PASAR MALEM. (Karya Seni Lukis) Tulisan ini untuk mendeskripsikan lukisan yang dipamerkan pada Basar-Bursa Seni Rupa IKAISI 2002

dokumen-dokumen yang mirip
IBU DAN ANAK. (Karya Lukisan)

Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

KELUARGA NELAYAN. (Karya Seni Lukis)

FAMILY. (Karya Seni Lukis)

Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

JAMBEAN. Tulisan ini dibuat untuk mendiskripsikan Pameran Seni Rupa HUT Dewan Kesenian Sleman. Di Gedung Serba Guna Kabupaten Sleman

GEMBALA. (Karya Seni Lukis)

GEMBALA YANG BAIK. Tgl 6-9 Agustus Di Atrium Duta Wacana University. Oleh:

KALIURANG. (Karya Seni Lukis)

KE SAWAH. Oleh: Drs. Djoko Maruto NIP : ( lama) ( baru )

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA ILMIAH. Saya yang bertandatangan di bawah ini,

POTRET DIRI. (Karya Seni Lukis) Tulisan ini untuk mendiskripsikan Lukisan yang dipamerkan pada Pameran Seni Rupa Nasional di Benteng Vredeburg

PENCIPTAAN LUKISAN POTRET PROF. IMAM BARNADIB, MA REKTOR UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA PERIODE TAHUN (DJOKO MARUTO)

PENCIPTAAN SENI RUPA DAN PAMERAN

PENCIPTAAN LUKISAN SRI SULTAN HAMENGKUBUNO X (DJOKO MARUTO)

BROKEN WEAPON. Oleh: Aran Handoko, M.Sn NIP:

PENCIPTAAN LUKISAN POTRET DRS.BAMBANG DAMARSASI DOSEN JURDIK SENI RUPA, FBS, UNY, DALAM RANGKA PURNA BHAKTI (CENDERA MATA)

SINOLEWAH HOPING TREE

PENCIPTAAN LUKISAN POTRET IR. WIDODO REKTOR UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA PERIODE TAHUN (DJOKO MARUTO)

PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

PENCIPTAAN LUKISAN POTRET REKTOR UNY DRS. SUTRISNO HADI, MA REKTOR UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA PERIODE TAHUN (DJOKO MARUTO)

CAKRAWALA PENDIDIKAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

DESKRIPSI KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seni lukis batik berawal dari seni batik yang sudah tua usianya. Seni batik

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

SUGESTI GARIS DALAM LUKISAN

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dalam perancangan sebuah karya seni, apapun bentuknya

Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. [1]

Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS STREAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

2015 ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU

BAGIAN 5 DASAR PERANCANGAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

BAB V KESIMPULAN. sesuatu yang luar biasa jika ada niat atau keinginan untuk mewujudkannya.

BAB III METODE PENCIPTAAN

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS CRASH

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB V PENUTUP. Lukisan merupakan wujud nyata dari jiwa pelukis, sehingga dalam

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB II KONSEP. A. Konsep Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

1 of 5 11/5/2010 7:37 AM

BAB V KESIMPULAN. mengutamakan keterampilan tangan. Seni kriya termasuk ke dalam seni rupa terapan,

SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds.

REPRESENTASI BENDA DALAM LUKISAN. Ega Budaya Putra 1 NIM Abstrak

Aspek-Aspek Karya Seni Rupa

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SENI BUDAYA (SENI RUPA) SMA/MA

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

Metode Penciptaan Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN

PENYELENGGARAAN PAMERAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

menciptakan sesuatu yang bemilai tinggi (luar biasa)1. Di dalam seni ada

Transkripsi:

PASAR MALEM (Karya Seni Lukis) Tulisan ini untuk mendeskripsikan lukisan yang dipamerkan pada Basar-Bursa Seni Rupa IKAISI 2002 Di Museum Benteng Vredeuburg Yogyakarta, 9-17 Juli 2002 Oleh: Drs. Djoko Maruto NIP : 131411086 ( lama) 19520607 198403 1 001 ( baru ) Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

2002 l. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pameran Menyambut Dies Natalis XVlll Institut Seni Indonesia Yogyakarta tahun 2002, Ikatan Keluarga Besar dan Alumni ISI (IKAISI) menggelar pameran dan penjualan karya seni dan kerajinan yang diikuti oleh seniman, engrajin, Lembaga Pendidikan Tinggu Seni dan Sekolah Seni di Yogyakarta. Sewajarnya keluarga besar yang menjadi bagian irama langkah kehidupan masyarakat luas IKAISI berusaha merangkul berbagai pihak untuk menampilkankarya-karya seni pada bursa seni. Beragam kegiatan IKAISI merupakan forum seminar dan perajin untuk menggelar karya dan mendapat peluang berusaha, disamping menjadi sebentuk dorongan untuk tetap kreatif dan produktif. Pameran ini mendapat dukungan dari Museum Benteng Vredeuburg, sponsor dan pihak-pihak lain. 2. Peserta dan Pelaksanaan. Pameran ini didukung seniman lukis yang berjumlah 35 orang : batik 1 orang ; patung 2 orang; Handicraft 5 orang; kain 8 orang; karya kerajinan kayu 7 orang dan masih banyak lagi. Pelaksannan pameran pada tanggal 9-17 juli 2002 di museum Benteng Vredeuburg Yogyakarta ll. KAJIAN TEORI 1. Seni Lukis Dekoratif Soedarso Sp. (1987:63) menyebut seni lukis dekoratif sebagai suatu gaya seni lukis,dan mengatakan bahwa orang-orang Indonesia mempunyai kecenderungan untuk melukis secara dekoratif. Definisi seni lukis dekoratif menurut Kusnadi (1976:29) adalah Seni lukis yang menstilir segala bentuk-bentuk menjadi elemen luas dengan memberikan warna-warna juga sebagai unsur luas. Jadi seni lukis dekoratif menggunakan penggayaan bentuk(stilirisasi) dan penggunaan warna untuk menciptakan keindahan. Stilirisasi menurut Soedarso Sp.(2006:82) adalah pengubahan bentuk-bentuk di alam dalam seni

untuk disesuaikan dengan suatu bentuk artistik atau gaya tertentu seperti yang banyak terdapat dalam seni hias atau ornamentik. Stirilisasi disebut juga penggayaan yang berasal dari bahasa Inggris Stylezation dalam bahasa Belanda stileren atau Styleren. Menurut glosarium http: //www.ackland.org, pengertian bentuk digayakan (stylized) adalah Simplified or exaggerated visual form which emphasizes particular or contrived design qualities. Bentuk yang digayakan adalah bentuk yang disederhanakan atau dilebih-lebihkan. Penggayaan pada dasarnya merupakan pengubahan bentuk yang terjadi jauh bedanya dengan bentuk aslinya, Istilah itu berasal dari bahasa latin deformare yang artinya meniadakan atau merusak bentuk. Maka apabila stilirisasi masih berurusan dengan bentuk dasar yang diubah, deformasi sudah tidak lagi mengesankan bentuk dasar tersebut.(soedars, 2006:82). Definisi lain tentang deformasi(deformation) yang disebutkan dalam kamus http://www.thefreedictionary.com adalah an alteration of shape as by pressure or stress. Atau the shape that result from such a alternation. Deformasi adalah tindakan mengubah bentuk, karena tekana atau ketegangan, atau bentuk yang dihasilkan dari pengubahan bentuk itu. Deformasi misalnya dapat menimbulkan makna keterasingan, misalnya pada karya Giacomessi, Man Pointing (Feldman, 1976:7). 2. Unsur-Unsur Bentuk dan Kaidah-Kaidah Komposisi. Dalam menikmati karya seni lukis kepuasan estetik diperoleh dengan mengenali dan memahami kualitas pektorilnya, yaitu irama, keselarasan, gerak atau pola (Malins, 1980:9). Karya seni lukis yang dapat dikatakan sebgai susunan warna pada bidang datar, secara langsung dapat merangsang perasaan, tanpa terganggu oleh gambaaran visual dunia eksternal atau konsep-konesep logis. Seperti halnya dalam penikmatan musik seorang tidak perlu memahami liriknya(read, 1968) Bentuk dimaksudkan sebagai totalitas karya seni rupa, yaitu organisasi (desain) dari semua unsur yang membentuk karya seni rupa. Unsur-unsur bentuk(elements of form)juga disebut alat visual(visual device), misalnya garis, bidang, warna, tekstur gelap terang. Cara menggunakan unsur-unsur tersebut menentukan penampilan final suatu karya seni rupa. Cara untuk menyusun unsur-unsur tersebut disebut prinsip-prinsip penyesuaian, misalnya keseimbangan, harmoni variasi warna dan kesatuan. Unsur-unsur bentuk dan prinsip-prinsip penyesuaiannya dapat disebut sebagai satu bahasa dasar(basic grammer) Seni Rupa (Malins, 1980:9). a. Unsur-unsur Bentuk.

Unsur-unsur bentuk meliputi garis bentuk masa dan volume, ruang, gelap terang, warna dan tekstur. Unsur-unsur bentuk masing-masing memiliki dimensi dan kualitas khas. b. Prinsip-prinsip Penyusunan. Dalam karya seni rupa unsur-unsur tersebut disusun menjadi desain atau komposisi berdasarkan prinsip-prinsip seperti proporsi, keseimbangan, kesatuan, variasi, warna, penekanan serta gerak. 1). Proporsi Proporsi adalah hubungan ukuran antar bagian dalam suatu keseluruhan. Sebagai contoh, perbandingan ukuran pada tubuh manusia, yang menghubungkan kepala dengan tinggi badan, lebar pundak, dan panjang torso. Proporsi digunakan untuk menciptakan keteraturan dan sering ditetapkan untuk membentuk standar keindahan dan kesempurnaan, misalnya proporsi manusia pada zaman Yunani klasik dan kemudian oada masa Renaisans. Seniman cenderung menggunakan ukuran-ukuran yang tampak seimbang, mirip dan berhubungan dengan perbandingan. Penempatan yang dapat memerlukan pertimbangan pribadi, karena tidak ada rumus untuk menetapkan ukuran yang benar atau proporsi yang tepat (Ockvirk, 1962:30-31). 2). Keseimbangan Keseimbangan adalah ekuilibrium diantara bagian-bagian dari suatu komposisi. Keseimbangan dapat dicapai dengan dua cara, yaitu simetri dan asimetri. Keseimbangan dapat dihasilkan melalui warna dan gelap terang yang membuat bagian-bagian tertentu lebih berat, selaras dengan bagian-bagian yang lain. Dalam lukisan, bidang kecil berwarna gelap tampak sama beratnya dengan bidang luas berwarna terang(jones,1992:25-26). Dalam komposisi keseimbangan dicapai berdasarkan pertimbangan visual. Dengan kata lain, keseimbangan disini merupakan keseimbangan optik yang dapat dirasakan diantara bagian-bagian dalam karya seni rupa. Keseimbangan ditentukan oleh faktor-fakktor seperti penampilan, ukuran, proporsi, kualitas dan arah dari bagian-bagian tersebut(ockvirk, 1962:23) 3). Kesatuan Kesatuan menunjukan keadaan dimana berbagai unsur bentuk bekerja sama dalam menciptakan kesan keteraturan dan memberikan keseimbangan yang selaras antara bagian-bagian dan keseluruhan. Kesatuan dapat dicapai dengan berbagai cara, misalnya dengan pengulangan penyusunan bentuk secara monotone atau dengan pengulangan bentuk(shape), warna, dan arah gerak. Kesatuan sering dihasilkan

dengan mengurangi peranan bagian-bagian demi tercapainya konsep keseluruhan yang lebih besar. Penggunaan repetisi untuk mencapai kesatuan. Selain itu kesatuan juga dapat dicapai dengan menempatkan bentuk-bentuk secara berdekatan, dan kesatuan akan menjadi bertambah kuat jika disertai dengan repetisi. 4). Variasi Variasi berarti keragaman dalam penggunaan unsur-unsur bentuk. Kombinasi berbagai macam bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang dapat menghasilkan variasi, tanpa mengurangi kesatuan. Kesatuan dalam komposisi ditentukan oleh keseimbangan antara harmoni dan variasi. Harmoni dicapai melalui repetisi dan irama, sedangkan variasi melalui perbedaan dan perubahan. Harmoni mengikat bagian-bagian dalam kesatuan, sedangkan variasi menambah daya tarik pada keseluruhan bentuk atau komposisi. Tanpa variasi, komposisi menjadi statis atau tidak memiliki vitalitas(ockvirl, 1962:21). 5). Irama Irama dapat diciptakan dengan pola repetisi, untuk mengesankan gerak. Irama dapat dilihat dengan pengelompokan unsur-unsur bentuk yang repetitif seperti garis, bentuk, dan warna. Sedikit perubahan dalam irama, baik dalam seni musik maupun seni rupa, dapat menambah daya tarik, tetapi perubahan yang besar dapat menyebabkan kesan tidak mengenakkan.(fichner-rathus 2008:239). Repetisi dan irama tidak dapat dipisahkan. Repetisi adalah cara penekanan ulang satuan-satuan visual dalam suatu pola. Repetisi tidak selalu merupakan duplikasi secara persis, tetapi dapat juga didasarkan pada kemiripan. Variasi repetisi dapat memperkuat daya tarik suatu pola atau agar pola tersebut tidak membosankan (Ockvirk,1962:29). lll. MOTIVASI PENCIPTAAN Pameran kali ini kami mengangkat judul karya PASAR MALEM dengan motivasi [enciptaan sebagai berikut: Pasar Malam merupakan bagia dari pesta rakyat menyongsong hari besar yang di ikuti berbagai jenis pedagang, dari jenis makanan dan minuman, sandangm

mainan anak-anak dan berbagai jenis pertunjukan, dari drumolen, Jinontro, tong setan, rumah hantu dan lain sebagainya. Suasana kehidupan masyarakat yang tampak sukaria, menyambut hari besar misalnya Maulud Nabi Muhammad SAW, yang menyongsong hari besar tersebut dengan diselenggarakan Pasar Malem Sekaten, Keluarga Bapak dan Ibu serta anak-anaknya muda mudi berbondongbondong untuk menyaksikan sesuatu pertunjukan yang ada, dengan berbelanja barang dan makanan atau minuman yang merupakan aktivitas rekreatif. Sehingga kalau diamati gerak pengunjung pasar malam yang berdesakan dan berjajar seolaholah bagaikan gelombang lautan dan lampu-lampu serta bangunan ruko yang ada bagaikan kapal-kapal yang hendak berlabuh. Dari dinamika gerak manusia dan bangunan yang seolah-olah bagaikan sebagai pelabuhan di malam hari ini, saya terinspirasi untuk mengekspresikan kedalam sebuah lukisan. lv. VISUALISASI LUKISAN. Judul : Pasar Malem Ukuran : 60x80cm Media : Cat Minyak pada Kanvas Tahun : 2002

Judul pasar malem, terinspirasi dari pasar malem sekaten yang setiap tahun secara rutin diselenggarakan di alun-alun Surakarta dan Yogyakarta dalam rangka menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW. Suasana yang menakjubkan akibat dinamika dari pengunjung yang ingin membeli sesuatu, atau menonton dan mencoba suatu bentuk mainan seolah-olah seperti kapal-kapal yang sedang ditengah gelombang lautan. Dalam lukisan tersebut menggunakan komposisi asymetric balance dengan melalui penggeseran bentuk-bentuk tertentu seperti bangunan stand, pohon besar, sehingga menghasilkan komposisi yang dinamis. Isian elemen manusia tersebar, dengan pertimbangan untuk memberikan keseimbangan dan dinamika, baik melalui bentuk, warna, maupun arah gerak manusia. Sehingga secara keseluruhan lahir lukisan yang dinamis. Teknis melukis yang digunakan meliputi : alaprima, opaque, brush strooke, glasing. Variasi penggunaan teknik akan menghasilkan efek bentuk, warna, dan tekstur yang artistik. Tekstur pada lukisan ini, selain untuk membentuk figur tertentu, kita bisa memberikan efek gelap terang yang menghasilkan fibrasi atau getaran. Pewarnaan cenderung warna-warna gelap yang menggambarkan malam hari, supaya menarik diberikan aksen warna primer pada bagian tertentu terutama pada centre of interest. V. PENUTUP Pada pelaksanaan pameran IKAISI 2002 terselenggara secara meriah. Ada beberapa hal yang dapat dicatat bahwa selain pemaparan karya merupakan pertanggungjawaban sebagai pelukis juga dapat memberikan apresiasi seni terhadap masyarakat luas. Pada pameran ini banyak masukan baik dari masyarakat seni juga melalui karya lukisan yang dipamerkan dapat masukan guna pengembangan dan memperkaya wawasan.

DAFTAR PUSTAKA. Feldman, Edmun Burke. (1967), Art as Image and Idea. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc. Fichner-Rathus, Foundations of Art and Design, Thomson wadsword,2008: P 773. Kusnadi (1976), Warta Budaya. Dit.Jen. Kebudayaan Deprtemen P dan K No.l dan ll th.l, 1976. Malins, Frederich (1980), Understanding Painting. The Elements of Composition New Jersey: Prentice-Hall. Ockvirk, O.G. (1962), Art Fundamentals. Iowa: W.M.C. Brown. Read, Herbert. (1968), Art Now. London: Faber and Faber. Soedarso Sp. (2006), Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta. ----------------- (1987), Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Saku Dayar Sana. Yogyakarta