KONSEPTUAL PENETAPAN TARIF RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALSEL

dokumen-dokumen yang mirip
PENETAPAN TARIF SEWA & RETRIBUSI PETAK PASAR DI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALMANTAN SELATAN

ANALISA PENENTUAN TARIF RETRIBUSI PASAR TAMAN

ANALISA PENETAPAN HARGA JUAL UNIT RUMAH DI PERUMAHAN TAMAN TASIK MADU INDAH, MALANG.

Analisa Penetapan Harga Jual Perumahan Pondok Permata Suci Gresik

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah pada Proyek Perumahan Soka Park Bangkalan

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

Analisis Biaya Dan Permintaan Dalam Penetapan Harga Pokok Penjualan Unit Apartemen Puncak Darmahusada

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Analisa Biaya Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang

Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya

Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Unit Rumah pada Perumhan Tambora di Lamongan

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah pada Proyek Perumahan Griya Suci Permai Baru, Gresik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Penetapan Harga Jual Unit Apartemen Bale Hinggil di Surabaya

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 21 TAHUN 2015

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR

JURNAL ANALISIS PENERAPAN CVP (COST VOLUME PROFIT) UNTUK PERENCANAAN LABA PADA UD. TIDAR KEDIRI

Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

Penetapan Harga Pokok Penjualan Berdasarkan Alokasi Biaya Terhadap Posisi Rumah Pada Perumahan Green Park Residence Sampang

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK

(TUGAS AKHIR) ANALISA PENETAPAN HARGA JUAL UNIT RUMAH PADA PROYEK PERUMAHAN SOKA PARK, BANGKALAN. Fahad

ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP HASIL PENJUALAN KAIN PADA PT RICKY PUTRA GLOBALINDO, TBK. ABSTRAK

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

STRATEGI PEMINDAHAN PEDAGANG DI LOKASI PELELANGAN IKAN KE BANGUNAN PASAR LABORA KABUPATEN MUNA

BAB V PENUTUP. dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka penulis dapat

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG SUSANTI Jurusan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada PR. Kreatifa hasta mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

ANALISIS KOMPARATIF ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN PADA RUMAH SAKIT JIWA ATMA HUSADA MAHAKAM DI SAMARINDA

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH DI KABUPATEN TANAH LAUT

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN DI KABUPATEN KLATEN

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI KENDALA MODEL OPTIMASI JUMLAH UNIT RUMAH TIAP TIPE PADA PERUMAHAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan yang disampaikan pada bab-bab sebelumnya. yang bersifat final dan mana yang bersifat tidak final.

Analisis Penetapan Harga Sewa Berdasarkan Tingkat Subsidi Tertentu Rusun Grudo Kota Surabaya

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat memberikan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sisi retribusi

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENGANTAR. revisi dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada CV.AL-MUGHIST Udanawu blitar) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan kebijakan yang. daerahnya masing-masing atau yang lebih dikenal dengan sebutan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No.

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

IMPLEMENTASI PERDA KOTA DUMAI TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

M. Wahyudi Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui harga pokok produksi

Kabupaten Tanah Laut Data Agregat Per Kecamatan

BAB II LANDASAN TEORI

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI SURAKARTA

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

ANALISIS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMPERTAHANKAN ATAU MENGHENTIKAN SEGMEN PERUSAHAAN PADA CV. PODO KUMPUL

Analisis Biaya Menurut Variable Costing Untuk Pengambilan Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Pada Perusahaan Kue Bangket Tokin.

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES PADA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

JURNAL ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PIA LATIEF KEDIRI

PERTEMUAN KE-17 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UM UGM Kelompok Ujian : Tes Kemampuan Soshum. Pembahasan Soal. Ekonomi. Untuk Persiapan Ujian Tulis. UM UGM 2015 Oleh Team UjianTulis.

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

BAB II LANDASAN TEORI. maka perlu didukung dari penelitian-penelitian terdahulu yang membahas

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Kuantitatif adalah data penelitian berupa angka- angka dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI. Oleh: Ari Trisnawati JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dilakukan yaitu penggantian sistem sentralisasi menjadi

Bab 2. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Perilaku Biaya

Evaluasi perhitungan potensi retribusi pasar di pasar Jongke. Agus Nur Hayanto NIM : F UNIVERSITAS SEBELAS MARET GAMBARAN UMUM OBYEK

Transkripsi:

KONSEPTUAL PENETAPAN TARIF RETRIBUSI PASAR DI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALSEL Sri Hadi, I Putu Artama W, dan Christiono Utomo Program Studi Teknik Sipil FTSP-ITS Email:srihadi74@gmail.com ABSTRAK Pasar tradisional yang dimiliki Pemerintah Tanah Laut pada Tahun 2010 berjumlah 12 buah yang menyebar di 11 kecamatan. Pengelolaan yang baik sangat diperlukan sebagai konsekuensi kemajuan dan perubahan pola hidup. Keterbatasan dana menyebabkan kurangnya optimalisasi aset, sehingga muncul usaha untuk memperbesar pendapatan, salah satunya berasal dari hasil penarikan tarif sewa dan retribusi agar mampu menutup besarnya biaya, dan juga mempertimbangkan kemampuan masyarakat atau pedagang. Penelitian ini bertujuan menetapkan besarnya tarif dasar yang dapat menutup biaya operasional dan pemeliharaan, tetapi tidak memberatkan masyarakat yang sebagai obyek dari tarif. Metode analisa yang digunakan untuk penetapan tarif dasar adalah menggunakan pendekatan biaya dan pendekatan permintaan. Pendekatan biaya dihitung dengan metode analisa akuntansi dengan berdasarkan data skunder dari laporan penerimaan dan pengeluaran di Kantor Pengelola Pasar Tanah Laut dan laporan penjabaran APBD. Pendekatan permintaan ditentukan dengan menggunakan persepsi pedagang atas nilai, sehingga menghasilkan kurva permintaan. Dengan analisa regresi linier dan menggunakan pendekatan marginal diperoleh tarif yang sesuai dengan persepsi pedagang. Hasil dari konsep ini adalah merupakan sebuah konsep penetapan harga dengan batas yang dapat diterima masyarakat atau pedagang dan Pemerintah Tanah Laut. Kata kunci : tarif, retribusi, biaya, pendekatan permintaan, PENDAHULUAN Pasar tradisional merupakan salah satu sarana dan prasarana umum yang berfungsi sebagai tempat berinteraksi dan bertransaksi antara produsen dan konsumen untuk memperoleh manfaat ekonomi bersama. Keberadaan tradisional memiliki peranan strategis dalam menggerakkan roda perekonomian dae-rah. Selain berpotensi menjadi tempat pemasaran produk petani, nelayan industri rumah tangga dan pabrikan, tradisional juga menampung para pedagang, tenaga kerja, dan tempat perputaran uang, barang dan jasa bagi masyarakat lokal. Oleh sebab itu, apabila dikelola dengan baik diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang berdampak pada ekonomi daerah dan pendapatan daerah. Pasar tradisional merupakan urusan pilihan oleh karena itu menjadi kewenangan penuh daerah propinsi, kabupaten dan kota, dengan adanya kewenangan tersebut, diharapkan dapat mengoptimalkan perannya dalam pengelolaan yang lebih baik (Ditjen Bangda Depdagri, 2008). Pasar yang dimiliki Pemerintah Tanah Laut berjumlah 12 yang tersebar di sebelas kecamatan, dimana yang berada di ibukota

kabupaten sebagai induk. Dalam melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat tentu saja tidak terlepas dari masalah pendanaan, yang berarti diharapkan mampu dalam menyediakan sumber dana untuk biaya penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan. Biaya tersebut meliputi; gaji pegawai dan tunjangan, beban perjalanan dinas, beban pembinaan dan pe-nelitian, beban tenaga ahli, bangunan dan prasarana, beban kendaraan, beban inventtaris kantor, beban umum, dan beban kantor. Berdasarkan laporan realisasi APBD Tanah Laut, terdapat pendapatan yang berasal dari retribusi dan sewa, serta belanja yang terdiri dari belanja operasi dan belanja modal. Pada laporan Kantor Pengelola Pasar pada Tahun 2009 belanja APBD direalisasikan sebesar Rp.3.353.430.325,00, sedangkan pendapatan direalisasikan sebesar Rp.272.473.200,00. Selanjutnya di Tahun 2008 pendapatan sebesar Rp.269.625.400,00 dan belanja Rp.3.572.660.673,00. Kemudian pada Tahun 2007 pendapatan sebesar Rp.253.344.000,00 sedangkan belanja sebesar Rp. 4.492.421.271,00. Pendapatan yang dimaksud diatas diperoleh dari pendapatan sewa dan retribusi yang berdasar pada Perda Tanah Laut No. 08 Tahun 2005. Untuk lebih jelas tentang penjelasan diatas disajikan dalam gambar grafik berikut ini. Belanja jalan, dan Jaringan Belanja Bangunan dan Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Barang Belanja Pegawai Belanja Total Pendapatan Retribusi Daerah Th. 2009 Th. 2008-5.000.000.000 Gambar 1 Grafik pendapatan dan belanja pada Kantor Pengelola Pasar Tanah Laut Tahun 2007 2009 (Laporan Keuangan Pemkab. Tanah Laut TA. 2007 2009) Kondisi tarif saat ini dinilai kecil dimana untuk pendapatan dalam bentuk sewa perbulan terbesar terdapat pada tarif toko/ kios ukuran 3x6 meter sebesar Rp.15.000,00 dan terkecil tarif Rp.500,00 untuk tarif pemakaian tanah di lokasi kecamatan dan minggu raya. Penjelasan tentang tarif berdasarkan perda tersebut seperti disajikan dalam tabel sebagai berikut; No Tabel 1 Tarif sewa dan retribusi di Tanah Laut Jenis Bangunan 1 Toko/kios untuk berdagang kain, pencarekanan, pecah belah dll (uk. 2x 3 m) Tempat Besar sewa per bulan (Rp) Retribusi per hari (Rp) 10,000.00 300.00 2 Toko/kios untuk berdagang kain, pencarekanan, pecah belah dll (uk. 3 x 4 m) 3 Toko/kios untuk berdagang kain, pencarekanan, pecah belah dll (uk. 3 x 6 m) 12,500.00 300.00 15,000.00 300.00 B-5-2

No Tabel 1 Tarif sewa dan retribusi di Tanah Laut (Lanjutan) Jenis Bangunan 4 Bak untuk berdagang kain, kelontongan,pencarekenan, beras, ikan asin pecah belah 5 Petak/los yang dipergunakan untuk berdagang kain, kelontongan, sepatu/sandal, pecah belah dll 6 Petak losuntuk sayur mayur, ikan basah/kering, daging dll 7 Toko/kios untuk berdagang kain, pencarekanan, kelontongan, sepatu/sandal, pecah belah 8 Petak/los yang dipergunakan untuk berdagang kain, kelontongan, sepatu/sandal, pecah belah dll 9 Pemakaian tanah dilokasi milik Pemkab (ukuran 1m2) 10 Pemakaian tanah dilokasi milik Pemkab (ukuran 1m2) 11 Pemakaian tanah dilokasi milik Pemkab (ukuran 1m2) Sumber: Perda Kab. Tanah Laut No. 08 Tahun 2005 Tempat minggu raya Besar sewa per bulan (Rp) Retribusi per hari (Rp) 10,000.00 300.00 10,000.00 300.00 5,000.00 300.00 4,000.00 300.00 3,500.00 300.00 600.00 300.00 500.00 250.00 500.00 250.00 Dari uraian diatas dapat diidentifikasikan permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan pelayanan adalah sebagai berikut: 1. Kantor Pengelola Pasar sebagai pengelola pelayanan memerlukan biaya untuk penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan, 2. Keterbatasan dana dapat menimbulkan masalah dalam pengoptimalan pengelolaan aset yang sudah ada. 3. Besarnya tarif yang diberlakukan saat ini masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan, sehingga perlu penentuan tarif baru, tetapi dengan memperhatikan masyarakat/ pedagang sebagai pengguna. Dengan melihat permasalahan diatas, maka perlu ada penelitian tentang Penetapan Tarif Retribusi Pasar di Tanah Laut yaitu untuk dapat memberikan informasi tarif yang sesuai untuk sewa dan retribusi dan sewa toko, kios, bak milik Pemkab Tanah Laut. Dari tarif tersebut dari sisi pengeluaran tidak merugikan pemerintah daerah dengan memperhatikan kemampuan masyarakat yang memperoleh fasilitas dari sebagai obyek dari tarif. Berdasarkan uraian diatas maka, konsep yang digunakan untuk pembahasan permasalahan tersebut adalah; pertama, konsep pendekatan permintaan untuk mengetahui nilai tarif berdasarkan permintaan pedagang. Kemudian kedua, konsep pendekatan biaya dengan analisa titik impas untuk menentukan tarif batas bawah dalam operasi pemeliharaan. Ketiga, pendekatan marginal untuk mengetahui nilai tarif dengan berdasar informasi berdasarkan kedua pendekatan sebelumnya. METODA Dalam tulisan ini diharapkan menghasilkan suatu konsep penetapan angka/tarif yang diperoleh batas harga yang dapat di terima masyarakat dan Kantor Pengelola Pasar B-5-3

Tanah Laut. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan metode untuk mengumpulkan dan menganalisa data seperti disajikan pada tabel, berikut ini; Tujuan Menentukan tarif dengan pendekatan biaya Menentukan tarif dengan pendekatan permintaan Mengetahui tarif yang dapat menutup biaya operasi dan pemeliharaan pada pengelola serta tidak memberatkan masyarakat/ pedagang Sumber: hasil analisa Data yang diperlukan 1. Biaya tetap dalam penyelenggara an 2. Biaya variabel dalam penyelenggara an pelayanan 3. Jumlah pengguna jasa yang menggunakan fasilitas prasarana Tingkat kesediaan membayar tarif pada beberapa tingkat harga yang ditawarkan 1. Nilai biaya variabel dan persamaan biaya pada infrastruktur di Kab. Tanah Laut 2. Persamaan taksiran kurva permintaan tarif HASIL DAN DISKUSI Tabel 2 Rancangan Penelitian Teknik Pengumpulan Data Data skunder ; penerimaan dan pengeluaran biaya penyelenggaraan pelayanan di Tanah Laut dari data pertanggungjawaba n APBD Kab. Tala TA. 2007 s/d 2009 Survey dengan kuisioner kepada masyarakat yang menggunakan fasilitas prasarana di Kab Tanah Laut 1. Hasil perhitungan tarif dengan pendekatan biaya 2.Hasil perhitungan tarif dengan pendekatan permintaan Metode Analisa Pendekatan Biaya mengguna kan metode akuntansi dengan analisa titik impas Metode regresi liner Penetapan harga marginal (marginal pricing) Referensi (Carter dan Usry,2002), (Arsyad, 2004), (Suparmoko,1999 ), (SAP, 2005), (Noor, 2007), (Mulyadi, 2009), (MS Yogi, 2006) (Arsyad, 2004), (Suparmoko, 1999), (Algifari,2000), (Indriantoro, 2002), (Sunyoto, 2009), (Noor,2007) Arsyad, 2004), (Algifari, 2000), (Indriantoro, 2002), (Sunyoto, 2009), (Noor,2007) Hasil Tarif berdasar kan pendeka tan biaya Tarif berdasar kan pendeka tan perminta an Tarif berdasar kan pendeka tan marginal Hasil dari konsep ini merupakan sebuah konsep dalam rangka penetapan tarif retribusi di Tanah Laut Propvinsi Kalimantan Selatan, yang merupakan langkah-langkah dalam menganalisanya, dengan penjelasan adalah sebagai berikut. Populasi dan Sampel Data primer didapatkan melalui survey beberapa obyek retribusi golong-an pengguna toko, kios dan lapak serta jenis lokasi tradisional dalam induk kabupaten dan kecamatan. Adapun jumlah pengguna dan sampel yang terdiri dari pengguna toko, kios, lapak, warung seperti disajikan dalam tabel sebagai berikut; B-5-4

I II III IV V VI VII NO VIII IX Tabel 3 Pasar milik Pemkab. Tanah Laut Th. 2009 Lokasi /NAMA Luas (M2) Jumlah bangunan (buah) Toko/ petak/ lapak warung KIOS 1 2 4 6 7 8 9 Kec. Pelaihari 1 Tapandang Berseri 50693 715 362 34 2 Manuntung 2512 146 - - KEC. PANYIPATAN 1 BATAKAN 10000-140 - 2 BATU TUNGKU 10000-116 - KEC. TAKISUNG 1 GUNUNG MAKMUR 90000 50 330 - KEC. TAMBANG ULANG 1 TAMBANG ULANG 15000-82 - KEC. BATI-BATI 1 BATI-BATI 15000-218 - KEC. JORONG 1 JORONG 10115-154 - 2 ASAM-ASAM 8670-174 - KEC. BATU AMPAR 1 BATU AMPAR 10115-308 - KEC. KURAU 1 KURAU 2400-96 - KEC. KINTAP 1 KINTAPURA 10115-146 - JUMLAH 911 2126 34 Sumber: Profil Kantor Pengelola Pasar Th. 2009 Pada penelitian ini dilakukan survey primer berupa kuesioner sehingga diperlukan penentuan populasi dan sampel. Responden dalam penelitian adalah pengguna fasilitas sebagai obyek tarif terdiri atas pedagang yang menempati yang merupakan populasi dalam penelitian ini. Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka tidak seluruh populasi tersebut menjadi responden, tetapi melalui pengambilan sampel yang mewakili populasi. Pengambilan sampel ini menggunakan teknik probability sampling dengan sampel minimal pedagang yang harus diambil adalah paling sedikit 97, dalam penelitian ini digunakan 100 responden. Karena populasinya yang heterogen, maka pengambilan subsampel pedagang menggunakan metode sampling terstrata berdasarkan karakteristik lokasi dan jenis infrastruktur yang digunakan, selanjutnya dipilih responden secara acak. Perhitungan jumlah subsampel pedagang pengguna fasilitas ruang yang digunakan disajikan pada tabel berikut ini; KET B-5-5

Tabel 4 Perhitungan Sub Sampel Pedagang Populasi Sampel No Fasilitas ruang Pasar Pasar Pasar Pasar 1 Toko/kios 861 50 28 2 2 Lapak/petak 362 1764 12 57 3 Warung 34-1 - Sumber: hasil analisa Sistematika Penelitian Sistematika dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan hingga mencapai adanya suatu kesimpulan tarip, tahapan tersebut meliputi; perumusan masalah, studi pustaka dan pengumpulan data, serta pengolahan data. Dalam proses pengolahan data, data diperoleh dari data primer maupun data sekunder digunakan sebagai dasar dalam menganalisa sehingga dapat mengambil kesimpulan tentang tarif retribusi. Pengolahan dimaksud melalui tiga tahap, yaitu penetapan tarif dengan analisa break event, penetapan tarif melalui pengolahan data primer dari kuisioner, dan penetapan tarif berdasar-kan pendekatan marginal. Pertama, penetapan tarif dengan Analisa break event untuk mengetahui tarif minimum yang dapat diberlakukan agar dapat menutup biaya operasional dan pemeliharaan pelayanan. Dengan metode akutansi biaya, data keuangan dari Kantor Pengelola Pasar dan Dinas Pendapatan dan Pengelola Keuangan dan Aset (DPPKA) pada Tahun 2007 s/d 2009 dipisahkan berdasarkan biaya tetap dan variabelnya. Lankah selanjutnya dengan analisa break event seperti pada rumus 2.1, sehingga akan dapat diketahui volume impas dan harga tarif minimumnya. Kedua, pengolahan data primer, dengan mengolah data yang diperoleh dari melaui survey berupa kuisioner yang ditujukan kepada suatu sampel. Masing-masing jawaban tersebut ditentukan tingkat probabilitas yang didasarkan pada beberapa asumsi. Jawabannya adalah (a) tidak bersedia membayar; (b) kurang bersedia membayar; (c) mungkin bersedia membayar; (d) cukup bersedia membayar; (e) bersedia membayar; (f) sangat bersedia membayar. Ketentuan peluang kesediaan membayar retribusi adalah 0,0 untuk jawaban (a), 0,2 untuk jawaban (b), 0,4 untuk jawaban (c), 0,6 untuk jawaban (d), 0,8 untuk jawaban (e), dan 1,0 untuk jawaban (f). Setelah dapat dihitung probabilitas jawaban sebagai perkalian dengan jawaban, maka diperoleh nilai harapan jumlah yang diminta pada setiap tingkat harga. Selanjutnya melaui grafik maka kurva permintaan untuk tarif retribusi dapat terlihat. Dari hasil survei tersebut dijadikan dasar sebagai permintaan penggunaan fasilitas dan dikalikan dengan tingkatan tarif sebagai pendapatan yang akan diterima. Langkah selanjutnya adalah dibuat regresi kuadratik antara pendapatan dan tarif. Untuk mendapatkan tarif yang dapat memberikan pen-dapatan optimum dengan menurunkan TR terhadap P yang merupakan hasil persamaan sebelumnya, sehingga akan didapatkan nilai retribusi (P) yang dapat memaksimumkan laba dari estimasi pendapatan. Ketiga, penetapan tarif berdasarkan pendekatan marginal. Dengan pertimbangan kurva permintaan dari hasil survey, kemudian dibuat estimasi permintaan berdasarkan tarif dengan menggunakan regresi linear. Dari model regresi linear tersebut akan diketahui harga dan dikalikan dengan kuantitas/yang terlayani sebagai total revenue yang kemudian dicari marginal revenue dan marginal cost. Selanjutnya mencari titik B-5-6

potong antara marginal cost dengan marginal revenue sebagai tarif retribusi (MR=MC), diperoleh nilai yang merupakan jumlah unit yang dapat memberikan laba yang maksimum yang dilanjutkan dalam persamaan tarif. Dari hasil tersebut merupakan tarif dasar berdasarkan marginal yang selanjutnya dihitung prosentase kenaikannya. Berdasarkan prosentase kenaikan, kemudian dijadikan sebagai dasar dalam penentuan tarif baru. Dengan menghitung kenaikannya dalam satuan % dari tabel 1.1 tentang tarif retribusi berdasarkan Perda Tanah Laut No. 08 Tahun 2005, dapat diketahui besarnya tarif tiap-tiap penggunaan fasilitas di kecamatan maupun di kabupaten. KESIMPULAN Pasar tradisional merupakan salah satu jenis investasi publik, dimana dalam pembangunannya diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang bersifat nirlaba atau nonprofit motive, dengan pembiayaan melalui anggaran pemerintah. Nilai tambahnya berupa lapangan pekerjaan, sewa, dan lain sebagainya tanpa surplus usaha. Walau demikian keberlanjutan dari operasi pemeliharaan aset tersebut melalui pendapatan dari tarif sangat diperlukan untuk menentukan pendapatannya atau total revenue sebagai perkalian dari harga dan kapasitas infrastruktur yang digunakan. Konsep pendekatan biaya dengan melalui break event analysis dengan data berdasarkan transaksi pendapatan dan biaya yang telah dipakai, digunakan untuk untuk mengetahui batas harga tarif untuk tidak mengalami kerugian dan keuntungan dalam hal operasi dan pemeliharaan. Kemudian pendekatan permintaan melalui survey untuk memperoleh data permintaan harga dari masyarakat pengguna, digunakan untuk mengetahui tingkat harga yang diinginkan pedagang dalam membayar tarif penggunaan infrastruktur. Dengan menggunakan kedua konsep penelitian tersebut akan diperoleh konsep harga dengan batas yang dapat diterima masyarakat atau pedagang dan Pemerintah Tanah Laut selaku pengelola tradisonal sekabupaten. DAFTAR PUSTAKA Algifari (2000), Analisis Regresi; Teori, Kasus, dan Solusi, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta Arsyad,L (2004), Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen Bisnis, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta Bambang, S, Kertasapoetra, G, (1992). Kalkulasi Pengendalian Biaya Produksi, Edisi ke 2, Rineka Cipta, Jakarta. BAPPEDA DAN BPS Kab. Tanah Laut (2008), Tanah Laut Dalam Angka, BPS Tanah Laut, Pelaihari Bagian Hukum Setda Kab.Tanah Laut (2005), Perda Kab. Tanah Laut No.08 Tahun 2005 tentang Retribusi Pasar dan Sewa Toko, Kios, Bak, Pasar milik Pemkab. Tanah Laut, Pelaihari Carter, W.K dan Usry, M.F (2004), Empat, Jakarta Akuntansi Biaya, Edisi 13, Penerbit Salemba Depkeu (2009), Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Penerbit Fokus Media, Bandung B-5-7

Ditjen Bangda Depdagri (2008), DEPDAGRI, Jakarta Pedoman Umum Pengelolaan Pasar Tradisional, Hansen dan Mowen, (2001), Manajemen Biaya, Edisi ke 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Noor, H.F (2007). Ekonomi Manajerial, Penerbit PT Rajagrafindo Persada, Jakarta Indriantoro,Nur.dkk (2002), Metode Penelitian Bisnis,Cetakan ke-2, Penerbit BPFE Yogyakarta Jayadinata,JT (1999), Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah, Penerbit ITB Bandung, Bandung Kotler, P dan Armstrong, G. (1995). Jakarta Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit Erlangga, Kotler, P. (1997). Manajemen Pemasaran, Penerbit Intermedia, Jakarta Kurniawan, Hendra (2009), Statistika Teknik, Penerbit Refika Aditama, Bandung Leong, KC, (2004), The Essence of Aset Management, Published by UNDP-TUGI Kuala Lumpur Mulyadi, (2009). Akuntansi Biaya, STIM YKPN, Yogyakarta. Edisi ke-5 cetakan kesembilan, Penerbit UPP- MS,Yogi (2006), Ekonomi Manajerial, Pendekatan Analisis Praktis, Edisi ke-2. Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta Pemerintah Tanah Laut (2010), Laporan Keuangan Pemerintah Tanah Laut Tahun Anggaran 2009, Pelaihari Pemerintah Tanah Laut (2009), Laporan Keuangan Pemerintah Tanah Laut Tahun Anggaran 2008, Pelaihari Pemerintah Tanah Laut (2008), Laporan Keuangan Pemerintah Tanah Laut Tahun Anggaran 2007, Pelaihari Subaidah, S. (2006), Penetapan Retribusi Kebersihan Gresik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Sunyoto, Danang (2009), Analisis Regresi dan Uji Hipotesi, Cetakan pertama, Penerbit Media Pressindo, Yogyakarta Suparmoko, M (1999), Ekonomika untuk Manajer, Edisi ke -2, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta B-5-8