BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Setelah mengevaluasi perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21 dan pasal 26, simpulan yang diambil adalah sebagai berikut: 1 Pegawai Tetap Setelah dilakukan evaluasi, Penulis menemukan beberapa penyebab perbedaanperbedaan hasil PPh pasal 21 yang terutang. Penyebab perbedaan-perbedaan adalah sebagai berikut: A. Gaji Pokok Pegawai Tetap Untuk gaji pegawai tetap terdapat perbedaan antara jumlah gaji pokok yang dicatat di daftar gaji pegawai dengan yang tertera di bukti pemotongan 1721-A2. Jumlah gaji pokok yang dicatat di bukti potong akan mempengaruhi tunjangan istri dan tunjangan anak yang diperoleh yang akan mempengaruhi jumlah penghasilan bruto. Jumlah penghasilan bruto akan mempengaruhi nilai pada biaya jabatan. Jumlah gaji pokok dan tunjangan keluarga (istri/suami dan anak) akan mempengaruhi nilai pada iuran pensiun. B. Bonus Pada bulan Juli di setiap tahunnya semua pegawai tetap LPP TVRI akan mendapatkan bonus. Jumlah Bonus yang diberikan sesuai dengan gaji pokok dan tunjangan keluarga 114
yang diberikan perbulan. Kesalahan LPP TVRI adalah menghitung PPh pasal 21 atas bonus digabung menjadi satu dengan PPh pasal 21 atas gaji. C. Penghasilan Tidak Kena Pajak. Pegawai tetap di LPP TVRI di bagian kepegawaian tidak melakukan pembaharuan data pegawai sehingga terdapat status PTKP pegawai yang sudah berubah antara yang dicatat di bukti potong 1721-A2 dengan yang seharusnya. Kesalahan yang terdapat di Penghasilan Tidak Kena Pajak akan mempengaruhi jumlah Penghasilan Kena Pajak walaupun kesalahan Penghasilan Kena Pajak tidak akan mempengaruhi tarif yang akan dikenakan. Selain itu, LPP TVRI menghitung PTKP bagi karyawati yang sudah menikah dan suami mempunyai penghasilan disamakan dengan karyawati yang belum menikah. 2. Peserta Kegiatan LPP TVRI mengenakan tarif PPh pasal 21 untuk peserta kegiatan sudah sesuai dengan sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 jo. PER-57/PJ/2009 tetapi terdapat kesalahan karena salah menghitung dan tidak dilakukan pembulatan. 3. Bukan Pegawai yang Tidak Bersifat Berkesinambungan Untuk tarif bukan pegawai yang tidak bersifat berkesinambungan pada tahun 2010 dan 2011 sudah benar. Untuk tahun 2009, LPP TVRI masih menggunakan tarif yang diatur di PER-31/PJ/2009 bukan tarif yang sesuai dengan PER-57/PJ/2009. Penulis juga mengambil kesimpulan bahwa bukan pegawai yang tidak bersifat berkesinambungan yang tercatat tidak mempunyai NPWP sebenarnya mempunyai NPWP. 115
4. Honorium atau Imbalan Lainnya yang Ditanggung Pemerintah Untuk tahun pajak 2009 perhitungan PPh pasal 21 LPP TVRI sudah sesuai dengan PP Nomor 45 Tahun 1994 tetapi tetap terdapat kesalahan karena kesalahan dalam menghitung dan tidak PPh pasal 21 terutang tidak dibulatkan kebawah. Untuk tahun pajak 2010 dan 2011 perhitungan PPh pasal 21 LPP TVRI sudah sesuai dengan PP Nomor 80 Tahun 2010. Kesalahan yang ditemukan masih sama dengan tahun pajak 2009 yaitu kesalahan dalam menghitung dan tidak dibulatkan kebawah. Selain itu, karena kesalahan penulisan golongan PNS tersebut yang seharusnya golongan IV dicatat III. 5. PPh Pasal 26 Tarif yang dikenakan LPP TVRI terhadap Thomson Reuters sudah benar karena penghasilan yang diberikan kepada Thomson Reuters yaitu menyewa satelit termasuk harta tak bergerak dan Thomson Reuters sudah melakukan persyaratan agar dikenakan sesuai dengan tarif Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yaitu dengan menunjukkan Surat Keterangan Domisili (SKD). V.2 Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, penulis ingin memberikan saran agar pelaksanaan perhitungan Pajak Penghasilan pasal 21 dan pasal 26 dapat dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berikut ini adalah saran-saran yang ingin diberikan: 116
1. Pegawai Tetap Untuk menyikapi masalah kesalahan gaji pokok pada pegawai tetap seharusnya LPP TVRI lebih teliti kembali dalam penulisan junlah gaji pokok selama setahun. Untuk masalah bonus seharusnya LPP TVRI memisahkan PPh pasal 21 atas bonus dengan PPh pasal 21 atas gaji. Untuk masalah PTKP dan PTKP karyawati seharusnya pegawai di bagian kepegawaian melakukan pembaharuan data pegawai setiap tahunnya. Dan untuk masalah tarif PNS seharusnya LPP TVRI lebih meng-update peraturan-peraturan sesuai dengan yang berlaku 2. Peserta Kegiatan Untuk menyikapi masalah di peserta kegiatan LPP TVRI hanya harus lebih teliti dalam menghitung PPh pasal 21 dan harus dibulatkan ke bawah. 3. Bukan Pegawai yang Tidak Bersifat Berkesinambungan Kesalahan penggenaan tarif hanya terjadi di tahun 2009 disebabkan PER-57/PJ/2009 mulai berlaku pada masa pajak Desember 2009 tetapi di tahun 2010 dan 2011 tarif yang dikenakan sudah benar. Sebenarnya masalah terjadi karena pegawai LPP TVRI tidak sempat mencatat NPWP dari WP bukan pegawai yang tidak bersifat berkesinambungan. Seharusnya apabila seorang WP mempunyai NPWP maka ia wajib memberikan nomor NPWP atau pihak yang memberikan penghasilan wajib meminta nomor NPWP dari WP tersebut. 117
4. Honorium atau Imbalan Lainnya yang Ditanggung Pemerintah Kesalahan hanya terjadi karena kesalahan dalam menghitung. Pegawai di bagian pajak tersebut harus lebih teliti kembali. 5. Pajak Penghasilan Pasal 26 Dalam Pajak Penghasilan pasal 26, LPP TVRI sudah mengenakan tarif sesuai dengan peraturan yang berlaku. LPP TVRI menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi isinya tidak benar dan menimbulkan kerugian pada pendapatan negara tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut baru pertama kali dilakukan LPP TVRI dan LPP TVRI wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak terutang berserta sanksi adminitrasi berupa kenaikan 200% dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. 118