BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara mengenai kota tidak mungkin terlepas dari kebutuhan akan ruang, terutama ruang terbuka, karena menurut Shirvani (1985) ruang terbuka merupakan salah satu elemen pembentuk kota. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan Hakim (19 91) dimana ruang terbuka merupakan elemen perencanaan dan perancangan kawasan yang merupakan bagian penting dari pembentukan wujud sebuah kawasan. Budihardjo (1998) dalam Kota yang Berkelanjutan menyatakan bahwa ruang terbuka merupakan ruang yang dirancang karena kebutuhan akan tempattempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka, sehingga dengan adanya pertemuan dan relasi antar orang banyak maka akan timbul bermacammacam kegiatan di ruang terbuka tersebut. Ruang tidak dapat dapat dipisahkan dari manusia baik secara psikologis, emosional maupun dimensional. Ruang terbuka merupakan wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakat. Oleh karena itu ruang terbuka diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi penggunanya. Ruang terbuka yang ada di dalam kota bertujuan untuk menciptakan keseimbangan ruang, sehingga dapat meningkatkan tingkat kenyamanan bagi penduduk kota. Hanya saja terdapat kecenderungan ruang terbuka kurang Pendahuluan I-1
mempertimbangkan kondisi karakter fisik kawasan, standar/kriteria kebutuhan pengguna ruang, pertimbangan estetisnya dan tidak melalui perencanaan yang matang sehingga kurang melihat kecenderungan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kecenderungan saat ini ruang terbuka publik dimanfaatkan oleh PKL (Pedagang Kaki Lima), gelandangan, pengemis, pemabuk, orang gila dan kegiatan yang cenderung negatif. Hal ini dikarenakan ruang terbuka tidak ditata secara baik dan menarik, sehingga ruang terbuka menjadi wadah kegiatan sosial yang negatif (Whyte, 1980). Salah satu ruang terbuka kota yang selama ini kurang mendapat perhatian adalah ruang terbuka yang berada di daerah pesisir laut yang lebih dikenal dengan pantai. Ruang terbuka pantai merupakan bagian dari kawasan pesisir, dimana kawasan ini merupakan daerah peralihan dari ekosistem darat dan laut yang komponen daratnya berubah-ubah tergantung pasang surut, begitu pula dengan komponen lautnya. Daya dukung kawasan pesisir berbeda dengan kawasan lainnya, karena kawasan pesisir sangat rentan terhadap perubahan, terutama yang terkait dengan daya dukung ekologi (lingkungan). Ekosistem pesisir sangat berkaitan satu dengan lainnya, misalnya pembangunan/pengembangan lansekap kawasan pesisir (daratan) dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sumber daya yang ada di lautan. Menurut UNESCO (1993), kawasan pesisir merupakan kawasan yang paling padat dihuni, dimana dua pertiga kota-kota di dunia dengan penduduk lebih dari 2,5 juta jiwa terdapat di wilayah pesisir (± 60%). Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan 17.508 pulau dan panjang garis pantai Pendahuluan I-2
sekitar 81.000 km (garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Canada). Luas perairan Indonesia mencapai 5,8 juta km 2 dengan wilayah kewenangan pengelolaan perairan sejauh 200 mil laut dari garis pantai ( United Nation Convention on the Law of The Sea, Montego Bay, 1982) 1.2. Tinjauan Lokasi Penelitian Balikpapan sebagai kota yang terletak di wilayah pesisir mempunyai peran yang sangat vital, baik yang bersifat lokal, regional, nasional maupun internasional. Balikpapan dengan luas ± 0,24% dari luas Propinsi Kalimantan Timur atau sekitar 503,35 km 2 merupakan daerah yang memiliki topografi perbukitan (± 43% dari luas kota) dan sebagian wilayah daratannya langsung berhadapan dengan lautan. (Balikpapan Dalam Angka, 2001) Secara geografis kota Balikpapan memiliki kawasan pesisir yang diperuntukan sebagai kawasan wisata pantai dengan lingkungan alam sebagai aset utamanaya. Oleh karena itu sudah sewajarnya bila fungsi, peranan dan kedudukan Balikpapan sebagai kota pantai dipertegas mengingat kawasan pantai yang dimiliki mempunyai prospek dan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Kawasan pantai yang ada merupakan ruang terbuka yang bersifat publik, kecuali kawasan pantai yang masuk ke dalam daerah industri, komersial dan hunian tertutup yang merupakan ruang terbuka privat. Salah satu ruang terbuka publik pantai yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat kota Balikpapan adalah kawasan Pantai Melawai,. Ruang terbuka Pantai Melawai berdasarkan karakteristiknya merupakan suatu ruang yang terbentuk di pinggiran Teluk Pendahuluan I-3
Balikpapan dengan pola linier mengikuti bentuk garis pantainya. Merupakan ruang publik tempat aktifitas masyarakat dan letaknya di pusat kota yang sangat strategis karena berada serta didukung oleh pencapaian menuju kawasan yang sangat mudah baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum serta dapat diakses secara bebas oleh siapa saja baik individu maupun kelompok. Hal ini menjadikan ruang terbuka ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat kota Balikpapan sebagai tempat berkumpul (gathering), makan dan rekreasi. pelabuhan dan kilang pertamina pusat kota Gambar 1.1. Kawasan Penelitian Sumber: Google Earth dan data diolah, 2013 Pendahuluan I-4
Seperti kebanyakan waterfront yang juga ruang publik, menjadikan kawasan ini sebagai tempat berkumpul bersosialisasi dan rekreasi. Sebagaimana konsep Whyte (1982), ruang terbuka publi k merupakan wadah yang memiliki konsep yang sesuai dengan kegiatan, dalam hal ini bagaimana ruang dan elemen ruang dapat mengakomodasi tuntutan public activity, sehingga kepentingan pemakai menjadi terpenuhi. (dalam Al Ikhsan, 2012) 1 1 2 2 3 3 Gambar 1.2. Aktivitas Yang Ada di Ruang Terbuka Publik Pantai Melawai Sumber: Pengamatan, 2004-2013 Pendahuluan I-5
Ruang terbuka ini tumbuh dengan sendirinya sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan akan ruang bersama dan berinteraksi masyarakat kota Balikpapan. Seiring dengan makin ramainya aktifitas pemanfaatan ruang terbuka publik Pantai Melawai oleh masyarakat dan tumbuhnya fungsi komersial berupa PKL (Pedagang Kaki Lima) mulai menimbulkan konflik. Kondisi ini mengakibatkan keterbatasan ruang gerak pengguna ruang, alokasi ruang jalan untuk lahan parkir dan penempatan PKL hampir diseluruh ruang terbuka dan pedestrian. Fenomena pada ruang terbuka publik Pantai Melawai ini yang ingin dijadikan sebagai objek penelitian dimana kawasan pantai sebagai ruang terbuka publik yang tumbuh dengan sendirinya dan dengan kondisi seperti saat ini menarik bagi pengguna ruang. Sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana sebenarnya persepsi pengguna ruang terhadap elemen dan faktor pembentuk ruang terbuka publik Pantai Melawai. 1.3. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diungkapkan di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Pantai sebagai bagian dari kawasan pesisir yang sering dimanfaatkan oleh publik untuk beraktivitas merupakan salah satu elemen pembentuk kota yang memiliki potensi untuk dikembangkan. 2. Pemanfaatan pantai sebagai ruang terbuka publik cenderung hanya berdasarkan pada sumber daya yang tersedia, bukan pada pemanfaatan yang terencana sesuai dengan daya dukung dan kemampuan kawasan. Pendahuluan I-6
1.4. Pertanyaan Penelitian Fenomena yang terjadi di kawasan Pantai Melawai menimbulkan pertanyaan: 1. Bagaimana kondisi ruang terbuka publik Pantai Melawai? 2. Faktor-faktor dan elemen apa sajakah yang berpengaruh pada pembentukan ruang publik Pantai Melawai Balikpapan berdasar persepsi pengguna ruangnya? 3. Arahan seperti apa yang dapat diberikan pada perencanaan ruang terbuka publik Pantai Melawai Balikapapan berdasarkan elemen dan faktor pembentuk ruang berdasarkan persepsi yang diberikan oleh pengguna ruang? 1.5. Tujuan Penelitian 1. Menemukan faktor dan elemen pembentuk ruang terbuka di kawasan Pantai Melawai Balikpapan. 2. Memberikan rekomendasi berupa arahan desain untuk mengoptimalkan pemanfaatan Pantai Melawai sebagai ruang terbuka publik. 1.6. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode rasionalistik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitataif. Kuesioner sebagai alat untuk mendapatkan persepsi pengguna ruang bahwa faktor dan elemen yang menjadi variabel Pendahuluan I-7
penelitian mempunyai pengaruh dalam pembetukan ruang terbuka Pantai Melawai. 1.7. Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian NO NAMA JUDUL LOKASI FOKUS TEMUAN 1 Carles Bungsu Analisis Kontribusi Kabupaten Rote Mengetahui Kebijakan investasi Ledoh Prasarana Jalan Ndao, Nusa kontribusi kebijakan infrastruktur S2/MPSP/UGM Dalam Menunjang Tenggara Timur investasi infrastruktur membawa dampak Aktivitas Sosial terhadap aktivitas positif walaupun Ekonomi masyarakat dengan belum begitu merata Masyarakat di Kabupaten Rote Ndao analisis likert 2 Septi Karmawan, Hubungan Antara Ruang Terbuka Mengetahui Hubungan antara 2011 Ruang Terbuka Publik Tepi Laut hubungan ruang setting kegiatan S2/MDKB/UGM Publik Dengan Kota Tanjung terbuka dengan dengan elemen fisik Kegiatan Yang Pinang kegiatan yang terjadi ruang terbuka tepi Terjadi. pada ruang terbuka di tepi laut dengan place laut center map dan kuesioner 3 Ainussalbi Al Studi Persepsi Kawasan Tepian Mengetahui faktor Persepsi setting RTP Ikhsan, 2012 Pengunjung Teluk Kendari, seting yang S2/MDKB/UGM Terhadap Seting Sulawesi mempengaruhi Ruang Terbuka Tenggara persepsi pengguna Publik Di Tepian terhadap ruang Teluk Kendari terbuka publik dengan metode kualitatif dan kuantitatif serta pendekatan analisis multidimensional scaling 4. Muhammad Kajian Karakter Koridor Jalan Mengetahui tema Tema penataan Fakhruzi, 2013 Visual Melalui Tanjungpura faktor karakter karakter fisual S2/MDKB/UGM Pendekatan Metode Pontianak visual yang berdasarkan elemen Semantic Kalimantan Barat berpengaruh pada desain dan karakter Differential bangunan dan khusus mencari elemen desainnya Anggraeni Elemen dan Faktor Ruang Terbuka Identifikasi elemen 5 Hermalita Pembentuk Ruang Pantai Melawai dan faktor-faktor Terbuka Publik di Balikpapan yang berpengaruh Kawasan Pantai pada penggunaan ruang terbuka berdasarkan persepsi pengguna ruang dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas Dari tesis Ledoh dan Fakhruzi penulis mengambil benang merah penelitian dengan menggunakan metode statistik dan proses analisisnya sampai pengambilan Pendahuluan I-8
kesimpulan. Dari tesis Karmawan dan Al Ikhsan penulis mengambil cara penelitian ruang terbuka dengan menggunakan kuesioner. Perbedaan penelitian keempat thesis di atas dengan penelitian tesis ini adalah metode yang digunakan untuk menguji data yang didapat dari hasil persepsi responden selaku pengguna ruang terbuka Pantai Melawai Balikpapan. Pendahuluan I-9