KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

HUBUNGAN PENERAPAN ATRAUMATIC CARE DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

EFEKTIVITAS TERAPI BERMAIN PUZZLE DENGAN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD 45 KUNINGAN

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP RESPON PENERIMAAN OBAT PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

PENTINGNYA PERILAKU EMPATI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

DEFENISI HOSPITALISASI Suatu keadaan sakit dan perlu dirawat di Rumah Sakit yang terjadi pada anak maupun keluarganya

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PENERAPAN PRINSIP PERAWATAN ATRAUMATIK DI RUANG IBNU SINA RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MARTHA AYU RACHMADANI

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, adalah orang yang berada di bawah usia 18 tahun.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TEMPERAMEN PADA ANAK USIA SEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Hospitalisasi anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang

HOSPITALISASI MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN ANAK TODDLER

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

SKRIPSI. Oleh : MUTIARA SIBURIAN

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

DAMPAK TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RS. ISLAM KLATEN. Widiawati, Suyami.

NASKAH PUBLIKASI. DISUSUN OLEH: Richa Suswati


BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN STRES HOSPITALISASI TERHADAP PEMENUHAN POLA TIDUR ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG ANAK RS BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

FLORENTIANUS TAT 1, SELFIANA A. SING 2. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG ATRAUMATIC CARE DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL DAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

TERAPI BERMAIN MENDONGENG DAPAT MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN RESPON HOSPITALISASI ANAK USIA TODDLER DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG

Transkripsi:

98 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2. (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL CHILD ANXIETY TODDLER VIEWS FROM THE HOSPITAL ANXIETY COMMON SYMPTOMS OF CHILDHOOD Dewi Ika Sari Hari Poernomo, Agustina Chrisfan Sukoco STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470 Email stikesbaptisjurnal@ymail.com ABSTRAK Kondisi cemas pada anak yang menjalani hospitalisasi merupakan masalah yang serius dan harus mendapat perhatian khusus. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari Kecemasan Masa Kecil. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah anak usia toddler (2-3 tahun) di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri, dengan besar sampel 32 responden yang diambil menggunakan tehnik consecutive sampling. Variabel dalam penelitian adalah kecemasan anak usia toddler yang diambil dengan menggunakan kuesioner, dan hasil disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan anak usia toddler yang mengalami kecemasan ringan 17 reponden (53,1%), dan anak usia toddler yang mengalami kecemasan sedang 15 responden (46,9%). Kesimpulan Penelitian ini adalah 100% anak usia toddler yang rawat inap di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri mengalami Kecemasan mulai dari kecemasan ringan sampai dengan kecemasan sedang. Kata kunci: Kecemasan, Anak usia Toddler, Rawat Inap ABSTRACT State of anxiety in children undergoing hospitalization is a serious problem and should receive special attention. The purpose of this research is to study Anxiety Childhood Toddler who Inpatient visits of General Anxiety Symptoms of Childhood. The research design used in this research is descriptive. The population in this study are toddler age children (2-3 years) at the Kediri Baptist Children's Hospital, with a sample size of 32 respondents drawn using consecutive sampling technique. The variables in the study were anxiety toddler age children were taken using a questionnaire, and the results are presented in the form of a frequency distribution. The result showed toddler age children who experience mild anxiety 17 respondents (53.1%), and toddler age children who experience anxiety were 15 respondents (46.9%). Conclusion This study is a 100% subsidiary toddler were hospitalized at Baptist Hospital Nursery Kediri experiencing anxiety ranging from mild anxiety to with moderate anxiety. Keywords: Anxiety, toddler age children, Hospitalization

Hal: 98-103 Kecemasan Masa Kecil 99 Pendahuluan Hospitalisasi merupakan suatu pengalaman yang penuh tekanan yang dialami oleh setiap individu (Asmadi, 2008). Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkatan usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun keluarga yang mendampingi selama perawatan (Susilaningrum, 2013). Kondisi cemas pada anak yang menjalani hospitalisasi merupakan masalah yang serius dan harus mendapat perhatian khusus (Supartini, 2004). Bagi anak usia 3 sampai 6 tahun (prasekolah), hospitalisasi merupakan stresor buruk yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak (Wong, 2008). Pengamatan peneliti kepada beberapa anak di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri menunjukkan bahwa seorang anak yang mengalami kecemasan menunjukkan tanda anak menangis ketika perawat datang untuk memberikan tindakan keperawatan, anak tidak mau ditinggal sendiri oleh orang tuanya, anak marah atau meronta ketika perawat memberikan tindakan keperawatan. Kecemasan yang dialami oleh anak jika dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan stres. Stres pada anak dapat menimbulkan penurunan respon imun sehingga dapat berpengaruh terhadap proses penyembuhannya, lama perawatan bertambah, dan mempercepat terjadinya komplikasi penyakit yang tidak diinginkan (Nursalam, 2005). Di Indonesia tahun 2009 dan 2010 presentase rawat inap anak usia 1-4 tahun sebesar 4,31% dan 4,65% (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Hasil penelitian Purwandari di RSUD Margono Soekardjo Purwokerto menunjukkan 25% anak usia toddler yang dirawat mengalami cemas tingkat berat, 50% tingkat sedang dan 20% tingkat ringan. Cemas pada anak usia prasekolah sering disebabkan oleh perpisahan dengan orang tua, rasa takut dengan nyeri dan cedera tubuh, serta kehilangan aktivitasnya, misalnya aktivitas bermain (Purwandari, 2011). Hasil Pra penelitian yang dilakukan di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri pada tanggal 12-17 Januari 2015 terhadap 15 orang tua tentang respon yang ditunjukkan anak usia toddler selama dirawat di Rumah Sakit dengan wawancara terstruktur di peroleh hasil, anak yang mengalami kecemasan sebesar 14 orang atau 93,3%, sedangkan yang tidak mengalami kecemasan sebesar 1 orang atau 6,7%. Kecemasan pada anak tersebut ditandai dengan anak mengalami gangguan tidur, anak menangis bila ada orang asing termasuk perawat yang datang untuk memberikan perhatian atau tindakan keperawatan kepadanya, dan anak menangis, ketika anak merasa tidak nyaman, anak mulai menghisap jempol dan mengompol. Sakit dan dirawat dirumah sakit merupakan krisis yang utama tampak pada anak. Anak yang dirawat di rumah sakit mudah mengalami krisis sebab: anak mengalami perubahan, baik terhadap status kesehatan maupun lingkungannya dari kebiasaan sehari-hari dan anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah kejadiankejadian yang bersifat menekan. Reaksi anak dalam mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat, sistem pendukung yang tersedia, serta ketrampilan koping dalam menangani stres (Susilaningrum, 2013). Stres utama dari masa bayi pertengahan sampai usia prasekolah, terutama untuk anak-anak yang berusia 6 sampai 30 bulan, adalah kecemasan akibat perpisahan, disebut juga depresi analitik (Wong, 2008). Rasa takut umum pada anak toddler disebabkan karena kehilangan orang tua (dikenal sebagai ansietas perpisahan), ansietas terhadap orang asing, suara-suara yang keras, pergi tidur, binatang besar (Muscari, 2005). Reaksi terhadap penyakit pada usia toddler, yaitu toddler kurang mampu mendefinisikan konsep tentang citra

100 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 tubuh terutama batasan tubuh. Oleh sebab itu, prosedur yang sangat menganggu akan menimbulkan kecemasan, toddler bereaksi terhadap nyeri mirip dengan bayi, dan pengalaman sebelumnya dapat mempengaruhinya dengan baik. Toddler juga dapat merasa sedih jika mereka hanya merasa akan mengalami nyeri (Andriana, 2011), Selain itu lingkungan yang belum dikenal akan mengakibatkan perasaan tidak aman dan rasa cemas (Susilaningrum, 2013). Pasien yang mengalami stres akan mudah terserang penyakit, karena pada kondisi stres akan terjadi penekanan sistem imun. Adanya penekanan sistem imun inilah yang akan berakibat pada penghambat proses penyembuhan dan menyebabkan waktu perawatan yang lebih lama dan bahkan mempercepat terjadinya komplikasi-komplikasi selama perawatan (Nursalam, 2005). Berbagai dampak hospitalisasi dan kecemasan yang dialami oleh anak usia toddler, akan beresiko mengganggu tumbuh kembang anak dan berdampak pada proses penyembuhan. Kecemasan yang teratasi dengan cepat dan baik akan membuat anak lebih nyaman dan lebih kooperatif dengan tenaga medis sehingga tidak menghambat proses perawatan. Jika kecemasan itu berlangsung lama dan tidak teratasi maka akan menimbulkan reaksi kekecewaan pada orang tua yang menimbulkan sikap pelepasan pada anak sehingga anak mulai tidak peduli dengan ketidakhadiran orang tuanya dan lebih memilih untuk berdiam diri (apatis), menolak untuk diberikan tindakan dan yang paling parah akan menimbulkan trauma pada anak setelah keluar dari rumah sakit (Wong, 2008). Mengatasi memburuknya tingkat kecemasan pada anak, perawat dalam memberikan intervensi harus memperhatikan kebutuhan anak sesuai tumbuh kembangnya. Kebutuhan anak usia prasekolah terhadap pendampingan orang tua selama masa perawatan, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan aktivitasnya. Metodologi Penelitian Desain dalam Penelitian ini adalah Deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. (Nursalam, 2013). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah anak usia toddler (2-3 tahun) di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri, dengan besar sampel 32 responden yang diambil menggunakan tehnik consecutive sampling. Variabel dalam penelitian adalah kecemasan anak usia toddler yang diambil dengan menggunakan kuesioner, dan hasil disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil Penelitian Tabel 1. Kecemasan Masa Kecil di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri pada Tanggal 11 Mei - 11 Juni 2015 (n=32) Tingkat Kecemasan Tingkat Kecemesan f % Kecemasan Ringan 17 53,10 Kecemasan Sedang 15 46,90 Total 32 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan dari 32 responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 17 responden (53,1 %), yang mengalami

Hal: 98-103 Kecemasan Masa Kecil 101 kecemasan sedang sebanyak 15 responden (46,9 %). Pembahasan Tingkat Kecemasan Anak Usia Toddler yang Rawat Inap dilihat dari Gejala Umum Kecemasan Masa Kecil Tingkat kecemasan pada anak usia toddler) dari keseluruhan responden sebanyak 32 responden didapatkan bahwa 17 responden (53,1%) mengalami kecemasan ringan dan 15 responden (46,9%) mengalami kecemasan sedang. Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis yang utama tampak pada anak. Anak-anak yang dirawat di Rumah Sakit mudah mengalami krisis sebab anak mengalami perubahan, baik terhadap status kesehatan maupun lingkungannya dari kebiasaan sehari-hari, anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah kejadian yang bersifat menekan. Reaksi anak dalam mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkatan perkembangan dari usia, pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat, sistem pendukung yang tersedia, serta ketrampilan koping dalam menangani stres (Susilaningrum, 2013). Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak juga dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkatan usia. Penyebab dari kecemasan tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun keluarga yang mendampingi selama perawatan (Nursalam, 2005). Berdasarkan hasil yang didapat oleh peneliti, tingkat kecemasan sedang dialami oleh anak yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 10 responden (66,7%), sedangkan kecemasan ringan dialami oleh anak yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 responden (52,9%). Hal ini dapat terjadi karena mekanisme koping dan adaptasi anak perempuan lebih baik dari pada anak laki-laki dan anak laki-laki lebih aktif dibandingkan anak perempuan sehingga ketika anak laki-laki mengalami keterbatasan fisik karena sakit maka akan membuat anak merasa cemas karena tidak bisa leluasa untuk bergerak terutama untuk bermain. Pernyataan ini bertolak belakang dengan hasil penelitian dari Apriliawati, 2011 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kecemasan pada anak. Anak yang berumur 2-<3 tahun mengalami kecemasan sedang sebanyak 11 responden (73,3%) dan ringan sebanyak 11 responden (64,7%). Kecemasan yang terjadi pada anak usia 2-<3 tahun menunjukkan bahwa semakin muda usia anak, maka semakin tinggi tingkat kecemasan pada anak saat menghadapi situasi tertentu terutama pada lingkungan yang asing. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Rini, Mustika, dkk, 2013 yang menyatakan semakin muda usia anak, maka akan semakin sulit bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain itu pengalaman yang tidak menyenangkan pada anak akan menyebabkan anak merasa takut dan trauma. Kecemasan sedang dialami oleh anak usia toddler (2-3 tahun) yang belum pernah mengalami rawat inap sebelumya sebanyak 10 responden (66,7%). Hal ini dikarenakan anak belum memiliki gambaran bagaimana sakit dan dirawat di rumah sakit, anak belum mengenal lingkungan yang ada di rumah sakit, anak menangis dan ketakutan ketika melihat perawat datang untuk memberikan tindakan keperawatan kepadanya, mereka takut dengan tindakan yang menyebabkan nyeri. Hal ini dibuktikan dengan reaksi anak usia toddler saat hospitalisasi yaitu dalam berespons terhadap kejadian yang menegangkan seperti hospitalisasi, mekanisme pertahanan toddler adalah regresi, toddler juga dapat merasa kehilangan kendali berkaitan dengan keterbatasan fisik, kehilangan rutinitas, ketergantungan, dan

102 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 takut terhadap cedera atau nyeri pada tubuh, perpisahan pada toddler sebagai ditinggalkan (Andriana, 2011). Menurut penelitian Rini, Mustika, dkk, 2013 mengatakan bahwa anak yang mengalami pengalaman menjalani hospitalisasi memiliki kecemasan lebih rendah dibandingkan anak yang belum memiliki pengalaman hospitalisasi. Anak yang baru mengalami perwatan di rumah sakit akan berisiko menimbulkan perasaan cemas yang dirasakan baik oleh anak maupun orang tua. Namun dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengalaman hospitalisasi tidak berpengaruh terhadap kecemasan anak yang menjalani hospitalisasi karena anak masih memiliki pengalaman nyeri sebelumnya. Anak yang mengalami kecemasan ringan ketika di rumah sakit ditemani atau didampingi oleh ibu sebanyak 15 responden (88,2%). Kecemasan ringan dapat terjadi karena hubungan kedekatan anak terutama pada usia toddler sangat dekat dengan ibunya, ibu juga merawat anak dengan kasih sayang sehingga anak lebih merasa tenang dan aman saat ditemani atau didampingi oleh ibunya. Hal ini dapat dibuktikan dengan teori secara sosial, anak sangat dekat dengan orang tuanya dan sangat takut jika terjadi perpisahan dari mereka. Dengan adanya orang tua, maka anak merasa aman dan rasa ingin tahu mereka dapat dilihat saat mereka menjelajahi lingkungan (Erikson, 1963 dalam Potter, 2009). Menurut penelitian Rini, Mustika, dkk, 2013 yang menyatakan bahwa saat di rumah sakit anak lebih banyak ditemani oleh ibunya. Peran ibu lebih besar dalam keluarga terutama untuk mengasuh anak, membuktikan bahwa kehadiran ibu akan memberikan rasa nyaman pada anak saat dirawat di rumah sakit. Kehadiran orang terdekat yang selalu mendampingi anak akan menurunkan kecemasan pada anak selama proses hospitalisasi. Jika perpisahan dengan orang tua dapat dihindari, maka anak-anak akan memiliki kemampuan yang besar untuk menghadapi stres. Menurut Solikhah, 2011 dalam penelitiannya menyatakan keterlibatan orang tua selama anak dirawat memberikan perasaan tenang, nyaman, merasa disayang dan diperhatikan. Pengelolaan emosi yang baik dari anak memunculkan reaksi positif sehingga anak lebih percaya diri menghadapi permasalahannya. Dukungan keluarga terutama orang tua dapat memfasilitasi penguasaan anak terhadap lingkungan asing sekitar. Simpulan Penelitian ini menghasilkan kesimpulan Bahwa 100% anak usia toddler yang rawat inap di Ruang Anak Rumah Sakit Baptis Kediri mengalami Kecemasan mulai dari kecemasan ringan sampai dengan kecemasan sedang. Saran Saran Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya perawat di Ruang Anak yang secara langsung merawat pasien dapat mengaplikasikan terapi bermain menggunkan puzzle sederhana dalam upaya untuk menurunkan tingkat kecemasan pada anak usia toddler saat mengalami hospitalisasi dan bagi rumah sakit perlu adanya penyedianaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung terselenggaranya intervensi keperawatan untuk menurunkan tingkat kecemasan anak usia toddler yang mengalami hospitalisasi di Ruang Anak agar dapat juga meningkatkan mutu pelayanan pada anak usia toddler. Daftar Pustaka Andriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Hal: 98-103 Kecemasan Masa Kecil 103 Apriliawati, Anita. (2011). Pengaruh Biblioterapi Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah Yang Menjalani Hospitalisasi Di Rumah Sakit Islam Jakarta. Tesis Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC. Muscari, M. E. (2005). Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. Nursalam, Susilaningrum, R., & Utami, S. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.. Potter, P. A. (2009). Fundamental Keperawatan Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Das ar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Susilaningrum Rekawati, N. S. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak: Untuk Perawat dan Bidan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Jakarta: EGC. Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta: EGC.. Purwandari, H. (2011). Pengaruh Terapi Seni dalam Menurunkan Tingkat Kecemas an Anak Usia Prasekolah yang Menjalani Hospitalisasi. 2009. Thesis FK UI diakses dari www.ui.ac.id tanggal 12 Oktober 2014. Rini, Mustika D. (2013). Hubungan Penerapan Atraumatic Care dengan Kecemasan Anak Prasekolah Saat Proses Hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Universitas Jember Program Studi Ilmu Keperawatan. Solikhah, U. (2011). Pengaruh Therapeutic Peer Play terhadap Kecemasan dan Kemandirian Anak Usia Sekolah Selama Hospitalisasi. Tesis.