah. Puguta tersebut didasarka pada udag-udag pugutaya, dapat dipaksaka kepada subyek pajak dimaa tidak ada balas jasa yag lagsug dapat ditujukka pegguaaya (Gurito, 1994). 2. Pegeluara Pemeritah yaitu kegiata yag dilakuka oleh pemeritah (dalam arti seluas-luasya) melaksaaka kegiata yag kokretya berupa pegguaa barag-barag da jasa atau sumbersumber daya ekoomi da diyataka dalam pegguaa uag (Sutriso, 1989). G. Sistematika Peulisa Utuk megetahui secara sigkat isi dari peulisa skripsi ii, peulis membagi dalam lima bab, yag masig-masig aka meguraika hal-hal sebagai berikut :

12 BAB I : PENDAHULUAN Berisi tetag latar belakag masalah, perumusa masalah, tujua peelitia, mafaat peelitia, metodologi peelitia da sistematika peulisa skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Berisi tetag pegertia pajak, teori tetag pajak, macam-macam pajak, serta pegertia megeai pegeluara pemeritah, studi empiris, da hipotesis peelitia. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Berisi tetag data da sumber data, metode pegumpula data, defiisi variabel da metode aalisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berisi tetag deskripsi data, aalisis data, hasil aalisis da pembahasaya. BAB V : PENUTUP Berisi kesimpula hasil peelitia, keterbatasa/kedala dalam peelitia serta sara-sara yag perlu utuk disampaika baik utuk obyek peelitia ataupu bagi peelitia selajutya. DAFTAR PUSTAKA