Pupuk super fosfat tunggal

dokumen-dokumen yang mirip
Pupuk SP-36 SNI

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Pupuk dolomit SNI

Pupuk tripel super fosfat

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk amonium klorida

Pupuk amonium sulfat

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Pupuk urea SNI 2801:2010. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Pupuk diamonium fosfat

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Pulp - Cara uji bilangan kappa

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

SNI 2803:2010. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

METODE. Materi. Rancangan

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

SNI Standar Nasional Indonesia

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Metodologi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

K O P A L SNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kertas, karton dan pulp Cara uji kadar abu pada 525 o C

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

Minyak terpentin SNI 7633:2011

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

SNI Standar Nasional Indonesia

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

Cara uji kelarutan aspal

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total pada produk perikanan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Pupuk super fosfat tunggal ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Syarat mutu... 1 5 Pengambilan contoh... 1 6 Cara uji... 2 7 Syarat lulus uji... 8 8 Syarat penandaan... 8 9 Pengemasan... 8 Bibliografi... 9 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Pupuk super fosfat tunggal adalah merupakan hasil revisi SNI 02-6246-2000. Tujuan dari revisi standar ini : 1. Mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan peningkatan kebutuhan subsidi akibat peningkatan biaya produksi pupuk dan pengamanan pasokan pupuk untuk memantapkan ketahanan pangan nasional. 2. Menindaklanjuti kebijakan pemerintah dalam rangka penyediaan standar pupuk super fosfat tunggal/sp-18, untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga ketersediaan pupuk fosfat. 3. Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat lainnya, baik untuk keselamatan, keamanan maupun fungsi lingkungan. 4. Membantu kelancaran dan mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 71-01 Teknologi Kimia dan telah dibahas dalam rapat konsensus lingkup Panitia Teknis pada 20 Desember 2009 di Jakarta yang dihadiri oleh wakil-wakil dari pemerintah, produsen, konsumen, tenaga ahli, balai penguji dan institusi terkait lainnya. SNI ini juga telah melalui konsensus nasional yaitu jajak pendapat pada tanggal 30 November 2009 s.d 30 Januari 2010 dan langsung disetujui menjadi Rancangan Akhir SNI (RASNI) untuk ditetapkan menjadi SNI. ii dari 6

1 Ruang lingkup Pupuk super fosfat tunggal Standar ini menetapkan persyaratan dan cara uji pupuk Super Fosfat Tunggal 2 Acuan normatif Berikut ini daftar referensi yang diperlukan dalam penyusunan standar ini. Untuk referensi yang tak bertanggal, digunakan edisi terakhir dari referensi yang disebut (termasuk jika ada amandemennya). SNI 0428, Petunjuk pengambilan contoh padatan. 3 Istilah dan definisi 3.1 pupuk super fosfat tunggal tipe I Pupuk fosfat buatan berbentuk butiran padat yang dihasilkan dari reaksi antara batuan fosfat dan asam sulfat atau dari reaksi antara batuan fosfat, asam sulfat, asam fosfat dan filler (utamanya gipsum), yang mengandung unsur hara fosfor dalam bentuk monokalsium fosfat, Ca(H 2 PO 4 ) 2 4 Syarat mutu Tabel 1 - Syarat mutu pupuk super fosfat tunggal No. Uraian Satuan 1. Kadar unsur hara fosfor sebagai P 2 O 5 - P 2 O 5 total - P 2 O 5 larut asam sitrat 2 % - P 2 O 5 larut air % % % Persyaratan min 18,5 min.18 min. 12 2. Kadar belerang sebagai S % min. 5 3. Kadar asam bebas sebagai H 3 PO 4 % maks. 4 4. Kadar air % maks. 8 Catatan: semua persyaratan kecuali kadar air dihitung atas dasar bahan kering (adbk) 5 Pengambilan contoh Cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 0428. 1 dari 9

6 Cara uji 6.1. Kadar unsur hara fosfor sebagai P 2 O 5 Cara uji sesuai dengan AOAC International 18 Edition, USA, 2005, butir 2.3.01 dan 2.3.02, kecuali cara uji P 2 O 5 larut asam sitrat 2 % sesuai dengan Sampling and analysis solid fertilizer, 2 nd edition, 1968, National Plant Food Institute 6.1.1. Prinsip Kadar P 2 O 5 ditentukan secara kolorimetri. Ortofosfat yang terlarut direaksikan dengan amonium molibdovanadat membentuk senyawa kompleks molibdovanadat asam fosfat yang berwarna kuning. Intensitas warna kuning yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 400 nm atau 420 nm. 6.1.2. Peralatan Timbangan analitis; Spektrofotometer; Labu ukur 100 ml, 250 ml dan 1000 ml; Pipet ukur 20 ml. Pipet gondok 5 ml Gelas piala 100 ml Erlenmeyer 100 ml Pemanas Corong Kertas saring Whatman 40 Ayakan US mesh 6.1.3. Pereaksi 6.1.3.1. Asam perklorat, HClO 4 70% p.a 6.1.3.2. Asam nitrat, HNO 3 65% p.a 6.1.3.3. Larutan asam sitrat 2 % a) Larutkan 100 g asam sitrat (C 6 H 8 O 7 4H 2 O) dalam akuades, encerkan menjadi 1 liter (larutan ini dapat diawetkan dengan penambahan 0,5 g asam salisilat); b) Sebelum digunakan, encerkan bagian larutan tersebut dengan akuades, dengan perbandingan 1 : 5. 6.1.3.4. Larutan standar fosfat a) Keringkan bahan standar KH 2 PO 4 (52,15 %) pada suhu 105 C selama 2 jam; b) Kemudian buat larutan standar 0,4 sampai dengan 1,0 mg P 2 O 5 /ml dengan interval 0,1 mg dengan cara; - Timbang dengan teliti masing-masing 0,0767 g ; 0,0959 g; 0,1151 g; 0,1342 g; 0,1534 g; 0,1726 g dan 0,1918 g KH 2 PO 4, masing-masing masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan encerkan masing-masing menjadi 100 ml dengan akuades. - Persiapkan larutan standar baru yang mengandung 0,4 sampai dengan 0,7 mg P 2 O 5 / ml setiap minggu. 2 dari 9

6.1.3.5. Pembuatan kurva standar fosfat a) Pipet 5 ml dari masing-masing larutan standar ( yang mengandung 2 sampai dengan 5 mg P 2 O 5 ) dan blangko, masukkan masing-masing ke dalam labu ukur 100 ml; b) Tambahkan 45 ml akuades dan biarkan 5 menit; c) Tambahkan 20 ml larutan campuran Molibdovanadat dan tepatkan sampai tanda garis; d) Kocok dan biarkan selama 10 menit; e) Baca masing-masing larutan pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm atau 420 nm. 6.1.3.6. Larutan pengembang warna ( amonium molibdovanadat ) a) Larutkan 40 g amonium molibdat tetrahidrat (NH 4 ) 4 Mo 7 O 24 4H 2 O tambahkan 400 ml akuades hangat (± 60 C), lalu dinginkan (Larutan A); b) Larutkan 2 g amonium metavanadat (NH 4 VO 3 ) dalam 250 ml akuades hangat, dinginkan, kemudian tambahkan 450 ml 70 % HClO 4 (Larutan B); c) Campurkan kedua larutan tersebut ( larutan A dan larutan B) kemudian aduk sampai homogen, encerkan sampai 2 liter dan simpan dalam botol berwarna. Pencampuran Larutan A dan B dilakukan pada saat akan digunakan. 6.1.4. Preparasi contoh : 6.1.4.1. P 2 O 5 total a) Timbang dengan teliti 1 g contoh yang halus (lolos US Mesh 80), masukkan ke dalam gelas piala 250 ml; b) Tambahkan 20 sampai dengan 30 ml HNO 3 p.a; c) Didihkan perlahan-perlahan selama 30 sampai dengan 45 menit untuk mengoksidasi bahan yang mudah teroksidasi, kemudian dinginkan; d) Tambahkan 10 sampai dengan 20 ml HClO 4 70 % sampai dengan 72 %; e) Didihkan perlahan-lahan sampai larutan tidak berwarna dan timbul asap putih pada gelas piala, kemudian dinginkan; f) Tambahkan 50 ml air suling dan didihkan beberapa menit, kemudian dinginkan; g) Masukkan ke dalam labu ukur 500 ml dan tepatkan dengan akuades sampai tanda garis dan kocok hingga homogen; h) Saring dengan kertas saring Whatman No.40; i) Tampung filtrat di dalam Erlenmeyer. 6.1.4.2. P 2 O 5 larut dalam asam sitrat 2 % : a) Timbang teliti 1 gram contoh halus (lolos US Mesh 80), masukkan kedalam labu ukur 250 ml, tambahkan 150 ml larutan asam sitrat 2 % pada suhu 30 C, kocok selama 1 jam pada (30 sampai dengan 40) rpm dan suhu dijaga 30 C, dinginkan pada suhu ruang; b) Kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda batas, segera saring menggunakan kertas saring kering. 6.1.4.3. P 2 O 5 larut dalam air : a) Timbang 1 g contoh yang sudah dihaluskan (lolos US Mesh 80), masukkan ke dalam labu ukur 500 ml melalui corong yang sudah dilengkapi kertas saring,, cuci dengan akuades sedikit demi sedikit sampai volume 250 ml, pencucian dilakukan dalam waktu 1 jam, jika filtrat keruh tambahkan 1 sampai dengan 2 ml HNO 3 p.a; 3 dari 9

b) Kemudian encerkan dengan akuades hingga tanda batas. 6.1.5. Cara kerja 6.1.5.1. P 2 O 5 total a) Pipet masing-masing 5 ml larutan contoh (mengandung 2 sampai dengan 3.5 mg P 2 O 5 ) dan blangko, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml; b) Tambahkan 45 ml akuades dan biarkan 5 menit; c) Tambahkan 20 ml larutan campuran molibdovanadat dan tepatkan sampai tanda garis; d) Kocok dan biarkan selama 10 menit; e) Baca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm; f) Buat kurva standar setiap kali melakukan pengujian contoh; g) Hitung koefisien koreksi kurva standar (minimal = 0,995 ); h) Lakukan pengerjaan minimal duplo. 6.1.5.2. P 2 O 5 larut asam sitrat 2 % a) Pipet larutan contoh (0,5 mg sampai dengan 3,5 mg sebagai P atau 1 mg sampai dengan 8 mg sebagai P 2 O 5 ) dan kurang dari jumlah setara 17 ml larutan asam sitrat 2 %; b) Masukkan kedalam labu ukur 100 ml, tambahkan 4 ml HNO 3 (1:1), tambahkan suplemen asam sitrat hingga setara dengan 17 ml larutan asam sitrat 2 % dan didihkan; c) Setelah dingin, encerkan dengan akuades secukupnya, tambahkan 20 ml pereaksi pengembang warna (amonium molibdovanadat), encerkan dengan akuades hingga tanda, kocok hingga homogen dan biarkan selama 30 menit; d) Pipet 10 ml masing-masing larutan standar, buat deret standar dengan interval 0,5 mg sebagai P atau 1 mg sebagai P 2 O 5 ( penggunaan larutan standar harus mempunyai absorbansi dibawah dan diatas contoh atau direkomendasikan absorbansi antara 0,1 sampai dengan 0,7). Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan lakukan pengerjaan seperti pada contoh; e) Baca absorbansi dengan Spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm. Buat kurva standar dan tentukan kadar P atau P 2 O 5 ; f) Buat kurva standar setiap kali melakukan pengujian contoh; g) Hitung koofisien koreksi kurva standar (minimal = 0,995); h) Lakukan pengerjaan minimal duplo; i) Lakukan pengecekan akurasi analis dengan frekuensi tertentu (% perolehan kembali 95 % sampai dengan 105 %); 6.1.5.3. P 2 O 5 larut air : Cara kerja P 2 O 5 larut air sama dengan cara kerja P 2 O 5 total 4 dari 9

6.1.5.4. Perhitungan Kadar P 2 O 5 total, larut asam sitrat 2 % dan P 2 O 5 larut dalam air, (adbk) % = dengan : C adalah fosfor atau P 2 O 5 dari pembacaan kurva standar, mg P adalah pengenceran W adalah bobot contoh, mg KA adalah kadar air 6.2. Kadar belerang sebagai S Cara uji sesuai dengan AOAC International 18 Edition, USA, 2005, butir 2.6.28-(a) 6.2.1. Prinsip Senyawa belerang dalam contoh dilarutkan dalam asam, kemudian diendapkan dengan larutan barium klorida sebagai barium sulfat dan ditentukan secara gravimetri. 6.2.2. Peralatan Neraca analitis Gelas piala 400 ml Pengaduk gelas Corong dengan diameter 7 cm Cawan gooch Lemari pengering (oven) suhu 250 o C Glass fiber paper Pemanas 6.2.3. Pereaksi 6.2.3.1. Asam klorida, HCl p. a. 6.2.3.2. Barium klorida, BaCl 2.2H 2 O 10 % Larutkan 100 gram BaCl 2 2H 2 O dengan akuades dalam labu ukur 1000 ml, kemudian tepatkan dengan akuades sampai tandabatas. 6.2.4. Cara kerja a) Timbang teliti 1 sampai dengan 2 g contoh (yang mengandung 100 sampai dengan 150 mg S) yang sudah halus (lolos US Mesh 80) kemudian masukkan ke dalam gelas piala 400 ml, tambahkan 200 ml akuades dan 15 ml HCl selanjutnya didihkan, biarkan mendidih selama 10 menit; b) Saring dengan cawan gooch yang diberi glass fiber paper, cuci dengan air panas. Pindahkan saringan kembali ke dalam gelas piala semula; c) Panaskan sampai hampir mendidih tambahkan pelan-pelan sambil diaduk 15 ml BaCl 2 10 %. Panaskan tetapi tidak sampai mendidih selama 1 jam dan biarkan semalam (± 12 jam) pada temperatur ruang; 5 dari 9

d) Saring dengan cawan gooch yang diberi glass fiber paper, sudah dipanaskan 250 C, dinginkan dan ditimbang berat kosongnya (A); e) Cuci dengan air panas 10 kali, keringkan pada 250 C, dinginkan dalam desikator kemudian ditimbang (B); 6.2.5. Perhitungan Kadar Belerang sebagai S, (adbk) % = dengan : A adalah berat cawan kosong, gram B adalah berat cawan dan endapan BaSO 4, g W adalah bobot contoh, mg 0.1374 adalah faktor kimia S terhadap BaSO 4 KA adalah kadar air 6.3. Kadar asam bebas sebagai H 3 PO 4 6.3.1. Prinsip Asam bebas dalam contoh dilarutkan dengan aseton, kemudian diencerkan 1:1 dengan akuades dan dititar dengan natrium hidroksida. 6.3.2. Peralatan Neraca analitis Lumpang porselin untuk menghaluskan contoh Ayakan mesh 40 Erlenmeyer tutup asah 250 ml Pengaduk magnit Pipet gondok 50 ml, 100 ml Corong buret 50 ml Kertas saring Whatman 40 Erlenmeyer 250 ml 6.3.3. Pereaksi - Aseton 99.5 % p.a - NaOH ( Natrium hidroksida) 0.25 N Larutkan 10 g natrium hidroksida p.a tambah 1 liter dengan akuades, aduk sampai homogen. Larutan natrium hidroksida distandardisasi dengan asam oksalat, dititar menggunakan indicator fenolftalein. - Indikator fenolftalein (PP) 1 %. 6.3.4. Cara kerja a) Timbang teliti (3 sampai dengan 5) g contoh yang telah dihaluskan (lolos US Mesh 80) ke dalam erlenmeyer tutup asah yang kering; b) Tambahkan 100 ml tepat aseton p.a, kemudian diaduk selama 30 menit menggunakan pengaduk magnet; 6 dari 9

c) Saring segera dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam tempat yang kering, hindari kemungkinan penguapan; d) Pipet 50 ml masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml yang kering (hindari kemungkinan penguapan); e) Tambahkan 50 ml akuades dan 3 tetes sampai dengan 4 tetes indikator fenolfhtalein; f) Titar dengan NaOH 0.25 N sampai titik akhir. Catat volume titran. 6.3.5. Perhitungan Kadar Asam Bebas sebagai H 3 PO 4, (adbk) % = dengan : V adalah volume NaOH yang dipakai untuk titrasi, dinyatakan dalam ml; N adalah normalitas NaOH 0,25 N; P adalah pengenceran; W adalah berat contoh, dinyatakan dalam mg; KA adalah kadar air, %. 49 adalah berat setara (Berat Molekul H 3 PO 4 dibagi valensinya) 6.4. Kadar air 6.4.1. Prinsip Kandungan air ditetapkan dengan pengeringan contoh pada 100 ± 1 C. Pengurangan berat pada pemanasan dihitung sebagai kadar air. 6.4.2. Peralatan Neraca analitis Botol timbang Pemanas listrik (Oven) 100 ± 1 C. Desikator Ayakan US Mesh 80 6.4.3. Pereaksi 6.4.4. Cara kerja a) Contoh ditumbuk sampai lolos ayakan US Mesh 80; b) Timbang teliti 2 g contoh kedalam botol timbang yang sudah diketahui beratnya; c) Keringkan pada 100 ± 1 C selama 5 jam, kemudian dinginkan dalam desikator dan selanjutnya di timbang. 6.4.5. Perhitungan Kadar air, % = dengan : W1 adalah pengurangan bobot sesudah pengeringan, g W2 adalah bobot contoh, g 7 dari 9

7 Syarat lulus uji Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi persyaratan mutu pada pasal 4 dalam mutu standar ini. 8 Syarat penandaan Pada setiap kemasan harus dicantumkan label, dibuat dalam bahasa Indonesia, sekurangkurangnya mencantumkan : a) Nama produk b) Nama dagang c) Kadar P 2 O 5 d) Isi dan berat bersih e) Lambang/logo f) Nama dan alamat produsen atau importir g) Tulisan jangan digancu. 9 Pengemasan Produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, kuat, tidak mempengaruhi isi dan aman selama transportasi dan penyimpanan. 8 dari 9

Bibliografi Sampling and analysis solid fertilizer, 2 nd edition, 1968, National Plant Food Institute 9 dari 9